Tersadar

Di rumah sakit gadis bernama Olivia itu mulai terbangun dengan lemah, tubuh yang telah kehilangan banyak energi dan begitu rapuh bahkan untuk sekedar menggerakkan tangannya dia begitu kesulitan sekali.

Di samping ranjangnya berdiri seorang wanita tua yang sebelumnya pernah memberikan dia makanan di kamar sebuah rumah yang megah. Gadis itu menatap ke samping dengan tatapan yang sendu dan penuh ketakutan.

"Dimana aku, dan siapa kalian?" Tanya Olivia dengan wajah yang gemetar penuh ketakutan, melihat ada dua orang yang mengenakan pakaian serba hitam yang rapih, di belakang wanita tua yang ada di samping ranjangnya kala itu.

Bibi Lil segera mendekati gadis manis itu dan mulai menenangkannya sembari memberikan penjelasan kepadanya bahwa dia bukanlah orang jahat yang perlu untuk ditakutkan seperti yang ada di pikiran Olivia.

"Nona cantik, jangan takut, saya bukan orang jahat, saya bibi Lil ketua pelayan di kediaman tuan besar, kami akan membantu nona untuk kembali pulang ke rumah, saya harap nona tidak berontak, ini demi keselamatan nona sendiri." Ucap bibi Lil memberikan pengertian kepada Olivia dengan perkataan yang lemah lembut.

"Tapi siapa kalian, aku sama sekali tidak mengenali kalian, aku ingin pulang ke desaku, aku mohon tolong aku, aku tidak mau kembali ke rumah itu, aku tidak mau hiks...hiks.." ucap Olivia terus menolak dengan keras.

"Maafkan saya nona, tetapi tuan besar tidak mengijinkan anda untuk pergi dan sebaiknya nona mematuhinya dia bukan orang jahat, tetapi jika nona bersih keras untuk pergi, dia bisa lebih menakutkan dibandingkan para penjahat yang ada." Balas bibi Lil sambil memegangi tangan Olivia.

Gadis sembilan belas tahun itu tetap keras kepala dan terus menggelengkan kepalanya dengan kuat, dia sudah tidak bisa mempercayai perkataan siapapun di dunia ini, terlebih dengan orang-orang yang sama sekali tidak dia kenali, sudah cukup baginya di tipu oleh banyak orang jahat di kota besar ini, sehingga sulit baginya mempercayai orang lain lagi, bahkan sahabat terbaiknya sendiri tidak bisa membela dia dan tidak mempercayai dia sebelumnya, jadi Olivia berpikir bahwa semua orang yang ada di kota adalah orang jahat, termasuk pria yang tinggal di rumah mewah tersebut, yang sudah merenggut kesuciannya dengan brutal.

"Jika kau memang bukan orang jahat, seharusnya kau akan membiarkan aku pergi atau mengantarkan aku kembali ke tempat asalku, bukan memaksa aku untuk kembali ke rumah pria jahat itu!" Bentak Olivia dengan kencang dan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Bibi Lil tidak bisa melakukan apapun lagi, sehingga terpaksa dia harus terus memaksa Olivia untuk tetap pergi, kedua penjaga itu menggendong Olivia yang masih tidak memiliki cukup tenaga ke atas kursi roda dan bibi Lil langsung mendorongnya hingga keluar dari rumah sakit dan memasukkan gadis kecil tidak berdaya tersebut ke dalam sebuah mobil mewah, meninggalkan rumah sakit dengan cepat.

"Hei... Kenapa kau tetap memaksaku, tolong lepaskan aku euhhh..lepaskan aku!" Berontak gadis itu terus berusaha melepaskan pegangan bibi Lil pada pinggangnya yang begitu erat.

Sayangnya kaki Olivia yang masih tidak bisa digerakkan sulit bagi dia untuk melarikan diri jika dia tidak bisa bergerak dengan leluasa seperti itu.

Dia hanya bisa pasrah menerima semuanya, karena meski dia terus berontak semua orang yang berada di dalam mobil terus saja mengabaikan dia, tidak menggubris semua ucapan dan permohonan darinya, meski suaranya sudah serak karena terus berteriak meminta di turunkan di jalanan.

Sesampainya di rumah, Olivia langsung kembali di tinggalkan pada kamar tamu yang berukuran sangat besar di lantai bawah, dia di kunci disana dan tidak diijinkan untuk keluar dari sana sampai tuan besar pulang ke rumah dan bisa menemuinya saat itu juga.

Olivia terduduk dengan kaki yang masih lemah dia memeluk kakinya sendiri yang dia tekuk sangat kuat, menangis tanpa henti dan tidak tahu harus berbuat apa.

Dia sudah berusaha keras untuk melarikan diri namun sungguh tidak ada jalan keluar di kamar itu, pintunya di kunci dengan kuat, jendela juga tidak bisa dibuka, dia tidak tahu harus melakukan apa, sungguh tidak ada benda apapun di dalam kamar tersebut yang bisa dia gunakan untuk melarikan diri.

"Kak.. aku menyesal, seharusnya aku tidak pergi mencari Malara, dia sudah berubah sekarang kak, dia menelantarkan aku, dan ayahnya hiks.. aku harus bagaimana sekarang." Gerutu gadis kecil itu yang kembali menundukkan kepalanya dengan lesu.

...****************...

Disisi lain tuan Kaiden menghubungi bibi Lil lewat telpon rumah yang tersambung, dia meminta bibi Lil untuk memberitahu dirinya tentang keadaan wanita tersebut.

"Bi.. bagaimana keadaan wanita itu?" Tanya tuan besar dengan nada yang dingin dan tegas.

"Dia sudah sadar tuan, namun tubuhnya masih membutuhkan pemulihan, dia harus banyak beristirahat, dokter mengatakan sistem imun di tubuhnya cukup lemah, dan sepertinya dia mengalami trauma yang besar, sampai sekarang dia terus menangis tanpa henti dan tidak melakukan apapun di dalam kamar tamu." Balas bibi Lil menjelaskan semuanya.

Tuan Kaiden langsung menutup teleponnya dan saat itu juga dia langsung kembali pulang pada kediamannya, hanya demi menemukan gadis tersebut, sampai di rumah dia terlihat begitu tegang dan suasana menegangkan terasa begitu pekat ketika tuan Kaiden sudah tiba di dalam rumah tersebut, bibi Lil bahkan tidak menduga jika tuan besarnya akan benar-benar datang ke rumah dalam waktu yang cukup singkat.

"Dimana dia?" Bentak tuan Kaiden dengan kencang dan sorot matanya yang tajam.

"Tuan, tolong jangan terlalu keras dengannya, saya takut dia akan semakin terguncang." Ucap bibi Lil memohon terlebih dahulu kepada Kaiden.

"Saya tanya dimana dia?" Bentak Kaiden semakin meninggikan suaranya.

Bibi Lil mengerti dia sama sekali tidak bisa melakukan apapun apalagi memberitahu pada tuannya sendiri dengan cara seperti itu, sehingga dengan menghembuskan nafas pasrah, bibi Lil menunjukkan tuan Kaiden tersebut ke arah kamar tamu, dimana Olivia berada disana. Pria dengan tubuh tegap berisi itu langsung berjalan dengan langkah besar dan membuka pintu itu segera, dia menatap ke arah Olivia yang tengah tertidur dengan posisi terduduk dan kedua tangan yang memeluk kakinya.

"Apa dia tidur?" Gerutu bibi Lil merasa kaget.

Tuan Kaiden langsung melirik ke arah bibi Lil dengan tatapan yang begitu tajam.

"Kau bilang dia menangis tanpa henti, buktinya kenapa dia tidur sekarang?" Tanya pria itu sangat serius.

"Ta...tapi tuan sebelumnya nona itu benar-benar menangis tanpa henti, mungkin dia ketiduran karena menangis terlalu lama, lihatlah tuan matanya sembab seperti itu, bukankan semuanya sudah membuktikan bahwa nona ini memang menangis dalam waktu yang sangat lama." Balas bibi Lil menjelaskannya.

Dia hampir saja akan terkena hukuman dari tuan besar tersebut karena diduga membohongi tuan Kaiden yang kejam tanpa hati tersebut.

Episodes
1 Tragedi Kebakaran
2 Diketahui Tante Oki
3 Diusir
4 Kehilangan Kesuciannya
5 Paginya
6 Pemberitaan Besar
7 Tersadar
8 Berusaha Menjelaskan
9 Informasi Penting
10 Perayaan Seno
11 Informasi Dari Dep
12 Menemukan Kebenaran
13 Mendesak Olivia
14 Menerima Syarat
15 Rencana Tuan Kaiden
16 Tidak Dapat Diubah
17 Persiapan Pernikahan
18 Olivia Yang Pasrah
19 Malamnya
20 Melawan Tuan Kaiden
21 Mempersiapkan Rencana Berikutnya
22 Membelikan Es Krim
23 Meledeki Tuan Kaiden
24 Memilih Gaun
25 Hampir Jatuh
26 Memohon Kepada Tuan Kaiden
27 Menguji Olivia
28 Memberikan Ponsel
29 Mengobati Luka
30 Meminta Bantuan Olivia
31 Menyuapi Tuan Kaiden
32 Olivia Yang Polos
33 Merasa Takut
34 Tidak Bisa Kabur
35 Mencari Jalan Kabur
36 Alasan
37 Kedatangan Seno
38 Amarah Seno
39 Emosi Olivia
40 Kebaikan Tuan Kaiden
41 Sangat Cantik
42 Bertemu Keluarga Tuan Kaiden
43 Kemarahan Tuan Kandensus
44 Bertengkar Kecil
45 Berniat Kabur
46 Berusaha Menghubungi Malara
47 Tidur Bersama
48 Sarapan Bersama
49 Rencana Baru
50 Mengusir Seno
51 Tuan Kaiden Yang Panik
52 Mengutus Penjaga
53 Bertemu Seno Di Pasar
54 Salah Pegang
55 Akhirnya Mendapatkan Kebebasan
56 Ikut Dengan Tuan Kaiden
57 Di Kantor
58 Digendong Tiba-tiba
59 Ocehan Olivia
60 Menghentikan Cegukan
61 Bertengkar di Mobil
62 Cemburunya Tuan Kaiden
63 Di Pantai Sendiri
64 Digendong Tuan Kaiden
65 Kegugupan Olivia
66 Lupa Membawa Ganti
67 Nyonya Asila dan Seno
68 Mimpi Buruk
69 Menceritakan
70 Menyusun Rencana
71 Menemukan Ide Bagus
72 Memberikan Kejutan
73 Antusias
74 Salah Sangka
75 Ingin Pulang
76 Tidur di Kamar
77 Tidur Bersama
78 Merapihkan Pakaian
79 Melihat Matahari Terbit
80 Menunggu Kapal Tiba
81 Di Dalam Kapal
82 Mengobati Olivia
83 Memaksa Olivia
84 Kedatangan Tuan Kandensus
85 Berhasil Mengancam
86 Cemburu Diam-diam
87 Seno Yang Muncul Tiba-tiba
88 Ternyata Hanya Akting
89 Banyak Makanan
90 Ketiduran
91 Kesalahpahaman
92 Mengantarkan Olivia
93 Bertemu Malara
94 Memutuskan Persahabatan
95 Bertengkar Dengan Seno
96 Tuan Kaiden Yang Panik
97 Menyalahkan Seno
98 Dicurigai Olivia
99 Kebingungan Tuan Kaiden
100 Kebingungan Malara
101 Mencuri-curi pandang
102 Merawat Seno
103 Bertengkar
104 Menutupi Perasaan Sebenarnya
105 Gelagat Aneh
106 Lari Dari Malara
107 Keluar dari rumah
108 Kembali
109 Di Perjalanan
110 Tuan Kaiden Lebih Perhatian
111 Ditinggal Tuan Kaiden
112 Tidur Bersama
113 Kemunculan Risa
114 Mengerjai Olivia
115 Melamun
116 Mempersiapkan Kejutan
117 Dinner
118 Dihubungi Malara
119 Mencaritahu Pada Olivia Langsung
120 Mengantarkan Makan Siang
121 Melawan Risa
122 Perayaan Keberhasilan Tuan Kaiden
123 Janji Yang Berubah
124 Menutupi Perasaannya
125 Hadiah Besar
126 Sebuah Kue
127 Gosip Tentang Risa
128 Bersama Diva
129 Mengejar Olivia
130 Gosip Dari Serli
131 Memilih Gaun
132 Diberitahu Diva
133 Panik
134 Bertemu Diva
135 Curhatan Olivia pada Via junior
136 Acara Pernikahan
137 Menolong Olivia
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Tragedi Kebakaran
2
Diketahui Tante Oki
3
Diusir
4
Kehilangan Kesuciannya
5
Paginya
6
Pemberitaan Besar
7
Tersadar
8
Berusaha Menjelaskan
9
Informasi Penting
10
Perayaan Seno
11
Informasi Dari Dep
12
Menemukan Kebenaran
13
Mendesak Olivia
14
Menerima Syarat
15
Rencana Tuan Kaiden
16
Tidak Dapat Diubah
17
Persiapan Pernikahan
18
Olivia Yang Pasrah
19
Malamnya
20
Melawan Tuan Kaiden
21
Mempersiapkan Rencana Berikutnya
22
Membelikan Es Krim
23
Meledeki Tuan Kaiden
24
Memilih Gaun
25
Hampir Jatuh
26
Memohon Kepada Tuan Kaiden
27
Menguji Olivia
28
Memberikan Ponsel
29
Mengobati Luka
30
Meminta Bantuan Olivia
31
Menyuapi Tuan Kaiden
32
Olivia Yang Polos
33
Merasa Takut
34
Tidak Bisa Kabur
35
Mencari Jalan Kabur
36
Alasan
37
Kedatangan Seno
38
Amarah Seno
39
Emosi Olivia
40
Kebaikan Tuan Kaiden
41
Sangat Cantik
42
Bertemu Keluarga Tuan Kaiden
43
Kemarahan Tuan Kandensus
44
Bertengkar Kecil
45
Berniat Kabur
46
Berusaha Menghubungi Malara
47
Tidur Bersama
48
Sarapan Bersama
49
Rencana Baru
50
Mengusir Seno
51
Tuan Kaiden Yang Panik
52
Mengutus Penjaga
53
Bertemu Seno Di Pasar
54
Salah Pegang
55
Akhirnya Mendapatkan Kebebasan
56
Ikut Dengan Tuan Kaiden
57
Di Kantor
58
Digendong Tiba-tiba
59
Ocehan Olivia
60
Menghentikan Cegukan
61
Bertengkar di Mobil
62
Cemburunya Tuan Kaiden
63
Di Pantai Sendiri
64
Digendong Tuan Kaiden
65
Kegugupan Olivia
66
Lupa Membawa Ganti
67
Nyonya Asila dan Seno
68
Mimpi Buruk
69
Menceritakan
70
Menyusun Rencana
71
Menemukan Ide Bagus
72
Memberikan Kejutan
73
Antusias
74
Salah Sangka
75
Ingin Pulang
76
Tidur di Kamar
77
Tidur Bersama
78
Merapihkan Pakaian
79
Melihat Matahari Terbit
80
Menunggu Kapal Tiba
81
Di Dalam Kapal
82
Mengobati Olivia
83
Memaksa Olivia
84
Kedatangan Tuan Kandensus
85
Berhasil Mengancam
86
Cemburu Diam-diam
87
Seno Yang Muncul Tiba-tiba
88
Ternyata Hanya Akting
89
Banyak Makanan
90
Ketiduran
91
Kesalahpahaman
92
Mengantarkan Olivia
93
Bertemu Malara
94
Memutuskan Persahabatan
95
Bertengkar Dengan Seno
96
Tuan Kaiden Yang Panik
97
Menyalahkan Seno
98
Dicurigai Olivia
99
Kebingungan Tuan Kaiden
100
Kebingungan Malara
101
Mencuri-curi pandang
102
Merawat Seno
103
Bertengkar
104
Menutupi Perasaan Sebenarnya
105
Gelagat Aneh
106
Lari Dari Malara
107
Keluar dari rumah
108
Kembali
109
Di Perjalanan
110
Tuan Kaiden Lebih Perhatian
111
Ditinggal Tuan Kaiden
112
Tidur Bersama
113
Kemunculan Risa
114
Mengerjai Olivia
115
Melamun
116
Mempersiapkan Kejutan
117
Dinner
118
Dihubungi Malara
119
Mencaritahu Pada Olivia Langsung
120
Mengantarkan Makan Siang
121
Melawan Risa
122
Perayaan Keberhasilan Tuan Kaiden
123
Janji Yang Berubah
124
Menutupi Perasaannya
125
Hadiah Besar
126
Sebuah Kue
127
Gosip Tentang Risa
128
Bersama Diva
129
Mengejar Olivia
130
Gosip Dari Serli
131
Memilih Gaun
132
Diberitahu Diva
133
Panik
134
Bertemu Diva
135
Curhatan Olivia pada Via junior
136
Acara Pernikahan
137
Menolong Olivia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!