Keesokan harinya di sebuah tempat tidur terlihat sepasang manusia yang tidur secara berpelukan seperti sepasang kekasih.
Aleta terbangun saat ia membuka matanya yang pertama kali ia lihat adalah wajah tampan sang tuan. Leta terpaku sebentar ia menatap ketampanan tuannya, terlihat Faro yang tertidur sangat nyenyak.
"Dia tampan sekali.."gumam Leta di dalam hati, Leta tersedar ia melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 05:00 pagi.
Leta pelan pelan melepaskan pelukan Faro dipinggangnya yang begitu erat,setelah Leta berhasil ia bernafas lega.
Kini Leta duduk dipinggir kasur,ia mengusap wajahnya yang masih mengantuk lalu ia bergegas berjalan menuju dapur untuk memasak.
Aleta berjalan sambil menguap,ia membuka kulkas sembari melihat lihat apa yang akan ia masak pagi ini.
"Hmm masak apa ya?" Gumam Leta
"Loh non Leta sudah bangun?" Tanya bi Imah, Leta tersentak kaget
"Astaga bi Leta kaget.. sudah bi ini masih mikir mau masak apa yaaa?" Jawab Leta,ia masih berdiri didepan kulkas.
Ide Leta jatuh pada ayam yang akan ia goreng,dan akan memasak sayur capcay.
"Kalau aku masak western ribet,dan tuan Faro sepertinya sekarang sudah biasa makan masakan ala Indonesia"gumam Leta dalam hati.
Leta berjalan menuju dapur ia mengeksekusi ayam dan sayur sayur yang akan dimasak olehnya. Sementara bi Imah ia sedang menyapu serta mengepel ruangan yang ada di Mansion.
Akhirnya Leta selesai memasak,ia melihat jam menunjukan pukul hampir setengah tujuh, Leta berjalan menuju kamar Faro karna yang pastinya pria besar itu belum bangun dari tidurnya.
Leta masuk ke dalam kamar Faro, ternyata Faro sudah bangun tapi masih terduduk di kasur dengan wajah bantalnya.
"Loh tumben sudah bangun?" Tanya Leta heran, Faro hanya menatap nya datar saja.
"Hihi gitu dong tuan.. ayo mandi setelah itu kita sarapan" ucap Leta sembari membuka gorden kamar Faro, terpancar lah sinar matahari yang begitu terik.
Leta berjalan menuju bathroom ia mengisi air bathtub dengan air hangat untuk mandi Faro. Setelah air nya terisi Aleta keluar ia melihat Faro yang masih melamun di atas kasur dengan muka bantalnya.
"Tuan ayo bangkit! Mandi! Lihat itu sudah jam berapa?!" Omel Leta, Faro mengangguk saja.
"Ih bangkit tuan ayo!!" Leta menarik tangan Faro supaya bangkit.
"Iya Leta iya!" Jawab Faro,ia bangkit dari tidurnya lalu berjalan gontai menuju bathroom.
Leta menghela nafas nya,ia berjalan keluar kamar Faro untuk kekamarnya sendiri.
Karna Leta belum mandi,ia cepat cepat membersihkan dirinya.
Setelah itu Leta memakai seragam sekolah nya dan kemudian ia menyisir rambutnya.
Leta berdandan tipis tipis supaya tidak pucat.
"Kau berdandan?" Suara seseorang,seketika Leta tersentak kaget hingga lipstik nya tercoreng. Leta melihat ke asal suara ternyata itu Faro yang sedang berdiri bersandar di pintu kamar Leta dan masih pinjungan dengan handuk.
"Tuan kau buat aku kaget saja, lihatlah jadi tercoreng begini.." ucap Leta sebal, Faro berjalan mendekati Aleta yang sedang bercermin.
"Untuk apa kau pake lipstik? Mau sekolah atau mau jadi model ha?!" Tanya Faro ketus, Leta menghela nafasnya sebal dengan pertanyaan Faro yang aneh itu
"Tuan hanya tipis saja,agar tidak terlihat pucat" jelas Leta, Faro tidak terima dengan itu.
"Aku tidak suka kau pakai lipstik, nanti para pria akan tergoda saat melihat bibirmu!" Ucap Faro menatap tajam Aleta.
"Tidak tuan,yang seperti itu hanya kau" sahut Leta,ia mengelap lipstiknya yang berantakan lalu mengoles lipstik lagi. Faro geram ia menarik Leta dalam dekapannya,lalu merampas lipstik itu dan membuang nya ketempat sampah. Leta kaget saat lipstik nya dibuang begitu saja,lalu Faro mendarat kan ciuman nya di bibir Leta,******* bibir Leta lembut sehingga lipstik yang di oles Leta tadi hilang karna ulah Faro.
Faro melepas tautan bibirnya, mereka saling menatap dengan nafas yang memburu.
"Kalau aku sudah bilang tidak boleh maka ya jangan kau lakukan!" Ujar Faro mengingatkan, Aleta mengangguk saja.
Faro melepas dekapannya,ia menatap Leta yang kesal kepadanya tapi ia tidak peduli akan itu.
"Tuan kenapa belum pakai baju? lihatlah sudah jam berapa ini, nanti telat kita belum sarapan lagi.." omel Leta,bahkan Leta baru menyadari saat berciuman tadi ia memegang secara langsung badan kekar Faro. Dan juga Leta merasa canggung melihat roti sobek yang terpampang nyata di hadapannya ini.
"Kau tidak memilihkan pakaian kerja untukku" ucap Faro asal,Leta baru teringat akan itu.
"Astaga maaf tuan aku lupa.."
Leta berjalan menuju kamar Faro,dan tentunya Faro mengikuti dirinya di belakang.
Setelah sampai di kamar Faro,ia membuka lemari dan memilih kemeja biru dan juga celana panjang putih polos menurutnya Faro akan sangat tampan jika pakai pilihannya itu.
"Sudah tuan,aku akan menunggumu di bawah untuk sarapan" ucap Leta, Faro mengangguk sambil tersenyum manis ke Leta.
Leta berlalu pergi, Faro menatap kepergian Aleta dengan senyum nya yang belum memudar.
"Pilihannya sangat bagus" puji Faro.
Aleta menunggu Faro turun dari kamarnya untuk sarapan bersama,Leta juga membuat segelas susu untuk tuannya dan juga dirinya.
Aleta menatap ke arah tangga dan akhirnya ia melihat tuan nya yang berjalan dengan gagah memakai pakaian yang dipilihnya, Faro terlihat sangat tampan.
"Kenapa menatap ku seperti itu? Kau terpesona akan ketampanan ku?" Tanya Faro,karna Leta asik menatap ketampanan Faro ia sampai tidak menyadari Faro sudah sampai dihadapannya.
"Ehem tidak,aku menunggu mu untuk sarapan bersama.. lihat hampir jam 7" ucap Leta dan tentunya itu bohong, Faro mengiyakan saja.
Kini mereka duduk saling berhadapan,Leta menyajikan makanan di piring untuk Faro lalu menyerahkannya kepada tuannya.
Faro menerimanya ia memakan makanan nya sambil menatap Aleta yang juga makan.
"Nanti aku akan makan siang di Mansion Utama" ucap Faro
"Malam nya?" Tanya Leta, padahal Leta suka makan siang bersama tuannya.
"Kemungkinan pulang,aku tidak tahu.. tapi sepertinya aku akan lembur pulang dini hari" jawab Faro, Leta menunduk sedih mendengar itu.
"Kenapa kau takut sendiri?" Tanya Faro, Leta menggeleng cepat.
"Kalau kau bosan,hari ini pergilah jalan jalan bersama teman mu.. agar kau tidak merasa jenuh tapi ingat pulang nya jangan malam malam, sebelum malam harus sudah sampai di Mansion!" Ucap Faro, seketika Leta tersenyum senang.
"Terimakasih tuan.." ujarnya dengan senang, Faro mengangguk saja ia melanjutkan makannya begitu pula Aleta.
Leta sudah pergi ke sekolah dengan di antar pak supir, Faro menatap kepergian Aleta dengan tersenyum kecil.
Sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapan Faro, ternyata itu Yuda.
"Tuan maaf sudah menunggu" ucap Yuda, Faro menatapnya tajam
"Kau ini selalu telat,apa yang kau lakukan di malam hari?" Tanya Faro menyelidik, Yuda tercengang mendengar pertanyaan aneh tuannya.
"Biasa tuan,kaya ga tau aja" jawab Yuda dengan senyum jahilnya, Faro tertawa kecil
"Yuda kapan kau akan berubah?" Tanya Faro, sebenarnya Yuda adalah sahabat dekat Faro selain Daniel. Faro sangat menyukai cara Yuda dalam bersikap dan bertindak,itu sebabnya ia menunjuk Yuda sebagai asisten pribadi nya. Yuda sudah bekerja bersama Faro selama 4 tahun,itu lah yang membuat nya begitu memahami tuannya dibanding tuannya sendiri.
"Saya berubah ketika saya telah menemukan cinta saya tuan.." jawab Yuda bangga, Faro menepuk bahu sahabatnya itu.
"Cinta? Kau masih percaya akan cinta?" Tanya Faro, Yuda mengangguk mantap.
"Aku tidak percaya itu,sudahlah ayo kita pergi ke kantor" ujar Faro,ia masuk ke dalam mobil. Yuda juga ikut masuk juga,ia ingin protes soal perkataan tuan mudanya tapi yang ada malah ia kena omel,Jadi Yuda mengurungkan niat itu.
Kini Faro sudah duduk di ruang kerjanya,ia serius mengerjakan dokumen dokumen yang begitu menumpuk.
"Astaga setengah hari aku tidak bekerja kenapa dokumen ini menggunung seperti ini?" Ujar Faro mengeluh, Yuda tertawa kecil.
"Tuan setengah hari bagi seorang CEO terkaya di negara ini sama dengan 1 bulan kau santai tuan.." ucap Yuda, Faro membenarkan itu.
"Huh kau benar,aku akan lembur hari ini dan tolong katakan kepada pelayan Mansion Utama,kalau aku tidak akan pulang makan siang disana. Nanti yang ada pekerjaan ku ini semakin menumpuk" ujar Faro
"Baik tuan.."
"Pergilah! Nanti kau datang disaat jam makan siang,dan bilang sama sektretaris ku bahwa aku hari ini tidak menerima siapapun yang ingin menemui ku" perintah Faro, Yuda mengangguk mengerti lalu ia berlalu pergi.
Faro menghela nafasnya berat,lalu melanjutkan pekerjaan nya.
Di Mansion utama Harja dan juga Anita mendapat kabar dari kepala pelayan bahwa Faro tidak bisa makan siang bersama mereka.
"Kenapa anak itu selalu begitu?" Ujar Anita mengeluh akan putranya
"Anak kita itu sekarang bukanlah Faro umur 17 tahun yang bisa kita ajak sana sini sesuka kita, Faro sudah menjadi CEO. Mama tau kan kesibukan seorang CEO itu seperti apa" ucap Harja
"Tapi ayah rasanya mama tidak tenang gitu kalau Faro belum nikah, diantara barisan keturunan keluarga Dewantara hanya Faro yang lambat dalam menikah" timpal Anita
"Karna diantara keturunan keluarga Dewantara kami,hanya Faro yang keras kepala sekali" sahut Harja
"Setahuku seluruh keluarga kalian benar benar keras kepala.. waktu pertama kali kita di jodohkan aku benar benar tidak sanggup dengan aturan yang ada di Mansion Utama dulu" ucap Anita, Harja tertawa
"Mama mu itu selalu menanyaiku, sudah hamil belum? Ini sudah hampir 2 bulan Anita kok belum hamil? Apa kamu ga tau seluruh keluarga Dewantara menantikan pewarisnya?!" Lanjut Anita memperagakan omongan mendiang mertua nya dulu.
" Kau masih ingat itu?" Tanya Harja, Anita mengangguk mantap.
"Aku tidak akan pernah melupakan nya suamiku.." ucap Anita.
"Kau dulu selalu mengabaikan aku karna kau masih mencintai masa lalumu.. aku setiap malam menangis karna aku menikahi seorang pria yang cintanya ke wanita lain" ucap Anita sedih
"Kenapa kau membahas masa lalu sayang.."
"Aku hanya mengingat nya saja,sekarang apakah Mitra masih hidup?" Tanya Anita,ia yakin pasti suaminya tahu bagaimana keadaan mantan kekasih nya yang sangat dicintai nya hingga saat ini.
"Aku tidak tahu" jawab Harja, seketika wajah Harja terlihat muram.
"Aku mau ke ruang kerja ku dulu.." pamit Harja,ia pergi meninggalkan istrinya.
"Aku tau suamiku kau masih mencintai wanita itu,aku terima akan itu.. aku hanyalah teman hidup mu yang tidak pernah kau beri cinta,kau hanya mesra kepada ku karna kau tidak ingin melihat Faro merasakan apa yang kau rasakan dahulu.. aku tau suamiku kau tak perlu menghindar seperti itu.." lirih Anita,air matanya berlinang ia menyeka air matanya sambil menatap kepergian Harja.
Sementara Harja masuk kedalam ruang kerjanya,ia membuka lemari di mejanya lalu memegang foto wanita yang begitu dicintainya.
"Mitra.. apa kau tenang di alam sana? Kenapa kau cepat sekali pergi? Maafkan aku mitra aku tidak menepati janji kepada mu maafkan aku.." ujar Harja,ia menangis.
Harja teringat akan masa lalu nya
*Flashback On*
Saat itu Harja berusia 25 tahun usia yang matang untuk menikah. Harja membawa wanita yang dicintai olehnya untuk bertemu dengan orang tua nya.
Wanita itu adalah Mitra,ya benar ibu Leta.
Sampai sekarang Harja tidak menyadari hal itu.
Winata ayah Harja tercengang saat melihat putra nya membawa seorang wanita yang sepertinya dikalangan bawah.
"Siapa wanita yang kau bawa itu?! Aku sudah mengatakan kepada mu berulang kali,bahwa aku sudah menjodohkan mu dengan Anita anak dari rekan kerja ayah" ujar Winata dengan menahan amarah, Mitra sangat takut. Ia menggenggam erat tangan Harja.
"Tenanglah sayang.." lirih Harja menenangkan sang kekasih
"Dia wanita yang aku cintai ayah! Aku hanya akan menikahi dirinya saja!" Ucap Harja dengan penuh keyakinan. Tiba tiba Mustika mama Harja menampar Harja
PLAAAK
Mitra terkejut,ia semakin ketakutan
"Wanita miskin ini akan kau nikahi? Kau gila ha!!!!!" Hardik Mustika, Harja menatap mama nya penuh dengan keyakinannya.
"Aku tidak peduli mama mau mengatakan apa atau bahkan menamparku seperti apa,aku tetap akan menikahi mitra!" Ucapnya teguh
"PELAYAN!! Seret wanita sialan itu keluar dari Mansion ku!!!!" Teriaknya Winata,para pelayan datang mendekati Harja,tapi Harja menatap tajam pelayan itu.
"Jika kalian berani menyentuh wanita ku,aku akan buat hidup kalian berantakan!" Ancam Harja,para pelayan itu menunduk takut.
"Ayah.. mama..Harja harus menikahinya, karna mitra sedang mengandung anakku!" Ucap Harja,sontak Winata dan Mustika terkejut.
Dada mereka seakan sesak,saat mendengar itu dunia mereka seperti runtuh
"Kau gila Harja kau gila!!" Teriak Winata
"Ayah pasti wanita itu menggoda anak kita,kami tidak akan menerima anak itu!" Timpal Mustika.
"Harja aku takut.." bisik mitra, Harja menenangkan Mitra.
Winata geram akan putranya,ia berjalan mendekati putranya lalu memberikan bogem mentah kepada Harja,hingga Harja tersungkur di lantai.
Mitra kaget ia ingin mendekati Harja tapi ia sudah ditarik oleh para pelayan.
"Kau berani menyentuh putraku ha!! Apa kau tidak sadar siapa dirimu?!!!! Kau hanya wanita miskin, berani berani nya kau hamil dari benih anakku!" Bentak mustika
PLAAK
Mustika menampar mitra dengan kuat,Harja ingin bangkit melindungi cintanya tapi ia sudah di tahan oleh para bodyguard ayahnya.
"Bawa Harja ke dalam kamarnya! Jangan izinkan dia keluar kamar sedikit pun!" Perintah Winata,para bodyguard membawa paksa Harja.
"Ayah aku mohon jangan sakiti Mitra! Ingat lah ayah dia sedang mengandung anakku" teriak Harja,tapi Winata dan Mustika tidak mendengarkan perkataan putra mereka.
"Sandi!" Teriak Winata
"Iya tuan ada apa?"
"Kau cari obat penggugur kandungan,aku tidak Sudi punya cucu dari wanita miskin itu" ucapnya menyeringai, sandi terkejut tapi dirinya juga tidak berani untuk membantah perintah itu.
Mitra ketakutan,ia memohon kepada orang tua Harja tapi mereka malah semakin menampar dirinya.
Mitra tergeletak lemas di lantai,hidungnya berdarah karna di tampar oleh para pelayan atas perintah orang tua Harja.
Tiba tiba sandi datang sudah membawa obat yang diminta oleh Winata, Mustika menerima itu lalu ia memaksa mitra untuk meminum obat nya.
Mitra dalam keadaan lemas,ia tidak bisa memberontak lagi. Ia dipaksa menelan cairan obat itu.
Setelah habis sebotol, Mitra merasakan sakit diperut nya. Ia berteriak kesakitan, perutnya seakan akan memutar.
"Awww sakit.. tolongggggg..." Teriak Mitra,ia menahan sakit nya yang teramat.
Harja tercengang saat melihat mitra yang teriak kesakitan,ia berhasil keluar dari kamarnya dengan cara mendobrak pintu kamarnya.
"Mitra!!"teriaknya,Winata hanya menatap datar putranya,ia duduk santai di sofa dengan istrinya menyaksikan kesakitan Mitra.
"Mitra kau kenapa?" Tanya Harja,ia menaruh kepala mitra di dalam dekapan nya.
"Harja perutku sakit,ahh aku tidak sanggup" runtihnya, Harja melihat botol yang tergeletak disamping mitra,ia membaca botol itu Harja menatap tajam kedua orang tuanya, ternyata itu minuman penggugur kandungan yang bereaksi cepat, tentunya bahaya bagi nyawa mitra.
"Kenapa kalian kejam sekali!!" Teriak Harja,mustika dan Winata tetap diam menyaksikan.
Harja menangis,ia bingung harus melakukan apa. Tiba tiba Harja merasakan ada sesuatu yang mengalir ternyata itu darah Mitra,ia kaget ia melihat mitra yang sudah pingsan.
"Mitra bangun mitra!" Teriaknya,Harja berusaha bangkit,ia menggendong Mitra tapi mata Harja melihat ada segumpalan daging yang terjatuh,ia menatap nanar daging itu
"Anakku.." lirihnya,Harja menangis kencang
"Anakku!!!" Raung nya,Harja menangis histeris sambil menggendong Mitra yang pingsan dalam gendongannya
"Maafkan aku mitra, maafkan aku.. aku tidak bisa menjaga anak kita.."
Harja membawa Mitra kedalam mobil,air matanya tak berhenti mengalir,ia gemetaran.
Segumpal daging itu masih terbayang di benaknya,ia menatap Mitra yang pingsan.
Seketika Harja tersadar lalu ia melajukan cepat mobilnya menuju rumah sakit.
Sementara mustika dan Winata menatap datar pada segumpal daging yang dan darah segar di hadapan mereka.
"Pelayan! Bersihkan lantai nya,dan kuburkanlah secara layak janin itu di halaman belakang.." perintah Winata, para pelayan membawa segumpal daging itu dengan kain putih,bahkan daging itu masih sebesar kacang.
Lalu pelayan lain membersihkan darah di lantai, Hingga bersih seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu di Mansion Utama.
Sementara Harja sedang menunggu dengan panik di rumah sakit milik nya ini.
Ia berjalan mondar-mandir tidak tenang,ia begitu takut akan kehilangan mitra juga.
Tiba tiba dokter keluar dari ruangan tempat mitra di periksa.
"Bagaimana dok keadaan mitra? Apa dia baik baik saja?"
"Pak Harja tenanglah,nona mitra baik baik saja. Akan tetapi obat yang diminum olehnya tadi membuat dirinya pendarahan,jadi bayi yang dikandung olehnya gugur, karna juga kandungan nona mitra sangat lemah.. saat ini nona mitra ingin bertemu dengan anda.." ucap sang dokter,lalu ia berlalu pergi.
Harja merasa lega tidak terjadi sesuatu yang menakutkan dengan mitra,ia berjalan masuk.
Harja kaget saat melihat mitra yang memaksa melepaskan selang infus nya
"Mitra ada apa ini?" Tanya Harja,mitra tersenyum manis kearah Harja
"Harja aku tidak bisa memperjuangkan anak kita,atau bahkan hubungan kita.. lebih baik kita mengakhiri hubungan kita saja..." Lirih Mitra, Harja menggeleng tidak mau.
"Orang tua mu begitu tega membunuh anak kita hanya karna aku miskin Harja.. anak kita? Kau tau anak kita tidak salah dalam hal ini.. yang salah kita!!" Teriak Mitra histeris, Harja memeluk mitra memenangkan kekasihnya,tapi mitra mendorong tubuh Harja
"jangan peluk aku! Aku yang lupa diri.. aku yang tidak sadar diri! Aku orang miskin tapi dengan bangganya menjalin hubungan denganmu?!! Aku sungguh tidak tahu diri.." lirih mitra, Harja ikut menangis,ia bingung harus mengatakan apa pada saat ini.
"Mulai saat ini Harja,aku mau mengakhiri hubungan kita.. hiduplah masing masing, anggaplah kita tidak pernah saling mengenal,aku sudah tidak sanggup menjalin hubungan dengan mu.. aku sudah tidak bisa sabar lagi menghadapi orang tuamu, ketika melihat orangtuamu hanya membuat hatiku sakit.." lirih Mitra,ia berjalan tertatih untuk keluar kamar, Harja menahan tangan Mitra
"LEPAS!!" Teriak Mitra
"Jangan tinggalkan aku mitra.."lirih Harja
"Jika kau ingin melihatku mati,maka aku tidak akan pergi!" Ucap Mitra, Harja seketika melepas tangan Mitra.
Mitra menyeka air matanya,ia menatap Harja sambil tersenyum manis lalu berlalu pergi meninggalkan Harja.
Harja menatap kepergian mitra dengan tangisnya,ia terjatuh Terduduk di lantai,ia menangis histeris
"MITRA!!!!!!" Teriak Harja, mitra mendengar itu. Mitra melanjutkan jalannya tertatih sambil menangis kencang.
Karna kejadian itu Harja menjadi seorang pendiam. Ia patuh akan perintah orang tuanya.
Tak lama dari itu,Harja bertunangan dengan Anita,tidak ada jarak sebulan mereka di nikahkan secara mewah.
Mitra tahu akan itu, bahkan dihari yang sama ia juga menikah dengan Wijaya yang menerima dirinya apa adanya.
Harja selama satu tahun menikah dikaruniai seorang anak yaitu Faro, sementara mitra menunggu selama 10 tahun untuk mempunyai anak, karna ia pernah meminum obat penggugur janin itu membuat nya susah memiliki keturunan.
Harja diam diam selalu menyelidiki mitra tanpa sepengetahuan siapapun,Anita wanita yang dinikahi nya dijadikan sebagai teman cerita nya sehari hari
"Cinta ku sudah habis kepada mitra Anita,aku tidak bisa memberikan mu rasa yang sama seperti mitra.. tapi aku akan mencoba menerima mu sebagai istriku dan aku mau hubungan kita hangat agar anak kita bahagia" ucap Harja,hal itu selalu dikatakannya untuk Anita, walaupun Anita sakit mendengar nya tapi ia tetap menerima konsekuensi itu.
*Flashback off*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Memyr 67
itu alasannya, kenapa harja seperti nggak peduli apapun yg dilakukan anita. harja tidak berharap pada anita, jadi nggak mau melakukan apapun untuk kebaikan istrinya.
2023-06-17
0