Setelah mendengar jawaban dari Selir Rosita, Raja menatap kearah Tetua yang ada. Ada sekitar 15 tetua yang masing-masing dipanggil dengan Angka.
“Tetua Pertama, ambil keputusan yang tepat. Mereka masih dalam pengawasan kita.” ucap Raja, dia berbicara dengan nada yang tegas.
Tetua yang dipanggil itu langsung mengangguk. “Keputusan yang kita ambil adalah tetap menjaga mereka dan kita pastikan berasal dari mana mereka.” ucap Tetua Pertama.
Raja mengangguk, “Baiklah ... Ratu, ada yang ingin kau sampaikan?” tanya Raja kepada Istri tercintanya.
Ratu yang mendengar dirinya di sebut perlahan melangkah menuruni altar yang ditempati olehnya. Orang-orang yang melihatnya turun tertegun karena sepertinya Ratu benar-benar tidak bisa melupakan anak mereka.
5 tahun yang lalu, kelahiran tiga putri sang Raja. Ratu Destia-Rya sangat menanti hal ini, meski keringat dan lelahnya menyatu, melihat ketiga putri yang terlahir dari rahimnya sendiri adalah penyembuh dari lelahnya.
Raja Tiran-Rya sangat bahagia mengecup wajah sang Istri kesayanganya.
Para Selir yang melihatnya tersenyum bahagia, melihat kearah tiga keranjang yang terdapat tiga bayi dengan mata yang berbeda.
Bola mata yang memang turun-temurun dari para Raja terdahulu. Kerajaan Dermarya merupakan kerajaan yang memiki keunikan, karena setiap keturunan yang hadir, akan terlahir bayi dengan mata yang langka. Tapi hanya satu Raja yang mendapatkan keistimewaan itu.
Salah satunya Raja 04, Raja Henry-Rya dan Ratu Mary-Rya yang melahirkan tiga gadis, mereka memiliki bola mata yang berbeda. Dan dari kejadian itu lah, Raja Henry-Rya memutuskan untuk keturunannya bahwa kekuatan darinya akan mengalir untuk tiga putri yang lahir ini.
Tapi hanya terjadi kepada Raja 04. Tidak kepada Raja-Raja yang lain, hingga terlahirnya Raja bernama Tiran-Rya, yang merupakan raja ke 12. Menikah dengan Ratu Destia-Rya. Dan menimbulkan kelangkaan itu, karena mereka berhasil melahirkan kembali tiga gadis yang langka.
Tapi kutukkan terjadi, karena tiga gadis yang langka ini tak akan bertahan lama. Usia mereka tidak bisa bertahan dalam waktu lama, membuat Tiran-Rya berpikir keras bagaimana menghilangkan kutukan itu.
Namun pada akhirnya, Tiga Putri itu memang harus pergi dengan bahagia.
Mengingat hal itu, Destia-Rya, sangat tidak terima dengan kutukan tersebut. Apa yang sebenarnya Raja terdahulu lakukan, sampai kutukan itu terus ada.
“Aku ingin ... mereka tinggal disini, dan menjadi anak angkatku.” ucap Ratu dengan wajah yang penuh dengan tekad.
Hal itu membuat semua orang terkejut mendengarnya, tak terkecuali dengan Tiga Gadis yang memandang kearah Ratu.
“Istriku, apa itu keinginanmu?” tanya Raja yang memandang Istrinya.
Ratu mengangguk, tanpa berbicara lagi. Dia menatap ketiga gadis yang masih menekukkan lututnya.
“Bangunlah.” perintah Ratu yang membuat ketiga gadis didepannya sedikit bingung.
“Tidak apa, bangunlah.” Ucapnya lagi. Tamayra, Lestayra dan Melyra langsung mengikuti perintahnya.
Meski mereka berdiri, keputusan Ratu untuk mengangkat mereka bertiga sebagai anak angkat belum di setujui oleh Raja. Suasana yang ada menjadi begitu sepi.
“Baiklah, Karena masih perlu penyelidikkan, maka selesaikan itu. Tapi! aku tetap ingin mereka menjadi putriku. Raja, apa kau menolak keinginanku, jika kau menolaknya, jelaskan alasannya.” ucap Ratu yang kini menatap Suaminya.
Terteguh dengan tatapan itu, Raja menatap kearah Tetua yang menganggukkan kepala.
“Baiklah Istriku, kau boleh mengangkat mereka menjadi putrimu, aku mengerti akan perhatian yang kau berikan kepada mereka.” ucap Raja yang mengakhiri segalanya.
Ratu mengangguk dan menundukkan kepalanya, namun langsung dihentikan dengan tangan sang Raja yang terangkat pelan. “Jangan terlalu menundukkan kepalamu.” ucapnya.
Tamayra, Lestayra dan Melyra sedikit merasa kagum dengan cinta dari Raja dan Ratu ini. Karena tidak biasanya, ada Raja yang bucin terhadap Istrinya.
Setelah semua urusan kecil ini selesai. Mereka dibawa ke Taman oleh sang Ratu yang kini telah menjadi Ibu Angkat mereka.
Di taman yang mereka kunjungi ini sangat membuat kagum, karena baru kali ini mereka melihat dengan mata kepala sendiri, betapa indahnya Taman tersebut.
Selama ini mereka hanya melihat ilustrasi digambar, tapi tidak menyangka seperti inilah Taman kerajaan yang sesungguhnya.
Ratu dan tiga Pelayan yang ada tersenyum melihat Tiga gadis tidak berkedip dengan apa yang diliat.
“Apa sungguh indah?” tanya sang Ratu.
Ketiganya menjawab.
“Tentu saja! ini lebih dari kata indah.”
“Ini sangat menakjubkan.”
“Menurutku luar biasa”
Mendengar perkataan kagum itu, apa lagi dengan wajah antusias dari Anak Angkatnya ini, membuat Ratu tersenyum.
“Maka tinggalah disini dan jadikan Putriku.” ucap Ratu dengan nada pelan.
Mendengar hal itu, membuat ketiga Gadis langsung menatap kearahnya.
“Tamayra, apa yang harus kita lakukan?” bisik Melyra yang berada di samping Tamayra. Saat ini Tamayra yang ada ditengah.
“Melyra, Lestyra, menurut kalian apa kita menerimanya?” bisik Tamayra kepada kedua Sahabatnya.
Mendengar hal itu, Melyra dan Lestayra mengangguk. mereka tidak ingin membuat orang yang memberikan kasih sayang ini bersedih. Setidaknya mereka disini tidak disakiti, malah diberi kasih sayang.
“Terima saja, karena merekalah yang memberikan kita tempat tinggal. lagi pula ke mana kita akan pergi?” ucap Lestayra sambil menatap Tamayra.
Melyra mengangguk, “Menurutku begitu, lebih baik menerimanya, dan kita juga tidak menghianati mereka.” ucap Melyra yang langsung dianggukkan oleh Tamayra.
“Yang Mulia, maafkan kami sebelumnya. tapi mendengar kata menjadi anak angkatmu, itu hal yang sangat luar biasa. Hanya saja, apakah tidak masalah kepada Kalian? kami hanya anak terlantar yang tak tahu ada dimana.” ucap Tamayra.
Benar adanya, saat ini mereka masih belum bisa menentukan tujuan mereka, dan bagaimana langkah selanjutnya. Tapi Tamayra sudah menangkap alasan mereka ada disini.
Ratu yang mendengarnya langsung menatap Tamayra, ia berdiri dan menangkup wajah Tamayra dengan lembut.
“Apakah aku terlihat bermasalah jika ada kalian disini. Tidak, aku hanya ingin memiliki seorang anak, keturunan-,” belum selesai Ratu berbicara, Tamayra segera memeluknya.
“Baik Ibu, jika kau ingin seorang Anak. kami akan dengan senang hati memangilmu ibu dan menjadikanmu ibu kami.” ucap Tamayra yang langsung mendapat balasan dari Ratu dengan memeluknya.
Tak hanya mereka berdua, Ratu juga memeluk Melyra dan Lestayra dengan air mata yang mengalir. Membuat Tiga Pelayan tersenyum melihatnya.
“Terimakasih, terimakasih.” ucap Ratu yang sangat bahagia mendapatkan apa yang hilang dalam dirinya. meski bukan darah daging sendiri, Ratu akan tetap menganggap mereka putrinya, Kesayangannya.
...•••...
“Siapa sangka orang yang kalian bawa malah berhasil memikat Ratu.” ucap Selir Vian-Ji kepada Selir Jia Li yang dimana mereka berdua menatap orang-orang dari kejauhan.
“Seharusnya, aku yang menjadi ibu angkat mereka.” keluh Jia Li yang menatap kebahagiaan itu.
“Sudah dipastikan mereka akan mendapatkan perhatian dari Raja. Maka akan sulit untuk kita,Raja bahkan belum pernah lagi menyentuh kita.” ucap Selir Xia-Ju.
“Sudah, sudah, lebih baik kita pikirkan cara lain saja. bagaimana membuat ketiga gadis itu bermasalah, hingga Ratu ikut terkena masalahnya.” Selir Fa-Nay tersenyum dengan wajah penuh liciknya.
“Kalau dipikir-pikir, bukannya setiap keturunan Raja, akan menghadapi tantangan kesucian? Itu sangat berguna untuk kita, bagaimana jika Anak Angkat Ratu tidak bisa hadir dalam acara itu, bukannya mempermalukan Ratu?” Jia-Li menatap Selir yang lebih tua darinya. Mereka berdua menunjukkan senyum manis untuk apa yang mereka bayangkan.
“Aku rasa itu hal yang bagus,” sahut Selir Fa-Nay.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments