Thread Of Destiny
“Wahai Putri-Putri ku ... para keturunan ku ... Aku Sang Raja ****, akan memberikan semua kekuatanku kepada keturunan ku yaitu ketiga putriku yang telah terlahir kedunia,”
“... Sampai kapan pun, kekuatanku akan terus ada di dalam tubuh mereka, hingga mereka bisa menyelesaikan apa yang tak bisa diselesaikan olehku.” ucap seorang Pria dengan pakaian khasnya. Mengenakan jubah merah dengan mahkota dikepala.
Selain dirinya yang berdiri, terdapat satu wanita cantik berrambut panjang berwarna putih keabu-abuan. Dengan mahkota kecil dikepalanya, Ia tersenyum menatap keranjang bayi. Terdapat tiga orang bayi yang sedang menikmati mainan mereka. mata mereka beragam dengan warna yang segar. Dengan senyum manis yang menjadi pelengkap diparas cantik mereka.
Semua pelayan yang ada disana begitu sangat senang memandang ketiga keranjang yang berisikan Bayi cantik dan imut.
Dari masing-masing bayi itu, mereka memiliki mata yang indah, yang di tengah memiliki mata berwarna Merah kehitam-hitaman, disamping kanan si tengah, memiliki mata berwarna Biru Malam dan disebelah Kiri si tengah, memiliki mata berwarna Merah Terang.
Meski belum sepenuhnya bisa melihat, hanya warna yang bisa ditangkap. Para Bayi ini sudah menarik perhatian semua orang. Hal ini lah yang membuat Sang Raja yang berbicara tentang kekuasaan. Tak tahan lagi untuk mengumumkan siapa yang akan mendapatkan kekuatannya.
“Untuk para tamu undangan yang telah hadir ... Aku selaku Ayah dari Tiga Putri yang di dalam keranjang itu akan menyampaikan, bahwa ketiga putriku ini akan mendapatkan kekuatan yang setara dan yang pasti tak ada yang bisa mengalahkan mereka.” ucap Sang Raja lagi.
Hal itu membuat semua orang saling terdiam, bahkan tak bisa berbisik sama sekali. Karena tekanan yang diberikan oleh Sang Raja untuk memberitahukan bahwa saat ini ia tak sedang bermain-main. Kekuatannya sampai membuat orang-orang merasa sesak.
“Maka aku membuat perjanjian darah dan langsung meneruskan kekuatan dan kekuasaanku kepada Putri-Putriku”
Sang Raja pun mengores pedang ditangannya hingga memberikan luka kecil yang dalam. perlahan darah mengalir dengan segar di lengannya. Membuat aula yang luas dihadiri oleh orang-orang penting menjadi penuh dengan aroma darah. Ruangan itu dipenuhi oleh siluman Naga, lebih tepatnya para Naga yang menyerupai Manusia.
Darah yang semakin kental dan semakin kuat aromanya, maka bisa dipastikan bahwa ia lebih kuat dari mereka. dan kedudukkannya tidak bisa dipandang rendah. Semua orang yang hadir langsung bertekuk lutut ketika aroma darah itu telah memenuhi ruangan.
Sang Raja yang sudah menyayat tangannya, pergi menuju ke keranjang Putri-putrinya berada. dia mengalirkan darahnya kemulut Anaknya masing-masing lalu meneteskan darah tersebut ke-.
“WOY!”
“Woy!!!”
“Kau tuli?”
Seorang Pengawas diruang perpustakaan tengah membangunkan seorang Wanita yang dengan tenangnya tertidur ditimpukkan buku.
Wajahnya ditutupi oleh buku sejarah yang berjudul ‘Masa Lalu Reinkarnasi’. Pengawas itu mengambil buku tersebut dan menyusunnya. Membuat Wanita yang tertidur itu pun bangun karena tahu buku yang dipegangnya telah menghilang.
“Siapa?” tanyanya sambil mengosok mata dan mengselaraskan pandangannya.
“Tamayra! ... sudah berapa kali aku bilang, jangan tidur diperpustakaan dan jangan kau ulangi lagi.” ucap Sang Pengawas perpustakaan.
Belum sempat menjawab, seorang Ketua Osis datang dengan buku ditangannya.
“Apa dia berulah lagi?” tanya sang Ketos yang merupakan Pria Idaman di sekolah.
Wanita yang menjadi Pengawas itu mengangguk. Mengiyakan pertanyaan sang Ketos.
“Tamayra ... sudah berapa kali kau di tegur. jangan ulangi. Apa kau tidak mendengarkan peringatan itu?” tanya sang Ketos langsung dan mengambil alih tugas sang Pengawas untuk menegur Tamayra, gadis yang saat ini pura-pura mendengar padahal malas tidak mendengar sekalipun.
“Hey Tamayra! Apa kau mendengar perkataan ku?” tanya sang Ketos lagi. Membuat sang pemilik nama Tamayra hanya memutar bola matanya dengan malas.
“Tahu,tahu,dengar, dan dengar. kau lihat orang didepanmu ini? Dia punya dua telinga. Jadi bisa dipastikan aku bisa mendengar. kalau sampai tak bisa mendengar maka aku tak akan menjawab atau meladeni hal ini.”
“Sudahlah, kalau masalah menjelaskan fakta, sebagai Ketos anda pasti sudah mengetahuinya. Jadi tidak perlu dijelaskan lagi.” ucap Tamayra.
Tamayra dan Ketua Osis di sekolahnya merupakan seorang rival dalam bidang segala hal. Baik bidang non akademik maupun yang akademik. Selain masalah nilai dan kemampuan, mereka kadang selalu berdebat masalah sepele, seperti waktu makan siang untuk anak kecil apa bisa diubah atau tidak?.
Perdebatan itu sempat membuat pihak sekolah ikut menyelesaikan dan berakhir dengan mereka bertanya langsung ke dokter ahli gizi bahkan dokter anak sekali pun. Walau hasil yang tak memuaskan bagi keduanya. Mereka tetap akan berdebat walau masalah itu kecil sekalipun. Tak ada yang waras di antara mereka.
Sang Ketos langsung menatap tajam kearah Tamayra yang berdiri dan hendak berlalu pergi.
“Ke mana sopan santun anda Tamayra?” tanya Ketos sambil berbalik badan dengan tangan yang kini terlipat didadanya.
“Apa perlu sopan santun ku?” tanya Tamayra kembali sambil menunjukkan wajah mengejeknya.
Semua orang yang ada disana memperhatikan dua orang yang selalu berdebat. Momen-momen ini adalah momen yang sudah biasa terjadi. Dan bisa dibilang harus ada orang yang menjadi penengah untuk menjauhkan mereka berdua.
“Perlu! Sebagai seorang Ketua Osis disekolah ini, aku perlu mendisipinkan orang-orang yang kelewatan batas seperti dirimu.” Jelasnya dengan nada tinggi untuk orang-orang yang nakal seperti orang didepannya.
“Cih! Tidak perlu melakukan hal itu,. seseorang pasti akan memberikan sopan santun mereka jika memang diperlukan. Dan saat ini, sopan santunku tidak diperlukan di depan ketos seperti anda, karena pada dasarnya tetap saja dimata orang-orang aku tidak memiliki kesopanan.” jelas Tamayra dengan cepat sambil menatap malas kearah Ketos.
Semua orang yang ada disana hanya bisa menatap dengan malas, rasanya ingin cepat-cepat mengakhiri hal seperti ini, karena kalau diteruskan tak akan ada habisnya.
Tamayra yang mengerti akan perubahan suasana langsung pergi setelah mengucapkan penjelasannya. Tanpa membalikkan tubuh saat Ketos memanggil namanya berkali-kali.
Berjalan menyusuri lorong sekolah, menuju ke tempat yang biasa dijadikan tempat kumpul oleh Tamayra dan dua Sahabatnya.
Dengan suasana kesal yang menghampiri diri, rasa kantuk pun hilang dengan cepatnya. “Bener-bener nih cowok, Ketos apaan coba. selalu ada dimana pun jika aku membuat pelanggaran.”
“Coba kalau aku berbuat baik, di mana dirinya....” keluh Tamayra dengan kepala yang sudah memanas. Ia melangkah dengan cepat sampai ia melihat dua orang yang tengah duduk dengan wajah yang suram.
Tiba ditempat tersebut, Tamayra langsung bertanya. “Kenapa dengan kalian berdua?”
Dua orang yang ada didepannya menatap Tamayra dengan tatapan suram.
“Apa kalian mendapat masalah?” tanya Tamayra lagi. Dan kali ini kedua Sahabatnya mengangguk.
Salah satu dari mereka pun mengela nafas. “Tamayra ... apa kau tahu, kenapa setiap aku ingin membeli makan di kantin selalu ketemu wakil ketos itu ... aghhhh menyebalkan!” ucap Lestayra.
Lestayra seorang gadis yang memiliki sifat ceroboh level atas. Memiliki wajah cantik dengan rambut setengah punggung berwarna hitam pekat.
Dirinya lebih tinggi daripada Tamayra dan Sahabat satunya lagi. Meski tubuhnya tinggi, usianya lah yang paling muda diantara Tamayra dan Sahabatnya.
“Itu mungkin sudah menjadi takdirmu. Coba aku entah angin mana sang Bendahara Osis bisa-bisanya mengangguku beberapa minggu ini. sangat tidak wajar bukan?” ucap Melyra.
Melyra seorang gadis yang memiliki sifat tenang bagaikan air tapi bisa kacau yang akan membuat banjir satu kota,Kalau dia marah.
Selain sifat tenangnya, dia merupakan orang yang paling tua diantara Tamayra dan Lestayra. Meski diantara mereka bertiga hanya beda beberapa bulan saja. Namun itu penting untuk mereka dalam menghargai yang paling tua. Melyra memiliki tubuh yang lebih rendah dengan tinggi 159cm dari Tamayra dan Lestayra.
Mereka bertiga tinggal dipanti asuhan karena dari kecil lebih tepatnya dari bayi sudah berpisah dengan orang tua masing-masing.
Tamayra ditinggal oleh kedua orang tuanya pada saat usianya belum genap 2 bulan. Karena kedua orang tuanya terjerat dalam pembunuhan masal dirumah sakit.
Saat melahirkan Tamayra, Tamayra dibawa oleh seorang suster untuk dimandikan dan saat waktu itulah pembunuhan terjadi. Hingga akhirnya Tamayra dikirim kepanti asuhan.
Lestayra ditinggal orang tuanya saat usianya memasuki 3 bulan. Orang tua Lestayra meninggal karena kecelakaan beruntut.
Sedangkan Melyra ditinggal orang tuanya saat usianya belum genap 1 bulan. Penyebab kematian orang tua Melyra karena fitnah dari boss Ayahnya. Hingga orang tuanya terjerat hukum dan berakhir dibunuh.
Dari mana mereka semua tahu penyebab kematian kedua orang tua mereka? yaitu dengan mencarinya sendiri saat usia mereka memasuki 15 tahun. Saat itulah dunia yang mereka kira sempurna ternyata penuh dengan tantangannya.
Tapi mereka tak memperdulikan hal itu lagi, menurut mereka itu adalah takdir yang tak bisa dihindari. Jadi bagaimana kehidupan yang telah mereka dapatkan tidak boleh mereka sia-siakan.
Maka dari itu, sekarang diusia 17 tahun yang sebentar lagi akan lulus SMU. Mereka akan mengapai impian mereka dan keinginan orang tua mereka untuk tetap hidup dengan bahagia. Mungkin itulah yang dipikiran mereka saat ini.
Tapi semua yang mereka alami tak akan mudah, kalau masalah aneh tak muncul didepan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
mama Al
Aku mampir
2023-06-03
1