malam itu, zoya yang sedang berbaring santai dikamar dengan mengotak atik hpnya tiba-tiba kedatangan abbas yang masuk tanpa mengetuk pintu. zoya sangat kesal tapi saat ini harus menjaga citranya di depan abbas. zoya terpaksa tersenyum manis untuk menyambut abbas yang sudah duduk di tempat tidur zoya.
"nak.. papa mau ngomong sama kamu" kata abbas sambil dengan mengelus kepala zoya
"papa mau ngomong apa? katakan saja" kata zoya masih dengan senyum terpaksa nya
"kamu.. papa mau kamu dan sania masuk ke pesantren, waktu itu tidak sempat bicara sama kamu, karena kamu keburu pergi ke Singapur, jadi papa akan memasukkan kalian ke pesantren minggu depan. kamu sudah siap kan nak?" tanya abbas pada zoya
'pe.. pesantren? apa pesantren juga sebuah tempat latihan?' batin zoya yang menerka-nerka
"ya.. tentu. zoya akan menuruti permintaan papa" kata zoya
"zoya?" tanya abbas yang bingung karena zoya bukan menyebut hani tapi zoya, nama nya sendiri. sontak zoya panik karena kecerobohannya yang tidak di sengaja
"pa.. hani di singapur sering di panggil zoya karena hani mengganti nama sebagai zoya di sana. jadi.. hani terbiasa,, maaf pa.." kata zoya yang memasang wajah polos yang penuh kejujuran. tentu saja abbas percaya, akting zoya memang perlu dua jempol saat ini.
"kamu kenapa gak bilang sama papa kalau kamu di sana di panggil zoya.. ya sudahlah.. tapi kamu jangan mengganti nama lagi ya.. nama kamu saat ini itu pemberian dari almarhum mama kamu" kata abbas yang tak merasa curiga sedikitpun
'untunglah dia tidak secerdas itu dan mudah di tipu ah.. hampir saja' batin zoya lega
"ya sudah.. papa keluar dulu kamu istirahat ya nak.. " kata abbas lalu keluar dari kamar zoya. zoya yang melihat abbas keluar kamar segera menghampiri pintu untuk melihat apakah abbas benar-benar pergi atau tidak. sepertinya abbas memang sangat mudah di bodohi pantas saja santi sangat mudah menekan dirinya.
zoya menutup pintu dan menguncinya zoya kemudian kembali ketempat tidur nya dan menelfon hani untuk memberi tau dan sekaligus bertanya tentang pesantren. zoya tak pernah tau tentang apa itu pesantren yang dia tau hanya bar, markas, pasar gelap dan semua hal yang bersangkutan dengan dunia bawah. hani menerima telfon dari zoya tapi tidak menyapa karena sengaja ingin zoya yang pertama mengucap salam. hani melakukannya supaya zoya terbiasa dan berubah menjadi lebih baik lalu meninggalkan dunia gelapnya saat ini. zoya peka dengan diamnya hani yang tak biasa, akhirnya mau tidak mau dirinya juga yang mengalah entah sejak kapan zoya begitu penurut seperti seorang bawahan pada atasannya dan itupun hanya pada hani sang counternya.
"hm assalamu'alaikum ha.. indah" kata zoya dengan ramah tapi masih dengan wajah datarnya
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh.. " jawab antusias hani karena zoya mengucap salam sesuai dengan keinginannya
"pesantren itu apa? apa seperti tempat latihan? apa disana juga ada pistol? atau.. mungkin yang lebih bagus dari itu?" tanya zoya to the point. hani hampir saja tertawa terbahak karena pertanyaan zoya yang jauh meleset
"zoya.. disana kamu akan belajar mengaji al-quran, belajar tentang agama dan masih banyak hal lagi.. sayang banget padahal aku juga pengen masuk pesantren tapi takut banget pulang" kata hani yang tiba-tiba mengeluh
"kalau begitu kamu saja yang menggantikan ku" kata zoya yang membuat hani cengengesan tak jelas
"haha.. kamu kan udah di sana jadi aku, lagian kalau aku balik sekarang yang ada aku makin dibully sama mereka.. " kata hani di seberang telfon
"minggu depan aku dan saudara tirimu akan masuk pesantren" cerita zoya mengabaikan Kata-kata hani
"bagus deh kalau gitu.. semangat ya.. semoga kamu mendapat hidayah dari Allah... mm.. zo, aku harus istirahat nih besok pagi aku ada kerjaan. assalamu'alaikum Hanifa.. " kata hani yang kemudian mematikan telfonnya
"wa'alaikumussalam" jawab zoya setelah telfon terputus
.
.
.
paginya saat zoya kembali dari lari paginya abbas mengajak nya untuk berbelanja keperluan nya saat masuk pesantren nanti. tentu santi dan sania tak boleh tertinggal. zoya membersihkan diri lalu sedikit berdandan entah kenapa hari ini dirinya ingin terlihat lebih baik meski tidak menggunakan makeup tapi penampilannya terlihat sempurna di tambah bibir merah alami zoya yang sangat cantik menambah keindahannya. zoya keluar setelah rapi, zoya yang melihat sania menggunakan baju seksi seperti biasanya merasa sedikit heran. sania juga bukannya dia juga sama akan masuk ke pesantren? bukankah di pesantren belajar tentang agama? tapi sepertinya abbas tidak terlalu peduli akan hal itu dia terlihat lebih fokus pada dirinya yang di anggap sebagai hani.
'mungkin dia benar-benar berubah untuk putrinya' batin zoya.
sebelum ke mall, abbas mengajak mereka ke kantor terlebih dahulu karena ada meeting dengan klien penting. santi dan sania tak ingin ikut masuk ke kantor mereka lebih memilih untuk shoping meninggalkan abbas dan zoya, entah kemana mereka pergi berfoya-foya. zoya menunggu di ruangan abbas, sedikit bosan awalnya zoya ingin keluar tapi teringat dengan rekeningnya yang masih menyimpan sejumlah uangnya. zoya kemudian mengutak-atik komputer abbas meretas rekeningnya sendiri dan memindahkan semua uangnya ke rekening yang baru kemarin dia buat. zoya tak ingin berlama-lama di depan komputer karena takut abbas tiba-tiba datang dan memergokinya. setelah mencari sedikit informasi dengan meretas nomor lance zoya segera menghapus jejak membuat pertahanan anti virus di komputer abbas.
sudah setengah jam dan abbas Belum kembali, akhirnya zoya keluar dari kantor. sebelumnya menitipkan beberapa kata untuk abbas pada salah satu bawahannya di sana. zoya masuk ke sebuah cafe yang tak jauh dari kantor, hanya beberapa langkah dan berada di seberang jalan. di sana zoya membaca informasi yang didapatnya sebelumnya melalui hpnya. saat sedang fokus dengan HP nya zoya kedatangan tamu tak di undang yang tiba-tiba nyelonong duduk didepannya.
"khm.. boleh aku duduk?" tanya nya yang membuat fokus zoya hancur dan mendongakkan kepalanya dengan kesal melihat siapa yang begitu berani mengganggu nya
"tidak! untuk apa bertanya jika pantatmu sudah nempel di kursi" kata zoya dengan wajah datar menyembunyikan kekesalannya
"eh.. gak boleh ngomong gitu loh.. kamu itu perempuan jadi harus sopan ngomongnya" kata orang itu yang malah menceramahi zoya. zoya tak peduli padanya dan melanjutkan fokus pada benda pipih di tangannya
"astaga.. kamu di ajak ngomong malah diem aja.. kenalin aku dimas, Dimas Anggara" kata nya sambil menyodorkan tangannya. zoya tetap tak peduli padanya dimas merasa sangat canggung di kacangin zoya
"kamu kok ada respon? kaget kek.. atau apa? hah.. jangan bilang om abbas gak ngasih tau kamu lagi.. ?" tanya dimas yang masih tak di anggap oleh zoya. dimas benar-benar kesal pada zoya yang hanya diam tanpa respon dimas merasa sedang bicara dengan bayangannya sendiri
"hah.. astaga.. aku dimas, orang yang di jodohkan denganmu, kamu hani kan anaknya om abbas?" kali ini zoya tidak bisa mengabaikan nya lagi. apa? orang yang di jodohkan dengan hani? ini luar biasa! zoya belum sempat mencari tau tapi dia sudah datang sendiri
"orang yang di jodohkan denganku? sebelumnya kita tidak pernah ketemu lalu kamu tau aku dari mana?" tanya zoya yang berusaha bersikap tenang
"aku melihatmu datang dengan om abbas, bareng kedua lampir meresahkan itu juga, tapi aku kira kamu sudah tau yang di jodohkan denganmu itu aku bukan om-om yang dipilih santi buat kamu" kata dimas sambil meraih jus yang zoya pesan sebelumnya
"om om? kenapa aku juga tidak tau?" tanya zoya sambil merebut jus di tangan dimas yang hampir saja di sedotnya
"ya jelas lah.. perjodohan kita di rahasiakan, hanya aku kamu papa dan om abbas yang tau" jawab dimas yang tak mau menyerah dan merebut kembali jus itu dari tangan zoya dan segera meminumnya.
🌹🌹🌹🌹
Hai guys... 👋👋
maaf ya kalau masih ada yang typo.. jangan lupa tinggalkan like dan komentar untuk author agar author lebih semangat nulis dan upnya ya.. 😊😊
semoga suka dan SALAM HANGAT DARI AUTHOR😊😊🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Er Ropah
lnjut.....
2023-07-03
2