Analisis Kejadian

Adam akan datang ke kantor saat pukul 10.00. Adam juga memerintahkan kepada Detektif Cyra dan Arsenio supaya menyiapkan ruangan untuk melakukan analisis kejadian.

Adam memerintahkan kepada Gavin supaya menjemput dirinya.

"Saya akan berangkat saat pukul 10.00 nanti sekarang masih jam 09.00." Adam menengok ke arah jam dinding yang bertenger di dinding.

"Saya akan membuat analisis kejadian terlebih dahulu," ucap Adam jemarinya terus mengetik.

"Saya akan bantu," sahut Gavin.

Kejadian pukul 21.00 malam. CCTV mulai tidak aktif sekitar pukul 20.00 -an. Adam, Gavin, dan Detektif Cyra pulang paling akhir saat pukul 20.30 -an. Adam sempat mengamati Gavin dan Detektif Cyra.

"CCTV Bank Dunsan, ya itu," ucap Adam secara tiba-tiba.

"Ada apa dengan Bank Dunsan, pak?" tanya Gavin mengangkat tangan untuk meregangkan otot.

"Kita cari tahu di sana," ajak Adam.

Menghentikan analisis kejadian sementara, sekarang Adam akan pergi menuju ke Bank Dunsan bersama Gavin.

"Bukankah, Bank Dunsan memiliki keamanan yang sangat ketat?" ucap Gavin.

"Kita memiliki kartu anggota kepolisian," sanggah Adam merasa tenang.

Menyerobot masuk lewat pintu samping Bank Dunsan. Menyelonong masuk ke ruang CCTV.

"Permisi." Tidak perlu banyak kata Adam memperlihatkan kartu anggotanya.

"Tunjukkan CCTV yang mengarah pada kantor kami!" perintah Adam dengan wajah datar.

"Sial, dia terlalu teliti dalam melakukan aksinya," gerundel Adam dengan lirih.

"Apakah ada kejanggalan pada CCTV ini?" tanya Gavin kepada petugas Bank Dunsan. Kami berdua saling pandang.

"Ada," jawab serentak petugas yang berada di dalam ruangan.

"Baik, kalau begitu saya berterima kasih sekali kepada Anda atas bantuannya." Adam dan Gavin segera kembali ke kantor.

"Selamat siang, Pak Adam," sapa Detektif Cyra.

"Siang," jawab Adam berjalan cepat menuju ruangan.

"Jika lelah istirahat, jangan paksakan diri. Dan jangan lupa jaga kesehatan kalian," saran Adam berdiri di tengah pintu. Kembali melakukan analisis kejadian.

Bank Dunsan mengalami kejanggalan yang sama dengan kantor kami. Dan diwaktu yang sama, Bank Dunsan kehilangan barang bukti. Di dalam CCTV tersebut Bank Dunsan mengalami kehilangan data. Data tersebut sangat penting.

"Segera buat surat untuk acara briefing, segera dinaikkan!" perintah Adam dengan perasan seperti sedang dikejar-kejar setan.

"Untuk jam berapa?" tanya Arsenio.

"Habis jam 13.00 semua sudah disiapkan," sahut Adam sambil menggaruk-garuk rambutnya.

Kali ini Direktur datang pukul 13.15 sangat terlambat. Padahal agenda hari ini sedang kosong. Adam menelpon Arsenio.

"Surat sudah diedarkan?" tanya Adam secara tegas.

"Belum, tadi saya bicara dengan Direktur. Beliau berangkat 13.15 dari rumah," jelas Arsenio. Adam yang sudah tidak sabar dan mulai kesal.

"Yaampun." Adam menepuk jidatnya.

"Kita lanjutkan saja, sekarang menuju ke ruangan saya." Ruangan Adam sudah di rapikan dan siap digunakan.

"Selamat siang, langsung kita mulai saja rapat hari ini."

--- Hasil analisis kejadian

Pada pukul 20.00 CCTV mati, perlahan kalian juga pulang. Karena, tidak ada pekerjaan lagi akhirnya Arsenio juga ikut pulang. Kejanggalan mulai terjadi ketika CCTV kantor mati. Begitu juga dengan Bank Dunsan. Ada salah satu tempat yang tidak terpantau CCTV di sini. Pintu belakang, pintu tersebut selalu ditutup, kami sudah melarangnya.

Di pintu belakang terdapat sebuah tisu bekas. Setelah di cek hasilnya, terdapat sidik jari seseorang. Sidik jari mereka yang hampir sama dengan yang ada di tisu adalah Profesor Edwin.

"Maksudnya bagimana ini?" sentak Profesor Edwin mengacaukan briefing hari ini. Mengaruk-garuk tangan yang tidak gatal.

"Tenang dulu biar dijelaskan," bisik lirih dari Gavin.

Adam sudah memprediksi, semakin dilanjut maka semakin tidak efektif. Untuk menghindari kegaduhan, Adam menghentikan rapat hari ini.

"Gavin, setelah ini antar saya menuju Tim Investigasi Khusus," perintah Adam yang membereskan barang-barang yang akan dibawa.

Gavin langsung berjalan keluar, memarkir mobil dan membantu membawakan barang-barang yang akan dibawa Adam.

"Tidak bersama Pak Antares, pak?" tanya Gavin yang sudah siap meluncurkan mobil.

"Kali ini saya akan berjalan sendirian dengan bantuan kalian, tidak melalui Pak Direktur."

"Semakin ke sini beliau semakin payah," keluh Adam sambil mengelengkan kepala.

"Eh, Pak Adam," ucap Detektif Janu yang merasa kaget juga.

"Ini, saya mau membicarakan hal kemarin." Adam bersama Gavin dibawa ke ruagan Detektif Janu.

"Apa yang dibicarakan Direktur saat pertemuan waktu itu,?" tanya Adam. Duduk sambil membungkuk. Meletakkan sebuah dokumen di atas meja.

"Hanya membicarakan pekerjaan, kemudian kenangan masa kuliah, itu saja," balas Detektif Janu sambil jegang.

"Tapi, dia pernah berkata, bahwa dirinya memiliki trauma," lanjut Detektif Janu. Adam mengangkat kepala, menatapnya serius.

"Truma dengan apa?" tanya Adam lagi tanpa menurunkan pandangan.

"Pisau," jawab Detektif Janu lirih.

Memang benar Adam saja tidak pernah melihat Pak Direktur memegang pisau. Trauma tersebut dapat terobati pada masa kecilnya.

"Berarti, karena trauma tersebut yang menjadi dorongan," sela Adam sambil mencopot kancing jas.

Waktu itu Gavin tidak sengaja melihat jari-jemari Direktur Utama Antares sedang mengetik di sebuah ponsel.

"Bertulisan, membunuh? Semakin sering melakukan, semakin mudah untuk melakukannya lagi," jelas Gavin yang tiba-tiba teringat. Adam segera kembali ke kantor.

"Gavin," panggil Adam ketika akan masuk ruangan.

"Nanti ajak, Profesor Pasha dan Arsenio," ucap Adam sempat menoleh ke belakang, lalu melanjutkan jalan lagi. Tanpa banyak tanya Gavin sudah tahu, mungkin itu masalah pekerjaan.

Adam termenung memandangi sebuah pintu. Menghembuskan napas kasar, sambil berpikir bahwa usahanya akan menjadi sia-sia kalau dirinya akan menyerah sekarang juga.

Getaran ponsel terdengar.

"Ketua, Direktur Utama menyuruh untuk segera ke ruangan," perintah Detektif Cyra melalui pesan.

"Ada apa lagi ini!" ucap Adam dengan geramnya, melangkahkan kaki dan bergerak cepat. Adam duduk di hadapan Direktur Utama Antares.

"Kenapa ada rapat, saya tidak diberi tahu?" tanya Direktur Utama. Adam mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Menegakkan bahunya. Mengencangkan dasinya.

"Hah, coba buka hp dulu," jawab Adam dengan lirih.

"Mana belum ada pesan yang masuk," sahut Direktur Utama menunjukkan pesan tersebut.

"Datang terlambat, akhirnya kendali ada di tangan saya."

"Sudah tidak lewat Direktur, saya hanya menangani laporan yang segera," jelas Adam sambil mencoba bersabar.

Kali ini Dirut Antares selalu kalah dengan Adam. Harga diri Dirut Antares terjatuh, karena pada waktu itu. Di saat ada kejadian yang sangat luar biasa, dirinya palahan berkencan.

"Bersiap-siaplah untuk diinterogasi," pinta Adam yang duduk dengan menyilangkan kaki.

"Interogasi apa lagi ini!" decak balik Antares menunjuk dirinya sendiri.

"Hanya tunggu tanggal main saja," sahut Adam kemudian beranjak pergi dari bangku yang di depan Antares.

"Dasar benar-benar Sontoloyo," cemooh Dirut Antares terhadap tingkah Adam.

"Bukannya saya tidak menghargai, pak."

"Tapi saya hanya ingin mencari kebenaran saja, tidak lebih dari itu," jelas Adam menghentikan langkah ketika akan membuka pintu.

"Itu tugas dan perintah," jawab Adam yang mulai menyadari kehadirannya.

Ketika Adam pergi, Direktur Antares menelpon Profesor Edwin. Padahal dirinya sedang sibuk-sibuknya.

"Setelah ini kita perlu bertemu!" perintah Direktur Antares dengan mimik wajah yang ketakutan.

"Baik, pak," jawab Profesor Edwin.

"Ketua, Ketua, tunggu!" teriak Profesor Pasha menghentikan langakah Adam.

"Ada seseorang yang mengunggah gambar kantor kita dari atas gedung Bank Dunsan."

"Tepat di hari terbunhnya Detektif Aidan," jelas Profesor Pasha mengikuti jalan Adam.

"Sekarang menuju ke TKP, jangan lupa dengan Arsenio," sahut Adam yang akan bertindak langsung. Gavin segera menyiapkan kendaraan untuk Adam dan Profesor Pasha. Sebelum berangkat Adam melakukan pembicaraan sebentar.

"Sadap CCTV Bank Dunsan semuanya."

"Saya yang akan tanggungjawab!" tegas Adam sambil merapikan jas lalu mengancingkannya.

"Baik, Ketua," sahut Arsenio dengan tegas. Adam akan bekerja sama dengan kepala Bank Dunsan untuk melakukan penyelidikan.

"Apakah ada orang yang mencurigakan masuk ke sini?" tanya Adam kepada Satpam yang berjaga.

"Emm-," sahut Satpam sambil menginggat-ingat.

Terpopuler

Comments

apriliyakim

apriliyakim

asikk

2023-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Ledakan
2 Kembalinya Sang Ketua
3 Ditikam Atau Dicekik
4 Situs Barang Bekas
5 Kasus Yang Sama Di Hari Libur
6 Dead Bolt
7 Paling Kuat Dan Ditakuti
8 Terbunuhnya Detektif Aidan
9 Pengamat Pasif
10 Analisis Kejadian
11 Paspor Dan Analisis Kejiwaan
12 Tembak Aku!
13 Dokumen Di Almari Khusus
14 Basement
15 Persidangan
16 Goresan Kaca
17 Penculikan Di Kota Hwabok
18 Roti Yang Di Lemparkan
19 Gelap Gulita
20 Pergantian
21 Elang
22 Susunan Rencana
23 Sang Singa
24 Jam 9 Malam
25 Tragedi Hotel Zeus
26 Alamat IP
27 VIP
28 Bukan Menghilang Biasa
29 Pesan Singkat
30 Posisi
31 Penyihir Dingin
32 Seorang Introvet Dan Kepercayaannya
33 Hukuman Mati
34 Membuka Kasus Lama
35 Kamp Pelatihan Lama
36 Makan Malam Berujung Di RS
37 Rencana Sendiri
38 Dua Masalah Satu Penyelesaian
39 Berita Baik
40 Karcis Pertunjukkan
41 Pengawasan
42 Bandar Narkoba
43 Imajinasi Bocah
44 Peron Lama
45 Sales Kalung Kesehatan
46 Persaingan Kerja
47 Sedan Warna Putih
48 Diamond Network
49 Tim Alfa
50 Data Nasabah
51 Mengadakan Pertemuan
52 Nama Samaran
53 Selesaikan Di Sini
54 Cukup Cerdik Bagi Seorang Pembunuh
55 The Black
56 Selangkah Lagi
57 Kotak Kalung Akrilik
58 Membunuh Atau Dibunuh
59 Presdir Inggris
60 Percikan Darah
61 Kartu Nama
62 Pasar Banseo
63 Leher Dan Perut
64 02.30
65 7 Sampai 9
66 ATLANTIS HOTEL
67 152C
68 Ocean
69 Angka-Angka
70 Siapa Yang Merasuki Jiwamu
71 Siapa Dia
72 Jasad Di Jembatan Samsu
73 Nomor 25
74 Gelisah
75 Rekaman Pembicaraan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Ledakan
2
Kembalinya Sang Ketua
3
Ditikam Atau Dicekik
4
Situs Barang Bekas
5
Kasus Yang Sama Di Hari Libur
6
Dead Bolt
7
Paling Kuat Dan Ditakuti
8
Terbunuhnya Detektif Aidan
9
Pengamat Pasif
10
Analisis Kejadian
11
Paspor Dan Analisis Kejiwaan
12
Tembak Aku!
13
Dokumen Di Almari Khusus
14
Basement
15
Persidangan
16
Goresan Kaca
17
Penculikan Di Kota Hwabok
18
Roti Yang Di Lemparkan
19
Gelap Gulita
20
Pergantian
21
Elang
22
Susunan Rencana
23
Sang Singa
24
Jam 9 Malam
25
Tragedi Hotel Zeus
26
Alamat IP
27
VIP
28
Bukan Menghilang Biasa
29
Pesan Singkat
30
Posisi
31
Penyihir Dingin
32
Seorang Introvet Dan Kepercayaannya
33
Hukuman Mati
34
Membuka Kasus Lama
35
Kamp Pelatihan Lama
36
Makan Malam Berujung Di RS
37
Rencana Sendiri
38
Dua Masalah Satu Penyelesaian
39
Berita Baik
40
Karcis Pertunjukkan
41
Pengawasan
42
Bandar Narkoba
43
Imajinasi Bocah
44
Peron Lama
45
Sales Kalung Kesehatan
46
Persaingan Kerja
47
Sedan Warna Putih
48
Diamond Network
49
Tim Alfa
50
Data Nasabah
51
Mengadakan Pertemuan
52
Nama Samaran
53
Selesaikan Di Sini
54
Cukup Cerdik Bagi Seorang Pembunuh
55
The Black
56
Selangkah Lagi
57
Kotak Kalung Akrilik
58
Membunuh Atau Dibunuh
59
Presdir Inggris
60
Percikan Darah
61
Kartu Nama
62
Pasar Banseo
63
Leher Dan Perut
64
02.30
65
7 Sampai 9
66
ATLANTIS HOTEL
67
152C
68
Ocean
69
Angka-Angka
70
Siapa Yang Merasuki Jiwamu
71
Siapa Dia
72
Jasad Di Jembatan Samsu
73
Nomor 25
74
Gelisah
75
Rekaman Pembicaraan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!