Malam hari Aleta masih mengerjakan pekerjaan nya,di karenakan kaki nya yang sakit membuat ia sedikit lambat dalam bekerja.
Kini Aleta sedang mengelap barang barang mahal yang ada di ruang tamu, dengan Harja dan Anita yang sedang duduk santai di sofa.
"Ayah lihat anak nakal itu.. dia pasti menginap di kantor karna Mama suruh tadi untuk makan di rumah Arya" ucap Anita sebal,Harja menghela nafas pelan
" Mama terlalu memaksa anak itu.. biarlah Faro melakukan apa pun.. yang ayah lihat semakin kita memaksa nya semakin Faro tidak bisa kita kendalikan"
"Kendalikan? Emang tuan Faro kuda?" Batin Leta,ia masih berada disana. Aleta pura pura tidak dengar apa pembicaraan tuan dan nyonya nya.
"Ga tau deh ayah, mama pusing.." ucap Anita mengeluh,Anita menatap Leta yang sedang mengelap barang mahal nya
"Hei bersihkan nya hati hati! Itu mahal bahkan kau mungkin tidak akan mampu untuk mengganti nya nanti" ujar Anita
"Baik Nyonya.." sahut Aleta, Harja menatap Aleta kasihan.
"Kasihan kali gadis itu ya maa.." bisik nya ke Anita
"Mama,lihat kaki nya terluka bahkan dia kesusahan untuk berdiri tapi dia memaksa untuk berdiri" bisik Harja lagi, Anita menatap tajam sang suami
"Aku tidak peduli! Mau dia mati atau apalah mama tidak peduli ayah!" Ucap Anita ketus,Harja menghela nafas nya berat saat melihat istrinya.
"Kenapa dengan kakimu?" Tanya Harja ke Aleta,Anita hanya diam membaca majalah.
Kebetulan Aleta sudah selesai dengan pekerjaan nya,Leta menunduk hormat kepada tuan dan nyonya nya
"Tadi di sekolah saya terjatuh tuan.." jawab Aleta
"Apa sudah ke dokter?" Tanya Harja lagi
"Tidak tuan,hanya sakit kaki biasa.." jawab Aleta menunduk
"Kau sebaiknya istirahat untuk pemulihan kakimu,sekarang kau istirahat lah.. besok kau tidak sekolah kan?" Tanya Harja,Leta menggeleng cepat sementara Anita terbelalak mendengar perkataan sang suami.
"Ha bagus,anggaplah besok satu harian penuh hari liburmu! Istirahat lah agar kaki mu cepat sembuh" ucap Harja
"Ayah apa apaan ini.. keenakan dong dia" sahut Anita kesal
"Mama ini keputusan ayah, biarlah maa.. kasian lihatlah kakinya itu kalau dia terus memaksa untuk bekerja yang ada kaki nya akan bengkak" ucap Harja, Anita merasa kasihan juga. Anita menghela nafasnya lalu mengangguk setuju
"Ha gitu dong baru istriku.." ucap Harja memuji sambil mencium sang istri,Anita tersipu malu.
"Terimakasih tuan terimakasih.." ucap Leta senang,Harja mengangguk lalu memanggil mbok Surti. Tak lama mbok Surti datang
"Iya ada apa tuan?" Tanya si Mbok
"Tolong kau papah lah Aleta untuk ke kamarnya,kaki nya sedang sakit" perintah Harja
"Tidak bisa tuan,saya masih banyak pekerjaan" ucapnya menolak
"Kau berani menolak perintah suamiku haa!!" Anita marah, sontak mbok Surti takut.
"Tidak perlu tuan,aku bisa berjalan sendiri" ujar Aleta
"Mbok papah la Aleta!!" Perintah Harja dengan wajah serius, akhirnya mbok tidak ada pilihan lain selain mematuhi perintah itu.
Mbok Surti mendekati Aleta lalu memapah gadis itu,ia merutuki Leta habis habisan di dalam hatinya karna sudah membuat dirinya dimarahi oleh Nyonya Anita.
Kini mereka sudah sampai di pintu kamar Aleta,mbok mendorong kasar Aleta di kasur
"Berani ya kamu caper sama tuan.. ga sadar diri amat si?!!" Ucap Mbok,Aleta terdiam
"Saya tidak ada caper Mbok.. kenapa kau begitu membenci diriku? Aku tidak melakukan apa pun yang menyakiti hatimu mbok.." lirih Leta,si mbok tidak peduli.
"Mbok Surti buat kan kopi untuk suamiku!" Teriak Anita dari arah dapur,sontak mbok pun meninggal kan Aleta yang terduduk di kasurnya.
Aleta berusaha bangkit dari kasurnya,ia terseok-seok untuk menutup pintu kamarnya dan menguncinya.
Karna ia tidak mau nanti ada Ipah maupun Alya yang menganggu dirinya
"Ternyata tuan Harja sangat baik.. aku akan mengingat kebaikan dia hari ini" batin Leta,Leta duduk di kasur nya.
Tiba tiba handphone nya berdering ternyata itu Daniel
"Iya kak Daniel ada apa menelepon ku malam malam begini?"
"Tidak ada,hanya ingin tanya bagaimana kakimu apa masih sakit?"
"Sudah tidak,aku sudah mulai terbiasa jadi terkadang lupa kalau kakiku sedang sakit"
"Kau ini.. sudahlah istirahat'lah"
"Iya kak,kau juga.." ucap Leta,ia mematikan panggilan itu.
"Huh tuan Faro kenapa tidak ada menghubungi ku ya,lalu kenapa dia tidak pulang ke Mansion hari ini? Aku sangat rindu dengan wajah angkuh dirinya itu" lirih Leta,Leta merebahkan dirinya.
Tiba tiba ia merindukan Faro,tak berapa lama Leta terlelap dirinya sangat kelelahan.
Di pagi hari Aleta terbangun dari tidurnya pukul 05:00, padahal Leta berniat untuk bangun terlambat akan tetapi,karna ia sudah terbiasa bangun cepat membuat nya tak bisa tidur
"Arrrhggggghhh" teriak nya kesal
"Padahal aku ingin merasakan bangun siang,jarang jarang aku dapat waktu istirahat seperti ini" ucap Leta kesal,ia terduduk di kasurnya.
Leta menatap luka di dengkulnya yang mulai mengering,Leta berusaha bangkit dan kini ia berdiri mau menuju bathroom untuk membersihkan diri
"Alhamdulillah rasa sakitnya mulai hilang.." ucap Leta pelan,Leta berusaha melangkah kan kakinya dan benar saja rasa sakit itu mulai sedikit hilang jadi dia tidak akan berjalan terseok-seok lagi.
Aleta bergegas berjalan pelan pelan menuju bathroom.
Kini Leta telah selesai membersihkan diri,ia berjalan pelan pelan menuju dapur.
Disana leta melihat Ipah dan juga Alya yang sedang memasak nasi goreng untuk sarapan nyonya dan tuan.
Aleta masih berasa sakit di kakinya karna ia habis mandi tadi,jadi Leta masih kesusahan untuk berjalan.
"Kamu tau ga kak Alya, katanya si Leta diliburkan satu hari ini sama tuan besar.." ucap Ipah, Leta pun seketika berhenti berjalan saat mendengar nama nya di sebut.
"Sudah,tadi malam mbok Surti yang cerita sama aku sebelum tidur, memang ya dia itu pandai sekali caper sama tuan besar" ujar Alya kesal
"Kak Ipah? Kak Alya?" Sapa Leta, sontak dua makhluk itu menatap ke arahnya
"Sudah bangun kamu? Kamu itu jangan belagak kaya anak majikan dirumah ini deh" ujar Ipah
"Ga tau diri amat sih.." sambung Alya,Aleta hanya diam menunduk
"Sekarang karna kamu ga kerja jadi kamu ga dapat jatah makan!" Ucap Alya,Aleta kaget
"Kak bahkan kalau aku kerja saja tidak kau beri makan..jatahku kau buang dengan sia sia,apa menurut mu kau pantas melakukan hal itu?" Tanya Leta,ia benar benar tidak mengerti dengan cara berpikirnya 2 makhluk dihadapannya ini
"Kau pikir aku peduli,soal makanan dirumah ini aku yang bertanggung jawab,jadi terserah aku mau ku buang atau apa! Kalau kau tidak suka pergi dari rumah ini!" Usir Ipah,Alya mengangguk setuju.
"Betul itu Ipah,sana kamu pergi ganggu orang kerja tau!" Ucap Alya, Aleta tidak bisa berkata kata lagi,ia pun bergegas pergi keluar menuju ke halaman belakang.
"Dasar manusia kejam! Sudah ga cantik kejam lagi.." ucap Leta,ia memegang perut nya yang lapar yang tidak terisi sama sekali dari tadi malam.
Aleta berjalan menuju halaman belakang,ia melihat ada pohon mangga besar disana.
Aleta menuju ke pohon itu,ia melihat ada rumah pohon di pohon mangga itu.
Aleta berniat naik ke atas
"Pasti nyaman tiduran disana.. karna aku lapar aku harus banyak banyak tidur biar tidak terasa menyiksa.." lirih Leta, Leta berusaha memanjat walaupun kaki nya sakit ia tetap memaksa agar bisa naik ke rumah pohon itu.
Akhirnya Leta berhasil,ia berdecak kagum.
"Waw sepertinya rumah pohon ini di rawat dengan baik oleh pemiliknya.." ujar Leta.
"Bersih lagi, aaaaaa sebaiknya aku istirahat disini saja.. 2 iblis itu tidak akan menemukan ku disini" ucap Leta.
Leta merebahkan dirinya,ia mengambil handphone di kantong rok nya.
Lalu menghidupkan musik melow karna suasana nya sangat pas sekali.
Tiba tiba Leta mendengar suara orang yang sedang memanjat,Aleta ketakutan.
"Aduh pasti itu pemiliknya? Atau jangan jangan 2 iblis itu menyusul ku disini?" Lirih Leta.
Dan ternyata itu Faro,ia terkejut saat melihat Leta berada dirumah pohon miliknya
"Loh Tuan.. kau rupanya membuat ku takut saja" lirih Leta,ia bernafas lega sekarang
"Kenapa kau bisa disini?" Tanya Faro,
"Ooo tadi aku tidak sengaja menemukan rumah pohon ini,terus aku berpikir bersantai disini pasti nyaman.." jawab Leta, Faro mengangguk mengerti.
Leta melihat Faro yang membawa tas ransel,dengan berpakaian celana pendek dan juga berkaos polos membuat dirinya terlihat tampan sekali.
"Tuan kau mau apa kemari?" Tanya Leta
"Rumah pohon ini milikku,setiap weekend aku selalu bersantai disini" jawabnya, sembari duduk di samping Leta.
"Ooo jadi ini milikmu.." ucap Leta,Faro membuka tas nya lalu mengambil laptopnya.
"Katanya kau mau santai tapi kenapa bawa laptop?" Tanya Leta lagi
"Kau ini cerewet,suka aku dong mau ngapain" ucap Faro dengan angkuh nya, Leta meliriknya
"Ya ya suka hati kamu tuan.. " ujar Leta mengalah.
"Begitu dong,sama yang tua harus ngalah"
"Sama om om harus ngalah!"
"Aku ga om om!"
"Iya tuan itu om om!"
"Kau?!" Faro kesal
"Berapa usiamu?" Tanya Faro
"19 tahun" jawab Leta
"Kau yang terlalu muda jadi jangan mengatakan aku om om" ucapnya dengan wajah yang kesal, Aleta tertawa kecil
"Baiklah tuan,kau ini sama sekali tidak ada ngalah nya sama yang muda" ujar Leta,Faro tak peduli.
Faro membuka laptop nya lalu mengerjakan pekerjaan nya dengan wajah serius
"Taa ambilin Snack di tas itu dong, terus kau suapin lah aku" perintah nya,Leta meraih tas Faro dan ia terkejut saat melihat banyaknya makanan di dalam tas majikannya ini.
"Waw Tuan aku juga mau,bolehkan?" Tanyanya, Faro mengangguk.
"Terimakasih tuan.." ucapnya senang,Leta membuka bungkus Snack itu,lalu ia menyuapi Faro.
Setelah itu Leta memakan Snack nya saat ia telah menyuapi sang tuan, mereka saling berbagi satu bungkus Snack tersebut.
Faro hanya tersenyum melihat Leta dan dirinya yang saling berbagi seperti anak kecil.
"Kau sepertinya lapar sekali? Apa belum sarapan?" Tanya Faro,Leta bingung harus menjawab apa
"Sudah" bohongnya
"Makanlah semua jajanan itu,yang mengenyangkan seperti roti juga ada.
Habiskanlah jangan hiraukan aku.." ucap Faro, Leta tersenyum senang.
"Terimakasih tuan.." ucapnya,Faro mengangguk.
Leta menatap Faro dalam
"Dia tanpa sengaja telah menjadi malaikat untukku,dia selalu menyelamatkan aku dari musibah kelaparan.. walaupun omonganya selalu ketus,tapi dia masih punya hati yang baik" batin Leta memuji Faro.
"Makanlah kenapa melamun?" Tanya Faro,Leta tersenyum manis kearahnya
"Leta kau lupa cara berterimakasih kepadaku hmm?" Tanya Faro,ia mendekati Aleta.
"Tuan kau ini mesum sekali.." ucap Leta sebal,ia baru saja memuji Faro baik,tapi lihatlah tuan nya ini
"Hahaha yasudah kalau tidak mau ,aku tidak akan memaksamu" ujar Faro,ia kembali fokus ke laptopnya.
Leta merasa bersalah,ia mendekati Faro lalu mencium pipi Faro sekilas.
Faro menatapnya
"Kenapa cepat sekali? Terus kenapa di pipi? Disini Leta.." tanyanya,sambil menunjuk bibirnya,Leta tersipu malu.
Faro menarik Aleta agar lebih dekat dengan dirinya,Leta menuruti itu.
Faro menangkup kedua pipi Aleta,ia mencium pipi kanan lalu pipi kiri.
Tak lupa pula Faro mencium bibir Leta,tak hanya mencium ia juga ******* bibir Leta dengan lembut.
"Emmn" desah leta,Faro melepas tautan bibirnya,ia menatap Leta yang kini sedang tersipu malu dihadapannya.
"Kau candu bagiku" ucap Faro
"Candu?" Tanya Leta,Faro mengangguk mantap.
Tak sengaja rok Aleta terbuka sedikit sehingga terlihatlah luka di dengkulnya.
Faro terkejut
"Kenapa dengan kakimu?" Tanya nya, Faro tidak suka melihat ini
"Oh itu aku terjatuh di sekolah tuan" jawab Leta berbohong,Leta tidak tahu ntah sudah berapa kali dirinya berbohong setiap ada orang yang menanyakan tentang lukanya ini
"Terjatuh? Apa kau anak TK yang masih suka berlarian?" Tanya Faro lagi,ia terlihat kesal.
Faro meletakan laptopnya, menyimpannya kembali di tas ranselnya.
Leta hanya terdiam menatap sang tuan yang sepertinya sedang kesal dengannya.
Tanpa aba aba Faro menaruh kaki Leta di pangkuannya membuat Leta kaget
"Tuan pelan pelan,lihatlah apa yang telah kau lakukan!" Ujar Leta kesal,Faro melihat dan wah ternyata ia telah membuat paha mulus Leta terpampang nyata.
Faro menelan ludah nya kasar
"Waw sangat mulus.." batinnya
"Tuan kenapa kau melihatnya seperti itu ha? Ih kau memang mesum tuan.." ucap Leta tambah kesal,Faro tersadar
"Uhuk.." Faro pura pura batuk,Leta menutup paha nya,ia menarik roknya untuk menutupi.
Faro meniup luka Leta,ia mengelus pelan pelan luka nya.
" Apa masih sakit?" Tanyanya,Leta menggeleng
"Sudah tidak tuan,aku sudah tidak kesusahan berjalan.." ujar Leta
"Lain kali jangan berlarian,jagala dirimu dengan baik.. dan jagalah paha mulus mu itu.. jangan kau biarkan lecet sedikit pun" ucapnya santai,Leta melotot
"Ha paha mulus? Ih Tuan.." gerutu Leta,Faro tertawa.
Leta menarik kaki nya di pangkuan Faro,ia sebal dengan tuannya.
"Makanlah Snack itu.." ujar Faro,Leta menatap ke arah Faro.
"Ah aku sama sekali tidak bisa marah dengannya" batin Leta.
"Baik tuan.." ujar Leta.
Tiba tiba ada seseorang yang memanggil dari bawah
"Faro... Kau diatas sana nak?" Teriak seseorang,dan itu adalah Anita.
Aleta terkejut
"Tenanglah,mama ku tidak akan naik ke atas sini.." ucap Faro
"Iya maaa.. ada apa?" Teriak Faro.
"Turun lah nak,ada yang mau mama bicarakan" perintah sang mama.
"Baiklah maa,Faro akan turun"
"Iya sayang,mama menunggu mu dibawah"
"Leta aku turun dulu yaa,kau mau tetap disini?" Tanya Faro
"Iya tuan,aku mau beristirahat" jawab Leta
"Hmm baiklah, beristirahat dengan baik.. aku mau turun dulu oke.." ucapnya,Leta mengangguk lalu tersenyum manis kearah tuannya.
Faro membalas senyum Leta,lalu ia bergegas turun.
"Huh aku takut sekali kalau Nyonya Anita tadi naik,bisa habis aku.." lirih Leta,ia bernafas lega.
Leta merebahkan dirinya,sambil memakan snack pemberian Faro.
Sementara itu Faro melihat sang mama yang sudah menunggunya
"Ada apa ma?" Tanyanya
"Kita bicarakan di dalam aja ya sayang.." ucap sang mama, Faro pun mengikuti sang mama yang berjalan di depannya.
"Mama mengganggu saja.." batin Faro.
Setelah sampai di ruang tamu, Faro terkejut saat melihat Bella dengan orang tuanya datang berkunjung.
Faro menatap sang mama tapi Anita sudah berjalan terlebih dahulu ikut duduk bersama Harja,Bella dan juga orang tuanya.
Mau tak mau Faro harus ikut bersama dengan mereka.
"Faro apa kabarmu?" Tanya Mira,sontak Bella salting melihat Faro yang duduk di depannya.
"Baik Tante" jawab Faro singkat
"Ih kau ini Faro,malah Tante Mira yang menanyakan kabar mu.." ucap Anita sembari memukul pelan Putranya.
"Tidak papa kok Anita,anak jaman sekarang itu memang begitu" sahut Mira
"Wah Faro semakin hebat saja ya pak Harja,bahkan Perusahaan Dewantara semakin berjaya di tangannya" ujar Arya memuji,Harja tersenyum
"Iya pak Arya,dia menghabiskan waktunya di perusahaan" ucap Harja
"Begitulah kalau memiliki seorang putra pak Harja.. kalau putri kami ini kalau disuruh sama Papa nya untuk ke perusahaan banyak sekali alasannya.." ucap Mira
"Mama.." lirih Bella,ia malu
"Haha ga papa kok sayang ga usah malu.." ucap Anita, Faro jengah dengan pembicaraan ini.
"Faro kemarin paman sudah menunggumu,tapi kau malah membatalkan pertemuan itu..." Ucap Arya, Faro baru teringat akan itu
"Maaf paman,Faro kemarin sangat sibuk karna perusahaan cabang, baru launching,jadi banyak menyita waktu paman.." Faro berusaha menjelaskan.
"Iya paman mengerti.." sahut Arya.
"Kalian para anak muda pasti bosan mendengar pembicaraan kami, sekarang kalian pergilah berdua agar tidak bosan" ucap Anita, Faro melotot ke sang mama,tapi mama melotot balik.
"Bagaimana kalau kita nonton Faro,katanya ada film baru loo" ujar Bella semangat.
"Sanalah ganti pakaian mu nak.." ucap Harja,Faro tidak ada pilihan lain selain menuruti.
"Tunggulah aku berganti pakaian terlebih dahulu" ujar Faro,ia bergegas bangkit lalu berlalu pergi ke kamarnya.
"Cieee akhirnya bisa jalan berdua lagi sama Faro.." ejek Mira, Bella tersipu malu
"Sudah sana Bella,kau bantu Faro memilih pakaian.. nanti dia akan memakai jas seperti kau kolega nya saja" ujar Anita,Harja dan Arya tertawa
"Iya tidak papa,lagian kalian kan sudah mau bertunangan.." timpal Mira, Bella pun bergegas pergi menyusul Faro dikamarnya.
"Lihatlah dia begitu semangat" ucap Anita, Mira dan yang lain tertawa melihat Bella.
Kini Bella sudah berada tepat di pintu kamar Faro,ia ragu untuk masuk.
Akhirnya Bella memutuskan itu masuk ke dalam kebetulan pintu nya tidak terkunci.
Bella melihat Faro yang sedang mengancingkan kemejanya.
"Faro" sapa Bella, Faro terkejut
"Bella kenapa kau masuk? Kan aku sudah bilang tunggu saja aku di bawah" ujarnya, Bella mendekati Faro membantu Faro mengancing kan kemejanya yang tersisa.
"Kau ini masih canggung saja kepadaku.. kita ini sahabat Faro,bahkan waktu kecil kita pernah mandi bareng" ucap Bella
"Bella itu dulu jangan kau samakan.."
Faro berjalan menuju cermin,ia menyisir rambutnya
"Faro.. apa kau sudah melupakan Viola?" Tanya Bella ragu
"Sudah, kenapa aku masih mengingat wanita itu,buang buang waktu saja begitu banyak hal yang harus ku pikirkan" jawabnya, sembari memakai jam tangannya.
"Baguslah.." ucap Bella
"Sudah ayo kita pergi" ajak Faro,Bella mengangguk.
Faro berjalan keluar kamar terlebih dahulu
"Astaga setidaknya gandeng tangan ku dulu gitu.. Faro memang tidak ada romantisnya.." kesal Bella,ia menyusul Faro.
Mereka pamit kepada orang tua mereka lalu berlalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Memyr 67
lama lama baca ini menjengkelkan. pak harja bener bener tipe suami"diatur" istri. kalau karakter pak harja begitu terus, aq bakalan dah babay ma ni novel
2023-06-12
0