koper dan ransel sudah masuk di bagasi mobil. zoya juga sudah masuk kemobil tinggal sania, santi dan abbas yang masih diluar karena berdebat tentang jatah bulanan sania dan zoya. zoya tidak peduli berapapun jatah bulanan yang akan abbas tetapkan toh juga dia tidak akan menggunakannya karena semua itu hak hani menurutnya.
"gak bisa pa! pokoknya jatah sania gak boleh kurang dari lima juta!!" kekeh santi
"papa gak akan ubah keputusan!! keputusan papa sudah bulat ma! sania maupun hani tetap akan dapat satu juta perbulan!! itu pun sudah kebanyakan seharusnya papa kasih lima ratus ribu! ma.. sania dan hani itu mau mondok bukan mau shoping! jika mama masih kekeh maka papa akan turunin jatah sania sendiri jadi lima ratus ribu!!" bentak abbas yang sudah tak sabar menghadapi istrinya itu
"mama tetep gak setuju! sania harus dapet jatah lima juta!! satu juta gak cukup! buat sehari aja itu udah gak cukup pa!! gimana kalau nanti sania kelaparan? papa mau liat sania kelaparan??" kata santi yang masih kekeh
"sania gak akan kelaparan!! dan lagi di pesantren itu memang di latih untuk menjadi sederhana! di sana gak ada anak kaya atau miskin semuanya sama! mereka harus merasakan susah dan senang.. di pesantren juga tidak ada yang boleh manja! papa gak mau sania jadi manja karena papa juga sayang sama sania!! sudah lah! papa sudah capek dengerin celotehan mama dari pagi!!" kata abbas sambil meninggalkan santi dan sania masuk mobil.
santi begitu kesal karena abbas yang tidak mau keputusannya di ganggu gugat. sania hanya diam merenungi betapa miskinnya dia jika sudah masuk pesantren, manalagi dia tidak akan bisa pakai baju baju seksi kesayangan nya. sania rasanya sangat ingin menolak untuk masuk pesantren tapi jika dia menolak dia mungkin akan kehilangan perhatian dari abbas sedang kan abbas adalah mesin ATM baginya.
santi dan sania memasuki mobil dengan penuh kekesalan. saat membuka pintu depan ternyata zoya yang duduk di sana, sania tambah kesal karena posisi nya di gantikan zoya. santi juga sama kesalnya seharusnya dia yang duduk di dekat suaminya itu tapi ternyata zoya sudah bersarang di sana. dengan kekesalan yang berlipat ganda mereka masuk dan duduk di belakang. zoya dalam hati sudah tertawa melihat wajah masam mereka.
zoya mengotak atik ponselnya, abbas mengira zoya sedang memuaskan diri karena jika sudah masuk pesantren dia tidak akan menyentuh benda pipih itu lagi. padahal sebenarnya zoya tidak peduli akan hal itu dia sedang mengucapkan selamat tinggal pada diky yang akan terbang ke Singapura siang ini
zoya:
*kak, jangan sampai ada orang lain yang tau jika aku masih hidup. ini bukan saatnya untuk mereka tau.. dan untuk gino biarkan dia berbuat semaunya dan jangan berhenti mengabarinya setidaknya dia percaya jika kamu ada di pihaknya. satu lagi.. jangan katakan apapun pada lance. dia tau kakak adalah orang kepercayaan ku sebelumnya. tolong awasi lance untuk ku ya.. ah.. sampai lupa.. hani dan nenek harus sampai ke Indonesia tanpa lecet sedikitpun anggap saja aku meminta tolong padamu kak*
ketik zoya di sana dan mengirimnya pada diky tak butuh waktu lama diky langsung membalasnya
diky:
*tentu! akan ku kirim mereka berdua tanpa lecet sedikitpun dan aku juga tidak akan berhenti memberi kabar pada mu*
zoya:
*jangan mengirim sesuatu jika aku tidak lebih dulu mencari mu, aku tidak akan membawa ponsel. ini perpisahan untukmu kak sampai jumpa*
zoya kemudian mematikan ponselnya. sebelum nya zoya sudah membuat pin untuk mengunci layar ponselnya dan menyembunyikan notifikasi agar jika santi atau abbas kepo dengan ponselnya mereka tidak akan bisa membukanya. zoya kemudian teringat dengan hani juga, dia kembali membuka ponselnya dan menulis sedikit pesan untuk hani
zoya:
*hani aku sudah berangkat. diky akan terbang siang ini, jangan terlalu menonjol saat pergi nanti. karena alasanmu adalah untuk berlibur, agar tak seorangpun curiga. karena aku tau bahkan di sekitarmu ada banyak orang-orang gino yang berkeliaran tanpa kamu sadari. mereka mungkin sudah tau tentangmu yang menolongku jadi mereka sudah mengawasi mu sejak lama, aku percaya dengan kemampuan gino. dan aku percaya dengan kemampuan akting mu. semoga berhasil.. ini pesan terakhirku jadi jangan membalasnya*
setelah itu zoya benar-benar mematikan ponselnya dan memberikannya pada abbas yang sedang menyetir. abbas mengambilnya dengan wajah bingung
'sudah selesai? apa hani gak terlalu peduli dengan HP nya? biasanya anak-anak lain akan enggan berpisah dengan ponselnya tapi putriku ini.. ah.. rasanya ada yang berbeda, entah kenapa hati ku sedikit meragukan hani sebagai putriku.. mungkin karena dia telah berubah banyak.. ' batin abbas sambil menyimpan ponsel zoya. sedangkan sania di belakang sedang berkutik dengan HP nya enggan untuk berpaling sedikitpun. sania tak hentinya membuat story tentang sedihnya dirinya karena kepergiannya ke pesantren hari ini.
sampai di pesantren, mereka di sambut oleh para senior yang bertugas sebagai panitia penerima tamu dan santri baru di gerbang. dengan senyum ramah dan sopan membuat mereka yang di sambut merasa senang dan segan untuk masuk. zoya memperhatikan mereka dengan mata yang tak pernah berkedip dalam hati zoya mengagumi mereka, rasanya zoya begitu iri dengan mereka.
santi dan abbas di arahkan masuk ke ruang tamu orang tua santri baru, sedangkan zoya dan sania langsung masuk kedalam Pondok mereka di arahkan ke kamar masing-masing. kamarnya cukup luas dan besar, zoya cukup tenang dengan itu setidaknya zoya tidak bersama sania jadi dia lebih leluasa tanpa ada pengganggu yang akan menguji kesabarannya.
"dek, kamarnya disini ya.. kalau butuh sesuatu bilang sama temannya yang udah lama mondok disini dan jangan sungkan untuk berteman ya.. jangan malu dan jangan sedih di tinggal orang tuanya juga.. disini kita semua sama jangan berantem juga ya.. kalian harus patuh berteman dan tidak boleh saling membenci. kalau ada yang melanggar di ingatkan dan kalau gak mau di ingatkan langsung laporkan pada mudabbirahnya atau sama ustazah nya ya.. sekarang rapikan baju-baju kalian nanti akan ada arahan dari ummi untuk kalian" kata seorang santri wati yang menjadi pembimbing mereka saat ini
"baik kak.. " serempak mereka kecuali zoya yang tidak tau apa-apa dan tidak tau harus menjawab apa. mereka semua kemudian masuk dan mencari lemari masing-masing. di sana sudah terpampang nama mereka jadi mereka tidak perlu berebut lemari. zoya memasukkan baju-bajunya, peralatan mandi, Lotion, buku serta sepatunya dengan rapi tak lupa juga beberapa jajanan yang abbas siapkan untuk nya entah sejak kapan.
"hanifa miftahul jannah.. namanya bagus, mau kenalan sama aku gak" kata seseorang tiba-tiba duduk di samping zoya
"ah.. oh.. i.. iya.. tentu. tapi kamu sudah tau nama ku" kata zoya gelagapan karena ini baru pertama kali baginya di ajak bicara orang asing dengan begitu ramah selain hani yang lebih dulu tentunya
"hehe.. aku baca namamu di pintu lemari, nama ku alya firdaus. salam kenal ya.. " katanya dengan tersenyum manis sambil menyodorkan tangannya
"iya tentu. panggil aku hani" kata zoya dengan tersenyum manis juga
"baju kamu banyak juga.. aku paling bawa gamis cuma tiga terus baju atasan dua dan rok juga dua. aku mah gak mau ribet" celetuk alya melihat baju-baju zoya tertata rapi memenuhi dua lorong lemarinya
"haha.. aku juga awalnya gak mau bawa banyak-banyak tapi papaku maksa.. " kata zoya dengan canggung
"itu bagus! tapi aku orangnya males nyuci jadi aku bawa bajunya sedikit hehe.. " kata alya dengan cengengesan. zoya sudah tak bisa berkata apapun lagi. sungguh orang didepannya ini benar-benar konyol di matanya.
🌹🌹🌹🌹
Hai guys.... 👋👋
jangan lupa tinggalkan like dan komentar ya.. supaya author rajin up dan nulisnya~
semoga suka dan SALAM HANGAT DARI AUTHOR ☺☺🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Er Ropah
semangt thor......
2023-07-04
2