pulang kerumah Hani

"sudahlah jangan terharu, aku tau aku orang yang baik" kata hani memecahkan suasana, zoya yang sebelumnya terharu kini di buat tak mampu berkata-kata lagi olehnya. hani benar-benar tau cara menghibur orang

"aduh.. sampai lupa nenek membuatkan bubur untukmu, awalnya ini untuk di berikan pada pasien lain disini tapi kamu ternyata sadar dan akhirnya nenek menitipkan nya untukmu, kamu baru sadar setelah dua bulan kamu harus makan dulu kalau tidak kamu akan mati lagi" kata hani sambil mengambil rantang yang sebelumnya dia bawa

'mati lagi? aku hanya koma bukan mati! dan apa yang dia bawa itu.. apa.. makanan lembek menjijikkan itu? terlihat menjijik kan sekali!' batin zoya menatap rantang yang sudah di buka hani. zoya memang sebelumnya tidak pernah suka dengan bubur karena teksturnya yang lembek

"ayo mangap aku akan menyuapi mu" kata hani menyodorkan sesendok bubur pada zoya

"aku tidak terbiasa makan sambil berbaring" kata zoya untuk menghindari bubur di tangan hani

hani melepas sendok itu dan membantu zoya duduk, zoya benar-benar merutuki kebodohannya seharusnya tadi dia mencari alasan lain saja!

"ayo jangan banyak alasan! kamu harus makan.. emangnya kamu gak mau sembuh?" kata hani memaksa zoya untuk menerima bubur di tangannya

'sembuh? tentu saja aku ingin! dendam ku masih belum terbalas sepenuhnya!' batin zoya menatap bubur yang di sodorkan hani di depan mulutnya

zoya tak banyak berfikir lagi dan mangap dengan refleks nya. satu sendok bubur masuk kedalam mulutnya, zoya sedikit heran karena tampilan nya tak sesuai rasanya, dia mengira jika bubur itu tidak akan enak tapi sekarang dia merasa lumayan setelah bubur itu bersarang di mulutnya.

'hm.. lumayan' batinnya

"enak kan? bubur nenek ku memang beda dengan yang lainnya, ini spesial karena rasanya yang sangat enak" puji hani pada masakan sangat nenek

"hani.. siapa nama panjang mu?" tanya zoya yang sebenar tak tau harus bicara apa dan akhirnya menanyakan nama panjang hani

"Hanifa miftahul jannah, ibuku yang memberikan nama itu" jawab hani dengan antusias

zoya terpukau dengan nama hani, entah kenapa nama itu begitu sejuk didengarnya

"indah" kata zoya singkat

"kamu tau.. miftahul jannah artinya adalah kunci surga nama yang sangat indah.. ibuku memang pandai memberi nama" kata hani lagi dengan penuh senyum

'kunci... surga.. betapa indahnya nama itu.. ' batin zoya

selesai menyuapi zoya makan, hani kemudian menyuruh zoya untuk istirahat karena dia juga akan pulang

"besok aku akan menjemputmu dengan nenek, sekarang istirahatlah dengan baik, sebenarnya awalnya dokter melarang untuk membawamu pulang tapi lebih baik jika aku merawat mu di rumah karena selain aku juga ada nenek yang akan menjagamu" kata hani sebelum akan ke luar dari ruangan itu

"rumah.. " gumam zoya yang tak disadari hani

"jangan nakal ya.. kamu harus istirahat! sampai jumpa besok zoya.. " kata hani lagi saat sudah akan menutup pintu

"hah... " zoya menghela nafas setelah kepergian hani

"entah sejak kapan aku merasa nyaman dengan orang seperti hani.. dia.. begitu baik dan ceria.. andai keluarga ku masih ada mungkin aku juga akan seperti hani,, menjadi orang normal yang penuh dengan keceriaan" kata zoya sedikit pilu

malam harinya zoya begitu bosan berbaring di ranjanngnya, kebetulan sekali jika ada TV di ruangan itu hah.. sepertinya ini ruangan VIP. zoya menyetel nya dan tak menyangka jika yang muncul langsung adalah berita tentang kehilangannya, terlihat gino yang yang penuh dengan air mata sedang berbicara sesenggukan. berita itu mengatakan jika seorang pengusaha terkenal Gino Albert Alexanderr tengah bersedih atas kematian kedua orang tuanya, saudari kembarnya dan juga atas kehilangan sang adik angkat tersayangnya selama dua bulan ini tanpa kabar. begitu derasnya air mata gino di layar TV

"heh.. kau juga meminjam publik untuk menemukan ku? mimpi!! betapa bagusnya akting mu tuan! tapi sepertinya piala Oscar bukan untukmu!" gumam zoya yang lalu mematikan lagi TV nya.

keesokan harinya, hani dan nenek ijah benar-benar datang menjemput zoya. betapa hangatnya hati zoya melihat hani datang dengan senyum indahnya, baru kali ini zoya merasa begitu tenang dan nyaman karena perlakuan seseorang. hani bahkan baru mengetahui namanya kemarin tapi lihatlah dia seolah sudah menganggap zoya sebagi saudaranya

"pagi zoya.. " sapa hani dengan memeluk hangat zoya, meski begitu zoya tetap dengan wajah datarnya karena tidak tau bagaimana mengekspresikan kehangatan yang di rasakan nya saat ini. sang nenek yang melihat zoya yang hanya diam tanpa respon berfikir mungkin mental zoya masih goyah karena hal buruk yang menimpanya sebelumnya, betapa malangnya gadis kecil ini.

"hani.. jangan terlalu semangat memeluk zoya, takutnya nanti zoya pingsan karena bau badan mu, ayo lepaskan zoya!" kata nenek bercanda pada hani dan zoya

"nenek... hani gak bau badan, hani sudah mandi dan harum sepanjang hari.. jangan menghina hani seperti itu nek.. !" rengek hani sedikit malu karena ulah sang nenek

zoya sedikit menyunggingkan senyum di ujung bibirnya, betapa hangatnya mereka.. rasanya zoya benar-benar merindukan sosok ayah dan ibunya saat ini.

"nak.. jangan takut ya.. kami akan melindungi mu dari orang-orang yang jahat, ada nenek dan hani.. jadi kamu jangan risau.. " kata sang nenek sambil mengelus kepala zoya setelah duduk di sampingnya

hati zoya merasa tenang dengan elusan lembut tangan nenek, beginikah rasanya di pedulikan oleh sosok seorang nenek? zoya tidak ingat apakah sebelum tragedi keluarga nya itu kakek dan nenek nya juga masih hidup? karena jujur ingatannya memang masih banyak yang terkunci jauh di benaknya. entah obat apa yang gino berikan padanya hingga dirinya tak ingat begitu banyak hal di masa lalu. ingatannya bangkit hingga sampai malam tragedi itu saja.

zoya menatap hani lekat.. dia juga merasa rindu dengan sepupunya yang juga ikut terbunuh di hadapannya saat mereka berusaha melarikan diri, namun masih bisa di tangkap. jeritan tangis sang sepupu yang malam itu begitu nyata di ingatan zoya

'andai putri masih hidup... apakah juga akan seperti hani?' batin zoya menahan rindu

"zoya ayolah.. jangan melamun untuk saat ini, kita harus bersiap untuk pulang. nanti ceritakan tentang kejadian yang menimpamu padaku ya.. sekarang bersiaplah aku akan ambilkan resep obat pada dokter dan membayar biayanya" kata hani yanng kemudian keluar dari ruangan itu

"nak.. apa kamu sudah lebih baik sekarang? apa masih ingin dirawat disini?" tanya nenek pelan pada zoya, zoya menggeleng kepalanya

"tidak.. aku ingin pulang dengan kalian" kata zoya pelan

"baiklah nak, ayo bersiaplah.. " kemudian nenek membantu zoya turun dari ranjang

skip sampai dirumah hani, zoya merasa terpukau dengan rumah sederhana itu, tidak sebesar mansion pribadi miliknya tapi juga tidak terlalu kecil, sangat nyaman. zoya menatap sekeliling mencari keberadaan pelayan atau keluarga hani lainnya, tapi sepertinya hani hanya tinggal dengan neneknya saja

"sudah sampai, semalaman aku menyiapkan kamar ini untukmu, jangan sungkan dan anggaplah ini rumah mu ya.. " kata hani sambil mengembangkan senyum indahnya

'apa aku masih pantas dengan kebaikan ini?' batin zoya mengingat betapa keji dirinya sebelum ini

"hm.. ya" jawab singkat zoya

"istirahatlah, nenek akan buatkan sarapan untukmu" kata nenek yang kemudian keluar dari kamar

"zoya.. mulai sekarang kamu tinggal disini dan menganggap ku saudaramu, besok aku dan nenek akan bantu kamu lapor polisi supaya kasus mu di tangani dengan baik, kamu jangan takut.. ada kita yang akan melindungmu!" kata hanni tiba-tiba setelah kepergian nenek

'sial! jangan polisi atau aku juga akan terkena kasus!' batin zoya

"tidak! jangan polisi, mereka bukan orang biasa bahkan polisi pun tidak mampu melawan mereka.. aku.. aku hanya bisa bersembunyi untuk saat ini.. " kata zoya menjelaskan pada hani secara hati-hati

"apa!? aduh.. kalau begini bisa gawat, bagaimana jika mereka datang dan menemukan mu! zoya kamu tenang saja akan ku pikirkan cara untuk menghilangkan mu" kata hani yang penuh hawatir tapi di salah artikan oleh zoya

"kamu ingin melenyapkan ku?" tanya zoya dengan wajah datarnya

"astaga.. aku benar-benar kasian pada orang tuamu yang memiliki putri bodoh sepertimu, atau... apa aku salah bicara.. ?? ahh.. maksudku adalah menghilangkan jejak mu dari orang-orang jahat itu!" jelas hani

"oh" ucap zoya acuh tak acuh

"huft... kamu benar-benar aneh, bahkan orang lewat pun akan hawatir melihatmu seperti ini! tapi kamu malah tak peduli.." keluh hani pasrah

"terimakasih" ucap zoya sambil menatap hani

"lagi?, hei.. aku tidak mabuk dengan kata terimakasih.. ahh.. sudahlah.. aku keluar dulu kamu istirahatlah.. " kata hani yang akan beranjak pergi dari sana tapi zoya menarik tangan hani secara tiba-tiba

"maukah kamu mendengar ceritaku? aku ingin bercerita.. tentang diriku"

🌹🌹🌹🌹

Hai guys... 👋👋

jangan lupa like dan komen ya.. supaya author rajin dan tambah semangat nulisnya.. 😊😊

semoga suka dan SALAM HANGAT DARI AUTHOR🌹🌹😊😊

Terpopuler

Comments

Defrin

Defrin

hmmmm....
semangat Zoya jadi lebih baik lagi

2024-04-09

3

lilis indri hastuti

lilis indri hastuti

Alhamdulillah... zoya selamat d tangan yg tepat

2023-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 penghianatan zoya
2 penghianatan zoya 2
3 malaikat penyelamat
4 pulang kerumah Hani
5 bertukar cerita
6 rencana zoya
7 pulang ke indonesia
8 perubahan?
9 lari pagi
10 pertengkaran
11 jalan-jalan
12 minggu depan masuk pesantren?
13 dimas, calon suami hani
14 sesuatu yang mengejutkan
15 penyadap suara
16 pertengkaran lagi
17 membeli rumah
18 masuk pesantren
19 nyasar ke pondok putra
20 sindiran ummi dan ngambeknya alya
21 drama sarapan pagi
22 mau tidak ajari aku?
23 tes
24 kesialan Zoya
25 Queen MOS? dan.. apa aku punya saudara kembar??
26 apa yang terjadi padamu selama ini?
27 akan ku buktikan kamu bukan Hani!
28 perdebatan di perpustakaan
29 drama di perpus
30 malam tragedi 7 tahun yang lalu
31 kado dari ayah
32 Hampir saja!
33 sejak kapan aku ubah profesi menjadi hantu!
34 bertemu Dimas lagi
35 kakek
36 perintah Zoya
37 penyerangan Zoya
38 penyerangan Zoya 2
39 panggil aku tuan Z! . (perubahan Zoya di mata Lance)
40 kembali ke asrama
41 hukuman untuk Zoya
42 ketakutannya Sania
43 pijatan Alya
44 Nasihat Abah Yai
45 kedatangan gino dan willy
46 pertarungan
47 terkurung
48 perdebatan tiada henti Zoya dan Al
49 pertarungan lagi
50 di rumah sakit
51 serangan untuk Gino
52 ayah masih hidup?
53 hanya mimpi
54 kematian Gino dan ledakan
55 tanggung jawab Zoya
56 tahanan paling beruntung?
57 niat Alfaeza
58 hari menjenguk Zoya
59 awal baru untuk Lance dan Diky
60 sebuah kebenaran lainnya yang terungkap
61 sisi lain Zoya
62 kebencian Santi
63 kebencian Santi2
64 makam ayah
65 di sambut hukuman bersama Sania
66 puasa?
67 puasa
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 eps 81
82 eps 82
83 eps 83
84 eps 84
85 eps 85
86 eps 86
87 eps 87
88 eps 88
89 eps 89
90 eps 90
91 eps 91
92 eps 92
93 eps 93
94 eps 94
95 eps 95
96 eps 96
97 eps 97
98 eps 98
99 eps 99
100 eps 100
101 eps101
102 eps 102
103 eps 103
104 eps 104
105 eps 105
106 eps 106
107 eps 107
108 eps 108
109 eps 109
110 eps 110
111 eps 111
112 eps 112
113 eps 113
114 eps 114
115 eps 115
116 eps 116
117 eps 117
118 eps 118
Episodes

Updated 118 Episodes

1
penghianatan zoya
2
penghianatan zoya 2
3
malaikat penyelamat
4
pulang kerumah Hani
5
bertukar cerita
6
rencana zoya
7
pulang ke indonesia
8
perubahan?
9
lari pagi
10
pertengkaran
11
jalan-jalan
12
minggu depan masuk pesantren?
13
dimas, calon suami hani
14
sesuatu yang mengejutkan
15
penyadap suara
16
pertengkaran lagi
17
membeli rumah
18
masuk pesantren
19
nyasar ke pondok putra
20
sindiran ummi dan ngambeknya alya
21
drama sarapan pagi
22
mau tidak ajari aku?
23
tes
24
kesialan Zoya
25
Queen MOS? dan.. apa aku punya saudara kembar??
26
apa yang terjadi padamu selama ini?
27
akan ku buktikan kamu bukan Hani!
28
perdebatan di perpustakaan
29
drama di perpus
30
malam tragedi 7 tahun yang lalu
31
kado dari ayah
32
Hampir saja!
33
sejak kapan aku ubah profesi menjadi hantu!
34
bertemu Dimas lagi
35
kakek
36
perintah Zoya
37
penyerangan Zoya
38
penyerangan Zoya 2
39
panggil aku tuan Z! . (perubahan Zoya di mata Lance)
40
kembali ke asrama
41
hukuman untuk Zoya
42
ketakutannya Sania
43
pijatan Alya
44
Nasihat Abah Yai
45
kedatangan gino dan willy
46
pertarungan
47
terkurung
48
perdebatan tiada henti Zoya dan Al
49
pertarungan lagi
50
di rumah sakit
51
serangan untuk Gino
52
ayah masih hidup?
53
hanya mimpi
54
kematian Gino dan ledakan
55
tanggung jawab Zoya
56
tahanan paling beruntung?
57
niat Alfaeza
58
hari menjenguk Zoya
59
awal baru untuk Lance dan Diky
60
sebuah kebenaran lainnya yang terungkap
61
sisi lain Zoya
62
kebencian Santi
63
kebencian Santi2
64
makam ayah
65
di sambut hukuman bersama Sania
66
puasa?
67
puasa
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
eps 81
82
eps 82
83
eps 83
84
eps 84
85
eps 85
86
eps 86
87
eps 87
88
eps 88
89
eps 89
90
eps 90
91
eps 91
92
eps 92
93
eps 93
94
eps 94
95
eps 95
96
eps 96
97
eps 97
98
eps 98
99
eps 99
100
eps 100
101
eps101
102
eps 102
103
eps 103
104
eps 104
105
eps 105
106
eps 106
107
eps 107
108
eps 108
109
eps 109
110
eps 110
111
eps 111
112
eps 112
113
eps 113
114
eps 114
115
eps 115
116
eps 116
117
eps 117
118
eps 118

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!