"Arloji ini akan memberikan 10 menit yang lain bisa digunakan olehmu. Namun, kau harus memberikanku kenangan terindah dalam kehidupanmu sebagai imbalannya."
"Bagaimana?" Adam sedang membacakan sebuah buku untuk anak laki-lakinya. Dia memiliki nama Arkana Adelard. Memiliki mata yang mirip dengan seorang ayah.
"Aku mau," jawab Arkana.
Kemudian Adam memegang lembut putra semata wayangnya.
"Apa yang akan kau lakukan jika mendapatkan 10 menit, Arkana?" tanya Adam dengan menatap mata putranya.
"Main polisi-polisian," jawabnya selalu begitu.
"Lagi?" Bertanya lagi.
"Aku mau membantu pekerjaan Ayah," jawabnya.
"Kalau begitu, Agen Arkana Adelard, bersembunyilah."
"Mulai." Adam mengucapkan dengan penuh senyuman.
Lalu Adam berjalan pelan untuk mengejar Arkana yang berlari. Namun, langkahnya terhenti. Masih teringat pada kejadian satu tahun yang lalu. Adam masih mengalami pascatrauma.
"Sayang, ada apa? Kau baik-baik saja?" sapa Eliza yang baru saja pulang. mendekat lalu menyenggol lengan Adam.
"Kau sungguh baik-baik saja?" tanya Eliza diulangi lagi. Arkana mendekati Sang Ayah.
"Ya., aku baik-baik saja," jawab Adam dengan mata yang sudah merasakan mengantuk.
"Apa kata dokter? Apa ada masalah?" tanya Adam balik.
"Benarkah kau seorang analis profil?"
"Kenapa tidak bisa menebaknya?" tanya Eliza tanpa menjawab dahulu pertanyaan Adam.
"Kalau begitu-" sahut Adam dengan tatapan menatap lantai. Eliza memotong pembicaraan.
"Katanya aku sehat, sudah delapan minggu," jelas Eliza. Adam tersenyum sempurna lalu memeluk belahan jiwanya.
--- Laporan Detail Personal ---
Adam berganti baju kemudian menuju ruang kerjanya. Memandangi sebuah buku analisis. Menatapnya, teringat dengan perkataan Detektif Cyra.
Masuk dengan membawa secangkir teh dan camilan kesukaan.
"Kau bertemu dengan Profesor Aara?" tanya Eliza kepada Adam yang sedang membolak balik sebuah buku hasil analis.
"Kita akan segera punya anak kedua."
"Kembalilah ke pekerjaanmu sekarang, Ketua," ucap Eliza alih-alih memberikan semangat pada Adam.
"Jika itu sesuatu yang tidak bisa Arkana dan aku lakukan, taklukkanlah sendiri."
"Cobalah kembali dan perjuangkan." Eliza mengenggam tangan Adam dengan erat.
"Arkana dan aku akan menjaga rumah." Namun, Adam masih terdiam, memperhatikan Eliza sedang berbicara. Tersenyum dingin lalu memeluknya.
"Nama apa yang harus kita berikan kepada bayi ini?" ucapnya berbisik dengan penuh bahagia.
Di sebuah rapat milik Direktur Utama kami berkumpul.
Orang hilang pertama berasal dari Ocean, Desember lalu. Sebulan kemudian, Samsu. Bulan lalu di Hwabok. Serta kali ini, dari Dunsan. Semua itu terjadi di sekitar daerah barat Singapura dan Provinsi Dunsan.
Detektif Cyra menjelaskan di tengah-tengah kami, dan juga dihadapan Direktur Utama.
"Apa hasil autopsi korban?" tanya Adam.
"Ditemukan bukti bekas luka cekik dan tikam pada jasad semua korban," jelas Detektif Cyra sambil membuka potret yang berhasil ia dapatkan.
"Ditikam atau dicekik dahulu?" tanya Adam balik.
"Pertama, pelaku mencekik sampai mereka tidak sadar. Lalu, menikam mereka dengan pisau," sahut Detektif Aksa.
"Dari pembunuhan kedua, tersangka menggunakan sabuk," balas Adam yang masih memiliki beberapa pertanyaan yang membutuhkan kebenaran.
"Awalnya, dia memakai tangan kosong, lalu dia sadar itu terlalu lama." Detektif Cyra menjawab pertanyaan Adam.
"Jika melihat foto ini, tersangka memotong kuku korban," cetus Detektif Cyra.
"Menurut analisisnya, ada sisa-sisa etanol di bawah kuku para korban. Agaknya dia berusaha menghancurkan semua barang bukti. Tersangka belajar dengan cermat."
"Dia membuat sebuah rencana untuk menjadi pembunuh yang lebih piawai." Adam memajukan kursi, Detektif Cyra berbicara menghadap ke arahnya.
Tidak lama kemudian masuk sosok Tim Andromeda yang akan bekerjasama dengan Tim Investigasi Khusus.
"Perkenalkan diri kalian," ucap Janu Ishan sambil berdiri menyambut mereka.
"Kami satuan tugas Andromeda, dan mulai hari ini, kami bekerja sama dengan kalian dalam kasus Demon AP." Detektif Cyra memperkenalkan dirinya.
"Aku analis perilaku Tim Andromeda, Cyra Fahima. Ini Profesor Pasha Rafardhan, analis psikologi."
"Aku Aara Chaka, penanggung jawab media." Mereka memperkenalkan diri secara masing-masing.
"Kerja sama apanya," celetuk Gavin meremehkan kemampuan dari mereka.
"Kalian harus bersyukur karena tidak ada yang mati."
"Aku pamit, pak." Ketika Tim Andromeda datang, mereka membuat mood Gavin menjadi berubah seketika.
"Kami akan mempelajari semua catatan penyelidikan dan daftar tersangka."
"Mohon kerja samanya." Walaupun Gavin pergi, bukan menjadi sebuah hambatan bagi penyelidikan mereka.
Kami berkumpul di ruang Detektif Janu, selaku atasan dari Investigasi Khusus. Adam dan Profesor Pasha akan menjelaskan kejadian-kejadian yang sama pada tahun lalu. Adam datang terlambat, duduk langsung disuguh dengan melakukan penjelasan.
"Menurut hukum statistika, itu kurang dari satu persen sehingga bisa disebut kebetulan. Ketika analisis profil menentukan sebuah pembunuhan berantai, ada karakteristik kejahatan, dan karakteristik para korban, serta karakteristik korbannya."
"Ketiga elemen ini cocok." Adam membeberkan tiga elemen yang cocok dengan hukum statistika.
"Ketika melihat metode kejahatannya, sepertinya tersangka memiliki obsesi," lanjut Profesor Pasha.
"Itu juga tercermin pada pola pembunuhannya yang unik." Adam dan Profesor Pasha saling bersahutan argumen di depan para anggota Investigasi Khusus.
"Jika kita amati sekali lagi, korban pertama ditemukan tewas satu pekan setelah penculikannya pada 4 Desember."
"Korban kedua ditemukan enam hari setelah penculikannya. Lalu, korban ketiga ditemukan lima hari setelah menghilang."
"Menurut analisis profil-" Penjelasannya Profesor Pasha terhenti.
"Jika benar, waktunya empat hari setelah korban menghilang?"
"Ini membuatku gila," sahut Detektif Janu menepuk jidatnya.
"Karena penyeliidikan pertama gagal, kita sudah membuang dua hari."
"Artinya kita hanya punya sisa waktu 48 jam untuk menyelamatkan Demon AP." Detektif Adam mengakhiri argumennya, sekarang saatnya turun ke jalanan.
Andromeda akan mengubah ini menjadi penyidikan terbuka! Juga akan melarang untuk menghubungi media.
"Laporan penyidikan hanya akan dibuat di bawah kendali Tim Andromeda!" Adam mempertegas peraturan.
Untuk kasus ini mungkin Adam akan turun tangan secara langsung. Jadi Adam hanya bisa memerintahkan mereka dan percaya dengan bukti-bukti yang sudah mereka dapatkan. Mumpung masih diberikan kesempatan, walaupun ada perasaan yang menganggu.
Mulai sekarang mereka sudah berbagi tugas. Detektif Cyra dan Gavin, akan turun ke jalan. Sedangkan Detektif Aidan bersama Profesor Pasha mendatangi ke sebuah apartemen milik korban.
"Kau mengikuti ku?" tanya Adam pada Detektif Cyra.
"Ini laporan kasus mu, bukan?" Detektif Cyra membuka sebuah map laporan bulanan.
"Kenapa kau memegang laporan kasus ku? Memangnya ada hubungan apa dengan mu!" tanya Adam lagi.
"Ada satu laporan kasus yang tertinggal, lalu saya ambil," balas Detektif Cyra sambil memegang dokumen kasus yang dimaksud itu.
"Mau berangkat sekarang atau berdebat laporan kasus! Atau, kamu tidak ingin ikut dengan saya!" sindir Adam sambil bersandar pada dinding dan melipat tangan. Mengambil jas dan kunci mobil lalu segera berangkat.
"Ponselnya pasti dimatikan di sekitar sini. Itu mengindikasikan tempat dia ditekan oleh pelaku, bukan tempat insidennya terjadi. Kupikir korban pasti masuk ke mobil pelaku di sekitar sini."
"Pelakunya cukup cerdas untuk tahu semua ini," cela Detektif Cyra memandangi ke perempatan.
Adam memberikan tumpangan pada Detektif Cyra. Mobilnya dibawa truk derek, karena parkir sembarangan. Detektif Cyra mendapatkan panggilan, bahwa dirinya harus segera kembali ke kantor. Naum, Adam menolak. Menyuruh Arsenio berbicara lewat telpon.
--- Riwayat Masuk ---
"Ada riwayat masuk, tetapi tidak ada jejak percakapannya, begitu pula riwayat masuk lawan bicaranya," adu Arsenio lewat ponsel Adam.
"Artinya seseorang menanamkan sebuah virus dan menghapus semuanya," balas Adam.
"Bagaimana dengan korban lain?" tanya Detektif Cyra yang dari tadi duduk di samping Adam
"Akan kuperiksa," jawab Arsenio. Dalam waktu beberapa menit hasil sudah mulai terlihat.
"Aku menemukan catatan bahwa orang itu menjual barang bekas."
"Namun, penjualan terakhirnya tidak ditemukan. Nihil, bersih," jelas Arsenio.
Adam memandangi dokumen kasus-kasus yang sebelumnya. Didalam benak pikiran masih terlihat jelas bayang-bayang kasus satu tahun yang lalu. Pasca ledakan di kota Banseo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
deru_napas
Thor aku mampir :)
2023-06-12
1
apriliyakim
betul tuh
2023-06-04
1
mis FDR
ceritanya sangat menarik kk, Jangan lupa mmpir juga ya kk,
Harimau Aulia.
nnti aku mmpir lagi.
2023-06-03
4