^Kerajaan^

Kesadaran telah kembali. Tamayra, Lestayra dan Melyra pun bangun dengan duduk di lantai yang dingin.

Mereka menatap ke segala arah dan menangkap keadaan yang ada di depan mereka.

Sebuah lampu dengan kemegahannya, dinding yang bukan seperti dinding. bisa dibilang ini seperti bangunan yang dilapisi kekayaaan. Terdapat corak-corak indah disetiap dindingnya.

Mata mereka menatap takjub. Apa lagi melihat sekumpulan orang yang mereka anggap patung. Namun semakin diliat semakin aneh, karena yang di anggap patung itu bergerak bahkan berbisik. Suara mereka pun terdengar oleh mereka bertiga.

Seketika itu juga mereka langsung menatap sekeliling dan melihat wanita yang tak asing dimata mereka. dia adalah orang yang mengajak mereka berbicara sebelum pingsan.

“Kalian sudah bangun?” tanya seseorang dengan suara keras yang membuatmu tunduk.

Tapi bagi mereka bertiga itu hal yang biasa. Apa lagi bagi Melyra, bergaul dengan sahabatnya yang tidak bisa diam bahkan berbicara pun suaranya bervolume tinggi, jadi tak ada lagi rasa takut baginya.

Tamayra, Lestayra dan Melyra hanya terdiam dan sedikit mengangguk. Mereka pun berdiri yang membuat para orang aneh menodongkan pedang sembari mengelilingi mereka.

Pria yang bertanya itu mengangkat tangannya untuk menenangkan orang-orang asing itu.

“Aku bertanya, kalian dikirim oleh siapa?’ tanya Pria yang kini duduk ditahta. Tamayra si pencinta komik, novel, dan segala macam cerita langsung bisa mengetahui bahwa Pria itu adalah Raja.

“Lestayra,Melyra,Pria itu adalah Raja.” bisik Tamayra yang mendapat anggukkan oleh kedua Sahabatnya.

“Maaf sebelumnya, kedatangan kami sebenarnya bukan karena kiriman siapa pun. kami berasal dari tempat terpencil yang tersesat....”

Tamayra berucap dengan perkataan yang membuat Lestayra langsung membungkam mulutnya.

Tentu saja dia lakukan itu karena baru tahu bahwa Tamayra bisa berakting dengan sangat baik. ‘Perlu diajak pergi main film kalau gini’ itu yang dipikiran Lestayra.

Melyra sedikit menahan tawa melihat Tamayra menyembunyikan kedua tangannya karena gugup.

Yeah, Melyra merasa saat ini mereka tengah berakting diatas panggung. Dan penontonnya adalah orang-orang yang memperhatikan mereka.

“Bagaimana aku bisa mempercayai kata-katamu, sedangkan sikapmu terlihat mencurigakan.” ucap Pria yang kini diketahui seorang Raja. Dia memandang dengan tatapan curiga.

Melyra berlutut dengan sikap layaknya seorang kstatria yang sangat dianggunkan. Hal itu membuat Lestayra langsung tertawa lepas.

“Ha...Hahaha, aduh perutku! ... sangat-sangat perfect,” ucap Lestayra sebelum mendapat pukulan di kepalanya oleh Tamayra.

Dump!

“Maafkan adik kami baginda Raja.” ucap Tamayra sambil melakukan hal yang sama seperti Melyra. Mereka membiarkan Lestayra yang tengelam dalam alam pingsannya.

“Kalian saudara?” tanya sang Raja yang kini memandang serius.

“Kami bukan Saudara kandung. kami merupakan seorang teman yang menganggap satu dengan yang lain Keluarga.” jelas Melyra yang membuat semua orang mengangguk-angguk.

“Maaf atas ketidaknyamanan kalian semua, kami mengatakan yang sebenarnya. kami dari Desa terpencil yang ingin pergi mencari sesercah uang untuk kehidupan kami.” Entah apa yang ada di otak Tamayra saat ini.

Melyra menatap kagum kepada Tamayra, jarang-jarang Tamayra menjadi seperti ini. Yeah kalau disuruh akting disekolah, sudah dipastikan dia akan memilih untuk tidak masuk sekolah dari pada harus berakting. Langka untuk melihat akting tanpa naskah ini.

Raja yang melihatnya kini mengangguk. “Baiklah..kalau begitu kami akan mengawasi kalian selama satu minggu, dan jika memang apa yang diucapkan olehmu benar, kalian akan dibebaskan.” ucap sang Raja.

Tamayra yang mendengarnya mengangguk, Lagian apa boleh buat.Yang harus dilakukan olehnya adalah berdiskusi masalah tentang keanehan yang mereka alami ini.

Setelahnya, mereka bertiga di ajak ke kamar yang sudah di siapkan. Pengawal pun menjaga mereka di luar pintu kamar.

Tamayra dan Melyra memutuskan untuk melempar Lestayra di kasur tengah. Kamar yang kini mereka bertiga tinggali begitu Luas.

Di dalam kamar ini terdapat tiga kasur yang sangat empuk. Dan tentu saja, karena mereka berada di kerajaan, motif kamar ini sedikit berbeda dengan kamar tidur mereka sendiri.

Di setiap kasur itu, terdapat kelambu yang siap begitu indah, bahkan sangat lembut seperti kamar khusus.

“Hah! apa yang terjadi sebenarnya.” tanya Melyra yang baru saja membanting Lestayra. Tamayra juga telah melakukan hal yang sama.

Mereka berdua duduk di dua kasur yang tersisa. “Entahlah ... aneh, kita ada di kerajaan.” ucap Tamayra yang membuat Lestayra langsung terbangun.

“Kerajaan?”

Kaget? Yeah tentu saja, bayangkan niat yang awalnya ingin pulang kampung malah berakhir dengan mereka tiba di kerajaan. ‘Siapa yang menjemput mereka? mahluk gaib?’ pikiran melayang menghantui mereka.

“Sepertinya iya, kau tidak lihat semua yang ada disini? baik bangunan atau pun pakaian mereka, aku terpikirkan saat pingsan tadi, sebenarnya aku tak sepenuhnya pingsan.” ucap Tamayra.

“Aku pun engak.” jawab Lestayra. Tapi saat pingsan barusan, dia benar-benar pingsan. Itu semua karena pukulan Tamayra yang sangat berbahaya.

“Aku pun engak pingsan.” jawab Melyra.

“Aneh, pukulan itu kuat tapi terasa geli.” ucap Lestayra menyentuh tengkuknya, di mana pukulan itu berasal.

“Sudahlah, untuk saat ini kita ikuti apa yang ku ucapkan barusan. Kita berasal dari desa dan mencari uang untuk kehidupan kita. Jadi kalian jangan bertingkah, Selama aku mencari bukti tentang kita ini. Aku harap kalian tak berbuat masalah.” tegur Tamayra.

“Tenang saja May, kami akan mengingatnya,” ucap Lestayra.

Melyra mengangguk menyetujui perkataan Lestayra. Mereka bertiga pun memilih untuk mengistirahatkan diri mereka.

...°°°...

“Selir Rosita, apa yang kau ingin sampaikan kepadaku.” ucap sang Raja yang tak lain suami Rosita juga. dia menatap sang Suami dengan tatapan tenang dan tidak berani mengangkat lebih tinggi untuk memandangnya.

“Maafkan saya Yang Mulia. Saya yang menemukan mereka, jika mereka adalah musuh-musuh kita, maka tolong hukum saya yang telah membawa mereka.” ucap Selir Rosita dengan begitu tulusnya.

Raja yang mendengarnya mengusap lembut kepala selirnya itu. “Aku tidak akan menghukummu, apa lagi Selir Jia Li, kalian tak salah. kita akan lihat apakah mereka musuh atau orang yang sekedar lewat.” ucap Sang Raja yang kemudian pergi meninggalkan Selir Rosita.

Tidak berapa lama, langkah kaki seseorang datang dengan pakaian megahnya. “Salam Yang Mulia Ratu.” ucap Selir Rosita terhadap wanita yang tersenyum dan mengangguk untuk menjawab sapaan itu.

...°°°...

TUK TUK TUK

Tidur nyenyak itu terusik dengan suara ketukan. Ketiganya terbangun dan melirik satu dengan yang lain.

Tamayra yang bangun terlebih dahulu untuk membukakan pintu kamar mereka. di sana terlihat seorang wanita muda cantik dengan rambut yang diikat seperti ekor kuda.

“Maaf menganggu kalian.” ucap Wanita itu, membuat Lestayra dan Melyra melangkah mendekat.

“Tak apa, ada yang bisa ku bantu?” tanya Tamayra. Jujur saja Lestayra masih menahan tawa begitu juga dengan Melyra, Mereka berbisik.

“Tamayra terlihat seperti penjaga toko.” bisik Lestayra kepada Melyra. “Bukan penjaga toko lebih ke resepsionis.” balas Melyra.

“Selir Rosita menyuruhku untuk mengantarkan kalian makanan, siapa tahu kalian lapar.” ucap sang Wanita itu.

“Kami tidak La-.”

Cruk~

Tamayra sedikit memerah, untung dia belum selesai berbicara. “Kami tidak menolak apa yang kalian berikan, terimakasih.” Tamayra langsung mengambil napan yang diserahkan oleh wanita itu.

Setelah kepergiannya. Tamayra melihat kearah Melyra yang kini terdiam dengan wajah menunduk sedangkan Lestayra menahan tawa yang dalam.

“Jadi Sang tertua disini lapar, ini makanlah.” ucap Tamayra dengan nada sedikit mengejek. Membuat Lestayra tertawa lepas.

“Hahaha ... tidak ku sangka, Melyra bisa lepas kendali dengan masalah perutnya... hahaha.”

Mereka hanya bisa mengeleng bersama-sama menikmati apa yang terjadi. Tak ada yang bisa mereka lakukan sekarang. Yang ada mereka harus bertahan dulu untuk bisa bebas dan mulai mencari tahu alasan dan kenapa mereka bisa masuk ke dunia yang bukan dunia mereka.

Makanan yang didapat oleh mereka merupakan makanan yang unik. Ada sup yang hanya airnya dan sebuah makanan yang terbuat dari gandum. Mereka merasakan makanan yang baru dan pertama kali mereka makan.

“Ini makanan yang menarik dan enak. ternyata gandum bisa dibuat seperti ini.” ucap Lestayra yang mengunyah makanan dari gandum itu melebihi Tamayra dan Melyra.

“Bukan hanya Gandum, biasanya juga Kentang, Ubi-Ubian, dan lain-lain. semua itu juga bisa.” ucap Melyra memberikan pendapatnya yang mendapat anggukkan oleh Tamayra.

Tanpa mereka sadari, Selir Rosita dan Sang Raja berada diambang pintu melihat tingkah mereka yang makan dengan berlesehan tanpa merasa risih sekali pun.

Setelah melihat hal itu sang Raja dan Selir Rosita pergi tanpa pamit atau pun permisi. Lagian istana ini adalah milik mereka.

Pintu tertutup dengan tenang tanpa menganggu ketiganya yang menikmati makan siang mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!