Goresan Kaca

Adam kembali ke kantor bersama Direktur Utama, lalu disambut beberapa anak buahnya.

"Selamat datang kembali, Direktur Antares," sapa Profesor Pasha dengan ramah.

Untuk menyambut kembalinya Direktur, Tim Andromeda mencoba membuat hal yang menarik. Mereka merayakan dengan meminum soju di kafe milik Direktur sendiri.

"Agendakan saat perubahan organisasi nanti!" perintah Dierktur yang duduk di bangku tengah.

Adam menikmati soju yang sudah dihidangkan. Adam duduk di lantai dua bersama Detektif Cyra. Duduk berdua sambil memperhatikan betapa bahagiannya para detektif muda.

Adam memperhatikan langkah Direktur yang mendekat.

"Adam, bisa kita bicara sebentar," ucap Direktur Utama, dan Detektif Cyra segera pergi ke bawah.

"Ada apa?" tanya Adam dengan mata memandang ke langit.

"Hari itu-" Direktur Antares belum sempat berbicara, namun Adam sudah memotongnya.

"Lupakan hari itu." Kemudian pergi meninggalkan Direktur Utama sendirian di kursi bambu.

Rasa kecewa masih tebayang di mata Adam dengan jelas. Rasanya ingin balas dendam, namun itu tidak mungkin dilakukan. Semua yang sudah terjadi merupakan takdir dari sang pencipta.

- Terima kasih sudah mempertimbangkan kinerja saya.

Direktur mengirimkan sebuah pesan. Sayangnya, hanya Adam baca. Direktur mencoba membujuk Adam supaya bisa memaafkan kesalahannya. Menurut Adam, kesalahan ini bukan kesalahan biasa.

Adam dan Profesor Pasha kembali ke kantor lebih dahulu daripada yang lain.

"Pak, ini yakin Pak Direktur akan bekerja lagi?" Profesor Pasha masih mendapatkan keraguan kepada Direktur.

"Yakin nggak yakin, kita harus yakin," jawab Adam sambil bermain ponsel.

Sementara ini, Tim Andromeda belum bisa mendapatkan penganti untuk Direktur Antares. Adam yakin, setelah ini pasti akan ada perubahan.

"Memperkerjakan orang baru itu juga tidak mudah." Menyilangkan kakinya.

"Orang lama aja susah," sahut Profesor Pasha.

"Lihat Gavin, tadinya kalau bertemu dengan saya. Seketika amarahnya meletup-letup. Tapi sekarang, bagaimana?" Tidak terasa perjalanan mereka sudah sampai di halaman kantor.

Merapikan beberapa kertas-kertas yang menumpuk di mejanya. Membuka sebuah laptop. Wallpaper itu....

Wallpaper itu mengingatkan pada Eliza. Membawa beberapa surat tugas kepada Profesor Pasha. Melewati meja Detektif Cyra, lalu Adam mengedipkan matanya.

"Jangan aneh-aneh deh, pak!" Detektif Cyra merasa resah ketika bertemu dengan Adam.

"Aneh apanya, orang mau lewat kok," protes Adam sambil cengengesan.

"Ya, udah sana," jawab Detektif Cyra kesal. Mungkin hanya dia yang berani membantah Adam.

"Mungkin situ yang mikir aneh-aneh," balas Adam sambil menyerahkan surat tugas.

"Ada apa ini, tiba-tiba berisik." Datang Arsenio yang ikut penasaran.

"Kepo banget." Menepuk dahi Arsenio kemudian pergi. Adam dan Cyra keluar barengan. Mereka berdebat lagi di pintu.

"Jangan ganggu Pak Adam," bisik Profesor Pasha pada Arsenio. Adam pura-pura tidak dengar dan menghiraukan bisikkan mereka.

Adam juga tahu batasan dengan Cyra. Adam juga menjaga perasaannya. Jangan permalukan dia di depan umum. Sekarang saatnya Adam memerintahkan Tim Andromeda untuk berkeliling mencari Jejak Hitam. Adam dan Cyra berangkat paling akhir.

Suara berisik dari mikropon mulai terdengar.

"Menuju persimpangan C jalur Dunsan. Sedang memasuki sebuah apartemen." Adam dan Detektif Cyra segera turun dan mengejar Jejak Hitam, yang kebetulan jarak mereka sudah dekat.

Langkahnya terhenti di sebuah tangga. Melangkah perlahan-lahan. Mengatur nafas, kemudian berlari mengejar menuju ke atas. Tepat di lantai satu, yang kebetulan lebih rendah tempatnya. Jejak Hitam melemparkan sebuah koper untuk memecah sebuah kaca. Lalu melompat.

Anak buahnya mendengar suara pecahan kaca dan alarm mobil.

"Ketua!" teriak panik mereka dengan serentak.

"Kejar dia." Adam mencoba memegangi luka pada perut yang terkena goresan kaca.

"Tenang, Cyra akan mengambil alih." Kejar Detektif Cyra sambil ngos-ngosan.

"Jangan biarkan dia sendirian!" perintah Adam yang kemudian Profesor Pasha menyusulnya. Direktur mencoba ambil alih.

"Sekarang saya yang akan ambil alih, dan semua tanggungjawab ada pada saya." Direktur akan memantau pergerakkan Tim Andromeda di balik layar.

"Sekarang giring Jejak Hitam menuju ke sebuah tepian pantai yang sepi!" Sedangkan, Adam mundur dan digantikan oleh Direktur.

"Jangan kepung dia saat di bank."

"Kemungkinan, akan ada perlawanan," lanjut Adam sambil merasakan perih.

"Sebisa mungkin kita harus mencegah adanya korban." Adam dan Direktur saling beradu pendapat.

Luka yang Adam rasakan sudah tidak terlalu sakit. Akhirnya Adam ikut mengejar bayangan menggunakan mobil pribadi. Supaya mobil Jejak Hitam bisa berbelok menuju ke tepian pantai. Adam harus merelakan mobilnya tersakiti.

"Sorry, boy," ucap Adam ketika berhasil menabrak bampernya.

"Kawal mobil Pak Adam!" perintah Direktur Antares dengan terburu-buru.

Tepat berhenti di sebuah jembatan yang sepi. Anggota Tim Andromeda di sebelah kanan jembatan. Sedangkan dari Tim Investigasi Khusus di sebelah kiri. Hanya ada Adam dan Jejak Hitam yang berada di tengah-tengah jembatan.

"Ahli senjata, siap," ucap Direktur Antares tegas.

"Tim Keamanan, siap blokir jalanan," lanjut DIrektur Antares yang perlahan-lahan bergerak maju.

"Angkatan Laut, berjaga-jaga." Direktur Antares memegang kendali atas penyelidikan ini. Semua keputusan dan tanggungjawab ada pada dirinya.

Doorr....

Adam lengah dengan pergerakkan Jejak HItam, sehingga peluru meleset mengenai bahu kirinya. Akhirnya Ahli Senjata berhasil menembak lengan kanan Jejak Hitam sehingga tidak bisa menembak dengan tepat.

Adam berlari menginjak pistol tersebut, kemudian beradu fisik.

"Sial..." Adam hampir terpukul lebih dahulu.

"Pak!" Detektif Cyra sudah panik dengan kondisi Adam.

"Jangan, jika mendekat. Adam akan semakin parah, biar mereka tuntaskan dengan sendirinya," cegah DIrektur Antares mencegat dengan tangannya.

Kebiasaan Adam saat berkelahi, yaitu menendang bagian paha. Dilanjutkan menendang sampai terjatuh.

"Jangan terlalu banyak tingkah, Boy," ucap Adam sambil memborgol kedua tangannya.

"Omong doang," sahut Jejak Hitam. Dilanjutkan Adam dengan mengngeplak kepalanya.

"Masuk!"

"Jangan banyak omong!" sentak Adam dengan mata marah. Adam kembali ke kantor dengan Profesor Pasha yang menjadi pengemudi. Darah mencoba mengalir perlahan-lahan.

"Hentikan darahnya dengan ini, pak." Profesor Pasha memberikan sehelai kain berwarna hitam. Lalu Adam mengikat kencang pada bahunya.

"Bisa-bisanya saya tertembak," keluh Adam memegangi bahu kirinya. Sampai di halaman kantor. Duduk di kursi keagunggannya. Membuka sehelai kain, mencopot setelan jas dan kemeja. Mencoba membersihkan lukanya sendirian.

Profesor Pasha masuk membawa air hangat, perban dan betadine. Seketika Detektif Cyra masuk dengan mengetuk pintu.

"Ess...ess." Profesor Pasha yang juga ikut kaget. Segera mengaling-alingi Adam dari hadapan Detektif Cyra.

"Masuk nggak bilang-bilang!" gumam Adam lirih. Ketika melihat Adam dengan setengah telanjang. Cyra tidak melanjutkan langkahnya.

"Untung ada kamu, kalau nggak bisa disangka yang aneh-aneh nih," ucap Adam menyipitkan matanya untuk menahan rasa perih.

"Saya kira itu bakalan Gavin yang masuk," balas Profesor Pasha. Setelah diobati Adam menemui Detektif Cyra.

"Cyra mana?" tanya Adam yang berjalan masuk ke ruangannya.

"Pergi sama Gavin," sahut Profesor Aara.

"Ke mana?" Seketika rasa cemburu mengeluarkan asap tebal.

"Kurang tahu, pak," jawab Profesor Aara. Direktur Antares dan Adam bertemu di ruangan CCTV milik Arsenio.

"Duduk, pak," sapa Adam dengan ramah kepada Direktur Antares.

"Bahu-bahu, sudah beres?" tanya Direktur Antares sekadar basa-basi.

"Sudah," jawab Adam sambil mengangguk.

Kalau bukan bertemu di sini, Adam masih sungkan berbicara dengan Direktur Antares. Karena, masih teringat dengan ucapannya pada hari lalu. Ucapan yang membuat Adam sakit hati.

"Sebenarnya saya masih malas berhadapan dengan Direktur," keluh Adam kepada Arsenio.

"Karena waktu itu kan, pak," jawab Arsenio menghentikan aktivitasnya.

"Coba saja, kamu yang jadi saya."

"Sakitnya kaya apa, pagi masih melihat senyumnya, siang sudah seperti itu." Adam masih belum bisa melupakan kejadian pada hari itu.

"Ada keinginan balas dendam tidak, pak?" tanya Arsenio.

Adam terbeku dan tatapannya kosong.

Episodes
1 Ledakan
2 Kembalinya Sang Ketua
3 Ditikam Atau Dicekik
4 Situs Barang Bekas
5 Kasus Yang Sama Di Hari Libur
6 Dead Bolt
7 Paling Kuat Dan Ditakuti
8 Terbunuhnya Detektif Aidan
9 Pengamat Pasif
10 Analisis Kejadian
11 Paspor Dan Analisis Kejiwaan
12 Tembak Aku!
13 Dokumen Di Almari Khusus
14 Basement
15 Persidangan
16 Goresan Kaca
17 Penculikan Di Kota Hwabok
18 Roti Yang Di Lemparkan
19 Gelap Gulita
20 Pergantian
21 Elang
22 Susunan Rencana
23 Sang Singa
24 Jam 9 Malam
25 Tragedi Hotel Zeus
26 Alamat IP
27 VIP
28 Bukan Menghilang Biasa
29 Pesan Singkat
30 Posisi
31 Penyihir Dingin
32 Seorang Introvet Dan Kepercayaannya
33 Hukuman Mati
34 Membuka Kasus Lama
35 Kamp Pelatihan Lama
36 Makan Malam Berujung Di RS
37 Rencana Sendiri
38 Dua Masalah Satu Penyelesaian
39 Berita Baik
40 Karcis Pertunjukkan
41 Pengawasan
42 Bandar Narkoba
43 Imajinasi Bocah
44 Peron Lama
45 Sales Kalung Kesehatan
46 Persaingan Kerja
47 Sedan Warna Putih
48 Diamond Network
49 Tim Alfa
50 Data Nasabah
51 Mengadakan Pertemuan
52 Nama Samaran
53 Selesaikan Di Sini
54 Cukup Cerdik Bagi Seorang Pembunuh
55 The Black
56 Selangkah Lagi
57 Kotak Kalung Akrilik
58 Membunuh Atau Dibunuh
59 Presdir Inggris
60 Percikan Darah
61 Kartu Nama
62 Pasar Banseo
63 Leher Dan Perut
64 02.30
65 7 Sampai 9
66 ATLANTIS HOTEL
67 152C
68 Ocean
69 Angka-Angka
70 Siapa Yang Merasuki Jiwamu
71 Siapa Dia
72 Jasad Di Jembatan Samsu
73 Nomor 25
74 Gelisah
75 Rekaman Pembicaraan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Ledakan
2
Kembalinya Sang Ketua
3
Ditikam Atau Dicekik
4
Situs Barang Bekas
5
Kasus Yang Sama Di Hari Libur
6
Dead Bolt
7
Paling Kuat Dan Ditakuti
8
Terbunuhnya Detektif Aidan
9
Pengamat Pasif
10
Analisis Kejadian
11
Paspor Dan Analisis Kejiwaan
12
Tembak Aku!
13
Dokumen Di Almari Khusus
14
Basement
15
Persidangan
16
Goresan Kaca
17
Penculikan Di Kota Hwabok
18
Roti Yang Di Lemparkan
19
Gelap Gulita
20
Pergantian
21
Elang
22
Susunan Rencana
23
Sang Singa
24
Jam 9 Malam
25
Tragedi Hotel Zeus
26
Alamat IP
27
VIP
28
Bukan Menghilang Biasa
29
Pesan Singkat
30
Posisi
31
Penyihir Dingin
32
Seorang Introvet Dan Kepercayaannya
33
Hukuman Mati
34
Membuka Kasus Lama
35
Kamp Pelatihan Lama
36
Makan Malam Berujung Di RS
37
Rencana Sendiri
38
Dua Masalah Satu Penyelesaian
39
Berita Baik
40
Karcis Pertunjukkan
41
Pengawasan
42
Bandar Narkoba
43
Imajinasi Bocah
44
Peron Lama
45
Sales Kalung Kesehatan
46
Persaingan Kerja
47
Sedan Warna Putih
48
Diamond Network
49
Tim Alfa
50
Data Nasabah
51
Mengadakan Pertemuan
52
Nama Samaran
53
Selesaikan Di Sini
54
Cukup Cerdik Bagi Seorang Pembunuh
55
The Black
56
Selangkah Lagi
57
Kotak Kalung Akrilik
58
Membunuh Atau Dibunuh
59
Presdir Inggris
60
Percikan Darah
61
Kartu Nama
62
Pasar Banseo
63
Leher Dan Perut
64
02.30
65
7 Sampai 9
66
ATLANTIS HOTEL
67
152C
68
Ocean
69
Angka-Angka
70
Siapa Yang Merasuki Jiwamu
71
Siapa Dia
72
Jasad Di Jembatan Samsu
73
Nomor 25
74
Gelisah
75
Rekaman Pembicaraan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!