Online

Seminggu setelah jatuhnya orang-orang hilang dari balik pintu, tentu menimbulkan kepanikan yang lebih besar dibandingkan isu hancurnya pemerintahan negara maju satu persatu. Meski begitu setiap orang masih berusaha untuk bahu membahu menjaga ketertiban bersama, juga beradaptasi dengan dunia baru mereka.

Meski pada akhirnya, itu percuma saja.

Pemikiran mengenai akhir dunia menghinggapi benak setiap orang, memicu banyak spekulasi yang pada akhirnya membuat keretakan dalam hubungan sosial. Ditambah dengan hancurnya setiap infrastruktur penting, orang yang semula ketakutan karena isu akhir dunia, mengubah objek rasa takut mereka menjadi sesama manusia.

Hanya dalam waktu satu bulan, semua manusia berubah menjadi binatang. Tak berprinsip, tak berakal, dan hanya fokus pada bertahan dan melakukan pembantaian.

Karena di dunia tanpa hukum, hanya yang kuat yang bertahan.

Di dunia dimana nasib setiap orang tergantung pada seutas tali, menunjukkan setitik saja simpati maka takdir akan berubah menjadi kau yang harus mati.

Danielle menatap tanpa ekspresi saat ada seorang pria yang menyeret mayat seorang gadis kecil, yang tampaknya baru saja mati kedalam sebuah gang kumuh, sebelum telinganya secara samar mendengar suara gergaji yang tampak memotong-motong sesuatu. Juga diskusi beberapa orang yang kemungkinan besar sudah membentuk satu grup. Danielle tidak berminat untuk mendengarkan, tapi dunia ini begitu misterius dan memang sangat sialan.

"Anak ini tidak memiliki daging sebanyak yang sebelumnya, tapi kulitnya begitu lembut."

"Lihat, matanya cantik dan bulat sempurna. Aku akan menyimpannya."

"Aku ingin bagian kaki. Jeroan manusia sama sekali tidak enak."

Angin yang bertanggung jawab mentransmisikan gelombang suara mereka padanya, benar-benar benda mati yang tak memiliki simpati pada orang mati.

Dengan perut mual, Danielle berjalan ke rumahnya sambil membawa perasaan jijik yang teramat sangat tanpa bisa mengatakan apa-apa. Karena sepanjang jalan masih ada satu dua orang yang menatap takut padanya, atau lebih tepatnya pada mata besar yang hinggap di punggungnya.

Dia melepas sandal dan menginjak lembut serbuk sari yang tersebar di tanah, sebelum dengan tenang kembali melangkah melewati halaman yang kini sudah penuh oleh tanaman yang belum diketahui jenisnya.

Pintunya langsung terbuka bahkan sebelum dia mengatakan apa-apa.

Benar juga, ada satu orang lagi yang tinggal bersamanya setelah akhir dunia.

"Dani, baru pulang?" Sapa Adam, pria berambut emas pada bab pertama cerita.

Gadis itu memberikan senyum simpul biasa dan menjawab sembari menggoyangkan lengannya yang penuh goresan berdarah "Iya, apakah ada sesuatu yang aneh saat aku keluar?"

Adam secara alami meraih kedua tangan yang penuh luka ini dan mengusapnya beberapa kali "Tidak ada, semuanya tampak normal. Hanya saja kusarankan agar kau tidak keluar dari rumah dalam waktu tujuh jam kedepan, sekalipun itu untuk melihat para kucing liar."

Cahaya hijau yang lembut sontak berpendar dari kontak fisik mereka, menumbuhkan setiap jaringan kulit Danielle helai demi helai. Juga mengembalikan warna pada permukaan lengan yang sebelumnya pucat karena kurang darah.

Segera kedua lengannya menjadi sesuatu yang tampak 'enak', ranum dan lembut bagi para kanibal.

Danielle mendapati beberapa helai bulu berwarna jingga yang hinggap di lengan baju Adam, sepertinya tanpa sengaja menempel saat pria ini menyembuhkannya. Itu adalah bulu kucing yang dia selamatkan dari reruntuhan barusan. Tapi karena dia mengalihkan pandangannya sejenak dari kucing tersebut, beberapa orang segera mengambilnya dan membuatnya menjadi makan siang mereka.

Memanggang kucing malang tersebut hidup-hidup, tepat didepan matanya.

Netra hitamnya segera memerah dan mulai meneteskan air mata tanpa suara "...."

Hari inipun dia gagal menyelamatkan organisme yang paling dia suka di dunia.

Adam secara alami memeluknya tanpa berkomentar apa-apa. Dia menanam Bennerry putih (Actaea pachypoda) pada punggung gadis ini sebelumnya, karena ingin tau mengenai kabar manusia normal di bumi saat mengalami hal serupa dengannya selama tiga tahun penuh, tanpa harus berkeliling. Hasilnya bahkan melebihi dugaannya, moralitas manusia langsung hancur bahkan saat ini baru satu minggu.

Tapi bukan berarti dia tidak akan mengkritik anak ini "Kau aneh, Danielle."

Danielle yang memang mencari kenyamanan emosional tapi justru menerima kritik, tentu saja tidak terima "Semua orang memiliki prioritasnya masing-masing, Adam."

"Begitu?" hanya ini respon si pria.

Adam mengusak rambut hitam gadis ini dengan penuh afeksi, tapi tetap mengatakan apa yang akan terjadi "Maaf menghancurkan perasaanmu, tapi manusia akan lebih hancur lagi setelah ini. Akan lebih baik jika kau bersiap, Dani."

"Apakah ini informasi yang diberikan oleh mata ungu barumu?" inilah tanggapan Danielle pada Adam.

Memang, sepasang mata Adam yang dulunya berwarna hitam dan senada dengan rambutnya. Kini berubah menjadi warna ungu yang penuh dengan bintang, rambutnya bahkan berubah menjadi emas. Seperti dewa.

Krek ... Krek ... Krek ....

Keduanya mematung, menjauhkan diri dari satu sama lain sebelum berbagi tatapan yang sangat bertolak belakang. Danielle dengan tatapan penuh tanya, dan Adam dengan mata serba tau miliknya.

Suara barusan begitu keras, bersahutan, dan seolah bisa terpatri di otak setiap manusia.

Danielle berlari menuju jendela yang tertutup oleh tanaman rambat milik Adam, menyibaknya tanpa peduli meski tindakan ini merobek kulitnya sekali lagi. Mata hitamnya yang jernih seketika membola saat dia melihat ke arah cakrawala, jantungnya yang selama ini stagnan dalam debar antara normal dan kesedihan. Kini memiliki debaran baru untuk pertama kalinya, ketakutan.

Langit, atau lebih tepatnya semua pintu di langit tiba-tiba mengeluarkan suara derit seolah sedang diotak-atik. Semua orang yanga pada awalnya meributkan pembagian daging atau wanita, seketika menjafi diam bahkan tidak mengeluarkan sepatahpun bisikan. Suara barusan menggema di seluruh tempat dan tertanam di otak mereka. Danielle dan Adam melihat satu sama lain dengan tatapan yang sama bingungnya, lalu secara kompak berlari menuju jendela untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Di langit, semua pintu sedang berkedip. Bukan berkedip seperti cahaya yang muncul tiba-tiba sebelum menghilang dengan tiba-tiba pula, melainkan sedang terbuka dan tertutup secara bergantian. Seolah sesuatu di balik pintu sedang bingung memilih pintu masuk apa yang harus dibuka untuk saat ini, dan pintu mana yang harus dikunci.

"Sudah dimulai" Adam mendadak muncul di sampingnya, mengukung tubuh semampai Danielle sambil mulai kembali menumbuhkan jaringan otot serta kulit baru.

"Apa?"

Adam tidak bisa mengalihkan fokusnya dari para pintu sama sekali dan menjelaskan dengan sabar "Saat di dunia sebelumnya, aku juga pernah melihat ini. Kau tidak akan suka apa yang akan terjadi, tapi biarkan aku bertanya padamu."

Danielle yang juga tidak bisa mengalihkan pandangannya dari langit, merespon dengan "Ya?"

"Apakah semua orang suka kejutan?"

Pertanyaan ini sungguh bodoh dan sangat salah, terutama saat ditanyakan tepat saat dunia tempat mereka tinggal sudah diambang kehancuran.

Apakah ini yang mereka sebut dengan kiamat?

Seolah menjawab pertanyaan Danielle, suara sirene yang selama ini hanya bisa dia dengar di podcast horor Y*uTube segera bergema di seluruh negeri.

[Pip! Pip! Piip! Piip! Piiip! Piiip! Pip! Pip! Pip!]

[Pip! Pip! Piip! Piip! Piiip! Piiip! Pip! Pip! Pip!]

Itu adalah kode morse yang bisa membuat seseorang merinding setengah mati hanya dengan mendengarnya satu kali, padasatu tempat. Tapi kali ini kode tersebut disiarkan di seluruh negeri, di waktu yang sama dan tercampur rata dengan suara pintu langit yang terbuka dan tertutup.

[Ding ... Ding ... Ding ... Ding ... Ding]

Seperti yang dia dengar dari podcast horor, suara barusan langsung disusul oleh EAS tahun 1950. Saat suara ini terdengar, semua orang langsung ribut dan keluar dari tempat persembunyian mereka, bahkan para orang beraroma darah segar dari gang kumuh.

[Ini adalah siaran terakhir atas mandat presiden negara kesatuan republik indonesia]

Jantung Danielle berdetak kencang dengan cara yang sangat mengerikan, dan ini bukan debaran yang menyenangkan atau bisa dengan sederhana dikatakan sebagai ketakutan.

Jantungnya berdetak sangat keras bahkan hingga Adam bisa mendengarnya, dan membuat pria emas ini panik saat melihat dada Danielle bergolak seolah ada sesuatu didalam sana yang mencoba merobek paksa tubuhnya menjadi dua.

"Dani?! Ada apa ini?! Apa kau masih bisa mendengarku?! Dani!!" Adam berteriak panik saat gadis ini ambruk ke lantai dan menggeliat kesakitan, tanpa bisa mengatakan apa-apa.

Batinnya hanya bisa berteriak 'Sakit! Sakit! Sakit! Sakit! Sakit!'

[Jika anda mendengarkan ini maka pemerintahan Republik Indonesia telah usai.]

Mulut Danielle terbuka sangat lebar saat dia merasa bahwa sesuatu sedang meremas seluruh organ dalamnya. Mulai dari rongga dada hingga ususnya, semua terasa seolah sedang ditarik-tarik paksa. Tapi yang paling menyiksanya adalah rasa sakit di otak, yang terasa seolah sedang dibakar dan ditusuk-tusuk oleh paku berkarat.

[Pemerintahan telah diambil alih oleh entitas BUKAN MANUSIA]

Adam dengan sigap menyelimuti seluruh tubuh gadis ini dengan cahaya hijaunya, mencoba menyembuhkan apapun yang menjadi masalah di tubuh Danielle. Tapi bukannya sembuh, Danielle justru semakin tersiksa dan bahkan mencakar lantai saking sakitnya.

[Kami berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk keselamatan seluruh rakyat. BERLINDUNG DAN HINDARI BEPERGIAN KELUAR.]

"Dani!"

[Lagu kebangsaan Indonesia Raya akan segera dikumandangkan untuk terakhir kali]

"Dani, jawab aku! Dani!!"

[Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku.]

Lagu yang diputar beserta suara musiknya terdengar sangat klasik dan indah di telinga setiap manusia, tapi dalam situasi dan apa yang barusan mereka dengar ... Ini membuat mereka berpikir, apakah seperti ini rasanya hidup di neraka?

Lagu yang seharusnya dikumandangkan dengan penuh hormat dan menjadi lambang perjuangan yang membuahkan kebebasan, kini terdengar tersendat-sendat seolah sesuatu sedang mencekik para penyanyi beserta musisinya, juga mencekik nafas para warga negaranya.

[ Mari .. Lah ... Ki ... Ta ... Berse ... Ru. Indo ... Nesia ... Ber-]

[NGIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNGGGGGGGGGGG!]

Suara berdenging panjang itu memutus paksa pemutaran lagu Indonesia Raya, menghancurkan satu-satunya cahaya bagi manusia di negara ini.

[............]

Seluruh manusia menahan nafas mereka, menantikan apa yang akan dikatakan oleh 'sesuatu' disana. Angin hangat yang lembab menyapu seluruh permukaan bumi, membelai setiap wajah ketakutan orang-orang ini dengan semilirnya yang biasa. Disusul oleh suara kekanakan yang tidak bisa didefinisikan apakah itu laki-laki ataupun perempuan.

[Ding! Dong! 31 Desember 2023. Manusia sedang online.]

Terpopuler

Comments

Hime Hime

Hime Hime

Merinding gila aku 😭

2023-06-08

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!