Pagi sudah tiba, cahaya remang-remang matahari yang menyelinap masuk melewati dinding kamar tersebut mulai menerpa mengenai wajah cantiknya, membuat gadis yang masih belia itu mulai tergerak dari tidurnya, dia merasakan sakit di bagian intimnya, rasa ngilu yang sama sekali tidak pernah dia rasakan sebelumnya, membuat dia kesulitan untuk bangun saat itu, namun yang paling membuatnya kaget adalah, terdapat sejumlah tumpukan uang di samping ranjangnya dengan jumlah yang sangat banyak.
"Aa...aahh....ya ampun, uang siapa ini?" Teriak gadis itu menutup mulutnya dengan terperangah kaget.
Dia segera terduduk dan mendapatkan tubuhnya tanpa sehelai pakaian sama sekali, segera dia menarik selimut tebal yang masih ada di pinggangnya tersebut untuk menutupi seluruh tubuhnya, dia segera bergegas bangkit dari ranjang itu dan memeriksa ke sekitar sembari mengingat kejadian semalam yang telah dia lewati.
Gambaran menyedihkan itu kembali terekam jelas di dalam ingatannya, setiap tindakan yang dilakukan pria tidak dikenal yang telah merenggut kesuciannya dengan brutal semalam.
Tepat ketika dia sudah mulai mengingat semuanya, kaki kecil yang jenjang itu langsung bergetar kuat, menjadi lemas dan ambruk terjatuh di lantai.
Air mata kembali mengalir membasahi pipi putih yang mulai memerah menahan sakit di dalam hati dan sekujur tubuhnya yang dipenuhi dengan ****** bekas seorang pria yang kesurupan menerkam seluruh kehormatan yang dia miliki.
"Tidak... Ini pasti mimpi, aku tidak mungkin aahhh.. aku telah kehilangan semuanya, aku harus bagaimana sekarang." Teriak gadis kecil yang telah kehilangan arah dalam hidupnya.
Dia menangis terisak berjam-jam lamanya di dalam ruangan tersebut tanpa henti, hingga seseorang dari luar terdengar mengetuk pintu dan pintu mulai terbuka, seorang wanita paruh baya datang menghampiri dirinya yang membuat Olivia langsung bergerak mundur menjauhi wanita itu, saat ini dia tidak bisa mempercayai siapapun dan akan terus bersikap waspada dengan semua orang yang dia temui.
"Kau..siapa kau, mau apa kau kemari?" Tanya Olivia dengan wajah yang bergetar ketakutan dan dia terus saja memegang erat selimut yang menutupi sekujur tubuhnya kala itu.
Wanita paruh baya tersebut berjalan pelan mendekati Olivia dan dia berjongkok di hadapannya mulai memberikan makanan yang dia taruh di hadapan gadis itu, lalu menyuruh Olivia untuk segera membersihkan diri, karena seseorang yang di katakan sebagai tuan besar oleh wanita tersebut telah menunggu kehadirannya di lantai bawah.
"Nona makanlah dahulu sarapan ini, kamu membutuhkan energi untuk menghadapi tuan besar yang sudah menunggu anda di lantai bawah, cepatlah bersihkan tubuhmu, saya akan membantumu mengganti pakaian nanti." Ucap wanita tersebut dengan nada yang lembut.
Olivia memang sangat lapar, sejak kemarin dia sama sekali belum memasukkan apapun ke dalam perutnya tersebut, tetapi dia masih terlalu takut dan trauma, dia takut pada makanan itu terdapat racun ataupun obat lainnya yang bisa membuat dia terbunuh.
"Tidak, aku tidak mau makan." Balas Olivia masih dengan wajah yang ketakutan.
Wanita tua itu sama sekali tidak bisa memaksanya, karena Olivia langsung bangkit berdiri dan pergi ke kamar mandi dengan cepat, dia terus membersihkan dirinya dalam waktu satu jam di bawah guyuran shower kamar mandi tersebut.
Seakan tidak mau berhenti untuk terus membersihkan dirinya yang dia anggap sudah menjadi kotor dan sangat kotor sekali.
"Kotor... Tangan ini sudah kotor, semuanya sangat kotor, aku benci tubuh kotor ini!" Ucap Olivia menggosok tubuhnya dengan cukup kencang.
Pelayan tua tersebut menunggu di luar dan dia mulai merasa cemas karena Olivia terlalu lama berada di dalam kamar mandi, dan itu sudah satu jam berlalu sejak Olivia masuk ke dalam sana, sedangkan suara guyuran air masih saja terdengar deras, sehingga wanita itu terus mengetuk pintu kamar mandi berkali-kali sambil memanggil Olivia dengan kencang untuk memastikan keadaan dia di dalam sana.
"Nona... Nona apa anda baik-baik saja? Nona cepat selesaikan mandi anda.." teriak wanita paruh baya itu terus mengetuk pintu kamar mandi dengan keras.
Sayangnya tidak ada balasan sama sekali dari dalam dan terpaksa dia harus menerobos masuk ke dalam, tapi sayang sekali pintunya telah di kunci dari dalam oleh Olivia, sehingga hal itu menyulitkan pelayan tua sepertinya untuk memaksa pintu agar terbuka.
Di waktu yang bersamaan seorang pria dengan tubuh tegak dan berwibawa, datang ke kamar tersebut dan dia menyaksikan kekacauan yang terjadi, makanan yang belum di sentuh sama sekali, uang yang disiapkan yang masih berserakan diatas ranjang juga pelayannya yang terus panik mengetuk pintu kamar mandi dengan kuat.
"Bi apa yang terjadi, dimana wanita itu?" Tanya Kaiden dengan suaranya yang besar.
"Tuan maafkan saya tuan, tapi nona itu, dia sudah berada satu jam lebih di dalam kamar mandi dan tetap tidak keluar sampai sekarang, saya takut dia..." Ucap bibi Jil yang belum selesai, namun sudah langsung di potong oleh Kaiden dengan cepat.
"APA? Kenapa kau baru memberitahuku sekarang? Aishh.. minggir, aku akan mendobrak pintunya." Ucap Kaiden dengan wajah yang cemas dan dipenuhi amarah.
Bibi Jil segera menjauh dan langsung saja Kaiden mengambil ancang-ancang hingga mendobrak pintu itu dengan badannya dalam sekali hantaman dan langsung bisa merobohkan pintu itu.
Terlihat Olivia yang sudah tidak sadarkan diri dengan tubuhnya yang masih mengenakan handuk basah di bawah guyuran shower, wajahnya terlihat begitu pucat dan bibirnya bergetar dengan kuat, dia jelas mengigil saat itu, Kaiden langsung mendengus kesal dan mengangkat Olivia, segera membawanya ke rumah sakit terdekat di daerah sana dan menyuruh dokter untuk memeriksanya dengan cepat dan teliti.
Wajahnya terlihat begitu marah, dia jelas seseorang yang terkenal dengan kesibukan dan kekejamannya di seluruh penjuru kota, tidak ada siapapun yang berani melawan dia apalagi merepotkan dirinya sampai seperti ini.
"Bi kau jaga dia disini, dan pastikan agar wanita itu tidak mengacau lagi, bawa dia ke rumah kembali setelah dia sadar." Ucap Kaiden memerintah kepada pelayannya tersebut.
"Baik tuan." Balas bibi Lil dengan patuh dan menunduk.
Pria itu pergi dengan cepat dan terus diikuti oleh satu orang asisten pribadinya yang selalu mengikuti dia kemanapun dia pergi, kembali dalam kesibukan dan hanya butuh waktu dua menit saja, setelah dia keluar dari rumah sait, asisten pribadinya memberikan kabar buruk bagi dirinya.
Dimana semua pemberitaan nomor satu di internet tertuju kepada dirinya, sebuah foto dimana dirinya tengah tidur dengan seorang wanita yang wajahnya diburam kan tersebar luas di jejaring media sosial, namanya yang bersih kini tiba-tiba saja telah tercoreng dalam dunia bisnis karena kejadian memalukan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments