BAB 13

Faro memasuki kamarnya,ia tidak habis habisnya merutuki dirinya sendiri

"Faro kenapa bisa kau melakukan hal tadi,kenapa kau sekarang bodoh.." ucapnya,kini ia duduk di ranjang king size nya.

*Flashback*

Di perjalanan saat pulang dari perusahaan menuju rumah,Faro mengajak Yuda untuk makan diluar di Restoran keluarga nya.

Setelah selesai makan Yuda berhenti ditukang jualan martabak

"Tuan maaf ya,aku mau beli martabak dulu untuk Mama ku.."

"Martabak?" Tanya nya, Yuda mengangguk

"Tuan mau pesan juga?" Tanya Yuda lagi

"Aku tidak makan makanan pinggir jalan" ucapnya angkuh

"Kalau begitu kenapa tidak belikan untuk nona Aleta,biasanya perempuan itu sangat suka makan martabak di malam hari begini" ucap Yuda ia ingin melihat ekspresi Faro saat ia mengatakan tentang Aleta

"Kalau begitu pesan kan untukku juga" ujarnya, Yuda tersenyum jahil

"Baiklah tuan.." pamitnya,ia pergi memesan martabak itu.

Setelah selesai Yuda memberikan martabak yang ia beli tadi kepada Faro.

"Sudah cepatlah berangkat.." perintah nya

"Baiklah Tuan.."

Yuda mengendarai mobil nya sambil sesekali melihat ekspresi tuan mudanya yang menatap bungkusan martabak dengan serius

"Tuan muda itu memang manusia tergengsi.." batin Yuda.

Setelah sampai di Mansion Faro bergegas masuk ke dalam tapi Yuda berteriak

"Cieee tidak sabar yaaa.." goda Yuda,Faro melotot ke arahnya ,saat Faro ingin jalan mendekati Yuda tapi Yuda sudah bergegas masuk kedalam mobil lalu melaju cepat.

"Dasar asisten gila!" Makinya.

Faro memasuki rumahnya,ia tidak melihat ayah dan Mama nya yang biasanya sedang duduk santai di ruang TV.

Faro pun berjalan terus menuju dapur,ia tidak melihat Leta disana.

Kemudian ia memutuskan untuk menemui Leta di kamarnya.

Saat Faro akan mengetuk pintu,tapi ia melihat bahwa pintu kamar Leta tidak tertutup rapat.

Faro masuk ia melihat Aleta yang buru buru menyimpan handphone nya tapi ia tidak terlalu memerhatikan itu.

*Flashback off*

"Lain kali aku tidak akan terpengaruh oleh kata Yuda lagi,buat aku malu saja.. untung saja tadi aku bisa beralasan kalau tidak, bisa hilang harga diriku"ucap Faro menyesali perbuatannya sendiri,ia berbaring di ranjang king size nya sambil menatap langit Langit kamar,tak lama ia terlelap tidur.

Sekitar pukul 05:00 pagi Aleta terbangun dari tidurnya karna alarm handphone nya berbunyi,ia menggeliat di atas kasur.

"Cepat sekali paginya.." lirih Leta, ia terbangkit dari tidurannya,lalu berlalu pergi ke bathroom untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit akhirnya Leta selesai,ia memakai seragam sekolahnya.

Hari ini ia mengikat rambutnya karna Leta merasa hari hari terakhir ini cuacanya sangat panas.

Leta juga berdandan tipis tipis agar tidak terlihat pucat.

Sekitar jam 6 kurang Aleta berjalan keluar dari kamarnya,ia juga melihat Mbok Surti yang sedang menyiapkan sarapan.

Aleta tidak menyapa si mbok karna Leta tidak mau mendengar cacian dari si Mbok lagi.

Leta hanya berjalan terus tidak menghiraukan apapun.

Kini ia sudah berdiri di pinggir jalan untuk menunggu Alden,tak lama sebuah mobil mendekatinya.

Ternyata itu Alden,ia keluar dari mobilnya

"Ayo taa kita berangkat.." ajaknya

"Loh kok naik mobil Al?" Tanya Leta heran

"Dingin banget taaa kalau naik motor.."jawab Alden, Leta mengangguk mengerti.

Aleta pun masuk ke dalam mobil dengan Alden yang membuka pintu mobil itu.

Kini mereka sudah didalam mobil dengan Aleta yang merasa canggung di pagi buta begini ia di mobil bersama seorang pria.

Alden pun mengendarai mobilnya,ia sesekali mengajak Leta bercerita.

Hingga Aleta kini merasa tidak canggung lagi.

Tak terasa akhirnya mereka sampai di sekolah, Alden memakirkan mobilnya di parkiran sekolah.

"Oh iya taa pasti kamu belum sarapan kan?" Tanya Alden

"Belum Al,biasanya aku sebelum masuk makan dulu di depan sekolah" jawabnya

"Sekarang itu tidak perlu,ini mami ku tadi membawakan bekal untukku" ucap Alden, sembari menunjukkan sebuah bekal dengan senyum lebarnya

"Lalu?"

"Kita akan makan bersama sama,tadi aku sudah menyuruh mami untuk membuat banyak.. karna calon mantu nya akan ikut makan juga" sahut Alden dengan wajah genit, seketika Leta tertawa kecil

"Alden kamu itu yaa.."

"Kenapa? Kan benar si Taa..emang nya kamu ga mau nikah sama aku?" Tanya Alden dengan wajah sedih

"Kamu itu baik bagaimana bisa aku tidak mau dinikahi oleh mu.. tapi kan kita masih kecil masih jauh untuk bahas hal itu.." jelas Leta

"Baiklah nanti kalau kita sudah dewasa aku akan melamarmu.. uda ayo sekarang kita sarapan.." ajaknya,Leta mengangguk mau.

Mereka sarapan di dalam mobil,Aleta dan juga Alden makan sambil sesekali bercerita.

Aleta selalu tertawa saat bicara dengan Alden, begitu pula Alden ia merasa Aleta sangat cantik saat sedang tertawa seperti itu.

Kini mereka telah selesai makan,Alden memberi Aleta sebotol minuman.

Aleta menerima itu,ia kesusahan membuka tutup botolnya

"Sini biar aku bukain.."ucap Alden, Leta memberikan botol minum itu ke Alden.

Akhirnya botol itu terbuka Leta tersenyum senang,Alden menyerah kan botol itu kembali kepada Leta.

Leta menenggak minuman itu.

"Lihat para siswa sudah mulai berdatangan.." ujar Alden sembari menunjuk keluar,mereka masih didalam mobil

"Oh iya Alden,dulunya kamu sekolah dimana?" Tanya Leta,karna yang ia ingat Alden merupakan anak pindahan.

"Dulu aku bersekolah di Singapura.." jawabnya

"Kenapa kamu pindah ke sekolah ini?" Tanya Leta lagi

"Papi dan mami ku itu selalu ingin aku ada disamping mereka, katanya kalau sampai SMA menuju kuliah aku di luar negeri mereka akan merasa kurang menghabiskan waktu bersama ku.." jelas Alden

"Jadi nanti kau kuliah di luar negeri?"

"Iya,kau berencana kuliah tidak Taa?" Tanya Alden balik

"Aku rasa tidak,aku tidak mampu.." jawab Leta menunduk sedih

"Kau bisa ikut beasiswa Leta" ucap Alden

"Alden aku sudah lama mematahkan keinginan ku untuk kuliah,karna orang tua ku selalu mengatakan kalau mereka tidak mampu.. jadi aku sudah bermalas-malasan sejak lama, aku tidak akan dapat kesempatan untuk beasiswa itu" ujar Leta

"Bisa kalau kau mau, aku akan meminta undangan itu untuk mu" ucap Alden santai

"Tidak Alden itu curang.. aku tidak mau itu!"

"Mau kau kuliah atau tidak,aku tetap mau bersama mu.." ucap Alden menggombal,Aleta memukul Alden yang selalu saja menggoda dirinya

Bugghh

"Haha maaf Taa maaf,uda yuk kita masuk kelas" ajak Alden,Leta pun setuju.

Mereka keluar dari mobil lalu berlalu berjalan bersama sama menuju kelas.

Tiba tiba Bastian dan Aldi datang menyapa Alden

"Tumben tuan pemilik sekolah cepat datang nya?" Tanya Bastian dengan wajah sedikit pura pura tidak tau itu.

"Katanya karna mengantar sang pujaan hati,Alden terpaksa bangun pagi pagi buta loh Baass" ucap Aldi, Alden melotot kearah teman temannya,lain dengan Leta yang tersenyum kecil kearah Alden.

"Terimakasih ya Alden.." ucap Leta,Alden menatap ke arahnya

"Tidak papa Taa,nanti pulang sama aku lagi yaa" ajak Alden lagi,Leta mengangguk mau.

Bastian dan Aldi tertawa kecil melihat Alden yang mulai bisa mendapatkan kesempatan untuk mendekati Aleta.

"Taa aku mau ke belakang sekolah dulu ya sama mereka" ucap Alden, Leta mengangguk kecil.

Alden mengusap rambut Leta lembut,lalu berlalu pergi sambil tersenyum manis kearah Leta.

Di belakang sekolah Alden duduk disusul oleh Bastian juga Aldi

"Kalian ini jangan mengejek aku didepan Aleta,aku malu" ucapnya kesal, Bastian dan Aldi tertawa

"Kamu kok bisa si Al jatuh cinta sama Aleta?" Tanya Aldi penasaran

"Aku tidak tau kenapa aku bisa jatuh cinta dengan Leta,tapi rasa ingin memiliki nya semakin kuat di hatiku" ucap Alden

"Nanti kalau kamu sudah kuliah ke luar negeri bisa bisa Aleta dimiliki orang lain loh" ucap Bastian asal

"Aku akan membawa nya pergi" sahut Alden,Aldi dan Bastian tercengang mendengar perkataan Alden

"Bagaimana bisa kau membawa anak orang pergi?" Tanya Aldi lagi

"Aku akan menikahinya,agar ia tidak bisa bersama lelaki lain" jawabnya

"Astaga.." ujar Bastian dan Aldi secara bersama,mereka menganggap Alden sedang bercanda padahal Alden serius akan hal itu.

Di Perusahaan Dewantara corps Faro ada meeting dengan para kolega penting.

Perusahaan Dewantara corps merupakan perusahaan terbesar di bidang industri dan masih banyak lagi.

Alfaro Elkeish Dewantara merupakan penerus ke 6 setelah ayahnya.

Di usianya yang ke 27 ia ditunjuk sebagai CEO di perusahaan ini.

Dewantara corps memiliki banyak cabang di seluruh penjuru kota maupun negara,begitu disegani.

Kini Faro sedang duduk di ruang kerjanya sembari menekan nekan tabloid nya untuk mengerjakan kerjaan nya yang sangat menumpuk.

Tiba tiba Yuda masuk ke ruangannya

"Tuan,sore ini pak Arya mengajak anda untuk makan malam bersama di Mansion nya" ucap Yuda, Faro terdiam ia meletakan tabloid yang ia pegang tadi dengan kasar

"Bisa kau tolak saja tidak? Aku tidak mau pasti paman Arya akan membahas perjodohan ku dengan anaknya" ujar Faro dengan wajah kesal

"Tapi tuan, tuan besar sengaja mengosongkan jadwal mu hari ini agar kau bisa pergi ke Mansion pak Arya" ucap Yuda berusaha menjelaskan

"Ah ayah selalu berbuat sesukanya.." gerutu Faro,ia memijit pelipisnya yang tidak pusing

"Kalau menurut saya tuan,kau datang saja.." saran Yuda

"Tidak! Itu pasti jebakan Yuda" sahut Faro cepat

Tiba tiba handphone Faro berdering ternyata itu mama nya

"Yuda tolong angkat panggilan ini,katakan kepada mama ku bahwa aku sedang sibuk sangat sibuk" ujarnya,Yuda mengangguk paham. Yuda mengangkat panggilan itu tak lupa ia menghidupkan lespeaker nya agar Faro mendengar perkataan mama nya

"Faroo, pasti Yuda sudah mengatakan kepada mu kan kalau paman Arya mengundangmu untuk makan malam bersama di Mansion nya? Lalu kenapa sekarang kau tak pulang pulang ke Mansion untuk bersiap siap nak?" Tanya Anita beruntun

"Maaf Nyonya,tuan muda sedang sibuk jadi dia tidak bisa menghadiri undangan itu" ucap Yuda

"Yuda katakan kepada Faro jangan coba membohongi mama nya ini"

"Sini kemarikan handphone nya!" Ujar Faro,Yuda memberikan handphone itu

"Maa,aku tau pasti Mama sedang merencanakan lamaran Disana kan? Aku tidak akan tertipu.." ucap Faro

"Dari mana kau tau? Eh tidak kok nak tidak ini hanya makan malam biasa aja kok" ujar sang Mama sedikit keceplosan

"Tuhkan mama pokoknya Faro tidak akan pergi,mama dan ayah saja sana.. sampai mati pun aku tidak akan menikahi Bella paham!" Ucap Faro mematikan panggilan itu sepihak.

Faro membanting handphone nya di meja kerjanya,Yuda menghela nafas berat

"Asik asik bahas nikah aja.. aku jengah mendengar nya" ucap Faro sembari berjalan menuju kaca jendela nya,ia melihat keramaian kota yang ia tinggali.

"Nona Bella terlalu terobsesi untuk memiliki mu tuan" ujar Yuda

"Menurut mu Bella apa benar benar mencintai ku?" Tanya Faro ke Yuda

"Saya tidak paham perasaan wanita tuan" jawabnya, Faro pun mengangguk mengerti sejujurnya ia juga tidak mengerti bagaimana perasaan seorang wanita,bagi Faro itu sangat sulit dari pada mengatur sebuah perusahaan.

"Tuan,saya kembali dulu keruangan saya.." pamit Yuda, Faro mengangguk.

Faro masih berdiri di jendela besarnya,ia melamun memikirkan hidupnya sendiri.

Tiba tiba ia teringat akan pengkhianatan Viola kepadanya.

*Flashback On*

Saat itu Faro merasa senang memiliki Viola dihidupnya,hari ini adalah hari spesial bagi hubungan mereka yaitu anniversary yang ke 3 tahun.

Faro berniat akan melamar Viola dan mengajaknya menikah secepatnya.

Faro datang ke Apartemen Viola dengan membawa bunga dan juga cincin untuk melamar wanita kesayangannya.

Faro terheran saat melihat di parkiran ada mobil Daniel yang terparkir rapi disana

"Kenapa ada mobil Daniel di sini? Apa dia memiliki pacar baru lagi tinggal di sekitaran Apartemen ini?" Batin Faro bertanya pada diri sendiri

"Cihh dasar Daniel, dia memang cassanova.." ucap Faro pelan,Faro berencana akan memberikan surprise kepada Viola agar gadis itu terkejut niat hati Faro.

Faro berjalan menuju lift,menekan lift lalu masuk. Ia sungguh merasa gugup sekarang karna akan melamar Viola,faro sungguh tidak sabar melihat bagaimana ekspresi Viola.

Kini Faro sampai di pintu Apartemen Viola,ia menekan sandi lalu masuk.

Faro melihat ada sepasang sepatu pria,ia mengernyitkan dahi bingung

"Sepatu siapa? Apa ayahnya datang?" Lirih Faro,Faro berjalan masuk tapi ia mendengar suara ******* wanita dan ******* pria.

"Kok ada suara itu?" Tanya nya lagi,ia mengintip betapa terkejut nya Faro saat melihat Viola dengan lihai nya bergoyang di atas Daniel,mereka bermain di sofa.

Faro tercengang dengan apa yang dilihatnya,hingga tanpa di sadari olehnya barang yang ia bawa jatuh ke lantai.

Membuat dua manusia yang sedang menikmati indahnya surgawi itu pun melihat keasal suara,Viola terkejut seketika ia langsung melepaskan penyatuan nya dengan Daniel.

Daniel juga langsung bangkit ia segera memakai celananya begitu pula Viola.

Faro mencoba mencerna apa yang ia lihat,badannya bergetar seakan tak percaya apa yang dilihat nya ini

"Faro aku bisa jelasin!" Ucap Viola,ia memakai piyamanya menghampiri Faro

"Jelasin apa? Jelasin bahwa kau sangat menikmati Daniel begitu?" Ujar Faro dengan nada dingin membuat Viola sedikit takut

"Bukan begitu Faro,a..ak..aku hanya.."

"Hanya apa? Hanya mencari kepuasan dengan pria lain begitu?" Faro berusaha menahan emosinya

"Cukup Viola cukup, kau tidak perlu menjelaskan apa pun aku sudah mengerti!!" Teriaknya di depan Viola.

Viola tersentak kaget

"Bukankah seharusnya kau dengan ku saja sudah cukup? Kenapa kau mencari kepuasan dengan lelaki lain? Kenapa ba*****n itu harus Daniel haa!!!" Bentaknya lagi, Viola terdiam ia merasa jengah dengan Faro yang selalu mendominasi dirinya

"Jadi menurut mu dalam hal ini aku yang salah? Kau yang tidak ada waktu sedikit pun untukku Faro.. kau hanya sibuk bekerja dan terus bekerja.. aku kesepian,aku juga punya hasrat yang harus ku salurkan.. kalau aku nunggu kamu yang ada aku mati karna menahan hasrat ku!" Ucap Viola

"Aku bekerja untuk mu Vio! Agar kita bisa menikah lalu hidup bahagia! Apa itu tidak cukup untukmu?" Tanyanya lembut

"Kerja untukku? Tidak itu untuk dirimu.. dengar ITU UNTUK DIRIMU!" Ujarnya dengan penekanan.

"Maaf Faro, menurutku hal seperti ini sudah biasa bagi kita kalangan anak muda bukan? Kau tidak perlu mengekang Viola seperti itu" ucap Daniel menyambung

"KAU DIAM!!" Teriaknya ke Daniel

"Its oke! Vio aku pergi dulu kau selesai kan lah masalahmu dengan Faro.. jika kau butuh aku kau bisa menghubungi diriku" ucapnya,lalu berlalu pergi meninggalkan Viola dan Faro.

"Apa kau puas dengan dnaiel?" Tanya Faro dingin

"Iya aku sangat puas! Dia sangat pandai membuat diriku puas! Dia tidak hanya memikirkan pekerjaan nya tapi juga memikirkan diriku, aku nyesal kenapa aku tidak milih dia dulunya.." ucap Viola

"Kau menyesal menjalin hubungan denganku?" Tanya Faro dingin,Viola mengangguk mantap

"Kau memang bisa memuaskan diriku Faro,tapi kau tidak bisa memuaskan ku setiap waktu.." ucapnya ,faro menatapnya datar

"Apa kau seorang jal***?" Celetuk Faro dengan wajah datar,Viola geram ia menampar Faro

PLAAAAKK

"Kau mengatakan pacarmu seperti itu? Kau memang tidak punya hati!!" Teriak Viola,ia menangis

"Seharusnya aku yang menamparmu Vio!!!!" Teriaknya,suara Faro menggema di seluruh kamar Viola

"Aku menjalin hubungan dengan mu karna aku menyayangimu bahkan mencintaimu,aku berusaha mengurangi menyentuh mu karna apa? Karna aku tidak mau melakukan hal kotor itu terus terusan kepadamu,Kau tau kau begitu sempurna bagiku Vio.. tapi kenapa kau malah mencari kepuasan dengan pria lain kenapa?" Lirihnya,air mata Faro menetes

"Aku menjalin hubungan karna cinta dan juga rasa yang ingin hidup bersama mu yang tinggi tapi kau malah menjalin hubungan untuk dirimu mencari ke puasan birahi.." lanjut Faro lagi, Vio menatap ke arah lain ia merasa tidak peduli akan perkataan Faro.

Faro menyeka air matanya,

"Mulai sekarang aku mau kita putus! Hubungan kita cukup sampai disini! Carilah kepuasan dengan puas aku tidak akan menghalangi mu!!" Ucap Faro,Viola masih membelakangi nya ia tidak peduli dengan perkataan Faro.

Faro menatap Viola nanar,ia mengambil bunga dan juga kotak cincin itu lalu berlalu pergi keluar dari Apartemen Viola.

"Cihh kau pikir aku peduli, pergilah! Masih banyak pria kaya di dunia ini" ujar Viola angkuh sebelum ia merasa menyesal seperti sekarang.

Faro berjalan dengan tergesa-gesa,ia membuang bunga dan kotak cincin itu ke tempat sampah.

Faro menangisi kebodohan nya,ia telah di bodohi abis abisan dengan pacar dan teman nya sendiri.

Faro masuk kedalam mobil,ia merasa trauma akan hal yang menimpa dirinya.

*Flashback off*

Faro menghela nafas berat mengingat kejadian itu,karna hal itulah yang membuat dirinya takut menjalin hubungan seperti menikah atau bahkan pacaran.

Faro membuang pikiran itu jauh jauh,ia kembali duduk di bangku kerjanya melanjutkan pekerjaan nya.

"Untuk menghindari Mama aku akan lembur di kantor saja" ucap Faro,ia menelpon Yuda untuk menyuruhnya ke ruangannya.

Tak lama Yuda pun masuk

"Iya ada apa tuan?" Tanya Yuda

"Kau ambilkan lah barang barang ku seperti pakaian ku dan lain, bawalah kesini aku akan tidur di kantor" perintahnya

"Kenapa begitu tuan?" Tanya Yuda penasaran

"Aku malas mendengarkan mama ku yang pastinya akan mengomel terus, cepatlah kau ambil di Apartemen agar kau tidak di kepoin sama Mama ku " ujarnya merintah,Yuda mengangguk mengerti lalu berlalu pergi menjalankan tugasnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!