Acara kirab budaya yang ku ikuti siang tadi membuat raga ini begitu lelah. Ku rebahkan raga di atas kasur setelah terlebih dulu mandi dan menunaikan sholat magrib. Kelopak mata ini terasa semakin berat. Semakin lama semakin tak tertahan. Entah pada menit keperapa, tiba-tiba saja mata ini terpejam dengan sendirinya.
...****************...
"Mas tadi yang kamu tampilin kok sama penampilan desa lain sih" Kata Faizah sambil tertidur dipangkuanku yang masih sibuk dengan layar laptop yang menyala. Masih ada beberapa pekerjaan yang harus segera ku selesaikan. Sehingga mau tak mau aku harus tetap bekerja di hari libur.
"Lha mana kita tahu kalau sama dek? Kan gak janjian dulu. Lagian itu kan urusannya pihak desa. Mas mah cuman peserta aja. Disuruh jalan ya jalan aja. Gak tahu juknis acaranya gimana" Kataku. Faizah memeluk tubuhku erat masih dengan kepala di pangkuanku. Berada dalam pelukannya membuatku merasakan begitu di cintai.
"Tadi kamu disana berarti dek?" tanyaku. Sejenak aku mengalihkan pandangan dari layar yang menyala lalu mencium kepala kekasihku yang masih setia memelukku. Aku mencium kepalanya lalu kembali bekerja.
"Kalau ya emang kenapa? Takut ketakuan aneh-aneh kan?" Begitulah wanita. Kita bertanya bukannya dijawab malah justru memberi pertanyaan. Yang sudah pasti ujung ujungnya seolah menuduhkan sesuatu yang sama sekali tak pernah terlintas dibenakku. Jika sudah begini maka mengalah adalah solusi terbaik agar tak menimbulkan konflik.
Aku segera mematikan laptop yang ada di hadapanku. Karena aku tahu yang diharap oleh Faizah adalah kebersamaan denganku. Ia tidak mau waktu liburku masih ku gunakan untuk bekerja. Jika sudah begini maka lebih baik aku kerja nanti saja setelah ia tidur. Yang penting sekarang aku bisa memanjakan orang yang sudah susah payah aku dapatkan.
"Bukan begitu sayangku. Kalau adek ada disina kan kita bisa jalan bareng dalam arti yang sebenarnya." Aku mencium kepala kekasihku itu lalu membelai rambutnya dengan mesra. Aku tahu jika ia seperti mencari-cari masalah itu artinya ia ingin diperhatikan dan ingin di manja-manja.
"Kalau jalan sama adek kan pasti gak terasa panasnya. Kan jalannya sama bidadari surga." Kataku sambil mencubit hidungnya gemas.
"Gombal"
Faizah memukul dadaku lalu bangun dan duduk disampingku. Kepalanya ia disandarkan di pundakku dengan tangan yang masih memeluk erat tubuhku. Aku mencium kepalanya lalu membelai rambutnya yang tergerai panjang. Aku ingin ia terus merasakan betapa besar dan tulusnya cintaku padanya. Tak perduli seberapa sibuknya pekerjaanku. Faizah tetaplah prioritasku. Yang harus ku bahagiakan dan ku berikan perhatian serta kasih sayang yang melimpah.
"Mas. Jalan yuk" Kata Faizah kemudian. Ia menatapku. Wajah kami begitu dekat. Membuatku bisa menikmati wajahnya yang ayu.
"Ayok. Mau jalan kemana?" Tanyaku yang tak henti membelai rambutnya.
"Ke SCJ aja mau?" Jawabnya.
"Boleh" Jawabku. Kata-katanya memang seolah bertanya, tapi aku yakin jika aku mengusulkan tempat lain ia pasti tak mau. Dan pasti berujung pada perselisihan. Karena yang di harapkan hanya penguatan bukan pendapat yang sebenarnya. Begitulah wanita. Hatinya begitu lembut dan selalu ingin di mengerti.
"Tapi memangnya adek kuat jalan sampai SCJ? Jauh lho" Aku tersenyum jail padanya.
"Iiiiiih... Mas Faiz ini ya. Kita jalannya kan pakai motor mas. Masak ya jalan kaki. Bisa bisa sampai sana kakinya lumpuh" Jawabnya dengan nada manja.
Tempat tinggalku memang tak begitu jauh dari SCJ. Salah satu pusat kuliner dan oleh-oleh khas Jepara. Kota tempat kami tinggal. Jarak SCJ dengan rumahku sekitar 5 sampai 6 km. Biasanya hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai sana. Tapi jika jalan bersama Faizah, aku biasanya sengaja berjalan lambat sehingga bisa sampai 20 menit atau bahkan lebih.
"Ya udah yuk berangkat." Kataku yang membuat Faizah langsung berdiri. Namun ia tak bisa berjalan jauh karena tangannya masih ku genggam erat.
"Maaasss... Lepasss. Aku mau ambil jilbab sama jaket dulu" Katanya dengan pandangan lurus ke arahku.
"Kiss dulu baru mas lepas" Kataku sambil tersenyum kearahnya. Ku ketuk pipi kananku sebagai isyarat bahwa aku meminta ciuman di pipi.
"Ihh. Cari cari kesempatan nih" Jawabnya sambil memoncongkan bibirnya. Namun setelahnya ia tersenyum malu.
"Emang. Boleh dong sama istri sendiri." Melihat ada peluang. Akupun segera melancarkan aksi. Aku menarik tangan Faizah membuatnya kembali mendekat kearahku. Tanpa perlawanan ia kudekap erat. Lalu setelah puas menghirup aroma tubuhnya ku dekatkan wajahku. Meminta yang tadi ku inginkan.
"Buruan dek. Pahala ini" Faizah hendak mencium pipiku, namun aku segera menoleh. Membuat bibir manis itu menempel di bibirku.
"Iz.. Faiz.." Suara ibu membuatku sebal. Ingin ku biarkan namun semakin lama semakin keras. Hingga terasa goncangan di tubuhku.
"Iz.. Faiz.. Bangun..." Suara ibu membuatku sadar ternyata moment romantis dengan Faizah hanya ada dalam mimpiku.
"Iz.. Bangun. Sudah jam berapa ini? Tadi kamu belum sholat isya' kan?" Ibu berbicara sambil menggoyang goyangkan tubuhku yang masih belum sepenuhnya sadar. Aku pun segera membuka mata dan duduk di atas kasur.
"Ibuk ini ganggu kebahagiaan orang saja" kataku sedikit sewot.
"Gimana gak ganggu. Wong kamu tidur dari habis magrib sampai jam 10 gak bangun bangun. Sana sholat dulu. Nanti lanjut tidur lagi"
Ibu keluar dari kamar, meninggalkanku seorang diri duduk termenung diatas kasur. Mimpi itu begitu indah. Ingin ku mewujudkannya dalam dunia nyata. Menjadikan Faizah bidadari syurga yang menemaniku dari dunia hingga sampai ke alam baka. Berkasih mesra denganya. Berbagi cerita tentang hal kecil yang sudah kita lewati sambil saling mendekap erat.
Faizah.. Bidadariku.. Walau sekarang kau bersama orang lain. Namun aku tak pernah bisa sepenuhnya melepasmu. Cinta ini sudah terpatri. Memilihmu sebagai tambatan hati. Jika sekarang kita belum berjodoh maka biarlah aku merayu Tuhanku untuk menjadikanku yang terakhir dihidupmu.
Aku tak mengapa jika aku menjadi yang kedua. Yang mendapatkanmu setelah kau dimiliki orang lain. Aku tak mengapa jika suatu hari nanti kau kembali padaku dengan keadaan fisik yang sudah tak sesempurna saat pertama kali kita berjumpa. Yang penting kau mau kembali mencintaiku. Memberikan seluruh cintamu kepadaku. Merajut asa bersamaku. Menjadikan hidupku berwarna kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments