Disisi lain Olivia yang merupakan gadis muda itu masih saja dikurung di dalam sebuah kamar tamu sampai lima jam lamanya, bahkan hingga ke esokan paginya, dia masih saja belum di bebaskan dari sana, gadis malang itu sudah sangat tidak terurus, dia tidak pernah memakan sedikit pun semua makanan yang diberikan oleh bibi Lil yang merupakan ketua pelayan di kediaman tuan Kaiden yang besar tersebut.
Jangankan menyantap makanan itu, menyentuhnya sedikitpun dia sama sekali tidak melakukannya, Olivia hanya duduk meringkuk seorang diri di sudut kamar itu dengan wajah yang semakin pucat, dan tubuhnya yang sangat lemah, sebab dia tidak mengisi apapun dalam perutnya lebih dari satu hari satu malam sebelumnya.
Tubuhnya terlihat gemetar kuat dan dia mulai mengigil, dia mulai meriang dan terus saja tidak sanggup untuk terus menahan rasa pening di kepalanya tersebut.
Tatapan matanya mulai menjadi kabur hingga lama kelamaan dia mulai terjatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri, untungnya saat itu kejadian tersebut diketahui oleh bibi Lil yang datang kesana untuk memeriksakan kondisi Olivia.
"Ya ampun nona... Bangun nona.. tuan.. tolong....tuan tolong.." teriak bibi Lil dengan kencang sambil memegangi kepala Olivia dengan lembut.
Tidak lama tuan Kaiden langsung datang ke kamar tersebut dan segera saja dia membelalak kedua matanya, sangat kaget melihat kondisi gadis yang dia tahan di kamar tersebut sudah sangat mengkhawatirkan seperti itu, dengan wajah panik tuan Kaiden langsung menggendong Olivia untuk kedua kalinya, dia pergi membawanya ke rumah sakit terdekat dan dokter mulai mengatakan bahwa Olivia memilih asam lambung yang kronis dan perutnya tersebut sudah tidak terisi makanan sama sekali dalam waktu yang lama.
Sehingga hal tersebut membuat dia tidak memiliki energi sama sekali dan jatuh pingsan seperti yang terjadi sekarang ini.
Untuk sementara, dokter hanya bisa memberikan infusan agar bisa memberikan energi cadangan dalam tubuhnya, hingga dia siuman nanti barulah dokter meminta agar perutnya harus segera di isi dengan makanan dan tidak lupa dokter tersebut juga memberikan sebuah resep obat kepada tuan Kaiden yang perlu dia tebus.
Tuan Kaiden mengangguk kepada sang dokter, tanda dia mengerti lalu setelah sang dokter pergi, tuan Kaiden langsung menyuruh bibi Lil untuk pergi menebus obat tersebut, sedangkan dirinya masuk ke dalam ruang rawat untuk menjaga Olivia yang masih terbaring lemah tidak sadarkan diri, dengan selang infus yang menancap pada tangannya.
"Aishh... Dasar merepotkan, apa dia sudah bosan hidup, kenapa tidak memakan makanan dari bibi Lil, padahal jelas dia memiliki asam lambung yang parah seperti ini." Gerutu tuan Kaiden sambil melipatkan kedua lengannya di depan dada.
Hingga beberapa menit berlalu, tuan Kaiden mendapatkan panggilan telepon dari asisten pribadinya Dep. "Halo tuan, bisakah kita bertemu sekarang, ada informasi penting yang harus saya beritahukan kepada anda." Ucap Dep memberitahunya.
Tuan Kaiden langsung melirik ke arah Olivia yang masih belum sadar di atas ranjang rumah sakit, di sisi lain dia tidak tega melihat kondisi Olivia yang begitu mengkhawatirkan, tetapi karena ini adalah masalah penting dia tidak bisa menundanya, jadi dia langsung menyetujui ucapan dari asistennya tersebut dan segera pergi ke kantornya saat itu juga.
Saat dia keluar dari ruangan tersebut, kebetulan sekali tuan Kaiden berpapasan dengan bibi Lil yang baru saja kembali dari mengambil obat.
"Bi, jaga dia dengan baik dan usahakan dia untuk makan, jika nanti dia masih tidak mau makan, paksa saja dia hingga dia mau makan jika masih tidak juga, hubungi saya saja." Ucap tuan Kaiden kepada bibi Lil.
"Baik tuan." Balas bibi Lil memahaminya.
Tuan Kaiden pun pergi dengan segera dari sana, menuju kantor pusat dengan menyetir mobilnya sendiri dalam kecepatan yang tinggi, hingga dia dapat sampai hanya dalam beberapa menit saja, dia langsung berjalan dengan langkah besar, tubuh tegap dan sebelah tangan yang dia masukkan kedalam saku celananya.
Memakai kacamata hitam dan terus memasuki lift hingga sampai di dalam ruang kantornya dan dia bertemu dengan sang asisten pribadinya Dep, yang tengah duduk di kantor pribadinya tersebut sedari tadi.
"Ahh.. selamat datang tuan Kaiden." Ucap Dep menyambutnya sambil membungkuk memberikan hormat.
Tidak ingin banyak basa-basi lagi, pria dengan kacamata hitam itu, langsung saja menanyakan apa yang ingin disampaikan oleh Dep kepada dirinya yang sangat mendesak seperti ini, sampai membuat dia harus datang kesana saat itu juga.
"Sudahlah, katakan apa yang mau kau laporkan padaku?" Tanya tuan Kaiden sekaligus.
Dep mengangguk mengerti dan dia segera saja mengambil sebuah layar tablet berukuran cukup besar di tangannya, membuat kunci layar yang tipis tersebut dengan beberapa digit kata sandi yang dia masukkan dan langsung saja terdapat layar hologram yang melayang, bisa langsung nampak di samping dinding kantor tersebut.
Sebuah informasi penting tersusun dengan rapih dalam layar hologram itu dan memperlihatkan identitas seorang wanita belian yang sudah dia cari tahu mengenai identitas lengkapnya, tuan Kaiden terus mengerutkan kedua alisnya dengan kuat karena dia sama sekali tidak mengenali perempuan di dalam foto tersebut.
"Tunggu, siapa wanita ini?" Tanya tuan Kaiden menghentikan penjelasan dari Dep.
"Ini adalah wanita belian yang dibeli dengan sengaja oleh tuan muda Seno, tuan." Balas Dep yang langsung saja di potong ucapannya oleh tuan Kaiden dengan cepat.
"APA? Jadi Seno membeli wanita ini untuk menjebak aku, sialan padahal malam itu aku ingat dengan jelas dia yang membawa aku pulang dan mengantarkan aku ke rumah disaat aku tengah mabuk, tapi aku sama sekali tidak berhubungan dengan wanita ini Dep." Balas tuan Kaiden dengan wajahnya yang sudah semakin merah.
Baru saja Dep mau menjelaskan, tapi sayangnya tuan Kaiden terus memotong ucapannya berkali-kali, sehingga dia pun tidak bisa menjelaskan semuanya sampai selesai, sampai pada akhirnya Dep berada di titik sangat kesal, sehingga ketika tuannya tersebut kembali bertanya-tanya lagi kepada dirinya, dia pun langsung saja keceplosan membentak tuan Kaiden saking keselnya, sebab ucapan dia terus dipotong berkali-kali.
"Hei Dep, kenapa kau malah diam saja, aku kan sudah bertanya kepadamu berkali-kali, apa maksudmu sebenarnya, ayo cepat jelaskan dengan rinci dan jangan bertele-tele seperti ini!" Bentak tuan Kaiden kepadanya.
"Aishh... Aku sudah mau menjelaskan sejak awal, tapi kau terus memotong ucapanku kesana kemari dan marah tidak jelas lebih dulu!" Bentak Dep keceplosan.
Dia lupa bahwa orang yang dia bentak barusan adalah adalah bosnya sendiri, meskipun sebenarnya mereka sudah sangat dekat dan sudah berteman sangat lama bersama tuan Kaiden, namun baru kali ini dia berani untuk membentak bos besarnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments