Di depan pintu Apartemen,Leta sangat takut membuka pintu..
"Aduh bagaimana kalau Om Om itu ada didalam...pasti aku dimarahin ni" batin Leta,dengan menghela nafas panjang Leta memberanikan diri membuka pintu.
Tapi ketika ia ingin menempelkan kartu sandi,pintu itu tiba tiba terbuka, ternyata itu Yuda
"Eh nona baru pulang?" Tanya nya,Leta mengangguk
"Maaf tuan,saya masuk dulu yaa" pamit Leta,Yuda mengangguk.
Leta masuk yang pertama kali menyambutnya adalah wajah kesal majikannya
"Dari mana saja kau haa?!!!!" Tanya Faro dengan suara lantang
"Sa..sa...aaa... saya da...ri..." Leta ketakutan sehingga ia tidak bisa menjawab pertanyaan Faro dengan benar
"Apa kau tidak ingat dengan pekerjaan mu,malah asik bermesraan dengan pria diluaran sana haaaa!!!!" Suara lantang Faro menggema di seluruh ruangan
Faro menghampiri Leta, mencengkram wajah Leta
"Kau sebenarnya sekolah atau bermesraan dengan pria?" Tanyanya dengan mata yang begitu menyeramkan, Leta terpejam sangat takut,ia menangis
"Tu...tu..tuan maafkan saya tuann"
Faro menghempaskan cengkraman nya dengan kasar,ia merasa hatinya sangat sakit melihat Leta menangis,Faro pun pergi meninggalkan Leta diruangan itu.
Sementara Leta menangis sesenggukan,ia bangkit pelan pelan ke kamarnya,berganti pakaian dan melanjutkan pekerjaan nya.
Leta tidak mengerti kenapa Faro sangat marah kepadanya,dan kenapa Faro bisa tau dia pergi dengan Alden.
Disisi lain, Faro merasa bingung dikamarnya, kenapa dia bisa begitu marah kepada Leta
Tok...tok...tok...
"Siapa?!" Tanya Faro dengan suara keras,suasana hatinya sedang buruk
"Faro ini mama.." Faro berdecak,kenapa disaat seperti ini mama nya harus datang.
Faro membuka pintu kamarnya,ia melihat wajah mama nya gembira melihat dirinya
"Sayang...(memeluk Faro) mama sangat rindu,kenapa anakku ini tidak pernah pulang ke Mansion utama lagi?" Tanya Anita menunjukan wajah sebalnya
"Mama Faro sangat sibuk...mama pergi sama ayah?" Tanya Faro
"Tidak,Mama sendiri..Ayahmu itu kan lagi pergi ke luar negeri selama satu Minggu...mama ditinggal" jawab Anita menunjukan wajah murung
"Oh iya aku lupa..sudah sudah ayo kita turun maa"
Faro mengajak mamanya turun ke ruang tamu.
Disana Leta dengan wajah sembabnya menghampiri Faro dan mamanya
"Selamat datang nyonya" sambutnya,Anita terkejut melihat gadis yang pernah dihina dirinya ternyata bekerja di Apartemen anaknya
"Kau!!!! Faro kenapa wanita ini bisa ada disini?" Tanya nya dengan marah
"Dia bekerja sebagai maid disini ma,kebetulan Faro kan tidak memiliki maid" jawab Faro dengan tenang
"Faro sayang...dia ini seorang gadis muda,bagaimana bisa maidmu seperti ini?apa kau tidak takut nanti dia akan naik ke ranjangmu dan menggodamu?" Ujarnya dengan angkuh, Leta hanya tersenyum tipis,bagaimana lagi dia memang seorang maid
"Maa...sudahlah tidak akan terjadi hal seperti itu..dia itu gadis miskin,aku jijik melihat dirinya,apa lagi menyentuhnya..mama tidak perlu khawatir.." kata Faro menenangkan mamanya, Leta meneteskan air mata mendengar perkataan Faro.
Anita merasa tenang
"Hei sudah kau pergi sana,aku jijik melihatmu" kata Anita dengan kasar, Faro hanya diam.Aleta pun meninggal kan tempat itu dan pergi kembali ke kamarnya.
Dikamar Leta menangis
"Ayah...ibu... Leta sangat rindu dengan kalian...letaa tidak sanggup ibu,Leta ga kuat" isaknya.
Faro lega mama nya sudah pulang dari Apartemen nya,ia baru ingat akan Leta
Ia ingin pergi meminta maaf atas kelakuan mama nya dan kelakuan nya sore tadi,tapi gengsi adalah Faro
"Cihh,apa penting nya... emang dia miskin..lagian tadi dia pantas aku marahin, bukannya sekolah malah ketemuan sama pria" ucapnya angkuh dan naik ke kamarnya.
Keesokan paginya,Leta sudah membaik
Ini hari libur ia ingin cepat cepat menyelesaikan pekerjaan nya dan ingin pergi menemui orang tuanya.
Faro turun dari kamarnya dengan wajah yang segar,dan rambut yang basah
"Hei kau sudah masak?" tanyanya
"Sudah tuan" jawab Leta dengan senyum manisnya.
Faro berjalan ke meja makan, duduk di kursinya
Leta menyajikan masakannya, Faro makan dalam diam.
Setelah selesai makan, Faro pergi ke ruang santai sembari menonton TV,ia mencari acara acara menarik tapi tidak ada ia pun berdecak sebal
"Lebih baik aku bekerja saja" katanya,ia pun bangkit dari duduknya
"Tuan tunggu" teriak Leta, Faro mendelik
"Hmm ada apa?" Tanyanya,
"Tuan..saya minta izin ya mau kerumah saya..saya rindu dengan ayah sama ibu...sekalian ambil barang barang saya yang masih ada disana tuan" jawab Leta dengan takut takut
"Hmm terserah, tapi ingat pulang sebelum malam.." perintah nya
"Terima kasih tuan,saya akan ingat pesan tuan"
Faro mengangguk dan pergi meninggalkan Leta ,ia sudah menelpon Yuda untuk menjemput nya.
Kini Leta sudah sampai di depan rumah orang tuanya,ia sangat rindu akan suasana rumah nya
"Assalamualaikum ayah...ibu..."
Tidak ada jawaban, Leta bingung biasanya jam segini orang tuanya pasti diruma
"Ibu...Bu...ini letaaa!!" Teriak nya sambil mengetuk pintu,tapi tidak ada jawaban juga.
Leta panik,ia melihat sekeliling rumahnya sepertinya rumahnya ini sudah lama tidak ditempati.
"Leta..itu kamu?" Kata ibu RT,Leta pun menghampiri ibu RT
"Buk...ayah sama ibu kemana?udah aku panggilin tapi ga nyaut juga" tanya Leta
"Leta.. sebenarnya...ayah sama ibu kamu lagi sakit,mereka lagi di klinik"
"APAAA!!!" Leta terkejut,tanpa disadarinya air mata nya sudah mengalir,ia sangat panik
"Di...diiimanaa mereka buk?ayo antar Leta kesanaa?!!kenapa mereka bisa sakit buk?" Tanyanya beruntun
"Leta tenang nak... sebenarnya ibu dan ayah kamu pergi mengantar pesanan kue,dijalan mereka kecelakaan,para warga udah mau bawa mereka ke rumah sakit,tapi mereka engga mau..kami sudah mau mengabari kamu,tapi mereka tidak mengizinkan sayang.." jelas buk RT,Leta semakin menangis
" Ayo buk antar Leta kesana (hiksss.. hikksss.. hikkssssss)" Leta menangis dengan kencang.
Sesampai di klinik,Leta langsung berlari masuk,ia melihat kedua orang tuanya sudah ditutupi dengan kain putih
"Aa.. aaa.. ay..ayahh...i..buu" Leta terdiam
"Leta yang sabar ya nak...ayah ibu kamu sudah meninggal dunia,kamu harus kuat nak" kata ibu bidan
Leta jatuh terduduk,ia menatap kosong kearah kedua orang tuanya yang sudah terbujur kaku
"Ayahhh....ibuuu...jangan tinggalin Leta...bagaimana Leta bisa hidup tanpa kalian,Leta tidak punya siapa siapa lagi selain kalian..ayahh..." Teriak Leta,ia bangkit memeluk jenazah ibunya,ia tidak percaya kehilangan kedua orang tuanya secepat ini.
"Nak leta.." seorang tetangga dekat Leta ibu Ani menghampiri nya
"Nak kamu harus kuat,ibu kamu berpesan kamu harus tetap hidup dengan baik,agar mereka bisa tenang di alam sana...kamu harus kuat menjalani takdir kamu.."
Leta semakin menangis
"Ayah kamu juga berpesan,kamu harus lebih mandiri tidak boleh manja dan nakal lagi" kata Bu Ani sambil menangis,Leta berteriak memeluk ayahnya,ia menangis dengan kencang.
Para tetangga Leta merasa kasihan melihat dirinya,apa lagi Leta tidak melihat masa masa terakhir orang tuanya.
Jenazah kedua orang tua Leta sudah sampai di kediaman mereka,acara berlangsung dengan lancar,mereka dimakamkan tidak jauh dari tempat tinggal Leta.
Di malam hari para tetangga dan pelayat sudah pulang, tinggal lah Leta sendiri dirumahnya,ia melihat rumahnya dengan tatapan kosong,ia benar benar tidak memiliki siapa pun sekarang
"Leta, jangan sedih lagi ya nak,pasti ibu dan ayahmu tidak suka melihatmu seperti ini terus" kata ibu RT yang masih setia menemani Leta,Leta tersenyum kearah ibu RT.
Tiba tiba rentenir yang pernah mengancam keluarga Leta datang
"Hei Leta..kedua orang tua kamu sudah meninggal jadi kamulah yang harus bayar utang mereka!!" Kata Parjo yaitu sang rentenir
"Ya ampun pak Parjo,Leta baru mengalami musibah,kenapa kau tidak punya rasa simpati sedikitpun kepadanya.." kata ibu RT
"Tidak ada simpati,aku mau kau Leta jadi istri ke 5 ku,aku anggap lunas utang kedua orang tuamu" kata Parjo dengan angkuh dan percaya diri yang tinggi, Leta menangis
"Kalau kau tidak mau rumah ini saya sita,kau tau kan utang kedua orang tuamu sebesar 20 juta dan itu belum bunga bunga nya,bahkan kau tidak akan sanggup membayarnya"
Ibu RT terkejut,tapi ia tidak bisa melakukan apa apa,ia melihat kearah Leta yang menangis
" Apa harus hari ini pak?" Tanyanya dengan lemas
"Ya!! bagaimana orang tuamu bisa pergi dengan tenang,ia masih memiliki utang" kata Parjo
"Leta.. menurut ibuk sebaiknya kamu jual saja rumah mu ini nak,kalau kau jadi istri ke 5 pria itu,masa depan mu akan lebih buruk.
Ibu dengar kau bekerja jadi pembantu ya, ibu kamu cerita ke ibu..ia juga mengatakan jika rentenir itu datang kau harus menjual rumah ini" kata ibu RT, Leta menangis
"Tapi buk,,ini rumah satu satunya kenangan Leta dengan ayah sama ibu"
"Ibu tau nak,tapi kenangan itu di dalam hatimu,kau bisa menyimpan nya dihatimu,itu adalah pilihan terbaik mu untuk saat ini" bujuk buk RT,Leta pun mengangguk.
Dengan ditemani ibu RT dan Pak RT,rumah Leta sudah sah menjadi pelunas utang Leta dengan pak Parjo.
Leta berterima kasih dengan pak RT dan buk RT,Leta pamit pergi
"Pak..Bukk.. terima kasih untuk semuanya,Leta sangat sangat berterima kasih kepada kalian"
"Iya nak tidak perlu sungkan,kau harus hidup dengan baik, sekolah lah dengan giat" kata Pak RT
Leta pamit pergi meninggalkan rumahnya,ia melihat sekali lagi rumahnya dan berlalu pergi meninggalkan rumah nya selama lamanya.
Di Apartemen
Faro sangat sebal melihat Leta belum pulang padahal sudah dini hari
"Dasar gadis miskin,kenapa dia selalu mengabaikan perintahku"
Tiba tiba pintu terbuka dan terlihat lah sosok Leta dengan wajah sembab, Faro menghampiri nya
"Hei kau itu dari mana?!!" Tanya Faro dengan suara lantang,tapi sang empu hanya menatapnya datar,Leta mendekati Faro dan langsung memeluk Faro dengan kencang sembari menangis.
Faro terkejut,ia ingin menghempaskan tubuh Leta tapi Leta memeluknya dengan erat,membuat Faro tidak tega.
"Kau baik baik saja?" Tanya Faro
Leta tersadar,ia pun langsung melepaskan pelukannya.
"Maaf tuan.. akuu sudah lancang" kata Leta dengan menunduk
"apa terjadi sesuatu?kenapa kau menangis?"
"Tidak ada apa apa" jawab Leta singkat
"Yasudah pergi sana mandi lalu tidur" perintah Faro,Leta mengangguk lalu pergi meninggalkan Faro.
Faro hanya menatap kepergian Leta heran.
Keesokan paginya, Faro disambut dengan wajah murung Leta,bahkan masakan Leta yang biasanya enak di lidah Faro kini tidak ada rasa sama sekali
"Kau ini kenapa?! Masakan mu ini sama sekali tidak ada rasa"
"Tuan..maaf kemarin ibu dan ayah saya pergi meninggalkan saya untuk selama lamanya tuan,saya masih terpukul..mohon maklumi saya tuan" ucap Leta dengan melasnya,Faro merasa kasihan.
"Kemarin? Itu sebabnya kau pulang dengan menangis..kenapa kau tidak bilang saja kepadaku?" Tanya Faro menghampiri Leta
Leta menunduk
" Aku rasa itu bukan suatu hal penting untuk tuan" jawab Leta, Faro menghela nafas
"Bukan seperti itu,kau berkerja bersamaku..setidaknya aku harus tau sedikit tentang kehidupan mu..jadi kau tidak punya siapa siapa sekarang?"
"Tidak tuan..saya hanya punya kedua orang tua saya,bahkan rumah yang kami tempati pun harus saya jual ke rentenir untuk bayar hutang kedua orang tua saya" jelas Leta dengan sedikit menangis
"Tuan..maaf saya lancang.. izinkan saya tinggal disini ya tuan..sampai saya lulus sekolah,kebetulan orang tua saya sudah membayar uang sekolah saya sampai lulus.." ucap Leta memohon kepada Faro,hanya sang majikan lah yang menurut nya bisa menolongnya saat ini.
"Hmm baiklah,untuk saat ini kau boleh tinggal disini...dan gaji mu akan saya cairkan separuh untuk uang jajanmu nantinya" jelas Faro,Leta tersenyum hangat ke Faro
"Terima kasih tuan.." ucap Leta dengan sangat senang,setidaknya ia bisa lega soal tempat tinggal nya untuk beberapa saat.
Faro pamit pergi ke kantor nya dan Yuda sudah menunggu nya di lobby Apartemen.
Leta sudah siap siap berangkat sekolah.
Sesampai di kelas nya sahabat Leta Tiara dan Chika mengucapkan turut berduka cita kepada Leta, mereka sedih tidak bisa menemani Leta disaat Leta sedang masa paling terpuruk
"Sudah ga papa kok gays,aku udah ikhlas kan mereka disana,aku harus tetap semangat untuk hidupku agar mereka tenang disana" kata Leta dengan penuh semangat, sahabatnya pun mengangguk mantap pertanda mereka setuju dengan Leta.
2 Minggu sudah berlalu,Leta sudah mulai terbiasa dengan tidak ada kedua orang tuanya,ia sudah terbiasa dengan pekerjaan nya.
Tinggal satu Minggu lagi menuju ujian kenaikan kelas,Leta sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi ujian nanti.
Leta baru selesai mengepel rumah,ia melirik keseluruh ruangan,sepi ia sangat nyaman seperti ini.
Faro ada urusan penting di luar negri,sudah seminggu tidak pernah pulang ke Apartemen nya,Leta sangat nyaman.
"Kemana ya tuan Faro pergi?kok dia ga pulang pulang..hmmm bodo' amat deh" kata Leta yang tidak peduli kan akan hal itu,ia asik menari nari sambil mengepel.
Di sore hari Leta sudah selesai mandi,ia berjalan menuju kamarnya hanya memakai handuk yang hanya menutupi dada nya sampai lutut,ia asik berjalan sambil bernyanyi nyanyi,sehingga ia tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikan nya.
~FARO POV~
Astaga gadis itu benar benar gila,ternyata disaat aku tidak disini ini yang selalu ia lakukan.
Aku bangkit dari dudukku menghampiri nya
"Hei!!"
Dia terkejut,ia langsung berbalik badan melihatku dan tiba tiba
"Aaaaaaaaaaaaaaa!!!!tuan sejak kapan kau..ha kenapa kau tiba tiba ada disana?" Tanya nya dengan wajah panik
Aku terus mendekatinya,ia langsung menutupi bahu nya yang terbuka,aku rasa dia sedang takut sekarang
"Sejak kau menari nari sambil bernyanyi nyanyi,dan ternyata suaramu sangat merdu" aku ingin menggoda nya
"Ternyata kau seksi" ujarku agak sedikit menampilkan wajah Om Om yang bernafsu, Leta seketika langsung berlari meninggalkan ku,ia masuk kekamar nya
"Hahahaha dasar gadis bodoh,pasti dipikir nya aku benar bernafsu melihat tubuhnya yang tipis itu"
Tapi tunggu dia memang sedikit menaikan hasratku,putih mulus, imut dan astagaa sadar Faro dia tidak selevel dengan mu.
~FARO POV End~
Sementara itu dikamar Leta
"Ya Tuhan,ternyata tuan Faro itu hidung belang,aku harus lebih berhati hati sekarang"
Leta ketakutan,ia bergegas berpakain,karna pasti tuan nya sudah menunggu untuk membuat kopi.
Leta keluar dari kamar,ia melihat Faro sedang duduk santai sambil bermain handphone.
"Tuan permisi,mau kubuatkan kopi?" Tanya Leta,Leta berpura pura melupakan kejadian tadi.
Faro hanya mengangguk,Leta mengerti dan berlalu pergi ke dapur.
Leta sudah selesai membuat kopi,ia membawanya ke ruang santai tempat tuan nya duduk tadi,tapi sang tuan sudah tidak ada.
Mata leta melihat lihat keseluruh ruangan tapi sang tuan juga tidak ada
Ia pun pergi naik keatas,mungkin tuan nya berada dikamar nya.
Leta mengetuk pintu..
Tok..tok...tok..
"Tuan permisi.."
tapi tidak ada jawaban,Leta membuka pintu ternyata tidak di kunci,ia pun memberanikan masuk kekamar pria itu,tapi tidak ada Faro juga,ia mendengar suara gemericik air
"Pasti lagi mandi,lebih baik aku letakan disini aja deh" Leta meletakkan kopi itu dimeja yang ada dikamar Faro, ketika ia ingin pergi matanya menangkap bingkai foto,dimana di foto itu ada Faro dan seorang wanita cantik.
Leta mengambil bingkai itu
"Pasti ini kekasihnya,waw wanita ini sangat cantik" puji Leta,ia melihat ada sebuah tulisan dibawahnya
"Ha apa ini,Alfaro dan Vio love love...hihi ternyata tuan sangat bucin.."
"APA YANG KAU LAKUKAN??!!!" Suara lantang Faro menggema di seluruh kamar,Leta terkejut untung saja foto itu tidak jatuh.
"Eh tuan,tadi saya mengantar kopi..tidak sengaja melihat foto ini..maaf kelancangan saya tuan"
Mata Faro melihat kearah foto itu,ia menghampiri Leta merampas foto itu dari tangannya,
Leta tercengang melihat Faro hanya memakai handuk separuh,tubuhnya terpampang nyata didepan mata Leta,sangat gagah batin Leta
"Tuhan, bahunya sangat gagah seperti bahu oppa ji Chang wook,pasti sangat nyaman tiduran santai disanaa" batinnya,tanpa disadarinya Leta tersenyum senyum.
Faro menyadari akan hal itu,ia merasa merinding melihat Leta tersenyum seperti itu ke tubuhnya.
"HEII!! apa yang kau pikirkan? Ihh ternyata kau gadis kecil yang mesum" ejek Faro, Leta tersadar
"Maaf tuan,saya keluar dulu" Leta buru buru keluar,tapi tangannya di tarik Faro sehingga leta kepelukannya
"Kenapa buru buru,lebih baik santailah sejenak di bahuku yang sedang ada dipikiran mu itu" goda Faro berbisik ditelinga leta, Leta tersentak
"Tuan...lepasin,,lepasin tuan" mohonnya,tapi Faro tidak peduli ia mengeratkan pelukannya.
Leta berontak terus menerus,ia bergerak gerak sehingga leta merasa ada sesuatu yang mengganjal di belakangnya
"Tuan apakah kau..?" Tanyanya, Faro langsung menghempas Leta dengan kasar,ia menarik Leta dan langsung mendorong Leta keluar pintu kamarnya.
"Aduh aku kan mau menggodanya,kenapa malah aku yang tergoda,ini tidak benar.." gerutu Faro.
"Terpaksa aku harus menidurkan dia lagi,aaaaaaa ini semua gara gara gadis bodoh itu, semenjak aku melihatnya saat itu,aku jadi naik hasrat saat melihatnya.."
Itu benar, Faro jadi lebih bernafsu melihat Leta semenjak saat itu.
Di depan pintu kamar Faro,Leta sangat gugup
"Astaaga,apa itu tadi?tidak tidak Leta jauhkan pikiran itu..aku harus hati hati sekarang dengan tuan Faro,kalau tidak habislah aku"
Keesokan pagi, Faro duduk dengan santainya dimeja makan menikmati masakan Leta, sementara Leta ia sangat gugup
"Bagaimana bisa pria itu santai seperti tadi malam ia tidak melakukan apapun terhadapku" batin Leta,ia sudah berseragam sekolah.
"Tuan..aku pamit ke sekolah yaa"
"Hmmm,tunggu (mengeluarkan sesuatu dari kantung jasnya) ini gajimu"
"Wah terima kasih tuan" ujar Leta,Faro mengangguk
"Hei ingat jangan pulang lambat" perintah Faro,Leta mengangguk dan berlalu pergi meninggalkan Faro sendiri,Faro tersenyum kecil melihat Leta.
Disekolah nya Leta menghampiri para sahabatnya yang sedang berada di taman sekolah
"Haiiii gaysssss" sapa Leta,Tiara dan Chika tersenyum melihat Leta menghampiri mereka.
"Kalian sedang melihat apa?" Tanya Leta
"Itu taa,lihat si Alden selalu di rubungi sama cewe cewe " kata Chika menunjuk kearah Alden, Leta melihat kearah itu
"Ooo wajar dong gays,dia ganteng dan keliatannya juga dari keluarga berada" jelas Leta,
"Iya bener tu taa,para cewe cewe itu aja yang keganjenan sama Alden" ketus Tiara,Leta menggeleng kepala.
Tiba tiba Alden datang menghampiri mereka
"Hai" sapanya, mereka bertiga tersenyum
"Taa, kamu apa kabar? Kok aku WA ga pernah balas si" tanya Alden
"Eeee aku sibuk Al,jadi ga sempat balas chat kamu" jelas Leta
"Oo gitu, raa...Chik..permisi bentar nya ngomong bedua sama Leta"
Tiara Chika mengangguk lalu meninggalkan mereka berdua
"Ada apa Alden?apa yang mau kamu omongin?" Tanya Leta
"Hmm maaf ya taa kalau aku lancang..kamu beneran tinggal di Apartemen itu?"
"Iya aku tinggal disana tapi sebagai maid" jelas Leta tanpa rasa malu
"Maid? Tapi kan kamu Masi bersekolah kenapa harus kerja taaa?" Tanya Alden lagi
"Sebenarnya Al,orang tua aku uda meninggal.. kebetulan sebelum mereka pergi aku uda tinggal disana, jadi untuk saat ini Sampai aku lulus aku butuh kerja disana" jelas Leta lagi, Alden mengangguk pertanda ia mengerti dengan penjelasan Leta
"Iya taa aku tau dari Tiara kalau orang tua kamu sudah meninggal"
"Eh Alden,soal aku kerja jadi maid tolong ya jangan kasih tau mereka berdua"
"Oke taa beres"
Alden tersenyum manis kepada Leta,Leta membalasnya.
Alden mengantar Leta kekelasnya
"Taa, semangat belajar nya yaa" ujar Alden
"Terimakasih Alden" balas Leta,Leta masuk kekelas.
Kring.....kring....kringggg
Jam pulang sekolah berbunyi, Tiara dan Chika sudah pamit duluan karna sudah dijemput oleh sopir mereka,sementara Leta masih menunggu bus di depan pagar sekolahnya.
Tiba tiba Alden datang dengan sepeda motornya menghampiri Leta
"Taaa nunggu apa?" Tanyanya
"Eh Alden,lagi nunggu bus" jawab Leta
"Ah lama tu taa,Ayuk sama aku aja" rayu Alden
"Engga ah,nanti repotin kamu"
"Engga,uda deh ayo naik" ajak nya, Leta berpikir dengan keras,kemudian dia berpikir jika pulang dengan Alden dia bisa menghemat pengeluaran nya,ia pun setuju lalu datang menghampiri Alden
"Ayo deh" katanya, Alden tersenyum lalu memasangkan helm, Leta naik.
Alden pun langsung menjalankan sepeda motornya.
Alden berhenti tepat di restoran mewah,tepat didepan restoran itu berseberangan langsung dengan perusahaan Faro.
Tapi Leta tidak mengetahui itu
"Alden,kenapa kita kesini?"
"Ya makan dong taa,Ayuk kita makan bentar aku lapar" ajak Alden menarik tangan Leta untuk masuk.
Disisi lain Faro mengajak Yuda untuk makan siang di restoran depan Perusahaan nya.
Mereka berdua memasuki Restoran itu,mata elang nya menangkap Leta lagi bersama dengan Alden, pria yang sama dilihat Faro.
"Tuan muda,itu kan nona Leta" tunjuk Yuda, Faro terdiam menatap tajam Leta dari kejauhan
"Dasar gadis miskin,dia selalu bersama dengan seorang pria,ternyata semua wanita itu sama saja" batin Faro.
"Tuan...ayo duduk" ujar Yuda,Faro pun duduk berlurusan dengan Leta,Leta tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang menatapnya tajam.
Yuda heran melihat majikannya menatap Leta terus
" Apa tuan muda sudah mulai ada rasa dengan nona Leta ya?" Batin Yuda
Yuda memesan makanan Western kesukaan Faro
Alden dan Leta tertawa,mereka asik bercerita satu sama lain,sehingga leta lupa akan waktu
"Hmm taa,aku mau ngomong sesuatu sama kamu" kata Alden
"Apaan tu" tanya Leta penasaran
"Sebenarnya aku ada rasa sama kamu" ujarnya, Leta terkejut
"Haha Alden bercanda kamu itu ga lucu tau,kamu itu pria kaya dan banyak disukai wanita disekolah,tidak mungkin kau suka sama aku" ujar Leta sambil tertawa menganggap perkataan Alden tidak serius
"Aku serius taa,bagaimana kalau kita pacaran" ajak nya lagi, Leta terdiam
"TIDAK,leta tidak boleh pacaran!!!"
Leta melihat keasal suara,ia terkejut ternyata itu Faro
"Tuan..." Gugupnya, Faro menatap tajam ke Leta,menarik tangan Leta sehingga leta berdiri disamping Faro.
"Maaf tuan kau ini siapa?" Tanya Alden
"Tidak penting aku siapa,pokoknya Leta tidak boleh pacaran tau!!"
"Kenapa tidak boleh,kau berhak apa melarangnya" kata Alden lagi menantang
"Leta ini milikku,dia memiliki kaitan utang denganku"
Yuda datang menghampiri mereka
" Tuan sudahlah" Yuda melerai
"Kau urus pria itu Yuda,biar Leta ikut denganku,sini kunci mobil"
Yuda menyerahkan kunci mobil,ia menarik Leta berjalan dengan cepat,Leta kewalahan mengimbangi nya
Sesampai di mobil, Faro membuka pintu mobil menghempaskan Leta dibangku depan,ia masuk ke bangku kemudi
"Pasang sabuk pengamanmu" perintah nya,Leta gugup sehingga tidak bisa memasang sabuknya dengan benar.
Faro merasa gerakan Leta sangat lambat,ia pun mendekati Leta memasang sabuk pengamannya, Faro sangat dekat dengan Leta, selesai memasangnya Faro menatap mata Leta, Leta juga menatapnya
Mata mereka saling bertemu.
Faro tersadar, ia menjauhi Leta, menghidupkan mesin mobil dan melaju cepat sangat cepat,Leta sangat ketakutan.
Sesampai di Apartemen Faro menarik tangan Leta dengan kencang lalu menghempaskan nya di sofa dengan kasar.
"Kau tau apa kesalahan mu tadi?" Tanya Faro,ia berusaha menahan emosinya saat ini
"Tidak tuan,aku hanya makan dengan Alden.. dan seperti nya aku tidak salah akan itu" jelas Leta, Faro menggertakan giginya geram,apa lagi ketika Leta mengucapkan nama Alden
"ITU KESALAHAN MU BODOH!!!!" Suara Faro menggema di seluruh ruangan, Leta tersentak,ia hanya menunduk pasrah.
Faro mendekati Leta, duduk di sampingnya lalu mencengkram wajah Leta,Leta melihat mata elang Faro yang begitu menyeramkan
"Kau itu adalah milikku!" Tegasnya,Leta menggeleng
"Bagaimana bisa seperti itu tuan,aku hanya maidmu" jelas Leta,ia tidak mengerti akan maksud Faro
"Ya kau memang maidku,tapi hutangmu kepadaku itu yang membuatmu jadi milikku,itu sebabnya kau jangan dekati lelaki mana pun mengerti!!!" Suaranya meninggi lagi,Leta memejamkan matanya takut.
Faro menghempas wajah Leta,ia bangkit dari duduk nya berlalu pergi ke kamarnya,ia ingin meredakan emosinya,jika tidak mungkin ia Akan menghabisi Leta saat itu juga.
Leta menangis sesenggukan
"Kenapa dia marah? Dia bukan siapa siapa ku,hanya karna hutangku dia langsung menganggap ku miliknya..dia sungguh tidak berlogika.." batin Leta dalam hati.
Disisi lain, Alden bingung melihat Leta dibawa pergi oleh seorang lelaki dewasa.
Yuda juga sudah mengatakan pada Alden bahwa itu tidak perlu terlalu dipikirkan oleh Alden.
Yuda sudah pergi meninggalkan Alden,ia ingin melihat tuan nya di Apartemen nya.
Sampailah Yuda di Apartemen Faro,ia menekan sandi lalu masuk,disana ia tidak melihat siapa siapa,ruangan seperti hening.
"Tuan Yuda,kau datang?" Sapa Leta,dia sudah jauh lebih baik.
"Eh nona Leta,hmmm ya dimana tuan muda?" Tanya Yuda,ia merasa tenang melihat Leta masih utuh.
Haha kamu pikir Yuda, tuan muda mu itu harimau.
Yuda memang tidak mengerti ada apa dengan tuannya?kenapa tuannya marah melihat Leta dengan seorang pria.
"Tuan? Dia lagi dikamarnya.." jawab Leta.
Yuda mengangguk lalu pergi kekamar Faro
Tok...tok...
"Tuan permisi..ini saya Yuda" tidak ada sautan, Yuda memegang knop pintu dan ternyata tidak dikunci,ia pun masuk.
Didalam Yuda melihat Faro sedang duduk termenung dengan barang barang yang berantakan
"Tuan ada apa?" Yuda menghampiri Faro,Faro hanya menatapnya lalu memalingkan wajahnya
"Tidak ada,aku hanya sebal" singkatnya
"Tuan kau ini sangat aneh,kenapa kau marah melihat Leta dengan seorang pria?aku rasa kau sudah berlebihan tuan" kata Yuda, Faro menghela nafas
" Aku tidak tau kenapa aku marah,aku hanya mau marah apa itu perlu alasan,lagian Yuda gadis itu masih kecil dia tidak boleh pacaran" jelas Faro, Yuda tersenyum kecil
"Tuan apa yang sedang kau bicarakan.. haha" tawa Yuda
"Kau berani menertawakan ku haa!!!" Faro marah,seketika Yuda terdiam
"Aku potong gajimu bulan ini,aku tidak peduli"
"Yahh tuan...kau ini kejam sekali" gerutu nya,Faro hanya menggeleng tidak perduli.
"Tuan..aku rasa kau suka sama Leta"
"TIDAK!!" Jawabnya cepat, Yuda tersenyum jahil
"Ya deh tidak,tidak salah lagi maksud nya" Yuda cengengesan,ia merasa hari ini tidak papa gajinya di potong,ia harus mengejek tuan mudanya dengan puas
"Yuda seperti nya kau kurang sibuk beberapa saat ini,hingga kau masih punya waktu untuk memikirkan hal sampah itu di otakmu.."
Yuda menggeleng
"Begini saja (menghampiri Yuda) kau mulai malam ini wajib lembur di kantor selama 7 hari,haa lihatlah betapa sayang nya aku dengan mu"
"Tuan ampun tuan,maaf... pliesee " mohon Yuda, Faro tidak peduli ia sebal dengan Yuda.
Faro malah pergi meninggalkan Yuda sendiri dikamarnya,ia masuk ke bathroom untuk membersihkan diri.
Yuda turun dari kamar Faro,ia menghampiri Leta yang sedang mengelap meja diruang tamu.
"Permisi nona,nanti kau harus membersihkan kamar pribadi tuan muda, kamarnya sangat berantakan" perintah Yuda,Leta mengangguk.
Leta bergegas pergi naik ke kamar Faro.
"Hihi biar semakin dekat harus sering ketemu kan?" Katanya cengegesan.
Yuda tersenyum geli lalu pergi ke kantor,ia harus mengerjakan hukumannya.
Leta membersihkan kamar Faro,menata barang barang itu kembali ke tempat nya,ia merapikan pakaian dilemari besar itu
"Lemari ini sangat besar,bahkan kalau aku dikurung didalam sana mungkin bisa" kata Leta
"Kau yang kecil" ujar Faro yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Leta.
Leta terkejut
"Eh tuan,hmm maaf tuan saya tadi membersihkan kamar ini" jelasnya, Leta membalikan badannya,ia melihat Faro yang sedang pinjungan di pinggang nya.
Faro menatap Leta dengan lekat,ia melihat leher Leta yang jenjang,ia membayangkan dirinya mencium leher itu.
"Astaga Faro apa yang kau pikirkan sadar lah" batin Faro
"Tuan kau berganti pakaian la dulu,nanti aku kembali untuk membereskan sisanya" pamit Leta,tapi Faro malah menarik tangan Leta,membuat Leta sangat dekat dengan dada bidangnya.
"Kenapa harus buru buru?" Katanya berbisik,Leta merinding
"Tuan ini tidak pantas" jelas Leta,tapi Faro tidak peduli, Faro malah menjelajahi wajah Leta dengan jarinya.
"Tuan jangan tuan.. ingat kita belum mukhrim" jelas Leta lagi berusaha melepaskan diri,
"Kau bilang kita tidak mukhrim,tapi kau tadi berpegangan tangan mesra dengan Alden" tanya Faro dengan wajah sebal.
Leta mengerutkan dahi,ia merasa tuannya sudah sangat aneh,kenapa ia harus selalu mengatakan itu.
Leta berpikir dengan keras
"Seperti nya kalau aku berusaha melepaskan diri yang ada pria ini malah semakin mendekat kan dirinya,oh iya aku punya ide" batin Leta.
"Tuan..." Leta memanjakan suaranya,ia lebih mendekatkan dirinya didada bidang Faro,ia membelai wajah Faro dengan jarinya yang lentik membuat Faro menelan ludah
"Apa kau lupa tuan,kau mengatakan kalau kau jijik denganku,kau bahkan tidak berselera untuk menyentuh ku" kata Leta mengingatkan Faro,Leta berpikir jika ia mengatakan itu mungkin Faro akan melepaskan nya,tapi ia salah
"Karna aku jijik maka aku akan sering memperlakukan mu seperti ini" jelasnya.
Faro menundukkan wajahnya,ia membelai wajah Leta hingga ia menyentuh bibir Leta yang menurut nya seksi
"Pasti bibir ini sangat manis" batinnya
"Tuan lepasin.." berontak Leta, Leta punya ide,ia menggigit tangan Faro sehingga sang empu kesakitan
"Aduhhh sakit..dasar kau gadis gilaaa!!! Beraninya kau gigit aku haa!!" Marahnya,tapi Leta bergegas lari meninggalkan nya.
Leta ngos-ngosan,ia sudah sampai dikamarnya
"Hah aduhh bagaimana ini? Aku tidak bisa pergi dari rumah ini karna hutangku,dan juga aku akan tinggal dimana? Kenapa dia semakin agresif seperti itu. Ya Tuhann lindungi Leta" kata Leta dengan ketakutan.
Bagaimana ya teman teman,Faro semakin ganas aja nih..
Ayo koment dong......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments