Beberapa menit sebelum kejadian tersebut, Tante Oki yang merupakan ibu dari Malara terbangun dari tidurnya, dia mendapati sang suami tidak berada di samping ranjangnya sehingga matanya mulai menyipit dan segera keluar dari kamar. "Kemana papa pergi, apa dia ke bawah ya?" Gerutu wanita berusia 35 tahun itu menduganya.
Dia segera bangkit dan menuruni anak tangga dengan perlahan, sambil mengikat rambutnya dan mulai pergi ke dapur, mengambil air dingin di dalam lemari es sambil menatap ke sekeliling mencari keberadaan suaminya, sebab dia tidak menemukan suaminya dia pun berpikir suaminya di kamar mandi, sehingga tidak ada pikiran negatif apapun dalam benaknya saat itu.
Setelah mengambil segala air dingin di tangannya, ia segera kembali menuju anak tangga yang ada di dekat ruang keluarga, namun suara teriakkan yang sangat kencang memekikkan telinganya, membuat dia merinding dan menghentikan langkah kaki dalam seketika. "Astaga, suara jeritan siapa itu? Apa temannya Malara yang menjerit di tengah malam? Tapi ada apa dengannya?" Gerutu wanita tersebut merasa sedikit takut dan merinding.
Dia mulai mendekati kamar tamu yang berjarak sekitar dua meter lebih dari tempatnya berdiri saat itu, dengan tangan yang sedikit gemetar dan kaki yang dia paksakan untuk terus melangkah, dia mulai memanggil nama Olivia sambil mengetuk pintu kamarnya. "Olivia, apa kamu baik-baik saja? Tok...tok...tok, Olivia jawab Tante jika kamu baik-baik saja." Ucapnya di samping pintu dengan telinga yang dia dekatkan untuk berusaha mencari tahu apa yang tengah terjadi di balik pintu persegi panjang tersebut.
Tidak ada sahutan dari dalam yang ia dengar, hingga dia yang merasa cemas tidak bisa diam saja, sebab teriakkan yang sebelumnya ia dengar terlalu jelas, berasal dari kamar tersebut, ia yakin ada sesuatu yang tidak beres di dalam sana, sebab mustahi sekali seseorang akan berteriak sekencang itu jika tidak ada sesuatu yang terjadi dengan dirinya.
Walau dengan perasaan takut, dan tangannya yang masih gemetaran memegangi segelas air dingin, Tante Oki tetap memberanikan diri dan sekaligus membuka pintu kamar Olivia yang rupanya tidak di kunci.
"Olivia apa kamu ba_," ucap Tante Oki yang tertahan, wajahnya langsung menegang, kedua mata terbelalak sangat lebar dan tangannya semakin lemas, hingga gelas berisi air dingin yang ia pegang jatuh ke lantai dan pecah berserakan di lantai.
'Prak!' gelas pecah hampir saja mengenai kaki Tante Oki saat itu, untunglah dia masih sempat untuk menghindar dan meloncat ke samping, hingga gelas tersebut tidak mengenai kakinya.
Olivia segera mengigit tangan pria tua bangka tersebut, hingga berdarah dan dia berlari dengan cepat menghampiri Tante Oki, dengan harapan Tante Oki bisa menolongnya saat itu, namun harapannya hancur seketika sebab ketika dia berlari menghampiri Tante Oki justru sebelah pipinya yang langsung saja mendapatkan tamparan yang kencang hingga membuat tubuhnya ambruk di lantai.
'Plak!' tamparan kencang mengenai pipi mulus milik Olivia, hingga meninggalkan bekas merah mencetak lima jari milik Tante Oki saat itu.
"Aaahhh.... Tante kenapa kamu menamparku?" Tanya Olivia dengan wajah kebingungan dan sama sekali tidak mengerti dengan apa yang tengah terjadi.
Dia adalah korban disini dan hendak meminta pertolongan kepada Tante Oki yang berhasil menemukannya dan bisa memberikan waktu untuk dia melarikan diri, namun malah sebuah tamparan keras yang dia dapatkan saat itu.
Wanita berusia 35 tahun tersebut sudah terlanjur dikuasai dengan emosi dan api kecemburuan terhadap kelakuan suaminya, pemandangan tadi, dimana dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, seorang gadis muda yang baru dibawa pulang putrinya tengah duduk diatas pangkuan sang suami terlihat begitu dekat dan mesra, pakaian suaminya yang sudah terbuka, serta resleting celana sang suami yang sudah tidak rapih lagi, pemikirannya sudah tidak jernih lagi dan dia sudah membayangkan dan menduga-duga sendiri semua hal yang sudah di lakukan sang suami dengan gadis muda tersebut.
Tante Oki mendekati Olivia, memberikan tatapan tajam yang menusuk dengan urat di wajahnya yang terlihat tercetak jelas, giginya mengerat sangat kuat dengan kedua tangan yang dia kepalkan begitu erat. "Apa yang sudah kau lakukan dengan suamiku!" Pertanyaan yang membuat Olivia sangat tersinggung dan sakit hati mendengarnya keluar dari ibu sahabatnya sendiri.
Dengan cepat Olivia menggelengkan kepala dan dia baru saja hendak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kala itu, namun belum sempat dia membuka mulutnya, pria tua itu langsung datang menghampiri dia dengan membenarkan pakaiannya sambil mendorong Olivia sangat kencang hingga kembali jatuh ke lantai, tersungkur hingga keningnya menghantam ujung ranjang yang runcing.
Olivia meringis kesakitan memegangi dahinya yang mulai mengeluarkan darah segar, sedangkan pria tua bangka itu justru bicara kebohongan kepada istrinya dan menyalahkan Olivia seakan Olivia lah yang telah menggoda dirinya dan memaksanya untuk melakukan hal itu dengan dirinya.
"Sayang maafkan aku, aku telah gelap mata karena rayuan setan yang dilakukan oleh gadis itu, dia menarikku ke kamarnya saat aku hendak mengambil minuman, dia juga yang membuka kancing pakaianku, kau lihat tadi bukan dia yang duduk diatas pangkuanku, dia yang menggodaku dan merayuku untuk tidur dengannya, karena dia tidak memiliki tempat tinggal dan ingin mendapatkannya dariku jika aku tidur dengannya, maafkan aku sayang, aku sudah menolaknya tetapi dia terus memaksaku, untungnya kau datang di waktu yang tepat." Kebohongan besar yang di utarakan pria itu kepada istrinya, membuat seorang wanita yang sudah memiliki seorang putri dengan usia yang sama dengan gadis yang dia duga telah menggoda suaminya tersebut, membuat amarahnya semakin memuncak dan tidak bisa dia kendalikan lagi.
Nafasnya menderu menahan emosi yang sudah dia tahan sedari tadi, sedang Olivia terus meggeleng pelan dengan wajahnya yang mulai ketakutan, dia berusaha untuk menjauh saat wanita tersebut terus mendekatinya penuh dengan ancaman, pria 40 tahunan itu berdiri di belakang istrinya dan memberikan senyuman licik serta puas kepada Olivia yang sudah tersalahkan dalam hal ini.
Olivia berusaha menjelaskan semua kebenarannya terhadap Tante Oki, tetapi semuanya sudah terlambat, meski dia sudah mengatakan tidak, tetapi Tante Oki yang sudah dibutakan dengan amarah tidak bisa berpikir dengan jernih hingga dia tetap tidak mempercayai apa yang ucapkan oleh Olivia saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
X'tine
tunggu nanti pembalasan mu tua gatal...
2023-10-30
1