Fantasy and Reality

Mau mendengar suatu kisah lama?

Kisah yang amat sangat lama hingga hanya meninggalkan puing manuskrip sebagai sisa, yang sayangnya tidak ada satupun manusia yang bisa memahaminya. Hanya salah seorang pujangga Keraton, pada 1850 lalu yang bisa menerjemahkan beberapa bagiannya.

Ini adalah kisah paling awal yang mengubah nasib dua bangsa.

Kisah lama yang tertulis pada peninggalan sejarah bernama kakawin manusapurwacarita.

Antara manusia, dunia kita, dan penduduk asli bumi yang mereka sebut sebagai orang himasan.

Dengan perasaan gatal di lidahnya, Danielle membuka mata.

Melihat Bennerry putih yang sangat familiar sedang beradu kedipan mata dengannya, sebelum menyusut kembali ke bentuk biji, dan melompat dari kulit lehernya untuk menggelinding jauh entah kemana. Dia melihat langit-langit rumah yang masih sama, rasa sejuk dari tikar bambu yang sama, juga perasaan sehat yang sama.

Sepertinya dia masih manusia.

Adam menghilang, bahkan tanpa menyisakan hawa keberadaannya. Menyisakan Danielle sendirian yang berkeliling di sekitar ruangan dengan kecurigaan yang semakin menggigit tulang.

Dunia menjadi semakin kacau dan penuh teriakan dari dalam setiap bangunan yang terisi oleh manusia, masih meratapi kepergian orang-orang terkasih dengan cara sekejam itu. Danielle secara iseng kembali melihat keluar jendela dan bertemu pandang dengan mata putus asa seorang wanita, keduanya menatap satu sama lain tanpa mengatakan apa-apa.

Sampai wanita itu menggorok lehernya sendiri menggunakan cutter sebagai sapaan pertama sekaligus terakhirnya.

Sepasang mata hitamnya menatap ini dengan tenang, lalu berbalik masuk setelah menutup jendelanya rapat-rapat. Dia menuang air hangat untuk dirinya sendiri, hanya untuk mendapati bahwa air tersebut sudah berubah menjadi lendir yang berbau sangat menjijikkan. Dia beralih membuka kulkas di dapur, hanya untuk mendapati bahwa semua persediaan makanannya sudah membusuk, tak terkecuali frozen food dan mi instan di rak yang sudah ditumbuhi oleh lumut yang juga mengeluarkan lendir aneh.

Keningnya berkerut heran, lalu beranjak ke kamar mandi untuk menyalakan keran, tapi tidak ada setetespun air yang bercucuran seperti biasanya. Dia mengubah fokusnya dan coba menyalakan lampu, tapi listrik sepertinya sudah diputus secara sepihak oleh sesuatu.

Dia terdiam. Lalu mengambil pisau daging yang bertengger rapi di dapurnya sebelum berjalan dengan santai keluar, beradu tatap dengan salah satu tumbuhan penjaga yang ditanam oleh Adam. Sekilas tampak seperti kaktus, tapi juga belut sawah. Dia mengkilap, berduri, tumbuh memanjang sebagai pagar dan sesekali menumbuhkan mata dari orang yang beberapa jam lalu dia mangsa. Kalau tidak salah ... Pria itu menamainya Myrtilla.

Benar, apakah dia tidak pernah mengatakan bahwa semua organisme yang ditumbuhkan oleh sepasang tangan milik Adam adalah karnivora?

Danielle pada awalnya juga merasa risih harus berdampingan dengan sesuatu yang menganggapnya sebagai daging segar, tapi untungnya dia mendapatkan sedikit cahaya milik Adam dan tidak lagi terancam bahaya.

Dia tanpa sungkan melangkah pergi dan mempercayakan keamanan rumah sepenuhnya pada Myrtilla, kaktus penjaga milik Adam. Kali ini, tidak ada lagi bennery putih yang menancap di tubuhnya seperti biasa, untuk pertama kalinya dia keluar rumah tanpa pengawasan Adam yang entah menghilang kemana.

Sepasang mata hitamnya melihat bahwa semua tumbuhan, entah itu rumput di tanah atau bahkan tanaman dalam pot, semuanya sudah bermutasi menjadi tanaman karnivora atau benda tajam yang cukup mematikan. Sejauh mata memandang, dia juga mendapati bahwa setiap hewan maupun serangga juga mulai menunjukkan tanda-tanda mutasi seolah mengalami kemunduran evolusi dan kembali ke bentuk purba mereka.

Danielle melihat pintu di langit yang masih tampak berkedip-kedip, lalu dengan cepat berlari menuju sumber air terdekat untuk memastikan dugaannya. Dan memang benar saja, seluruh air berubah menjadi sangat jernih dan bersih seolah tidak pernah ternodai oleh kebodohan serta keserakahan manusia.

Namun mahluk dalam air juga tak luput dari kemunduran evolusi, demikian pula kedalaman air yang berubah. Rasanya seolah melihat retakan memanjang dari dua pulau yang terpisah dalam jarak dekat, tapi dengan palung mini yang lengkap dengan dinosaurus didalamnya.

Danielle melempar ikat rambutnya ke sungai, yang langsung dilahap oleh ikan aneh meski tau itu bukan manusia. Ikan aneh itu juga menatap Danielle terang-terangan saat menelan jepit rambutnya, seolah menunggu gadis ini untuk membunuh dirinya sendiri dalam pencernaan ikan raksasa. Dengan ini maka dia mustahil baginya mengambil air untuk diminum, apalagi menyeberang.

Untuk saat ini, akan lebih rasional jika dia kembali untuk mempersenjatai dirinya dan mulai berlatih untuk berburu sumber makanan baru.

Sayangnya dia sepertinya lupa akan betapa berbahayanya manusia di akhir dunia, terlebih saat mata yang ditanam Adam di tubuhnya dengan alasan keamanan sudah tidak ada.

Dan untuk orang-orang yang sudah kehilangan moralitasnya, terlebih sudah menjadi agak gila setelah tragedi barusan ditambah dengan terancam kelaparan, dia adalah target yang pas untuk dijadikan kambing berkaki dua berikutnya.

Dari balik pepohonan, muncul dua pria dewasa muda yang membawa parang serta celurit. Keduanya menatap Danielle dengan tatapan penuh arti, dengan niat murni ingin menelanjangi sebelum memakannya mentah-mentah langsung disini.

Baik dalam arti kiasan atau arti sebenarnya.

"Mbak cantik, mau menyerahkan diri secara sukarela atau kami paksa?" tanya pria celurit sambil mulai mengayunkan senjatanya.

"Mbaknya suka sakit gak?" tanya pria parang yang secara langsung menerjangnya.

Danielle menatap keduanya tanpa ekspresi dan berlari di sepanjang sungai, dengan dua pria bersenjata yang mengejarnya secara membabi buta. Selama dia berlari, dia menatap pantulan dua pria itu dari pisau dagingnya. Pria celurit jelas tidak dalam kondisi sebaik pria parang, meski keduanya jelas berada dalam rentang usia yang sama. Pria parang juga memiliki keserakahan yang jelas didalam matanya, keserakahan yang jauh lebih besar dibandingkan si pria celurit.

Jika tebakannya benar, maka dua orang ini sama sekali tidak akrab dan bersama hanya untuk bertahan hidup. Terbukti saat pertama kali mereka menemukannya, dua orang ini tidak mendiskusikan pembagian tubuh seperti kelompok kanibal di gang gelap tempo hari, melainkan memulai percakapan yang sangat bertolak belakang.

Dimana pria celurit jelas hanya berniat untuk memakannya tanpa melakukan apa-apa, sementara pria parang ingin menikmati atau menyiksanya lebih dulu sebelum memakannya.

Pergerakan keduanya juga sangat tidak terstruktur untuk ukuran rekan berburu, yang berarti mereka juga belum lama bertemu.

Danielle berpikir sambil berlari, lalu mengalihkan pantulan objek pisau dagingnya pada pintu di langit.

Langkahnya dia hentikan secara paksa sebelum berbalik arah, bermanuver secepat yang dia bisa lalu menebas dada pria yang tertinggal sepuluh langkah dari rekannya menggunakan pisau daging tanpa ragu.

Pria celurit.

Tentu saja pria itu langsung ambruk setelah ditebas oleh pisau daging sebesar itu, bagaimanapun juga kondisinya tidak prima sejak awal. Tapi bukan berarti dia menolak memperjuangkan hidupnya terlebih saat dunia sudah menerapkan hukum rimba. Pria itu juga balas mengayunkan celuritnya pada sepasang kaki Danielle, ditambah lagi ada rekannya si pria parang yang juga sudah bersiap menikam jantung si gadis dari balik punggungnya.

Serangan dari atas dan bawah, dan dia hanya punya waktu sepersekian detik untuk memikirkan metode bertahan hidup.

Danielle menutup matanya, sebelum berbalik dan memukul punggung parang menggunakan pisau dagingnya dan menginjak pergelangan tangan pria yang tersungkur di tanah. Tentu saja ini bukan berarti dia bisa lolos tanpa cedera, tapi setidaknya parang ini tidak menebas punggungnya melainkan pahanya. Dan celurit tersebut tidak menebas pergelangan kaki dan hanya sedikit menebas tungkainya.

Lukanya memang menyakitkan, tapi setidaknya lebih baik dibandingkan luka fatal yang mereka targetkan.

Tubuh Danielle merespon bahaya dengan sangat akurat.

Sebelum pria parang mengayunkan kembali senjata, gadis itu sudah bergerak lebih dulu dan menebas setengah wajahnya. Tidak menunggu pihak lain untuk meneriakkan rasa sakitnya, Danielle sedikit membungkuk dan kembali mengayunkan pisau dagingnya, kali ini menebas tulang hyoid si pria.

Yang langsung membunuhnya dengan kondisi kepala yang nyaris terpenggal dan sudah teriris setengah wajahnya, seperti semangka yang dicabut secara paksa dan dipotong menjadi dua saat itu juga.

Satu manusia sudah binasa.

Danielle memiringkan kepala saat melihat tubuh pria parang yang sudah tak bernyawa, mengamati potongan rapi yang dia buat di kepala dengan kedua tangannya sendiri.

Gadis itu berbalik dan melihat pria celurit yang sudah sekarat, juga sekali lagi memiringkan kepalanya.

Lalu tersenyum.

Dia menyeret mayat pria parang ke hadapan pria celurit yang berbaring tepat menghadap sungai, lalu beradu pandangan dengan pihak lain yang sudah sangat pucat karena sekarat.

Sebelum dengan santai melemparkan mayat pria parang kedalam sungai, yang disambut baik oleh ikan yang tadi memakan ikat rambutnya.

Melihat ini tentu saja membuat pria celurit gemetar ketakutan, melihat rekannya yang semula masih sangat sehat sedang dikunyah oleh ikan besar tepat di hadapannya. Dia menatap Danielle dengan mata paranoia, melihat gadis itu memiringkan kepala dengan mata terkunci padanya, lalu mengalihkan pandangannya untuk sesaat pada ikan yang masih mengunyah sebelum kembali menatap pria celurit.

Pria itu jelas tau apa yang akan dilakukan Danielle.

Dengan niat kuat untuk bertahan hidup, dia berdiri dan menyerang gadis itu secara membabi buta. Danielle melangkah mundur dan menjadi lebih dan lebih dekat dengan sungai, membuat pria celurit memiliki tekad kuat untuk menendangnya ke mulut ikan raksasa yang masih menatap lapar mereka dan sudah membuka mulutnya.

Tendangan itu dilayangkan sekuat yang dia bisa, begitu ikan sudah berada tepat dibalik tubuh si gadis dengan mulut terbuka lebar.

Namun Danielle hanya tersenyum, sebelum melompat untuk meraih dahan pohon terdekat. Dengan kecepatan luar biasa memutar tubuhnya bertumpu pada cabang pohon karnivora dan berbalik menendang punggung si pria celurit, mengirimkan makan siang yang masih segar pada ikan dengan kaki lebih dulu.

Jeritan pria celurit itu terdengar nyaring di tepi sungai yang sepi saat ikan tersebut mulai mengunyah setengah bagian bawah tubuhnya dalam kondisi hidup-hidup, sebelum menggerogotinya sedikit demi sedikit seolah sangat menikmati rasa sakit yang tidak bisa dia rasakan dari seonggok mayat.

Danielle menatap ini dengan tenang, dan baru pergi saat ikan itu sudah menghabiskan makan siangnya.

"Ah ..." dia menghela nafas sambil memeluk dirinya sendiri sambil yerus melangkah pergi.

Reruntuhan bangunan sekaligus pepohonan di kanan dan kiri menemani perjalanannya untuk pulang, tanpa sedikitpun gangguan seolah sedang menunggu apa yang akan dia katakan setelah membunuh manusia untuk pertama kalinya.

"Aku takut sekali" ujar Danielle pada akhirnya, dengan raut datar dan tubuh yang sama sekali tidak gemetar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!