Baginda Raja dan seorang wanita disampingnya yang tak lain adalah Baginda Ratu. Keduanya melangkah masuk dengan begitu anggun. Membuat orang-orang yang berada di dalaml kamar langsung menundukkan kepala mereka.
Dengan mengangkat pelan tangannya, semua langsung mengangkat kepala. “Maaf menganggu kalian.” ucap sang Ratu dengan sopannya.
Selir Rosita menunduk lagi untuk menghormati sang Ratu ini dan sang Ratu tersenyum melihatnya.
“Tidak menganggu Yang Mulia.” ucap Selir Rosita. Ratu dan Raja mengangguk memahami apa yang terjadi saat ini.
Sang Ratu pun mendekat dan mengambil Rumbaian yang berada ditangan Selir Rosita dengan ramah dan berjalan lagi menuju Tamayra yang menarik perhatian mereka.
Dia memasangkan secara langsung rumbaian itu kepada tubuh Tamayra yang terdiam kaget dengan tindakkannya.
“Yang Mulia Ratu, ....” Tamayra tak habis pikir, Ratu sendiri memasangkan Rumbian ini. Apa nanti dia akan terkena masalah membuat Ratu melakukan ini? Melihat sekelilingnya semua orang pada tersenyum dengan tindakkan sang Ratu.
“Kenakanlah, ini cocok untuk kalian, begitu juga yang lain. Aku ingin kalian mengenakannya.” ucap sang Ratu setelah mengenakan Rumbaian putih di pinggang Tamayra. Membuat semua orang hanya terdiam tidak bisa menolak.
“Benar, lagian rumbaian disini sangat jarak dikenakan. Kalian bisa mengenakannya. Ini umum untuk semua orang.” ucap sang Raja.
Rumbaian yang dikenakan oleh mereka memang terlihat umum, karena tidak banyak orang yang menutup tubuh mereka, apa lagi yang sudah bersuami. Untuk apa menutupi lagi segala yang ada didiri mereka setelah menjadi milik seorang suami.
“Terima kasih Yang Mulia.” Tamayra memberikan hormat tulus untuk tiga orang yang penting saat ini. Dia mau tak mau memakainya dan sekarang tubuhnya merasa beban yang lumayan membuat dia terdia sesaat.
“Apa rumbaian ini terbuat dari emas? kok berat.” benak Tamayra. Dia tetap tersenyum dengan benakkan yang tak karuan.
“Lanjutkan kegiatan kalian. Kami hanya ingin melihat kalian.” ucap sang Ratu dengan nada yang sangat imut. Membuat Tamayra, Lestayra dan Melyra merasa sedikit aneh mendengarnya.
“Melihat kami?” benak mereka bersama-sama.
Sang Mulia telah pergi, maka Selir Rosita melanjutkan lagi penjelasannya. Saat ini hanya satu pakaian terakhir yaitu celana yang dikenakan.
“Ini ada dua Celana yang bisa kalian gunakan.” ucap sang Selir yang menyuruh para Pelayan dan dirinya berdiri berdampingan.
Ada keraguan diwajah Pelayan saat berdiri disamping sang Selir. Wajar saja, tidak ada yang berani berdiri berdampingan seperti ini.
Terlihat jelas bahwa Selir Rosita mengunakan Rok panjang menyentuh lantai sedangkan sang Pelayan mengunakan Celana yang dilihat-lihat seperti botol.
Celana Pelayan itu panjang hingga pergelangan kaki, Celana itu mengunci tepat dipergelangan sehingga panjang nya tak menyentuh lantai. Membuat para pelayang mudah bergerak.
“Kalian bisa menentukan pilihan kalian untuk hal ini.” ucap sang Selir kepada Mereka bertiga.
Dia melanjutkan “Sekarang mandilah, dan kenakan pakaian kalian. Setelah ini akan ada pelayan yang membawa kalian mengelilingi Kerajaan. Kalian pasti bosan berada dikamar. Selama dalam pengawasan kalian tidak akan terkena masalah.”
Setelah berucap, sang Selir kemudian pergi bersama dengan pelayan yang ada. Dengan perlahan pintu tertutup pelan, keheningan pun tiba.
Tamayra, Lestayra dan Melyra terdiam memandang pakaian yang ada didepan mereka. warnanya sama tanpa ada perbedaan, seperinya yang berbeda adalah Kain yang mereka pakai ini.
Kain Tamayra berwarna Merah bata, sedangkan Lestayra Dusty blue dan Melyra Merah maroon.
“Kenapa warna kainku berbeda dari kalian?” tanya Lestayra. Yang mendapat gelengan dari dua orang Sahabatnya.
“Tak tahu ... lagian tidak masalah apapun warnanya. Yang bermasalah, kita mengenakan kain ini dimana, diperut gitu? atau dimana?”
Tamayra mulai mengalami masalah dengan jaringan di otaknya. Dia lupa letak kain-kain penting ini.
“Letakkan saja dibahu Kiri. kita orang asing. Dan sisa kainnya bisa kita gunakan untuk menutup perut kita, bagaimana?” tanya Melyra yang mendapat anggukkan oleh Sahabatnya.
Setelah menyelesaikan masalah Pakaian, mereka melangkah menuju kearah kamar mandi.
Semua terdiam melihat kamar mandi yang ada didepan mereka. terdapat cekatan untuk menjadi penghalang. Itu terbuat dari beberapa kayu. Dan terdapat 3 bak mandi yang terbuat dari tanah liat. Selain itu masing-masing cekatan sudah tersedia beberapa bahan herbal.
“Apa ini yang disebut kamar mandi?” tanya Lestayra. Dia mendekat dan menyentuh cekatan yang ada. lalu melihat bak yang berisikan air hangat.
“Sepertinya begitu. inikan jaman kerajaan.” jawab Tamayra yang melangkah mengelilingi cekatan. Melya juga ikut melihat-lihat.
“Lihat ada kolam kecil disini.” Melya berbicara disalah satu cekatan besar yang tertutup. Membuat Tamayra dan Lestayra langsung menyusul kearahnya.
“Waaah! ada kolamnya dong!” Lestayra menyentuh air yang berwarna putih dengan penuh bunga-bunga.
“Ini seperti mandi di kolam susu.” lanjut Lestayra lagi yang mendapat anggukkan dari dua Sahabatnya.
“Kalian tidak merasa aneh? Kenapa mereka memperlakukan kita seperti ini. Bukannya kita orang asing ya?” Tamayra memikirkan hal-hal yang mereka dapat.
Pertama kamar yang besar, seharusnya tak perlu sebesar ini. kamar pelayan pun tak masalah bagi mereka. Kedua pakaian, bukannya Kain ini dikenakan oleh para anggota kerajaan, lalu mereka bukan siapa-siapa kenapa harus mengenakannya. Dan yang ketiga pelayanan khusus.
Melya juga mengangguk. “Aku setuju! Tidak seharusnya mereka melakukan ini. Apa mereka mengetahui kedatangan kita?” tanya Melyra.
“Aku tak yakin. kita sendiri saja tidak tahu bagaimana bisa datang ke sini. Kalau mereka tahu, sudah pasti mereka akan mengatakannya dan tidak menuduh kita bukan?” Lestayra ikut berdiskusi.
“Benar. sepertinya ada hal aneh disini, ....” Tamayra melangkah masuk ke dalam kolam. Dia sudah tidak tahan melihat indahnya kolam susu ini.
Melihat itu Lestayra dan Melyra juga ikut mengabungkan diri berendam dalam Kkolam susu yang penuh dengan wangi bunga.
“Ngomong-ngomong, apa mereka tidak curiga dengan pakaian kita?” Lestarya meletakkan sebuah mangkuk yang dirakit dari ranting-ranting. Disana terdapat hal-hal herbal. Ia mencium satu-satu dari yang ada disana.
“Aku juga bertanya-tanya. Saat mereka mengantarkan pakaian kepada kita?” Tamayra mengambil salah satu Herbal yang ada, lalu mencelupkannya kedalam air hingga herbal itu berbusa.
“Ini sabun.” ucapnya. Yang lain mengikuti apa yang digunakan olehnya.
“Untuk sekarang itu tak penting. Yang terpenting adalah sebab kita bisa berada disini.” Melyra mengatakan apa yang ingin dikatakan olehnya.
Mereka pun mengangguk dan melanjutkan sesi mandi yang terbilang langka ini. Setelah merasa bersih, mereka mengambil handuk yang terletak disamping kolam. Mengenakannya dengan cepat dan memasuki cekatan untuk mengenakan pakaian yang diberikan.
Melyra telah selesai terlebih dahulu. Dia mengenakan celana putih dan baju pendek putih dengan kain Merah Maroon ditubuhnya melilit. Terlihat juga ia mengenakan rumbaian yang berwarna senada dengan Kainnya.
Yang kedua telah selesai yaitu Lestayra. pakaian yang sama dan Kain yang melilit Dusty Blue ditubuh dan dihiasi oleh Rumbaian yang senada juga.
Yang terakhir adalah Tamayra, yang mengenakan pakaian sama dengan warna Kain yang berbeda. Tadinya berwarna merah Bata kini menjadi merah kehitam-hitaman. Yang menjadi penerang adalah Rumbaian yang berwarna campuran Biru dan Merah.
“Kenapa dengan Kain dan Rumbaian mu? tadi berwarna putih dan Kainmu berwarna Merah Bata?” tanya Lestarya melihat Tamayra yang berwajah bingung.
“Aku tak tahu,” sahutnya.
“Lebih baik kita bertanya kepada yang mengerti saja.” ucap Melyra.
Tidak ada yang tahu kenapa Kain mereka berubah dan Rumbaian yang mereka kenakan juga berubah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
olive
jangan! lengket 🤣
2023-06-08
1