"Lama-lama kamu pengin tahu juga, ya," sahut Adam sambil sedikit jutek.
"Maaf, sudah lancang, pak," jawab Arsenio tunduk.
"Kerja lagi sana, nanti saya kasih tahu." Adam menepuk pundaknya dan menatap mata Arsenio penuh dengan keyakinan. Ketika keluar ruangan Adam berpapasan dengan Detektif Cyra.
"Dari mana?" ucap Adam melebarkan matanya.
"Habis buat keterangan di Investigasi Khusus," jawab Cyra. Sedangkan yang lain sedang menyaksikan ucapan Adam dan Detektif Cyra.
"Saya kan sudah bilang, kalau mau pergi pamit dulu sama saya."
"Mana perginya sama Gavin lagi," protes Adam secara lirih supaya yang lain tidak mendengar.
"Sebelum kita ada ikatan yang jelas!"
"Saya tidak akan pernah melakukan itu!" ketus Detektif Cyra secara serius. Mereka marah tidak memperdulikan siapa saya dan siapa kamu.
"Baik, setelah ini saya temui orangtua mu!" Adam memberanikan diri untuk bicara tentang ini.
"Orangtua ku tidak tinggal di sini, dia di luar kota!" balas Detektif Cyra dengan mengeratkan rahangnya.
"Pokoknya saya akan temui, entah di mana, saya tidak peduli." Perdebatan mereka sempat di dengar Profesor Pasha dan Arsenio yang sedang duduk di dekatnya. Semakin ke sini Detektif Cyra semakin memahami perasaan Adam terhadapnya.
"Ada apa Pak Adam dengan Cyra?" tanya Gavin yang di dengar Adam.
"Kita selesaikan ini di luar!" Kemudian Adam pergi meninggalkan jejaknya.
Suasana ruangan menjadi hening ketika Adam dan Detektif Cyra memulai pertengkaran.
"Masalah sepele saja marah-marah," ucap kesal Detektif Cyra mengacak-acak rambut panjangnya.
"Aku heran aja, sejak kapan kamu dengan Pak Adam seperti ini?" tanya Profesor Aara.
"Sudah lama, tapi Pak Adam baru kali ini menampakkan perasannya," jelas Detektif Cyra pelan, masih malas membicarakan hal ini.
Profesor Aara menjelaskan bagaimana keakraban Adam dengan anak dan istrinya. Sosok Adam yang menjadi penyayang di keluarganya pernah menjadi sorotan publik. Seseorang yang jarang marah dengan keluarga.
Namun, Cyra masih tidak peduli dengan semuannya.
"Berbicara apa tadi Pak Adam?" batin Cyra lirih dan mulai melamun untuk memikirkannya.
Adam lebih dahulu menemui orangtua Cyra. Berbicara secara langsung dihadapannya. Yang kebetulan Ayahnya seorang panglima, yaitu Sharga Zavier.
"Kalau begitu saya setuju," ucap Sharga dengan sangat yakin. Adam segera kembali ke kantor dengan perasaan yang bahagia. Tanpa sepengetahuan Cyra, Adam memberanikan diri untuk membuktikannya.
"Bagaimana hari ini?" tanya Adam yang berdiri di samping Arsenio.
"Masih aman," jawab Arsenio sambil mengecek CCTV.
"Perhatikan terus. Jangan lupa istirahat lalu kembali semangat." Menepuk dada Arsenio dua kali.
Adam duduk di sebelahnya, membantu Arsenio mengecek CCTV yang ada di sebelahnya. Adam duduk menyilangkan kakiknya, sambil memainkan ponselnya. Arsenio bingung dengan kelakuan Adam yang senyum-senyum sendiri.
"Kapan ada perubahan jabatan, pak?" tanya Arsenio supaya ruangan ada suaranya.
"Satu minggu lagi tempatnya di Investigasi Khusus."
"Tapi berita acaranya sudah tersebar, kan?" Adam meyakinkan bahwa mereka sudah membacanya. Tapi apa yang diperbuat oleh Direktur Antares.
"Belum sama sekali, pak," jawab Arsenio.
"Belum? Padahal saya sudah tanda tangan," ucap Adam rasa kesalnya muncul lagi.
"Kalau kinerjanya seperti itu terus bagaimana nantinya. Perkiraan itu sudah turun dari kemarin," protes Arsenio.
"Tunggu saja nanti kan turun."
"Yang pasti di meja Pak Direktur keselip." Tidak lama kemudian Adam mencoba menghubungi Direktur Antares lewat ponselnya.
Seiring berjalannya waktu Tim Andromeda mendapatkan sebuah laporan kasus anak hilang. Kini mereka telah berkumpul di ruangan masing-masing.
"Sekarang banyak kasus anak hilang, peran kita sangat dibutuhkan," ucap Adam berdiri di tengah-tengah mereka.
"Bukannya untuk kasus anak hilang sudah ada yang menangani sendiri, dan itu bukan tugas dari kita," tolak Gavin sambil duduk dan menyilangkan tangannya.
"Tapi ini polanya sangat susah ditebak."
"Kemungkinan pelakunya berbeda dan memiliki banyak kaki tangan," jelas Detektif Cyra.
"Mereka hilang saat ada sebuah persembahan. Ketika orang tua mereka lalai melepaskan tangan dari sang Anak. Mereka hilang tanpa jejak," jelas Profesor Pasha sambil duduk dan mengerak-gerakkan kaki.
"Pertanyaan saya, mengapa harus di tempat umum?" tegas Adam yang beranjak dari kursi.
Adam berjalan pergi menuju ke ruangan pribadinya. Gavin juga tidak setuju, jika Tim Andromeda ikut campur.
"Kenapa mereka tidak menculiknya secara diam-diam dan itu sangat minim orang mengetahuinya." Adam berjalan keluar ruangan diikuti dengan semua anggotanya.
"Saya tetap menolak jika kita turun tangan!" sanggah Gavin berpendirian kuat.
"Pak Adam," panggil Detektif Cyra yang menghentikan langkahnya.
"Masih ingat dengan ini." Cyra menunjukkan sebuah foto anak yang terbunuh di sungai.
Ingatan Adam memulainya.
-- Kasus pertama yang berhasil Cyra selesaikan ketika di Tim Andromeda.
"Kau pernah berkata."
"Jangan mudah menyerah, kasus kita semakin ke sini semakin menggila."
"Terus kobarkan semangatmu dan percaya bahwa dirimu mampu," ucap Detektif Cyra menegulangi perkataan Adam pada kala itu.
"Siapkan analisis profil!" perintah Adam yang mulai berubah pikiran. Perintah Adam membuat semangat Tim Andromeda kembali lagi seperti semula. Akhirnya tidak lama kemudian Adam memasuki ruangan dan analisis profil dimulai lagi. Dengan bekal dan pemikiran yang sudah dirancang sebisa mungkin, Adam harus tampil secara profesional.
"Beberapa anak yang hilang di sekitar Kota Hwabok. Dengan metode yang sama."
Ketika sedang melakukan analisis profil Adam didatangai tamu. Tamu tersebut orang tua dari, Zaka. Anak tersebut hilang dalam belakangan ini. Dan terpaksa Adam harus menghentikan analisi profil. Setelah bocah itu hilang, penculikan masih tetap berlanjut. Target berikutnya bernama, Dira.
"Pak, tolong bantu saya. Anak saya hilang beberapa hari lalu."
"Saya berpikir anak saya akan mendatangi saya dalam waktu yang dekat ini." Sang Ibu ini mengoyangkan badan Adam sekencang mungkin.
"Ibu, tenang dulu."
"Kami sedang briefing untuk menindak lanjuti kasus yang Ibu sudah laporkan kepada kami." Namun, ucapan Adam tidak bisa membuat tenang Sang Ibu ini.
"Jika Ibu berkenaan, silahkan menunggu di ruangan tersebut." Adam menunjukkan ke ruang tunggu.
Karena terlalu lama menunggu briefing selesai Sang Ibu tadi meninggalkan ruangan.
"Salah satu jalan supaya kita bisa tahu kronologisnya tentang penculikan ini."
"Kita harus menemui orang tua korban," usulan Adam segera dilaksanakan oleh anggotanya.
Profesor Pasha dan Detektif Cyra, pergi mengunjungi ke rumah orang tua Zaka. Sedangkan Gavin dan Profesor Aara pergi ke rumah Dira. Sedangkan Adam dan Arsenio akan tinggal di kantor.
Membutuhkan waktu 10 menit untuk persiapan dan segera berangkat. Kemudian Adam menuju ke ruangan Arsenio untuk mengecek semua sudut-sudut yang terdapat CCTV.
"Pinter juga ngatur tugasnya, pak," ledek Arsenio sambil menahan tawa.
"Ini yang dinamakan strategi khusus," jawab Adam sambil membuka kancing jas.
"Strategi khusus apanya, pak. Ada-ada aja, jujur aja Pak Adam," canda Arsenio mendekatkan wajahnya.
"Kalau masalah jujur. Pasti sudah tahu tujuannya," ucap lirih Adam di telinga Arsenio.
Adam mencocokkan gambar apa yang sama di dalam CCTV tersebut. Satu persatu rasa curiga pasti ada. Potret-potret Dira banyak sekali. Dira, bocah umur 8 tahun yang hilang saat ada pertunjukkan badut di sebuah tempat wisata.
"Tapi kenapa foto-foto ini berurutan."
"Di sini dia pergi sendirian," ucap Arsenio.
"Itu berarti, dia sudah diincar sejak lama. Dan sekarang waktu yang tepat untuk menculiknya. Dia selalu mengikuti ke mana Dira pergi," jelas Adam sambil memperhatikan rekaman CCTV yang ada disekitar rumahnya.
"Mas, coba perhatikan."
"Laki-laki berjaket hitam, topi berwarna biru dongker, dan serba hitam." Adam menghentikan rekamannya.
"Sebentar-sebentar." Begitu juga dengan Arsenio yang memutar di CCTV yang berada di sudut lain.
"Dengan orang yang sama."
"Oke, saya akan menandai sebagai tersangka." Arsenio mengambil gambar tersebut kemudian mencetaknya. Dalam waktu satu jam, Gavin dan Profesor Aara kembali ke kantor.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Adam yang sedang duduk di ruangan Arsenio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments