Sudah satu tahun Adam terkena skor. Kini saatnya dia kembali. Andromeda mengalami penurunan sangat drastis. Sekarang ada surat perintah tugas dari Departemen Kepolisian mengenai kasus selanjutnya.
"Apa kata si Adam?" Direktur Utama duduk di kursi keagungannya sambil berjegang. "Sudah setahun, sudah waktunya dia kembali. Bagaimana menurutmu?"
"Kurasa dia yang harus memutuskan." Profesor Aara mendekap sebuah laporan milik Adam. Mengenakan pakaian kemeja hitam. Berdiri tegak di hadapan Dirut.
"Jika kau bertemu dengannya, katakan ini kesempatan terakhir untuk kembali." Memakai kacamata dan melihat kasus apa saja yang sudah Adam selesaikan.
Masih teringat dengan kasus ledakan di gedung kota Banseo. Semenjak itu Adam mengalami sedikit trauma. Dan trauma ini akan menganggu pada kinerja tim atau tidak?
Ternyata Andromeda tidak sebaik apa yang diharapkan oleh Adam. Selama kena hukuman, Adam bersama keluarga berlibur ke Kota Layang, alih-alih untuk menjenguk orang tuanya. Di saat liburan Adam sempat mendapatkan sebuah surat. Untuk datang ke markas Andromeda.
"Omong kosong." Adam meremat kertas dan melemparkan ke tempat sampah.
Kebetulan sekali saat jam istirahat Profesor Aara dan Detektif Cyra sempat bertemu dengan Adam.
"Permisi," sapa Profesor Aara sambil memundurkan kursi dan menyodorkan kartu anggota milik Adam.
"Direktur Utama masih menginginkan Ketua kembali, Andromeda masih membutuhkan kecerdikan ketua. Hampir satu tahun kami tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cepat." Adam terus mendengarkan aduan dari Profesor Aara. "Dia Detektif Cyra, detektif baru saat Ketua di istirahatkan. Dia juga akan bekerja bersama kami."
Detektif Cyra menyodorkan tangan untuk bersalaman dengan Adam.
"Adam Adelard," balas Adam tanpa membalas salaman anak buah barunya itu.
"Kamu pegang dulu kartu anggota saya." Menyodorkan kartu. Di dalam dirinya masih ada keraguan.
Profesor Aara mencoba menjelaskan kasus yang sedang Andromeda tangani. Seorang gadis yang sedang terduduk di sebuah kafe sambil memainkan laptopnya. Membuka sebuah situs untuk mengirimkan sebuah pesan. Profesor Aara juga menunjukkan sebuah bukti chatingan mereka.
“Ini model terakhir tahun 2000 dengan warna merah.” Penjual mengirimkan foto mobilnya.
“Ini warna yang kuinginkan. Serius kau menawarkan mobilnya seharga itu?” Sedikit tidak percaya dengan harga yang ditawarkan karena begitu murah.
“Ya, aku mendadak harus ke luar negeri. Kau bisa melakukan uji kemudi kalau mau.” Penjual menjawabnya dengan sangat respon. Mereka melanjutkan sebuah chat sekitar 15 menitan. “Hanya ada beberapa di Kota Banseo. Mobil ini edisi terbatas.”
“Tentu, aku tahu. Aku sudah mencari model ini di banyak situs,” balas Fintan Aliana.
"Mengirimkan sebuah pesan tepat pada pukul 12.20 siang. Melalui banyak negoisasi diantara mereka berdua. Gadis ini bernama, Fintan Aliana.” Profesor Aara menjelaskan tanpa kertas apapun. Sudah hafal di luar kepala.” Hujan belum reda, tetapi sang gadis sudah pergi meninggalkan kafe tersebut. Menunggu mobil yang tadi ditawarkan pada dirinya."
Mobil yang dari dulu menjadi impian kini bisa menjadi kenyataan. Seorang laki-laki membukakan pintu mobil untuk mempersilahkan Fintan masuk, dia bernama Ade. Dia yang akan ambil kemudi dan Ade tadi hanya menemani Fintan jalan.
---MARKAS ANDROMEDA---
Memang saatnya Adam harus kembali. Tetapi, Andromeda belum bisa menangani sepenuhnya. Karena belum mendapatkan surat permintaan resmi dari kepolisian. Mematikan telepon dari pihak Investigasi Khusus, Adam sudah ditunggu oleh Profesor Aara dan Detektif Cyra di belakangnya berdiri.
"Kamu ngapain berdiri di belakang saya?" tanya Adam dengan sedikit sinis bahkan alisnya sedikit terangkat.
"Saya diberikan tugas untuk menjadi pendampaing Ketua." Detektif Cyra sedikit takut menatap wajah Adam.
"Pendamping apa, pendamping hidup! Jangan harap deh kalau itu!" balas Adam membuat Detektif Cyra kikuk.
"Baru kenal udah gini, gimana kerja berjam-jam dengan dia?" lirih Detektif Cyra yang didengar Adam. Mendengar ucapannya, menjadikan Adam menghentikan langkah. Selirih apa lawan bicaranya bicara, telinganya masih bisa dengar.
"Kamu bilang apa barusan? Coba ulangi!" tergur Adam mencoba mendekatkan telinga ke wajah Detektif Cyra. "Saya tidak suka dengan sikap seperti itu!"
Adam memberikan peringatan kemudian pergi meninggalkan Detektif Cyra sendiran.
"Apa kata polisi tentang kasus Ade Haidan?" tanya Adam membalikkan badan.
"Mereka pikir itu kasus penculikan atas dasar kebencian," jelas Profesor Pasha sambil melipat tangannya ke depan.
"Kebencian?" Mata Adam menatap ke arah Profesor Pasha.
"Mereka menganggap itu terkait kasus pembunuhan berantai." Profesor Pasha kembali menjelaskan. "Ada dua suara terkenal di Singapura. Pertama, pelaku di balik penculikan H.N."
"Suaranya, satunya lagi adalah suara yang baru kalian dengar, suara ini," jelas Adam dan dengan serentak mendengarkan suara itu.
Memang Adam harus segera kembali dari pasca trauma. Adam sebagai ketua tidak bisa seperti ini terus. Lalu melanjutkan tugas dan misi-misi yang masih sangat rahasia. Kali ini Adam menjelaskan di hadapan para Tim Investigasi Khusus, khususnya pada tim detektif.
“Aku menikam mereka. Setiap kali aku menikam mereka...” Suaranya di iringi tertawa sinis. “Namun, jika terus melakukannya, aku akan terbiasa.... membunuh.”
"Pelaku kasus pembunuhan berantai di Singapura Barat Laut, yang disebut Pembunuh berantai. Telah membunuh 21 pria dan wanita dalam 11 kasus yang dia sebabkan selama 10 tahun terakhir sejak 2015." Adam menjelaskan sambil jalan memutari ruang rapat. Berhenti di samping Gavin, menatapnya sekilas sambil memastikan dia menyimak. Dari tadi Gavin memandang ke arah Profesor Aara.
"Salah satu ciri khasnya adalah menempatkan barang-barang korban sebelumnya pada korban yang baru dibunuhnya. Sepatu hak tinggi merah di foto terakhir adalah milik korban sebelumnya." Adam mengganti gambar selanjutnya.
"Namun, seolah-olah ingin mengatakan dia cukup bersenang-senang, dia mendadak menghilang. Itu tujuh tahun lalu. Setelah itu, tidak ada kasus serupa yang ditemukan. Menurut kalian, kenapa?" tanya Adam diakhir penjelasan
Seperti biasanya, kami para Tim Andromeda. Ketika akan menghadapi misi, kami harus melakukan identifikasi pada pelaku ataupun korban.
"Salah satu teroi kepolisian adalah si pelaku sudah tertangkap atas tuduhan yang tidak terkait dengan pembunuhannya. Namun, menurutku, dia tidak akan pernah bisa menjadi narapidana anonim.” Adam berjalan menuju ke tengah. Tiba-tiba dari pintu belakang Detektif Cyra masuk. “Satu-satunya alasan dia membunuh adalah untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Teori lain mengatakan dia sudah mati."
"Faktanya, hanya itu satu-satunya cara agar seorang pembunuh obsesif berhenti membunuh. Benarkah pelakunya menderita gangguan mental?" Ketika Adam sedang menjelaskan di hadapan para hadirin. Detektif Cyra masih terdiam di belakang. "Mungkin dia memang seorang psikopat?"
"Silahkan lihat orang-orang yang duduk di samping kalian. Kalian melihat seseorang yang bisa menjadi pembunuh?" Adam memerintahkan supaya para hadirin melihat ke orang yang sedang berada di samping kanan dan kiri.
"Masalahnya, kriminal yang melakukan pembunuhan mengerikan bisa menjadi tetangga atau keluarga siapa pun." Setelah itu pertemuan dibubarkan. Detektif Cyra kembali berbicara pada Adam.
--- Laporan Detail Personal ---
"Laporan apa ini?" tanya Adam sambil menerima dokumen tersebut. "Kamu sudah membacanya atau belum?"
"Sudah, pak. Biar sa-"
Adam memotong pembicaraan Detektif Cyra dengan tidak sopan.
"Jelaskan!"
"Ini korban keempatnya. Polanya makin cepat. Menurut analisis, kita hanya punya empat hari untuk menyelamatkan." Adam membuka buku analisis milik korban berikutnya. Detektif Cyra menjelaskan sedikit tentang korban berikutnya.
"Pernahkah kau memikirkan ini?" Adam bertanya balik dengan mata masih memandangai dokumen analisis.
"Terkadang, kita bisa salah. Jika ada satu suara lain yang berseru di benakmu, jangan menyembunyikannya." Memandang Detektif Cyra yang duduk di sampingnya, kemudian berdiri lalu pergi. Langkahnya terhenti ketika Detektif Cyra berdiri dan berjalan menuju ke arahnya.
"Itu hal paling kejam yang kau lakukan kepada dirimu.” Adam memutar badan. Lalu mendengar ocehan Detektif Cyra dan memandangnya tanpa senyum ataupun gerakan lain. "Itu yang pernah kau katakan."
"Kau harus membantu. Itu juga yang di inginkan Dirut." Detektif Cyra juga menghentikan langkahnya. Dari mana dia tahu, Adam pernah mengucapkan itu di hadapan anak buahnya.
Setelah melakukan identifikasi korban Detektif Cyra dan Adam menuju ke sebuah gereja tua yang terbengkalai.
"Kamu tahu tentang saya dari mana?" tanya Adam saat diperjalanan.
"Dari sebuah buku anggota. Dirut meminta saya untuk memberikan ini." Detektif Cyra mengambil kartu anggota di dalam saku jas.
"Apakah kamu juga tahu penyebab saya di istirahatkan?" tanya Adam lagi.
"Sempat mendengar cerita dari Profesor Aara," balas Detektif Cyra.
Adam masih ragu untuk menerima kartu anggota tersebut. Rasa trauma masih menghantui benak pikirannya.
"Ini tempat terakhir dia menerima sinyal ponsel. Dia memesan tempat di sebuah restoran dan sepotong kue untuk temannya yang akan ke luar negeri, tetapi menghilang beberapa jam setelah mematikan ponselnya," jelas Detektif Cyra sambil membuka sebuah buku. "Dia juga mendatangi tempat yang tidak pernah didatanginya,"
"Ini bukan menghilang biasa," balas Adam.
Kemudian Adam keluar dari dalam mobil sambil membuka payung. Hujan sudah tidak menjadi halangan bagi penyelidikan kami. Cuaca apapun kami tetap harus melakukan pekerjaan ini. Berjalan beberapa langkah lalu terhenti.
"Sebelum ponselnya dimatikan, butuh dua menit dan 30 detik sebelum tiga stasiun berubah. Itu berarti-" Mengangkat tangan kiri dan melihat jam tangan.
"Mobilnya melaju 70 km per jam ketika ponselnya dimatikan." Ketika Adam sedang berbicara sendiri. Detektif Cyra menerima sebuah telepon dari Arsenio. Kemudian memberi tahu pada Adam bahwa tersangka sudah berhasil ditemukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
HujanReda
seruuu😍😍
2023-06-16
0
Lady Ev
bagus critanya 👍
2023-06-11
0
😺 Aning 😾
mantap 👍
2023-06-09
0