Debris Abberant

Adam secara alami menyisir rambut Danielle yang sudah sangat berantakan dan menjawab dengan nada yang sangat normal "Aku memang menyembuhkanmu, tapi kemampuanku sudah tidak sebagus dulu. Jadi kau masih harus mengobatinya secara manual."

Pria itu menggendongnya masuk kedalam rumah yang masih dijaga oleh Myrtilla, meninggalkan Samuel yang sedang tak sadarkan diri sendirian di halaman. Tapi mengingat betapa kacaunya dunia mereka saat ini, tentu akan ada beberapa binatang dan tanaman bermutasi yang akan menganggap Samuel sebagai hidangan lezat.

Sayang sekali dia tidak mau menghabiskan kekuatannya hingga ke titik nol seperti Samuel, dia memiliki lebih banyak pertimbangan sebagai yang tertua diantara ketiganya.

Danielle agaknya juga memahami pertimbangan Adam dan tidak lagi meminta bantuan tambahan "Membantuku menumbuhkan jaringan tubuh itu saja sudah bagus, terimakasih banyak."

Pria itu mengulas senyum lembut seperti biasanya dan meletakkan Danielle dengan hati-hati ke atas sofa yang sudah agak rusak, menyisir rambutnya agar tidak menusuk mata dan berujar lembut "Istirahatlah, aku akan menemui Samuel."

Adam memang selalu tersenyum, tapi mata pria itu agak aneh saat ini. Dia menatap Danielle dengan pupil mata ungunya yang terus bergerak-gerak, seolah ingin melakukan pemeriksaan secepat mungkin padanya. Bahkan Danielle yakin alasan Adam mencium keningnya tadi, semata-mata hanya untuk memastikan apakah dia masih memiliki aroma sebagai manusia.

Dan dilihat dari gelagatnya barusan, sepertinya Adam tidak menemukan kejanggalan apa-apa padanya.

Gadis itu meraih ujung kemeja pihak lain yang sudah terkoyak dan memanggil dengan suara lirih "Adam ...."

"Ya?" balasnya sambil menggenggam tangan Danielle, menyusuri setiap ruas jari dan pergelangan tangannya. Seolah ia belum puas akan hasil dari pengamatannya barusan, dan sekali lagi memastikan bahwa tetangganya ini masih seorang manusia.

Danielle melirik jari besar Adam yang sedang melakukan kontak fisik dengan tangannya, walaupun cara yang digunakan sangat ambigu. Dia balas menggenggam tangan Adam dan sedikit menarik tubuh pria itu agar mendekat ke arahnya, memiringkan kepala saat berbisik "Kau tidak penasaran?"

Penasaran.

Tentu saja dia sangat penasaran, bahkan dia memiliki sederet daftar pertanyaan yang ingin ia ajukan pada gadis cantik di hadapannya sekarang.

Apa yang kau lakukan?

Bagaimana kau bisa tetap hidup setelah tertelan?

Kenapa kau mencabut taringnya tepat dihadapan Nisse, meski kau sudah memiliki senjata?

Siapa kau sebenarnya?

Mengapa kau mempengaruhi Samuel untuk menghabiskan seluruh kekuatannya?

Dan yang paling penting adalah ... Apakah kau sengaja melakukan itu semua?

Adam menatap ke kedalaman mata hitam Danielle sebekum melepaskan genggaman tangan mereka, menjauhkan diri kembali ke jarak wajar saat menjawab "Kalaupun iya, apa kau akan memberitahuku?"

Danielle hanya mengulas senyum yang sangat manis sebagai respon, Adam turut membalas senyumnya sebelum melangkah pergi. Keduanya tidak lagi memutuskan untuk mengorek rahasia satu sama lain, karena tidak ingin rasa penasaran mereka menghancurkan kohabitasi sementara dengan dalih hubungan tetangga. Danielle akan selalu bisa mencari tau apapun yang ia mau dengan mudah, karena dia memang memiliki kemampuan untuk itu.

Sementara Adam yang sadar dirinya nyaris bernasib sama dengan siren yang menari-nari diatas telapak tangan Danielle sebelumnya, memutuskan untuk tidak lagi mencaritau dan fokus untuk memulihkan tenaganya sebelum menyembuhkan si pria kedua.

Pria berambut emas tersebut memang secara sengaja meletakkan tubuh terikat Samuel diluar halaman, tidak ingin mantan pacar Danielle itu menghancurkan seisi komunitas yang sudah sangat bobrok. Tapi saat dia sudah keluar halaman, dia hanya disambut oleh rotannya yang sudah berubah menjadi bongkahan es batu raksasa bersama Myrtilla. Kedua anaknya ini terikat satu sama lain dengan permukaan kulit yang sudah mengalami mutilasi diri karena kedinginan, mengejutkan Adam yang mengenal satu-satunya orang di lingkungan ini yang bisa melakukan hal seperti ini.

Namun sosok Samuel tidak terlihat dimanapun.

Firasatnya sontak menjadi tidak enak dan dia berbalik masuk kembali secepat yang ia bisa, menyaksikan pemandangan yang sangat berdarah.

Dimana Danielle yang barusan menggodanya, sudah berwajah pucat akibat kekurangan darah sampai pada tahap ekstrim. Dan di ujung  lengannya yang lain, terdapat pria yang barusan hendak ia cari.

Sedang mengunyah pergelangan tangan Danielle dengan wajah berurai air mata.

"Samuel, apa yang kau lakukan?!!" teriaknya.

Beberapa saat sebelumnya ....

Danielle sedang memperhatikan punggung kokoh Adam sembari mengingat-ingat kekuatan pria itu saat melawan orang laut belum lama ini, berpikir bahwa kemampuan Adam benar-benar sangat fleksibel dan berguna. Adam bisa menumbuhkan tanaman apapun sebagai sumber makanan, pertahanan, sekaligus untuk menyerang musuh. Meskipun Danielle tidak pernah tau seperti apa rasa dari tanaman pemakan daging yang ditumbuhkan Adam, tapi ia yakin bahwa rasanya pasti sangat enak. Karena Adam selalu memakannya setiap saat.

Saat inilah hawa dingin mendadak muncul dari belakang tengkuknya, bersamaan dengan hembusan angin sedingin es juga sebersit aroma darah yang pekat. Danielle meraih pisau dagingnya dalam sikap waspada tanpa mengubah sedikitpun posisinya, saat tiba-tiba muncul sepasang tangan es dari arah belakang seolah ingin memeluknya.

Danielle langsung berguling ke arah depan, namun orang ini memiliki kecepatan yang sangat diluar perkiraannya. Karena belum sempat dia menyelesaikan aksi menghindar ini, belenggu es sudah mengikat perutnya yang batu saja dipulihkan oleh Adam. Saking dinginnya es yang menyentuh permukaan kulitnya ini, ia merasa seolah sudah dibakar dengan sangat perlahan tanpa tau bagian mana yang terasa paling sakit.

Dia membuka mulutnya untuk berteriak, tapi satu tangan es barusan langsung membungkam mulutnya rapat-rapat.

Tubuhnya dibanting ke lantai, tanpa menimbulkan sedikitpun suara seolah ada tabir tipis yang menutupi mereka dari dunia luar. Disusul oleh sebelah tangan lain yang menghantam lantai, tepat di sisi lain kepalanya. Sepasang mata hitamnya sontak berhadapan dengan sepasang mata ungu yang sangat dia tau.

Ini adalah Samuel.

Namun juga bukan Samuel.

Pria itu sedang menangis dengan tubuh gemetaran, tapi mulutnya terbuka dan terus meneteskan liur seperti binatang buas. Mata yang semula memiliki bagian putih, kini sudah berubah sepenuhnya menjadi warna ungu yang berkilauan. Tapi meski berada dalam tampilan ini, Danielle yakin bahwa masih ada kesadaran Samuel disana. Hanya saja pria ini tampak tidak bisa mengendalikan tubuhnya, dan sedang mengalami kelaparan esktrim.

Sepasang tangan dan setengah dari kepalanya sudah terbungkus oleh es, lidahnya juga sudah berubah warna menjadi ungu. Pria ini tanpa ragu mendekatkan mulutnya tepat pada leher Danielle dengan taring yang secara lambat tumbuh, seolah dia sudah benar-benar meninggalkan kemanusiaannya.

Tentu saja Danielle meronta sebanyak yang dia bisa, dia bahkan mengayunkan pisau dagingnya tanpa ragu pada pria yang bahkan sampai saat ini masih sangat ia suka. Tapi berkat ini fokus Samuel sontak berubah menjadi lengannya.

Pria itu menangkap pergelangan tangannya dan tanpa ragu merobek kulitnya, dan mulai menjilati darahnya dengan wajah berurai air mata, tampak sangat tidak rela melakukan ini pada gadisnya tapi sama sekali tidak bisa mengendalikan tubuhnya.

Sakit ....

Lidah Samuel seolah memiliki paku-paku tajam yang menggaruk dagingnya selapis demi selapis, membuat pergelangan tangannya terkikis sedikit demi sedikit seolah sedang diiris-iris.

Namun seolah belum cukup, pria itu kini mulai merobek selapis dagingnya untuk dikunyah. Menatap wajah kesakitannya, menelan apa yanv ada didalam mulutnya, sebelum kembali merobek selalis daging untuk dikunyah. Tanpa leduli bahwa 'mangsa' ini masih bernyawa dan bisa merasakan rasa sakit luar biasa akibat tindakannya.

Danielle sontak menjerit tanpa suara karena amat sangat kesakitan, dan saat inilah Adam kembali.

"Samuel, apa yang kau lakukan?!"

Teriakan ini adalah hal terakhir yang bisa diingat olehnya, sebelum jatuh dalam keadaan koma.

Adam di sisi lain sekali lagi menumbuhkan rotan dan melemparkannya ke leher Samuel, sebelum menariknya mundur dari tubuh Danielle sekuat yang ia bisa. Tindakannya berhasil, tapi karena terlalu banyak menggunakan kekuatan fisik, maka keduanya terdorong mundur hingga menabrak Myrtilla yang sudah menjadi es diluar rumah hingga hancur.

Samuel yang dijauhkan dari 'makanannya', tentu akan meangubah fokus serangan pada Adam yang sejak awal dia anggap sangat menyakiti matanya. Kebencian di matanya benar-benar tampak jelas saat dia menumbuhkan bunga-bunga kristal es tajam pada kedua lengannya yang sudah berubah, mengayunkan tinjunya dan secara terang-terangan menargetkan kedua mata Adam.

Adam tentu sudah mengantisipasi bagian tubuh mana yang akan diincar oleh Samuel lebih dulu, mengingat betapa pria ini membencinya. Jadi dia menumbuhkan pisau yang terbuat dari kayu tanaman Schinopsis Spp atau yang biasa disebut dengan Quebracho, kayu terkuat di dunia yang ia ingat bisa menghancurkan kapak. Tak lupa, ia melumuri kayu ini menggunakan tanaman Kanna.

Samuel segera maju dan mulai menyerang dengan mengincar leher Adam, pria berambut emas tersebut menghalaunya dengan punggung pisau yang lumayan tebal dan mendorongnya mundur, dia beruntung mendapatkan lawan yang kondisi fisik serta ukuran tubuhnya sama. Samuel yang terdorong mundur dua langkah, mengubah mengubah bentuk bunga kristal es yang tumbuh di lengannya dan bergeser menyusuri punggung pisau pria pirang itu, menimbulkan bunyi gesekan yang mengerikan, dan dengan cepat mengayunkannya kembali, kali ini ke pinggang Adam.

Adam memblokir pukulan itu menggunakan setumpuk tanaman Kanna yang cukup memabukkan di pinggangnya, satu tangan menahan serangan kristal es di lehernya dan satu lagi di pinggangnya. Samuel tersenyum miring, memutar otak dan dengan gerakan cepat menendang betis pihak lain, membuatnya tersungkur dan bergulingan di tanah. Adam mengernyit sakit, menggenggam tanah disisinya, menuang setumpuk bubuk tanaman Kanna sebelum melemparkannya ke wajah Samuel.

Terdengar geraman rendah Samuel saat mencium wangi manis bunga yang biasanya digunakan untuk melumpuhkan tumbal persembahan dewa ini.

Adam yang melihat adanya celah sontak bangkit sambil menumbuhkan bunga Rafflesia dan memukul tangan Samuel yang digunakan untuk menutupi wajahnya dari bius, membuat beberapa retakan pada kristal esnya. Tak memberi kesempatan, Adam memutar badannya dan menendang kuat leher Samuel yang masih terhalang sebagian lengannya.

Kali ini Samuel yang jatuh tersungkur, Adam melempar bunga itu jauh-jauh dan mulai melayangkan beberapa tinju, sampai tiba-tiba Adam jatuh menimpa tubuh Samuel begitu saja setelah merasakan sesuatu memukul keras punggungnya. Samuel yang jauh lebih berpengalaman sebagai pembunuh segera membalik keadaan dan membanting pria itu walau dengan mata tertutup yang basah oleh air mata, mulai melayangkan tinjunya yang terbungkus tajamnya kristal es.

Membuat serangannya jauh lebih mematikan. Adam menangkis serangan itu secepat dan seakurat mungkin menggunakan pisau dan beberapa tanaman blusnya, walau masih menerima dampak yang membuat pergelangan tangannya lebam dan lecet. Dia benar-benar melupakan kekuatan Samuel, mendapati bahwa yang barusan menghantam punggungnya adalah sebuah bola es tajam yang secara langsung melubangi punggungnya.

Keadaan benar-benar tidak menguntungkan bagi Adam yang sudah terbiasa dilayani sebagai dewa di dunia sebelumnya.

Oleh karena itu pada pukulan terakhir, Samuel tersenyum lebar dan menggorok leher Adam menggunakan esnya. Sebelum membekukan seluruh tubuh pria ini dan membungkuk, hendak memakan daging leher Adam.

Sampai tiba-tiba sebuah tulang rusuk terbang dan menembus lehernya, membuatnya pingsan seketika.

Adam mengalihkan pandangannya, dan bertemu dengan seorang pria yang sangat dikenalnya. Berseru memanggil "Joshua!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!