Rahasia

Nisse yang melihat ada mahluk lain disini selain Debris untuk pertama kalinya, tentu merasa bingung karena tidak bisa merasakan kekuatan apapun dari Danielle. Dia merasa sangat aneh dan mau tidak mau terus memperhatikan Danielle yang juga sedang menatapnya dari kejauhan, seolah baru saja berhenti bergerak.

Sebelah tangan Nisse yang penuh dengan tulang, terulur dan memanjangkan setiap tulang belulang tersebut untuk meraih satu-satunya orang yang belum dikunyah oleh anak-anaknya. Empat Debris lain yang sedang sibuk membersihkan Siren dari tubuh mereka, mana sempat memperhatikan nyawa satu-satunya manusia biasa saat nyawa mereka sendiri berada dalam bahaya?

Tikaman tulang hitam Nisse ini sontak menghancurkan tumpuan cahaya serta dedaunan, satu-satunya yang bisa membuat Danielle terbang. Sebuah tulang hitam mngahncurkan tumouannya, mana mungkin Danielle secara sukarela jatuh ke laut yang dipenuhi oleh siren kelaparan?

Mati dengan cara dimakan hiduo-hidup, tampaknya tidak cantik sama sekali.

Otaknya terus berjalan, sementara tubuhnya jatuh begitu saja ke bawah. Para siren yang melihat ada makanan baru yang tampaknya tidak memiliki kekuatan apapaun, tentu dengan senang hati melompat keatas dari permukaan laut untuk menyambutnya.

Nisse yang melihat betapa senangnya para siren, sekali lagi menumbuhkan tulangnya untuk mencincang tubuh Danielle. Tapi begitu ujung tulang tersebut sudah berhasil merobek celana Danielle hingga bagian paha, tubuh gadis itu berputar menggunakan tulang tersebut sebagai pijakan. Dia menggenggam salah satu tulang sebagai jaminan keseimbangan dan memenggal kepala dua siren menggunakan pisau dagingnya, lalu mencabut kepala mereka tanpa perubahan ekspresi wajah seprrti biasa. Sebagai bumbu terakhir, Danielle merobek mulut salah satu siren sebelum kembali memasukkan pisau dagingnya kedalam sarung kayu buatan Adam.

Sambil menenteng dua kepala siren, tubuh Danielle kembali berputar di udara dan mendarat pada tulang terbesar di lengan Nisse. Dengan cepat dan tenang berlari menyusuri sepanjang tulangnya, sambil mencabut taring dari kepala siren yang sudah dia penggal. Nisse tentu menjadi semakin marah akan ulah Danielle yang terkesan arogan dan sangat menghina para anaknya. Membuat fokus Nisse sontak terpecah menjadi dua, menciptakan peluang bagi para Debris lain untuk menghancurkan siren di sekeliling mereka dan kembali terbang lebih keatas, sekali lagi menghujani Nisse dengan serangan mematikan milik mereka tanpa harus boros kekuatan.

Para siren yang mendapati bahwa mereka tidak bisa lagi menggerogoti para debris dan melihat Nisse sedang kesusahan, sontak mengubah fokus mereka pada musuh yang berada paling dekat dengan permukaan laut dan tampak biasa saja. Danielle Norma.

Samuel menatap horor saat para siren melompat dan mengeroyok tubuh si gadis, dia bahkan bisa melihat pakaiannya yang tercabik-cabik dan darah segar yang ada pada mulut beberapa siren. Ini membuatnya amat murka dan berteriak sangat keras karena putus asa "DANI!!!"

Adam yang mendengarkan teriakan Samuel sontak mengikuti arah pandangan rekannya, mendapati pemandangan yang cukup mengerikan dan membuatnya refleks mengirimkan beberapa sulur tanaman untuk mengangkat apapun yang tersisa dari tubuh tetangganya yang baik.

Namun dalam keterkejutan para Debris, Danielle sekali lagi muncul dari balik tumpukan siren dengan tubuh yang sudah banyak tercabik. Dia melanjutkan gerakannya menyusuri lengan Nisse, terus berlari keatas meski darahnya terus membuat jejak dan tidak bisa berhenti. Adam sontak mengubah sulurnya menjadi rotan, menyusunnya menjadi tangga menuju ke arahnya sendiri dan berteriak pada gadis itu.

"DANI, LOMPAT!!!" tentu saja, dia bersama para debris lain terus melayangkan ledakan kekuatan mereka pada Nisse.

Gadis itu melompat ke arah salah satu rotan dan terus melompat keatas, hingga sampai pada rotan ketiga dari Adam. Danielle justru melompat ke arah mulut Nisse yang sedang terbuka karena terus berteriak, ini jelas membuat Samuel menjadi sinting dan langsung menghentikan serangannya pada Nisse. Pria tersebut melesat menuju mulut Nisse yang sudah dimasuki oleh gadisnya, tapi sebelum dia bisa meraih tubuh Danielle, mulut besar itu mengeluarkan udara yang amat sangat panas dan tertutup rapat. Seolah dia bisa merasakan bahwa ada makanan enak yang secara sukarela melompat masuk ke dalam perutnya.

Samuel sekali lagi terpukul mundur akibat hembusan nafas yang sepanas erupsi dan mendapati luka bakar serius di seluruh tubuhnya. Giginya bergemeretak karena marah, pupil ungunya berangsur-angsur menutupi seluruh permukaan matanya.

Di sisi lain, Danielle dengan cepat menancapkan salah satu taring siren pada dinding tenggorokan Nisse sebagai pegangan. Tubuh Nisse segera bergetar hebat dan raungan yang bisa membuatnya tuli, menerbangkan tubuhnya selama beberapa saat sebelum kembali terayun-ayun seperti jemuran. Dia menatap terowongan gelap yang ada tepat dibawah kakinya. Gadis itu berkedip sembari mengambil nafas beberapa kali, membiarkan tetesan darahnya jatuh ke bawah.

Hanya butuh waktu sepuluh menit sampai dia mendengar suara ribuan kecipak sirip ikan dan raungan tertahan, sama seperti para siren diluar. Sebelum sosok-sosok familiar ini tertangkap jelas oleh matanya.

Danielle menghitung luas serta diameter ruangan di sekelilingnya, juga perkiraan ukuran rata-rata tubuh siren yang sudah dia lihat dan rasakan gigitannya.

Gafis itu sontak mendapatkan satu kesimpulan, dan mulai membuka mulutnya.

Samuel yang tampaknya mulai menjadi sinting, terus menerus melemparkan bebatuan es sebesar meja dan setajam pedang. Dia juga tidak tinggal diam dan turut menghantamkan tinju serta tendangannya pada rahang Nisse, setelah melapisi seluuh tubuhnya menggunakan air yang berputar dengan kecepatan tinggi, mencabik-cabik bagian kulit manapun yang bisa dia jangkau. Tanpa memedulikan serangan nyasar dari debris lain yang tanpa sengaja menghantamnya mengingat betapa hebohnya gerakan Samuel.

"SAMUEL, KAU GILA YA?!" Maki Gio begitu salah satu batunya menembus kepala Samuel tanpa sengaja.

Mereka semua tau bahwa Debris bisa memulihkan diri, bahkan menumbuhkan bagian tubuh manapun yang termutilasi. Tapi menghabiskan tenaga untuk memulihkan diri saat situasinya sedang genting seperti ini, tentu bukan keputusan yang baik.

Karena mereka semua tau apa yang akan terjadi pada debris yang secara boros menggunakan kekuatan mereka tanpa jeda.

Begitu serangan Samuel sudah berhasil merobek salah satu otot rahang Nisse, terdengar teriakan yang sangat mengerikan dari mahluk ini. Dan ini mengirimkan gelombang shock pada para debris yang langsung menjauhkan diri mereka sekali lagi, begitu Nisse sedang menggeliat sambil mencakari lehernya sendiri dan tampaknya berusaha memuntahakan apapun yang ada di mulutnya.

Samuel terpaku melihat ini, tapi masih dengan keras kepala melayangkan serangan bertubi-tubi tanpa memedulikan dirinya sendiri yang terkena efek serangan debris lain sekaligus terpukul oleh gerakan tubuh Nisse. Sampai matanya melihat sendiri adanya robekan kecil pada leher Nisse yang berasal dari dalam, lalu muncul ekor-ekor menjijikkan yang sangat familiar dari celahnya.

Robekan tersebut menjadi lebih dan lebih lebar, bersama dengan teriakan Nisse yang makin memilukan.

Dalam waktu singkat, leher Nisse robek dan memisahkan kepalanya dari sana. Membingungkan para debris saat mendadak muncul ribuan siren lain dari dalam leher yang sudah terpenggal, memperlihatkan bagian dalam tubuh Nisse yang sedang digerogoti oleh para siren didalam tubuhnya.

"Kanibalisme?" beo Lena, kebingungan dan tidak lagi menyerang.

"Nisse adalah ibu para siren 'kan? Dan mereka jelas bukan laba-laba atau belalang, mustahil bagi siren untuk memakan ibu yang merangkap sebagai rumah beindung terbaik mereka" tutur Gio sambil mengalihkan fokus serangan pada siren yang masih menjerit-jerit di laut, rambut hitamnya tampak berantakan dan kotor akibat hujan darah.

Adam memiliki beberapa pemikiran soal ini, tapi memutuskan untuk diam dan hanya mengulas senyum biasa.

Ada kalanya beberapa hal lebih baik untuk tidak diberitahukan pada siapapun.

Samuel yang berada paling dekat dengan mayat Nisse yang perlahan tenggelam ke dasar laut, juga menjadi bingung karena siren didalam tubuh mahluk ini hanya fokus menggerogoti mayat ibunya dan tidak menyerang. Barulah saat Samuel secara iseng menembakkan belati yang menembus dua kepala siren, mereka langsung mengubah fokus objek kelaparan mereka menjadi dirinya.

Pria berambut hitam tersebut segera membuat ribuan peluru air mendidih di sekeliling tubuhnya, dengan mata yang terus mencari tanda-tanda keberadaan gadisnya. Dan benar saja, Danielle sedang dikepung oleh para siren di salah satu bagian tubuh Nisse. Tubuh gadis itu benar-benar penuh luka robek serta gigitan disana-sini, bajunya juga sudah tercabik dan Samuel bahkan bisa melihat pakaian dalamnya.

"Dani!!" panggilnya.

Namun gadis itu seolah tidak bisa mendengar dan hanya fokus mengayunkan salah satu taring siren, dengan tangan lain yang masih menggenggam taring lain yang tertancap rapi pada tenggorokan mayat Nisse. Para siren yang awalnya menggerogoti mayat ibu mereka dan sudah tersadar akibat serangan Samuel sebelumnya, sekali lagi menargetkan musuh terdekat mereka yang secara kebetulan merupakan yang paling lemah jika dibandingkan dengan para debris sebelumnya.

Danielle kembali digerogoti.

Samuel melesat mendekati kerumunan siren yang mengepung Danielle dengan sangat rapat dan nyaris kehilangan kesabaran lagi. Karena dengan situasi saat ini, jika dia melepaskan peluru, panah, atau bongkahan es, maka kemungkinan besar itu juga akan menghancurkan Danielle-nya.

Adam melihat kesulitan Samuel dan berkata pada dua debris lain "Lena, Gio! Tolong tangani para siren yang ada di laut! Aku akan membantu Samuel!"

Lena dan Gio berbagi tatapan serupa dan berkata dalam waktu yang nyaris bersamaan "Hati-hati!"

Adam sontak mengerti apa maksud keduanya dan mengangguk, lalu tanpa ragu terbang menuju Danielle yang sudah meneteskan air mata kesakitan tanpa sedikitpun berteriak. Pria berambut emas ini sontak dibuat heran, apakah digerogoti hidup-hidup itu tidak sakit? Bagaimana bisa gadis ini masih bisa menahan dirinya untuk tidak mengeluarkan suara apapun?

Tanpa banyak bicara, Adam menumbuhkan puluhan venus agresif seperti sebelumnya dan mengirim para karnivora ini agar mulai mengunyah kepala para siren. Sementara dia juga menciptakan pedang kayu dan mulai menikam kepala siren satu persatu, berdampingan dengan Samuel yang menebas setiap leher siren menggunakan pedang es.

Setelah berhasil memotong jarak hingga sedemikian rupa dan menyingkirkan sebagian besar siren, tubuh Danielle dengan lambat tenggelam ke bawah laut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!