Waktu Sore pun tiba. ketiga wanita tersebut masih dengan tenang terlelap di alam mimpi. Mereka tidak menghiraukan keadaan yang saat ini tengah asing bagi mereka. sehingga suara ketukkan pintu membangunkan ketiganya.
“Lagi?” benak Tamayra yang melangkah mendekati pintu, untuk melihat siapa yang kali ini datang.
Terlihat di seberang pintu, seorang wanita yang tidak lain adalah Selir Rosita. Tamayra telah mengetahui kedudukan wanita yang berdiri dihadapannya ini. Meski terlihat seperti Ratu, nyatanya gadis di depannya hanya berstatus Selir.
“Mengesankan.” benak Tamayra. Ia tersenyum lalu sedikit menundukkan kepala untuk menghormati. Dari mana dia belajar? Itu semua dari mengamati keadaan saat dia telah sadar dan diintrogasi oleh Raja Kerajaan ini.
“Ada yang bisa saya bantu Selir Rosita?” meski suaranya tidak bisa selembut orang-orang, setidaknya Tamayra memberikan hormat yang tulus.
“Tidak ada, hanya kedatanganku kali ini ingin mengenalkan pakaian kepada kalian.” ucap Selir itu dengan lembut, sambil menunjukkan kearah pakaian yang asing untuk Tamayra.
Di belakang selir itu telah berdiri tiga orang pelayan yang masing-masing membawakan pakaian dengan warna yang sama, yaitu putih berpadukan warna biru muda.
Melihat hal itu, Tamayra melihat kearah pakaian yang dikenakannya. Pakaian yang dikenakannya masih sama dengan pakaian sebelum tiba di dunia ini.
“Ah, wajar Raja tidak mempercayai kata-kataku, pakaian ini saja terlihat asing untuk mereka. Sudahlah, itu tak penting.” benak Tamayra. Dia mengangguk dan mengiyakan apa yang disampaikan oleh Selir Kerajaan ini.
“Maaf membuat Anda tidak merasa nyaman, Selir Rosita.” ucap Tamayra saat menuntun Selir dan pelayan masuk ke kamar mereka. Dia juga dengan pelan membangunkan Lestayra dan Melyra.
Setelah semua siap, Tamayra, Lestayra dan Melyra duduk bersama-sama di ranjang tengah menghadap kearah di mana sang Selir tengah duduk dengan tenang bersama pelayan yang berdiri dibelakangnya.
“Apa kalian siap untuk mendengarkan segala yang ku sampaikan?” tanya sang Selir dengan senyum manisnya. Tamayra dan Lestayra hanya berdehem sedangkan Melyra mengangguk dengan antusias.
Dua Sahabat yang melihatnya berbenak “Apa yang terjadi pada Melyra?”
Sang Selir berdiri dari duduknya, menyuruh salah satu pelayan untuk mendekat. Setelah itu dia mengambil kain yang dibawa oleh pelayan.
Terlihat kain panjang yang sangat membuat mata berkedip tidak jelas. Tamayra dan Lestayra langsung bertanya. “Mohon maaf Selir Rosita, itu kain untuk pakaian atau untuk mayat?” Lestayra bertanya terlebih dahulu dan berhasil mendapatkan pukulan ringan dari Melyra.
Sedangkan Pertanyaan Tamayra. “Itu Kain untuk dibalutkan keseluruh tubuh? hanya kain tanpa pakaian ehem pakai dalam maksud ku.” Dan dia juga mendapat pukulan ringan dari Melyra.
Melyra merasa dua Sahabatnya saat ini pasti tengah kehilangan jiwa mereka. bisa-bisanya mengatakan hal aneh seperti itu. Seharusnya mereka lebih teliti lagi dalam melihatnya.
Selir Rosita terkekeh. “Kalian sangat lucu, ini bukan untuk Mayat atau kain saja yang dipakai.” Selir itu menutup mulutnya sambil mengeleng pelan. Dia jadi merasa seperti merawat anak kecil.
“Ini adalah kain yang digunakan dilengan kalian, Kain ini punya letak yang harus kalian ketahui. Jika sang Baginda Raja dan Ratu, mereka mengenakan Kain ini dikedua lengan dengan bagian belakang yang dibiarkan. Sedangkan untuk para Selir, Kain ini digunakan dengan mengikatnya dipingang dan bagian sisanya diletakkan diantara gelang, ini contohnya”
Selir Rosita menunjukkan Kain yang terjuntai digelangnya. Tangan Kanan itu diangkat setara bahunya. Terlihat dengan jelas bahwa Kain itu berwarna Merah Muda. Mata Tamayra dan Lestayra berbinar melihat hal unik didepan mereka.
“Nah untuk Pelayan, mereka tidak mengunakan Kain ini. Kalian tahu alasannya, bukan hanya itu para Masyarakat juga tak akan mengunakan kain. jika mereka tidak berhubungan dengan kerajaan, Kain ini tidak akan dapat mereka kenakan. Karena setiap kain memiliki tanda Kerajaan.”
Selir Rosita menunjukkan Kain yang kini dinamai oleh Tamayra ‘Selendang’ kearah jendela dan terlihatlah gambar kerajaan yang ternyata dibuat tembus pandang oleh penjahit.
“Aku ingin bertanya Selir Rosita....” tidak ada kesopanan yang berbicara saat ini. siapa lagi selain Tamayra yang bertanya seperti itu, Membuat Melyra ingin memukulnya lagi.
Selir yang mendengarnya tersenyum, dia mengangguk mengizinkan keinginan Tamayra. “Apakah Kain ini hanya dipakai oleh Wanita saja?” tanya Tamayra.
Mendengar itu Selir Rosita tersenyum. “Tentu saja tidak, para lelaki juga mengenakannya. seperti ucapanku, hanya Pelayan dan masyarakat yang tidak mengenakannya. para penasehat bahkan prajurit mengenakan kain ini.”
Lestayra mengangkat tangannya untuk menarik perhatian. Hal itu membuat Tamayra memukul tangan nya. Mereka bukan berada dikelas melainkan di dunia yang tidak diketahui oleh mereka sendiri.
“Kenapa Lestayra?” tanya Selir Rosita kepada Lestayra yang kini memasang wajah cengirnya. “Bagaimana membedakan Prajurit yang mengenakan Kain ini?”
Selir Rosita lagi-lagi merasa bahwa yang dihadapinya kali ini bukan para gadis, melainkan anak-anak yang berusia 3 tahun, Sungguh lucu melihatnya.
“Caranya ... tentu saja dari tata letaknya. Para Penasehat yang pasti bukan prajurit, mereka mengenakan Kain ini dipundak mereka, tidak ada letak khusus. Sedangkan Jenderal dan bawahannya berbeda...,”
“Perbedaannya harus kalian ketahui, bahwa Jenderal terletak di bahu kanan, sedangkan prajurit biasa dibahu kiri mereka.”
Mendengar hal itu membuat otak ketiganya menjadi bingung. Bagaimana bisa, hanya sebuah Kain biasa menjadi penentu status mereka?
Untuk para masyarakat tidak mengenakkannya, bisa-bisa membuat mereka pusing tujuh keliling mengingat hal ini. Sepele tapi berarti untuk kerajaan.
“Yang buat aturan ini siapa, para leluhur kah?” benak Tamayra.
“Kayaknya kegabutan Leluhur tidak hanya sampai di kain doang deh ... stress mengingatnya.” benak Lestayra.
Karena semua diam, Selir Rosita melanjutkan pembicaraannya. “Kalau begitu akan ku jelaskan kenapa Kain ini harus di gunakan...,”
“Kain ini memiliki makna tentang pengendalian diri, yang dimaksud disini, adalah mengendalikan diri dari hawa nafsu yang sangat mengerikan. Wanita dan pria kadang memiliki pengendalian nafsu yang tinggi tapi juga bisa menjadi pengendalian nafsu yang rendah. Maka kain ini diturunkan oleh Leluhur.”
Rasa ingin tertidur mendengarkan seseorang menceritakan tentang masalah masa lalu, apa lagi peraturan yang sudah jelas bahwa itu untuk menahan sikap bejat dari seseorang.
Selir Rosita melanjutkan lagi. “Bertahun-tahun lalu, pernah terdapat kasus para selir dilecehkan oleh orang-orang istana.”
Mendengar hal itu, berindik ngeri di tubuh mereka membayangkan bagaimana bisa orang-orang penting ternyata melakukan hal yang sangat tercela.
“Maka dari itulah Kain ini dibuat. Tenang, mungkin kalian berpikir Kain ini hanya kain biasa. Kain ini dijahit dengan kekuatan dari para leluhur.”
“Jika kain ini tidak diserahkan kepada wanita yang ingin disetubuhinya, maka Kain akan memberikannya noda kehidupan. Baik kehidupannya seorang Raja sekalipun.”
“Tapi, jika Kain ini diterima oleh Wanita dan Wanita itu juga memberikan Kainnya. Mereka akan bisa melakukan kontak langsung dengan baik. Tanpa ada yang tersakiti.” ucap Sang Selir dengan akhir dari penjelasannya.
Tamayra terdiam dalam pikirannya sendiri. “Itu tetap saja tercela, mereka tidak perlu menikah bukan? cukup saling mencintai sudah bisa saling melepaskan pengendalian diri.” benak Tamayra sambil mengeleng dengan hasil pikirannya.
“Baik. Kita lanjut ke Pakaian yang akan kalian pakai disini.” ucap Sang Selir yang meletakkan Kain ditempat semula. Dia pun mengambil baju yang hanya sepanjang dada. Benar, hanya sampai dada mereka, tidak menutupi seluruh tubuh.
“Itu baju atau apa?” ucap Melyra yang mendapatkan pukulan ringan dari Tamayra dan Lestarya.
Dia memasang wajah sinis yang mengatakan ‘kalian membalasku?’ terlihat diwajahnya.
“Tenang, Baju ini telah di gunakan oleh kerajaan. kalian tidak melihat para pelayan dan diriku?”
Setelah dicermati memang benar, pakaian yang dikenakan oleh orang-orang di depan mereka adalah pakaian pendek.
“Apa tidak ada pakaian panjang?” tanya Melyra. Bukan kenapa, mereka tidak pernah mengenakan pakaian yang terbuka di perut. Itu hal baru bagi mereka.
Selir Rosita mengeleng. “Saat ini tidak ada yang meminta pakaian panjang. tapi kalian bisa mengunakan rumbai ini.”
Selir itu menyuruh pelayan satunya untuk mendekat dan kemudian dia membuka sebuah peti kecil. Lalu. mengeluarkan Rumbaian yang dibuat dari benang dan beberapa manik perhiasan.
Melihat itu semua membelak. “Kami ini orang biasa, kalau mengenakan itu sudah dipastikan kami simpanan Raja.” benak mereka masing-masing.
Kaget melihat Rumbaian yang terbuat dari beberapa manik dengan kilauannya.
“Ini Rumbaian yang bisa dikenakan jika kalian belum terbiasa. Aku tidak terbiasa mengenakan Rumbaian ini, kalian bisa mengunakannya.” ucap sang Selir dengan ramahnya yang membuat ketiga orang ini ingin menghilang secara langsung.
“Siapa yang Selirnya di sini?” benak mereka bersama-sama.
Suasana yang sunyi itu membuat Tamayra membuka suara. “Tidak perlu Selir ... itu pasti pemberian dari sang Baginda untuk Anda.” ucapnya.
“Kalian bisa mengenakannya jika mau!”
Bukan Selir yang menjawab tapi seseorang yang berdiri diambang pintu. Semua langsung menatap ke sumber suara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
olive
kenapa nanya begitu, Lestayra? serem amat 😭
2023-06-08
1