Mendengar itu Olivia langsung terperangah sangat lebar, matanya membelalak begitu lama, dan dia diam termenung memikirkan semuanya, namun karena tuan Kaiden yang terus mendesak dirinya termasuk melihat pemberitaan tersebut yang sudah terlanjur tersebar di media sosial, dan dia tidak mungkin bisa menutupi berita itu dengan kemampuannya sendiri, akhirnya Olivia tetap tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya.
"Aahh....biarkan saja, yang penting pemberitaan itu harus segera ditarik, aku tidak mau terus di fitnah sebagai wanita murahan." Batin Olivia yang sudah memutuskannya sendiri.
Gadis kecil yang masih mencari jati dirinya itu langsung saja mengangguk, dia tidak berpikir terlalu banyak, karena yang penting baginya saat ini, adalah menghapus pemberitaan tersebut sebelum Malara dan keluarganya mengetahui tentang hal tersebut, karena jika sampai berita itu sampai kepada mereka, Olivia hanya takut bahwa Malara akan semakin tidak mempercayai dirinya dan membenarkan semua ucapan om Burhan pada malam itu, yang jelas bahwa dia hampir di lecehkan oleh ayah sahabatnya sendiri.
"Baik, aku akan menyetujui syarat apapun yang kamu berikan, asalkan kau menghapus pemberitaan itu, hapus semuanya dan jangan sampai ada yang tersisa, aku tidak mau sahabat terbaikku mengetahui berita itu, aku mohon padamu." Ucap Olivia langsung menyetujui dengan begitu cepat.
Bahkan disaat tuan Kaiden sama sekali belum memberitahunya tentang persyaratan yang akan dia berikan kepadanya.
"Bagus, kau memang harus setuju." Balas tuan Kaiden terlihat senang.
Sebuah senyum kecil yang begitu licik, terpancar jelas di wajah tuan Kaiden, dia senang sebab dengan begitu rencana yang sudah dia pikirkan akan berjalan dengan lancar dan dia bisa mulai membalas dendam kepada adik tirinya yang menjadi biang keladi atas terjadinya semua kekacauan ini.
Sejak kejadian itu dan Olivia sudah menyetujui semuanya, dengan cepat tuan Kaiden langsung memanggil bibi Lil dan memintanya untuk membelikan kembali bubur untuk makan Olivia sekaligus mempersiapkan kamar yang lebih layak untuknya di rumah.
"Baik kalau begitu, karena kau sudah setuju, artinya kau harus makan untuk mengisi energimu, dan berhenti menyiksa dirimu sendiri seperti sebelumnya, karena aku tidak akan perduli dengan itu." Ucap tuan Kaiden kepadanya.
Gadis itu hanya bisa mengangguk pelan dan tuan Kaiden langsung pergi dari ruangan dengan segera.
Tuan Kaiden pergi kembali ke kantor untuk menemui Dep dan mempersiapkan semua rencana yang sudah dia pendam seorang diri sebelumnya, sekaligus meminta agar Dep bisa membantu melancarkan rencananya tersebut.
Sedangkan disisi lain bibi Lil yang baru kembali membeli bubur dia kini mulai menguapi Olivia dengan perlahan, dan terus mengajaknya untuk mengobrol pelan-pelan.
"Nona bagaimana, apa buburnya enak? Ini bibi sendiri yang membuatkannya khusus untuk nona cantik." Ucap bibi Lil kepada Olivia.
"Enak, terimakasih untuk buburnya, dan terimakasih sudah mau merawat aku sejak awal, dan maaf karena aku terus merepotkanmu." Balas Olivia mulai merasa tidak enak hati terhadap bibi Lil yang selalu merawat dia dan memeriksa keadaan dia sejak dia terjebak dengan pria aneh itu hingga sekarang.
Bibi Lil hanya tersenyum dengan hangat dan terus saja kembali menyuapi Olivia lagi dengan tulus, bibi Lil merawat Olivia bak seperti dia merawat putrinya sendiri, sebab selama ini bibi Lil sudah hidup sebatang kara dia tidak memiliki anak sama sekali dari suaminya yang telah meninggal saat usia pernikahan mereka masih muda dahulu.
Oleh karena itu bibi Lil sangat menyukai Olivia yang cantik dan manis, serta merawat dia dengan penuh kasih sayang yang tidak terhingga.
"Nona, kenalkan nama bibi, bibi Lil, bibi sudah bekerja sangat lama sekali dengan tuan Kaiden, jika nona ada apa-apa, katakan saja pada bibi, jangan memendamnya sendirian, dan tuan Kaiden sebenarnya orang yang baik, hanya saja kondisi keluarganya yang tidak harmonis membuat karakternya menjadi begitu keras dan kurang kasih sayang sejak dia kecil, jadi wajar saja jika tuan Kaiden begitu dingin dan sangat kasar, tetapi hatinya sebenarnya sangat baik kok. Nona tidak perlu takut dengannya." Ucap bibi Lil memperkenalkan diri dan memberikan nasihat kepada Olivia.
"Tapi dia sangat menyeramkan bi, dan dia sudah..." Ucap Olivia tertahan dengan wajah menunduk dengan lesu.
Dia bahkan tidak sanggup membicarakannya lagi, tetapi bibi Lil yang sudah mengerti dengan apa yang hendak di sampaikan oleh gadis kecil itu, langsung saja sang bibi memeluk Olivia dengan lembut dan mengusap punggungnya perlahan, memberikan ketenangan terhadap gadis dalam dekapannya kala itu.
"Sudah... Non, tidak perlu dibicarakan lagi, bibi tahu ini begitu sulit bagi nona muda seperti kamu, tetapi nona tahu sendiri bukan, kalau malam itu tuan Kaiden sendiri dalam pengaruh obat, bibi kenal dia sangat lama sekali, tuan Kaiden tidak mungkin melakukan hal seperti itu jika bukan karena pengaruh obat dan ada orang yang menjebaknya. Nona sendiri sudah mengetahuinya bukan? Jadi nona harus mempercayai tuan Kaiden, dia tidak akan membohongi nona." Ungkap bibi Lil yang langsung di balas anggukkan oleh Olivia.
Meski sebenarnya saat itu Olivia sendiri belum bisa mempercayai semua perkataan dari bibi Lil secara menyeluruh, tetapi setidaknya dia tahu bahwa laki-laki yang menahan dia saat ini tidak sejahat yang dia bayangkan, dan dia bisa merasa jauh lebih tenang, sebab bertemu dengan sosok bibi Lil yang mau merangkul dia dan memeluknya disaat sulit seperti ini.
"Terimakasih banyak bi," balas Olivia lagi dengan memeluk bibi Lil sangat erat.
"Sama-sama, kalau bibi boleh tahu, siapa nama non dan apa yang harus bibi panggil saat mau bertemu nona cantik ini." Ucap bibi Lil sambil mengusap rambut Olivia dengan lembut.
Olivia tersenyum dan menyebutkan namanya kepada bibi Lil, orang pertama yang memperkenalkan diri kepadanya.
"Aku Olivia bi, aku bukan dari kota, aku kemari karena tidak punya siapapun lagi, aku seharusnya tinggal dengan sahabatku, tapi dia malah meninggalkan aku, dia sudah tidak mempercayai aku lagi, lalu aku bertemu pria itu, dan kejadian seperti ini malah menimpaku, aku tidak tahu lagi harus menjalani hidup seperti apa." Balas Olivia kembali mengeluh dan dia terlihat begitu sendu.
Bibi Lil menggenggam kedua tangan Olivia dengan lembut dan terus saja menawarkan Olivia untuk menjadi putrinya, sebab dia juga sudah sebatang kara saat ini, sehingga bibi Lil pikir dengan begitu mereka dapat menjadi keluarga dan bisa saling melindungi juga saling membantu satu sama lain.
"Tenang saja, nona Olivia tidak perlu sedih lagi, sekarangkan sudah ada bibi, anggap saja bibi sebagai ibumu atau keluargamu sendiri, bibi akan selalu menyayangi nona Olivia." Ucap bibi Lil membuat Olivia semakin terharu atas kebaikan yang diberikan kepadanya.
Dia baru bertemu dengan bibi Lil di rumah pria jahat yang sangat dia benci, dan dia sudah banyak bersikap kasar serta menyusahkan bibi Lil, tetapi melihat bibi Lil yang masih tetap perduli dengannya bahkan mau mengakui dia sebagai putranya, itu tentu membuat Olivia sangat senang sekaligus terharus sekali dengan ucapannya.
Mereka pun kembali berpelukan dan saling menyalurkan kasih sayang.
Setidaknya meski dia tetap terjebak dengan perjanjian yang belum tentu bersama pria asing yang telah merenggut kesuciannya, tapi kini Olivia tidak sendirian lagi, dia memiliki sosok bibi Lil yang sangat memperdulikan dirinya dan dia merasa memiliki keluarga sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments