membeli rumah

sudah hari sabtu, dan besok zoya dan sania akan berangkat mondok. zoya sedang sibuk memilih baju yang akan di bawa besok, entah kenapa dirinya begitu semangat untuk besok padahal dirinya tidak mengerti apapun tentang pesantren hanya saja batin nya mendorong nya untuk bersemangat.

"apa tidak akan terlalu gerah kalau aku bawa baju seberat ini? om abbas apa tidak berfikir aku akan keberatan? ah.. sudahlah bawa saja, jika tidak nyaman tidak usah dipakai" komat kamit zoya sambil memasukkan abaya itu ke kopernya

"ini apa lagi? sekecil ini untuk apa? di pakai di mana? ini untuk pinggang? atau mungkin BH kecil, om abbas tidak sopan!!" komat Kamit nya lagi sambil memasukkan ciput yang di pikirnya bh itu. tidak lupa zoya memasuk kan sepatu juga yang sudah abbas belikan sebelumnya.

"kopernya penuh. Buku-buku ini mau di taruh di mana? aah.. rasanya bahagia sekali hidup normal.. andai lebih dulu aku berhianat mungkin kenikmatan ini sudah ku rasakan lebih lama.. tapi ini bukan akhir karena gino lambat laun juga akan tau keberadaan ku! tidak terburu tapi cukup hawatir dengan hani dan nenek di sana.. apa aku harus membawanya pulang ke indonesia?" gumamnya dengan memasuk kan Buku-buku itu ke dalam tas ranselnya tanpa di sadarinya karena sibuk dengan pikirannya sendiri.

"mungkin begitu lebih aman.. diky.. dia bisa mengurus hal ini.. tungu! astaga!! aku lupa belum membeli rumah.. masih ada waktu sebelum besok seharusnya masih sempat.. " zoya kemudian menaruh koper dan ransel nya di samping lemari, zoya meraih hpnya dan kemudian keluar untuk menemui diky

"pa.. z.. hani izin keluar sebentar ya.. hani mau Jalan-jalan. perpisahan dengan jalan dan aspal, besok hani gak bisa lihat mereka lagi.. assalamu'alaikum pa... " kata zoya berjalan melewati abbas yang sedang ngopi santai di depan rumah tanpa bersalaman. abbas tercengang dengan ucapan zoya sejak kapan dia berteman dengan jalan dan aspal? apa putrinya itu sudah gila? pikirnya sampai kopi yang sempat ingin di seruput di lupakan nya.

kini diky dan zoya berada coffee shop. tempat janjian mereka zoya meminta diky membantunya untuk mencari rumah. rumah itu akan menjadi rumah pribadi miliknya dan akan di tinggali hani dan nenek sementara. meski zoya belum mengatakan apapun pada hani tapi sebelum itu dia akan menyiapkan tempat untuk mereka tinggal setelah sampai di Indonesia.

"tuan.. "

"zoya! mulai sekarang tidak ada tuan tidak ada bawahan!! diky aku sudah tobat jadi tolong kerjasamanya" potong zoya

"oh.. ya.. te.. tentu! zo.. ya! zoya.. rumah yang kamu cari aku sudah dapatkan, sesuai dengan yang kau inginkan tentunya. kamu bisa lihat kapan pun kamu mau" kata diky sambil memberikan ponselnya yang terpampang sebuah foto rumah besar dan indah

"aku menyukainya! bawa aku sekarang kesana. aku tidak punya waktu dilain hari" kata zoya sambil mengembalikan HP diky

"tentu"

mereka langsung menuju ke lokasi di mana rumah idaman zoya. mata zoya terbelalak melihat rumah indah itu, meski tak seindah dan sebesar mansion miliknya dan gino tapi baginya ini sangat indah entah kenapa hatinya terasa senang melihat bangunan didepannya. zoya dan diky kemudian masuk, dari dekorasi hingga keseluruhan nya semuanya yang seperti zoya inginkan. cukup puas dengan rumah dan jasa diky yang tidak sampai satu jam mencarinya.

"terimakasih.. " kata zoya dengan nada lembutnya. ini kali pertama diky mendengar kata itu keluar dari mulut zoya, sebelumnya zoya adalah orang paling dingin di antara yang lainnya, jarang bicara dan tak peduli dengan orang sekitar meski kadang dia begitu hangat hanya dengan sedikit perlakuannya. tapi kini tidak hanya kata "terimakasih" yang tak pernah ada dalam kamus nya sebelumnya, kini zoya juga bicara dengan nada lembut, dan tak pernah berhenti tersenyum. diky sangat takjub dan senang dengan perubahan zoya yang 180° itu. diky meski di latih juga menjadi seorang pembunuh sebelumnya oleh zoya namun hatinya yang lembut tak pernah mati. itu mengapa dia begitu bangga dengan perubahan zoya saat ini dan berharap perubahan itu tidak semetara.

"diky.. kamu lebih tua satu tahun di bandingkan dengan ku.. biar aku memanggilmu kakak. kak.. bantu aku untuk lakukan satu hal lagi" kata zoya masih dengan nada lembut yang tak sedikitpun ada aura dingin di matanya

"oh.. tentu.. kamu mau aku ngapain lagi.. ?" tanya diky yang memang tak terbiasa dengan sikap zoya saat ini, ada rasa canggung yang diky tak dapat tepis.

"nanti ku katakan, sekarang antar aku pulang dulu" kata zoya yang keluar dari rumah di ikuti diky dari belakang

'begini jauh lebih baik.. tuan meski kau memanggilku kakak.. aku juga tidak akan melupakan siapa diriku! aku akan tetap menjadi diky kepercayaan mu.. selamat tuan! selamat karena telah menemukan jalan untuk pulang! dan aku juga tidak akan mengamalkan ajaran burukmu! itu demi dirimu tuan.. akan ku pergunakan keahlian yang kau ajarkan pada jalan kebenaran!!' batin diky yang mengikuti zoya dari belakang.

.

.

.

"terimakasih kak! kamu yang terbaik!! sekarang biarkan sertifikat dan kunci rumah kamu yang pegang sampai seseorang datang menempatinya.. besok aku akan ke pesantren! jaga rumahku ya kak.. kamu juga tinggal lah di sana untuk sementara.. " kata zoya yang berbaring di tempat tidurnya. kini sudah waktunya tidur, zoya juga sudah selesai shalat isya'.

"zo.. kamu harus baik-baik ya di sana.. di sana bukan markas jadi kamu harus bersikap baik" kata diky dengan penuh perhatian

"Hei.. sudah bisa berperan jadi kakak? baguslah! mulai sekarang kita saudara!! kalu begitu uruslah kartu keluarga untuk kita" kata zoya dengan nada bercandanya

"aku tidak punya adik sepertimu! sudah sana tidur!!" kata diky membalas candaan zoya

"heh.. dasar payah"

tutt.. sambungan terputus sepihak sudah tentu itu zoya pelakunya. diseberang sana diky sudah menggeleng kepala melihat kelakuan zoya

"hah.. dari wajah es berubah jadi sinar mentari yang menghangatkan.. tuan, ku harap kau menjadi lebih baik dari sekarang!" gumam diky menatap ponselnya

kembali ke zoya..

tutt..

"assalamu'alaikum ha.. indah lestari.. " sapa zoya dengan semangat dan ceria

"wa'alaikumussalam.. maa syaa Allah.. ada apa nih ceria banget.. " sambut hani di balik telfon tak kalah cerianya

"sejak kamu mengajarkan ku beberapa hal menarik tentang kehidupan beberapa hari ini, rasanya cukup menyenangkan menjadi baik.. yah.. rasanya tidak buruk berbicara lembut pada orang lain tapi.. pipi ku mati rasa karena tak pernah berhenti tersenyum sejak kemarin" gerutu zoya pada hani

"aduh.. hani.. itu cuma latihan! nanti juga terbiasa.. oh ya.. untuk besok jangan lupa bismillah sebelum berangkat ya.. jangan lupa bismillah juga saat akan masuk gerbang! supaya setiap langkahmu yang memasuki pesantren berkahnya berlipat ganda" nasihat hani pada zoya

"hm.. ya! hani.. apa kamu masih takut untuk kembali?" tanya zoya yang tiba-tiba berubah topik

"ya.. zoya aku cukup takut untuk kembali" jawab hani dengan nada pelan

"tidak aman bagimu tetap tinggal di sana! aku gak bisa jamin tuanku.. bukan! gino.. dia tidak akan berbaik hati pada siapapun!! aku sudah punya rumah sendiri. kembalilah ke Indonesia dan tinggal di rumahku! aku ingin kamu kembali juga untuk masuk ke pesantren bersamaku.. aku tidak akan menggunakan uangmu! bukan tidak mau hanya saja itu hak mu dan kamu harus mengambil hak mu! aku akan menyuruh orang menjemputmu. dengan begitu kamu juga bisa melihat papamu dan melepaskan kerinduan mu" kata zoya panjang lebar

"tapi.. "

"hani!! pulanglah dengan nenek!! jangan hawatir kan hal lain, disini aku akan mengurus santi dan sania untukmu.. dan satu lagi kamu harus ingat tidak selamanya kita akan seperti ini karena bagaimanapun kamu gak akan bisa selalu bersembunyi. akan ada saatnya kamu berdiri dan berjuang untuk dirimu sendiri!" kata zoya meyakinkan hani

hani juga berfikir seperti itu, dia tidak mungkin akan terus bergantung pada orang lain. miliknya adalah miliknya dan itu tidak akan berubah. dan satu lagi masalahnya adalah miliknya sendiri tidak seharusnya orang lain yang menanggungnya. zoya benar tidak seharusnya dia diam dan menjadi lemah jika ingin menjadi kuat maka inilah saatnya.

"ya.. aku akan pulang zoya.. aku tidak akan bersembunyi lagi tapi aku akan tinggal dirumah mu sementara untuk menyiapkan mental ku yang masih butuh sedikit waktu" kata hani dengan yakin

"itu yang ingin aku dengar! ya sudah aku ngantuk assalamu'alaikum" tutt... zoya langsung memutuskan sambungan telfon nya dan mulai menyaman kan posisi tidurnya.

🌹🌹🌹🌹

Hai guys...... 👋👋

jangan lupa tinggalkan like dan komentar ya~

semoga suka dan SALAM HANGAT DARI AUTHOR☺🌹

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

wah..rumahnya bagus banget..

2024-04-26

2

lihat semua
Episodes
1 penghianatan zoya
2 penghianatan zoya 2
3 malaikat penyelamat
4 pulang kerumah Hani
5 bertukar cerita
6 rencana zoya
7 pulang ke indonesia
8 perubahan?
9 lari pagi
10 pertengkaran
11 jalan-jalan
12 minggu depan masuk pesantren?
13 dimas, calon suami hani
14 sesuatu yang mengejutkan
15 penyadap suara
16 pertengkaran lagi
17 membeli rumah
18 masuk pesantren
19 nyasar ke pondok putra
20 sindiran ummi dan ngambeknya alya
21 drama sarapan pagi
22 mau tidak ajari aku?
23 tes
24 kesialan Zoya
25 Queen MOS? dan.. apa aku punya saudara kembar??
26 apa yang terjadi padamu selama ini?
27 akan ku buktikan kamu bukan Hani!
28 perdebatan di perpustakaan
29 drama di perpus
30 malam tragedi 7 tahun yang lalu
31 kado dari ayah
32 Hampir saja!
33 sejak kapan aku ubah profesi menjadi hantu!
34 bertemu Dimas lagi
35 kakek
36 perintah Zoya
37 penyerangan Zoya
38 penyerangan Zoya 2
39 panggil aku tuan Z! . (perubahan Zoya di mata Lance)
40 kembali ke asrama
41 hukuman untuk Zoya
42 ketakutannya Sania
43 pijatan Alya
44 Nasihat Abah Yai
45 kedatangan gino dan willy
46 pertarungan
47 terkurung
48 perdebatan tiada henti Zoya dan Al
49 pertarungan lagi
50 di rumah sakit
51 serangan untuk Gino
52 ayah masih hidup?
53 hanya mimpi
54 kematian Gino dan ledakan
55 tanggung jawab Zoya
56 tahanan paling beruntung?
57 niat Alfaeza
58 hari menjenguk Zoya
59 awal baru untuk Lance dan Diky
60 sebuah kebenaran lainnya yang terungkap
61 sisi lain Zoya
62 kebencian Santi
63 kebencian Santi2
64 makam ayah
65 di sambut hukuman bersama Sania
66 puasa?
67 puasa
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 eps 81
82 eps 82
83 eps 83
84 eps 84
85 eps 85
86 eps 86
87 eps 87
88 eps 88
89 eps 89
90 eps 90
91 eps 91
92 eps 92
93 eps 93
94 eps 94
95 eps 95
96 eps 96
97 eps 97
98 eps 98
99 eps 99
100 eps 100
101 eps101
102 eps 102
103 eps 103
104 eps 104
105 eps 105
106 eps 106
107 eps 107
108 eps 108
109 eps 109
110 eps 110
111 eps 111
112 eps 112
113 eps 113
114 eps 114
115 eps 115
116 eps 116
117 eps 117
118 eps 118
Episodes

Updated 118 Episodes

1
penghianatan zoya
2
penghianatan zoya 2
3
malaikat penyelamat
4
pulang kerumah Hani
5
bertukar cerita
6
rencana zoya
7
pulang ke indonesia
8
perubahan?
9
lari pagi
10
pertengkaran
11
jalan-jalan
12
minggu depan masuk pesantren?
13
dimas, calon suami hani
14
sesuatu yang mengejutkan
15
penyadap suara
16
pertengkaran lagi
17
membeli rumah
18
masuk pesantren
19
nyasar ke pondok putra
20
sindiran ummi dan ngambeknya alya
21
drama sarapan pagi
22
mau tidak ajari aku?
23
tes
24
kesialan Zoya
25
Queen MOS? dan.. apa aku punya saudara kembar??
26
apa yang terjadi padamu selama ini?
27
akan ku buktikan kamu bukan Hani!
28
perdebatan di perpustakaan
29
drama di perpus
30
malam tragedi 7 tahun yang lalu
31
kado dari ayah
32
Hampir saja!
33
sejak kapan aku ubah profesi menjadi hantu!
34
bertemu Dimas lagi
35
kakek
36
perintah Zoya
37
penyerangan Zoya
38
penyerangan Zoya 2
39
panggil aku tuan Z! . (perubahan Zoya di mata Lance)
40
kembali ke asrama
41
hukuman untuk Zoya
42
ketakutannya Sania
43
pijatan Alya
44
Nasihat Abah Yai
45
kedatangan gino dan willy
46
pertarungan
47
terkurung
48
perdebatan tiada henti Zoya dan Al
49
pertarungan lagi
50
di rumah sakit
51
serangan untuk Gino
52
ayah masih hidup?
53
hanya mimpi
54
kematian Gino dan ledakan
55
tanggung jawab Zoya
56
tahanan paling beruntung?
57
niat Alfaeza
58
hari menjenguk Zoya
59
awal baru untuk Lance dan Diky
60
sebuah kebenaran lainnya yang terungkap
61
sisi lain Zoya
62
kebencian Santi
63
kebencian Santi2
64
makam ayah
65
di sambut hukuman bersama Sania
66
puasa?
67
puasa
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
eps 81
82
eps 82
83
eps 83
84
eps 84
85
eps 85
86
eps 86
87
eps 87
88
eps 88
89
eps 89
90
eps 90
91
eps 91
92
eps 92
93
eps 93
94
eps 94
95
eps 95
96
eps 96
97
eps 97
98
eps 98
99
eps 99
100
eps 100
101
eps101
102
eps 102
103
eps 103
104
eps 104
105
eps 105
106
eps 106
107
eps 107
108
eps 108
109
eps 109
110
eps 110
111
eps 111
112
eps 112
113
eps 113
114
eps 114
115
eps 115
116
eps 116
117
eps 117
118
eps 118

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!