"huftt... baru kali ini aku melihat orang bercanda tanpa ekspresi.. dasar beruang kutub!" gerutu hani, untung zoya tidak mendengarnya karena zoya sudah masuk duluan.
siang itu, zoya tak sengaja mendengar hani berbicara dengan seseorang di balik telfon. suara hani seperti menahan emosi dan sedikit takut
"tapi aku gak mau.. !!! pokok nya aku gak mau!!" bentak hanni tapi masih terdengar pelan
zoya semakin mendekat karena penasaran
"ma.. hani gak mu nikah di usia muda! hanni juga masih pengen sekolah!! pokoknya hani gak mau pulang ke indonesia!!" kata hani lagi
*jangan membantah! pokoknya besok mama sama sania bakalan jemput kamu! mau atau tidaknya itu bukan urusan mama!* suara seseorang di balik telfon
'oh, mama tirinyakah?' batin zoya semakin mendekatkan telinganya ke arah telfon di telinga hani
"ma.. mama jangan paksa hani begini dong! pokoknya hani gak mau pulang!!" bentak hani dengan pelan untuk kesekian kalinya
*mama gak peduli!!*
setelah itu telfon di matikan sepihak, hani sangat kesal hingga menaruh telfon rumah itu secara kasar. baru membalik badannya hani di kejutkan oleh wajah zoya yang begitu dekat dengannya
"kamprett jahanam kutu kambing!!!" latahnya yang membuat zoya sedikit kaget
"zoya!!" bentak hani sambil memegang dadanya
"tidak berani membentak dengan kasar? kenapa masih berbicara pelan padanya jika kamu tidak suka di paksa?" to the point zoya yang mengabaikan kekesalan hani
"huftt... kita gak boleh kasar sama orang tua, apalagi itu mama.. kita harus menghormati orang yang lebih tua" kata hani sambil membuang nafasnya kasar
"orang jahat juga perlu dihormati?" tanya zoya
"mm... itu.. " hani tidak tau harus menjawab apa lagi
"telfon balik, biar aku yang mengatakan sesuatu padanya" kata zoya lagi
"hah.. ? memangnya kamu mau ngomong apa?! gak usahlah.. besok mungkin aku memang harus pulang ke indonesia" pasrah hani
"bodoh! kamu terlalu cepat putus asa! telfon lagi, aku akan membantumu... kamu tidak percaya padaku?" paksa zoya supaya hani mau menelfon mama tirinya lagi
hani tak lagi bicara apapun, karena debat dengan zoya akan melelahkan. hani menelfon kembali mama tirinya dengan terpaksa padahal dia sendiri begitu malas mendengar suara mama tirinya yang dia anggap sangat berisik dan menyesak kan
tut.. telfon tersambung dan langsung terdengar suara berisik di balik telfon
*apalagi? kamu gak punya waktu untuk menolak, besok mama dan sania kesana buat jemput kamu!! terserah kamu mau keras kepala atau tidak mama tetap akan menjemput kamu dan memaksa kamu kembali ke indonesia!!*
"berisik!! bagaimana jika aku menolak? meski kamu memaksa sekalipun aku juga tidak akan kembali! kamu tidak punya hak untuk memaksaku!" ucap zoya tiba-tiba, hani kaget dengan suara zoya yang terkesan dingin dan penuh penekanan
*kamu!! hani kamu tidak bisa menolak! ini perintah papamu! huh.. berani kamu menolak, mama akan mengambil alih ahli waris papa kamu!* bentak santi tak terima dengan suara hani yang terkesan sombong di dengarnya
"mengambil alih? kamu berani?!" kata zoya lagi dengan nada yang masih sama
*hani kamu meremehkan ku? kamu tidak ingat bagaimana aku merebut semua milikmu sebelumnya? heh.. jika si tua bangka itu tidak menjemput mu waktu itu semua aset sudah menjadi milik ku saat ini! jangan membantah.. besok mama akan menjemputmu!!* kata santi dan mematikan telfon secara sepihak lagi
'setelah sekian lama aku di kenal sebagai gadis mafia yang kejam dan terhormat baru kali ini ada orang yang berani lancang pada ku dengan mematikan telfon secara sepihak! ahh.. gatal sekali tanganku.. ! ngomong-ngomong pistol ku dimana ya.. ' batin zoya menahan emosinya
'apa zoya marah? kenapa rasanya zoya sangat menakutkan saat ini' batin hani yang memperhatikan zoya di sampingnya
"zo.. zoya.. kam.. "
"seperti apa ibu tirimu?" tanya zoya memotong perkataan hani
"maksudmu seperti apa itu.. apa?" tanya hani balik
"apa dia juga sama sepertiku?"
"mama santi memang jahat tapi juga bukan pembunuh" jawab hani yang langsung menusuk ke jantung zoya
"err.. baiklah" kata zoya pasrah. rasanya jika dia bukan hanni mungkin zoya sudah mencincang nya menjadi delapan. tapi untunglah yang di depannya ini adalah malaikat penyelamat nya.
"bisa kamu ceritakan lebih lengkap kisah mu? itupun jika kamu mau.. " kata zoya lagi yang sedikit malu untuk mengatakannya
"tentu, tapi kenapa? apa kamu penasaran dengan kisah ku yang sangat menarik ini.. ?" tanya hani semangat sambil menggoda zoya
"anggap saja begitu" jawab zoya singkat dengan menarik lengan hani bersamanya
.
.
.
malam harinya, hani masih berkutik dengan zoya di kamar nya. hani masih membujuk zoya agar tidak melakukan ide konyolnya setelah mendengar begitu banyak tentang kehidupan hani, tapi sepertinya zoya tidak terpengaruh dengan bujukan hani
"zoya... ayolah.. aku gak setuju itu,, bagaimana kalau kamu nekat nanti? aku gak mau terjadi sesuatu sama kamu.. " kata hani dengan mondar-mandir di depan zoya
"hm? kamu takut aku membunuh mereka? tenang saja aku tidak akan ceroboh" kata zoya santai
"aku tidak tenang!! kamu gimana ceritanya sih punya ide konyol mau gantiin aku pulang ke Indonesia?? walau pun aku gak pernah ketemu papa lagi setelah datang kesini tapi papa juga gak mungkin gak akan ngenalin aku" kata hani yang masih tak setuju dengan rencana zoya
"hm?? apa ada cara lain yang bisa membuat ayahmu tertipu?" tanya zoya enteng
"ada! kamu harus pakai cadar" jawab hani yang lupa jika dirinya tak setuju dengan rencana itu
"..... "
"zo.. zoya!!! kamu hipnotis aku ya?! kok aku jawab pertanyaan kamu sih!!" teriak hani tak terima
"apa kamu pikir aku sehebat itu? jika aku bisa menghipnotis orang, dari lama aku sudah membuat dia bunuh diri" kata zoya secara enteng. tentu saja orang yang zoya maksut "dia" adalah gino.
"haih.. !! memang dasar psikopat! tapi zoya aku masih gak setuju sama rencana kamu!! pokoknya aku tidak setuju!" kata hani kekeh
"anggap saja aku menggantikan mu untuk bersembunyi dari orang-orang yang memburuku.. bukankah kamu ingin melindungi ku?" ucap zoya yang tak mau kalah kekeh nya
kali ini hani tak tau harus bilang apa lagi, ingin menolak lagi tapi zoya juga benar-benar tidak aman disini. apa lagi hani sudah memantapkan niat ingin meluruskan jalan zoya supaya tidak tersesat lagi, mungkin dengan kembali ke indonesia zoya bisa merubah dirinya. hani juga tau setelah kembali ke indonesia hani akan di masuk kan ke pesantren meski papanya juga akan menjodohkannya.
"mm.. tapi.. kamu yakin? tapi zoya.. bagaimana jika ketahuan?" kata hani yang masih sangat hawatir
"kamu harus tau jika dunia berhutang satu piala Oscar padaku" kata terakhir zoya setelah itu keluar dari kamar hani. zoya kembali ke kamarnya sedang kan hani pergi kekamar sang nenek
hani menceritakan rencana dadakan zoya dan betapa bersikeras nya zoya. sang nenek hanya mengehelakan nafas dan juga sedikit setuju dengan zoya, karena nenek tau jika saat ini hani memang membutuhkan zoya untuk hal ini. dan nenek juga tau jika zoya bukan gadis sembarangan nenek selalu memperhatikan sikap dan perilaku zoya, hani juga tidak pernah menceritakan siapa sebenarnya zoya pada nenek.
zoya keluar untuk mengambil minum kedapur, kebetulan sekali telpon rumah itu berbunyi. zoya segera mengangkatnya siapa tau itu santi mama tirinya hani. benar saja setelah mengangkat nya terdengar suara berisik santi di balik telfon, tapi seketika itu juga hani datang dan mendengarkan kebisingan suara santi bersama dengan zoya
*kamu sudah siap? besok mama akan menjemputmu! ingat untuk menunggu mama di sana!*
"apa aku sudah setuju untuk ikut dengan mu?" tanya zoya dengan suara dinginnya
*memangnya mama peduli? entah sejak kapan kamu seberani ini! suaramu juga berubah. sepertinya kamu sudah bukan hani lagi!* kata ketus santi di balik telfon
"oh.. tidak menyangka selain tak punya rasa malu telingamu juga bermasalah! apa kamu lupa membersihkan telingamu?" ketus balik zoya yang membuat santi kesal setengah mati
zoya tak menunggu santi untuk berisik lagi dan mematikan secara sepihak telfonnya. zoya menatap hani yang terlihat masih hawatir padanya, lebih tepatnya hawatir pada rencananya
"kamu masih tidak percaya padaku? tenang saja! jika suatu hari aku tidak sengaja menghilangkan nyawanya akan ku kuburan dia diam-diam. dan satu lagi, aku juga tidak akan menyerahkan diri kepolisi.. jadi tenang saja" kata zoya yang kemudian kembali ke tujuan awalnya untuk mengambil air minum
"astaga!! dia kalau bercanda jauh lebih menyeramkan di bandingkan dengan saat serius!!" gumam hani bergidik ngeri dengan kelakuan zoya
🌹🌹🌹🌹
Hai guys......👋👋
apa kabar kalian.. semoga sehat terus ya.. jangan lupa like dan komentar supaya author lebih giat up dan semangat nulisnya😊😊
semoga suka dan SALAM HANGAT DARI AUTHOR 🌹🌹😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Salma Cheng
semoga rencana berhasil
2024-07-03
1
Shinta Dewiana
kok aku jadi ketawa ya baca novel ini..
2024-04-26
2
lilis indri hastuti
makin seru lanjut thor
2023-10-15
2