^Hah?!^

Hari Kebesaran pun tiba. Dari mulai matahari belum terbit. Tamayra, Lestayra dan Melyra telah dibangunkan oleh Pelayan.

"Kereta akan siap, maka bersiaplah." ucap Pelayan kepada Mereka.

Ketiganya bersiap dengan di bantu oleh Pelayan. Pakaian yang diberi kepada mereka sangat pas dan sempurna. Lalu, hiasan rambut yang di tata rapi dengan sedikit mahkota kecil di sana.

"Pelayan, mahkota ini, kenapa kami harus memakainya?" tanya Melyra penasaran. Di kepalanya, lebih tepatnya di atas kening Melyra ada mahkota berlian sebesar ibu jari. Lalu, mahkota itu terdapat tali pengait di sisinya.

Mahkota itu di pasang dengan mengunci pengait di belakang kepala dan membiarkan permatanya menurun hingga diatas kening mereka.

Mahkota berlian kecil itu terpasang cantik di kepala mereka bertiga.

"Sudah siap Putri? Kereta telah tiba dan Yang Mulia Ratu meminta kalian untuk segera berangkat." ucap Pengawal.

Tamayra mengangguk mewakilkan yang lain. Mereka bertiga segera keluar dari kamar.

Saat ingin melangkah pergi keluar Istana. Seseorang menghentikan mereka.

"Kalian pergilah, biar aku yang mengantar Para Putri ke keretanya. Aku ingin berbicara dengan mereka." ucap Selir Fa-Nay.

Pelayan yang mengantarkan Tamayra, Lestayra dan Melyra hanya bisa mengangguk dan segera pergi.

Setelah kepergian para Pelayan. Selir Fa-Nay menatap ketiga gadis yang ada di depannya. "Maaf, aku bukan bermaksud lain. Hanya, ingin berkenalan dengan kalian, Putri."

Melyra dan Lestayra merasa merinding ketika mendapati Selir Fa-Nay berbicara dengan mereka.

"Tentu Selir, kami sangat merasa senang mendengar itu. Perkenalkan, diriku bernama Tamayra." ucap Tamayra memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Lestayra."

"Melyra."

Perkenalan yang sangat singkat. Meski begitu, mereka bertiga cukup terkenal semenjak Ratu mengangkat mereka menjadi Putri angkatnya.

"Selir Fa-Nay." ucapnya sambil tersenyum senang. Dia segera merentangkan tangan kanannya. Mengisyaratkan bahwa mereka bisa melanjutkan perjalanan bersama.

karena mendapatkan isyarat seperti itu. Ketiganya mengangguk dan segera melanjutkan langkah mereka.

Saat tiba di kereta, Tamayra berhenti karena dia akan menaiki kereta yang lain. Selir yang bersama dengan mereka juga ikut berhenti.

"Putri Tamayra di kereta yang lain? Tidak bersama dengan Putri Lestayra dan Putri Melyra?" tanya Selir Fa-Nay.

Tamayra dengan sopan mengangguk. "Iya, Aku mendapat Kereta yang lain."

"Jadi begitu, kau akan berangkat lebih dahulu dari Keduanya?" tanya Selir Fa-Nay lagi.

Tamayra mengangguk kembali. "Iya, aku harus tiba sebelum mereka."

Selir Fa-Nay tersenyum. "Kalau begitu, hati-hati di jalan."

Tidak ada yang salah dari ucapan Selir Fa-Nay. Namun entah kenapa, Melyra dan Lestayra merasakan sesuatu yang aneh.

Kereta Tamayra tiba. Dia segera menaiki Kereta tersebut dan dua prajurit kelas biasa segera membawanya. Tentu saja, tidak ada Pelayan yang bersamanya, karena Tamayra pergi sebagai peserta bukan Putri.

Sedangkan di sisi lain, Melyra dan Lestayra menatap bingung dengan Pelayan mereka. "Um, Maaf Selir Fa-Nay, pelayan kami bukan mereka." ucap Lestayra.

Apa yang dia katakan itu benar, Pelayan yang selalu bersama mereka sudah di tetapkan dan tidak mungkin berubah begitu saja. Kecuali, itu permintaan dari sang Ratu sendiri.

"Aku tahu, tapi Pelayan yang menjaga kalian tiba-tiba sakit. Kalian bisa menjenguknya." tutur Selir Fa-Nay.

Lestayra dan Melyra sama-sama melirik. Mereka mengingat saat bersiap, Pelayan mereka terlihat sehat. Bahkan, tidak ada wajah lelah dari pelayan itu.

Namun, mereka bisa apa? Melawan Selir tidak akan mungkin bisa mereka lakukan. Jadi, Keduanya memutuskan untuk menyetujui apa yang terjadi.

Di dalam satu kereta dengan empat penumpang yang membuat suasana hening seketika. Lestayra dan Melyra tidak bisa berbicara dengan bebas. Mereka merasa aneh dengan kedua pelayan yang duduk di samping mereka.

Dan lagi, saat perjalanan menuju ke balai kota. Keheningan itu berlanjut yang terus berjalan dengan membuat Lestayra dan Melyra menjadi bosan.

Sedangkan di kereta lain. Tamayra mengerutkan alis saat keretanya berhenti. Dia menjenguk dari balik jendela kecil yang di buat khusus untuk kereta.

"Tetap di dalam, Putri." ucap Pengawal dengan suara lembut.

Tamayra yang ingin menjenguk keluar jendela seketika berhenti dan memutuskan untuk duduk tenang. "Apa yang terjadi?" benaknya.

...°°°...

Di Balai Kota, empat Selir berkumpul dengan wajah bahagia mereka.

"Kau yakin, para badit akan menghalau jalan mereka dan menahan mereka?" tanya Selir Xia-Ju dengan wajah penasaran.

"Tentu saja, aku sudah membayar mereka dengan sepuluh koin emas! Mereka pasti akan melakukannya dengan benar." sahut Selir Vian-Ji.

Rencana untuk menahan kereta Lestayra dan Melyra merupakan ide dari Selir Vian-Ji. Sedangkan Selir Xia, Selir Fa dan Selir Jia, mereka bertiga hanya mengikuti apa yang telah direncanakan.

"Lalu, bagaimana dengan pembicaraanmu? Aku melihatmu berbicara dengan mereka sebelum kita berangkat." kata Selir Jia-Li yang berdiri di samping Selir Fa-Nay.

Selir Fa-Nay tersenyum sambil mengangguk-angguk. Seperti seorang wanita anggun yang sedang menunjukkan kebanggaannya.

"Kami membicarakan hal yang sedikit serius, meski tidak ada yang menarik untukku. Mereka terlalu mudah untuk di tipu. Saat aku mengubah pelayan mereka, mereka begitu mempercayai perkataanku." jawabnya.

"Aku sudah bilang, Putri Lestayra dan Putri Melyra adalah sasaran yang tepat." ucap Selir Vian-Ji.

Ketiga Selir yang ada di depannya mengangguk. "Ayo kita masuk, lebih baik kita melihat secara langsung. Apa Kedua Putri itu tiba di dalam atau tidak." ucap mereka.

Perjalanan menuju ke Balai Kota memakan waktu sekitar 45 menit. Dan lagi, kereta berangkat bergiliran, jadi Para Selir yang berbicara ini datang paling terakhir dari yang ada.

Keempatnya masuk ke dalam Aula dan memutuskan untuk duduk di kursi mereka. Seperti yang di katakan, urutan Selir tidak terlepas dari mereka. Keempatnya duduk sesuai dengan status mereka masing-masing.

Pandangan Selir Jia-Li terarah kepada Selir Rosita yang belakangan ini jarang terlihat. "Hei, Selir Ros, bagaimana kabarmu?" tanyanya.

Selir Rosita tersenyum dan mengangguk pelan untuk memberi hormatnya. "Baik, Selir Jia."

"Belakangan ini kau kemana? Aku tidak melihat dirimu."

Selir Rosita segera menjawab. "Belakangan ini, Selir Rosita bersama Putri Tamayra, Lestayra dan Melyra. Lalu, Selir ini akan ke taman untuk menanam bunga."

"Membosankan sekali!" gumam Selir Jia-Li dengan pelan. Meski begitu, Selir Rosita bisa mendengarnya, tapi tidak berniat untuk menanggapi semua itu.

Saat acara hampir di mulai. Semua mata para Selir tertuju kepada kursi yang khusus untuk Putri Kerajaan.

Selir Vian-Ji, Selir Fa-Nay, Selir Xia-Ju dan Selir Jia-Li, mereka tercengang bersamaan saat melihat Lestayra dan Melyra duduk di kursi mereka.

"Hah?!" benak mereka bersama.

...°°°...

Di tengah hutan, Tamayra memegang pedang di tangan kanannya dan menatap para Badit di depan.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi biarkan aku mengantikan kalian dan melindungi kalian." ucap Tamayra kepada para Pengawal yang sudah bersimpah darah.

Tamayra mengenggam erat pada pedang yang dia pegang. Tidak ada ketakutan di hatinya ketika melihat semua ini terjadi.

Entah bagaimana, tiba-tiba saja Para Badit ini menghalau jalan mereka dan kemudian membawa mereka ke hutan. "Siapa kalian dan siapa yang mengirim kalian?" tanyanya.

Salah satu dari Badit itu menjawab. "Tidak penting siapa kami dan siapa yang mengirim kami. Yang terpenting, kami akan menghabisi kalian lalu pergi!"

Tamarya mengerutkan alis. Dia tidak pandai berpedang. Meski dia bisa bersaing di sekolah, berpedang tidak ada dalam ekskul mereka. Itulah hal yang membuatnya terdiam di tempat.

Jika dia menyerang lebih dahulu, yakin lah seratus persen, bahwa kekalahan ada di pihaknya.

"Aku harap, takdir baik ada padaku!" benak Tamayra.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!