BAB 7

Di pagi hari Aleta melakukan pekerjaan nya seperti biasa.

Mata nya melihat kearah tangga yang menuju kamar sang majikan.

"Apa aku perlu membangun kan nya? Karna kejadian kemarin aku jadi gugup mau bangun kan dia" Batin Leta

"Kenapa melamun?" Tanya Faro,membuat Leta terkejut

"Tuan kau membuat ku kaget saja" gerutu Aleta, Faro terseyum kecil

"Kau sudah memasak? Aku sangat lapar"

"Sudah Tuan"

Mereka pun berlalu pergi ke meja makan.

Leta menyajikan makanan itu ke piring untuk Faro.

"Tuan apa kau tidak ke Kantor hari ini?" Tanya Aleta sembari memberikan piringnya kepada Faro.

"Tidak,apa kau lupa kita harus pindah hari ini ke Mansion Utama" jelas Faro

"Kita? Maksud mu aku ikut dengan mu Tuan?"

"Iya Leta itu harus! "

"Tuan kau sadar tidak kenapa kau disuruh pindah oleh Nyonya besar?" Tanya Leta lagi,Faro hanya diam menikmati makanannya.

"Karna Nona Bella melihat kita asik bermesraan disini,mana mungkin kau bisa membawaku ke Mansion Utama" jelas Leta sebal,ia duduk di bangku dengan wajah sedihnya

"Lalu kau akan tinggal dimana? Kau tidak punya siapa siapa lagi kan? " Tanya Faro membuat Leta tersentak

"Yang dikatakan Tuan Faro benar,aku memang tidak memiliki siapa siapa lagi,tapi bagaimana mungkin aku bisa tinggal di Mansion Utama?" Batin Leta

"Hei tenang lah Aleta,kita hanya sementara tinggal disana tidak akan lama" jelas Faro

"Kau makanlah setelah itu bereskan pakaian ku dan pakaianmu,ingat bawa barang yang perlu saja seperti alat sekolah mu jangan sampai ketinggalan,ingat besok kau sudah mulai masuk sekolah,Aku mau ke ruang kerja ku untuk mengambil berkas penting" jelas Faro kepada Leta,ia mengusap kepala Leta pelan lalu berlalu pergi.

Leta menghela nafas dengan kasar

"Bahkan aku sudah tidak berselera makan mendengar akan tinggal di Mansion Utama,rasanya lebih baik aku tinggal di bawah jembatan dibanding aku harus satu atap dengan Nyonya yang sangat angkuh itu" batin Leta.

Leta memaksakan dirinya untuk makan lalu ia membereskan yang diperintahkan oleh Faro.

Di tengah hari Faro baru selesai mengumpulkan berkas penting nya,ia menghampiri Aleta yang kini seperti nya sudah selesai dengan barang barangnya

"Cape?" Tanya Faro, Leta menggeleng cepat

"Semua sudah beres Tuan"

"Berkasku juga sudah, sekarang pergi lah mandi kita akan berangkat sore ini" jelas Faro,Leta mengangguk mengerti.

"Hei kemarilah" perintah Faro kepada Leta,Leta dengan polosnya menghampiri Faro.

" Apa apa Tuan?" Tanya Aleta, Faro memeluk Aleta erat

"Tuan lepasin!" Ujar Leta,ia berusaha melepaskan diri tapi Faro tetap memeluknya dengan erat.

Faro melepas pelukan itu,ia menatap mata kesal Aleta dan bibir cemberut nya.

Faro mendekatkan wajahnya ke wajah Leta,ia mencium bibir itu,lalu ********** dengan lembut.

"Emmmm" desah Aleta, Faro ******* bibir Aleta sehingga Leta menggigit bibir Faro karna ia sudah kehabisan oksigen.

"Tuan kau itu membuat ku sesak!" Gerutu Aleta, Faro tersenyum

"Tapi kau menikmati,kau hanya belum ahli dalam ciuman itu tapi mulai ada sedikit kemajuan" ujar Faro menggoda Aleta,membuat pipi Aleta memerah karna malu.

"Tuan kau ini,sudahlah aku mau mandi" ujar Aleta,berlalu pergi meninggalkan Faro.

Faro tersenyum melihat Aleta pergi.

Kini sampailah mereka di kediaman orang tua Faro yaitu Mansion Utama.

Yuda mengantar mereka, Aleta menelan ludah nya dengan kasar saat ia melihat bayangan pintu rumah itu.

Tiba tiba dua orang pelayan datang menghampiri mereka

"Selamat datang tuan muda" sapa mereka,Faro mengangguk

"Bawa barang tuan muda ke kamarnya,dan barang ini bawalah ke kamar belakang" perintah Yuda kepada pelayan itu.

"Tidak Yuda,barang Leta biar aku yang bawa" jelas Faro,Yuda mengernyit kan dahi bingung begitu pula Aleta

"Sudahlah ayo kita masuk" ujar Faro membuat Yuda mengangguk mengerti.

"Aleta ayo" ajak Faro,Leta mengangguk ia menghampiri Faro.

"Aleta tetaplah disamping ku!" Perintahnya, Aleta mengangguk mengerti.

"Dugaanku benar Tuan muda sudah menyukai Nona Aleta,tapi kelihatan nya masih gengsi" batin Yuda.

Mereka memasuki Mansion itu, mereka disambut Mama Faro dan Ayah Faro.

Anita geram saat melihat Faro membawa gadis miskin itu.

"Mama faro sampai" ujar Faro, Anita hanya diam tidak peduli

"Faro akhirnya kau akan tinggal disini lagi" ujar Harja Ayah Faro.

"Dan siapa wanita kecil ini? Eh kamu kan yang pernah salah alamat itu kan?" Tanya Harja,Leta mengangguk kecil

"Faro apa kau tidak mendengar kan ucapan Mama? Mama mau kau tinggal di Mansion tapi tidak perlu membawa gadis miskin itu!" Ujar Anita marah, Aleta ketakutan Faro tau itu.

" Ma dia maid Faro,dia tidak memiliki orang tua lagi.Lagian Faro sangat suka dengan masakannya jadi Ma biarlah dia tinggal disini bersama kita"ujar Faro menjelaskan,Anita tetap bersikukuh tidak mau Aleta tinggal di Mansion mereka.

"Ma sudahlah kasian gadis itu" ujar Harja

"Tidak Ayah,rumah kita tidak panti asuhan!"

"Yasudah kalau Mama tidak mau Aleta tinggal disini juga,aku akan pergi lagi" ancam Faro, Anita terbelalak melihat anak nya

"Faro!! Kenapa kau lebih mementingkan gadis itu dibanding Mama mu?" Tanya Anita sedih

"Yuda ambil barang ku lagi!" Perintah nya,saat Yuda akan pergi tiba tiba

"Oke oke,gadis miskin itu boleh tinggal disini,tapi ingat dia tidur di kamar belakang bersama maid lain dan Mama tidak mau dibantah lagi!" Ujar sang Mama lalu berlalu pergi masuk ke kamarnya,Harja menghela nafas dengan kasar melihat istrinya itu.

"Aleta apa tidak papa kau tinggal di kamar belakang?" Tanya Faro,Aleta menggeleng cepat

"Maaf kan aku ya, tenanglah kita tidak akan lama disini,kau harus kuat menghadapi Mama ku" jelas Faro, Aleta mengangguk

"Oh iya Ayah, Aleta ini masih sekolah jadi mulai dari pagi sampai ia pulang sekolah itu tidak jadwal kerjanya ia akan bekerja di sore hari, tolong ayah jelaskan ke Mama ya" mohon Faro, Harja mengangguk mengerti

"Mbok Surti" panggil Harja

"Iya Tuan ada apa?" Tanya si Mbok

"Bawa Aleta ke kamarnya" perintahnya, Mbok Surti mengangguk lalu membawa Aleta ke kamarnya.

Sementara itu Harja mengajak anak semata wayangnya itu duduk

"Faro kenapa kau peduli akan gadis miskin? Ini sangat tidak sikapmu" tanya Harja

"Ayah kepo sekali"

"Yuda mengapa Faro peduli akan gadis itu? Kau tau betul pasti bagaimana Tuan muda mu itu" Tanya Harja lagi kepada Yuda

"Saya tidak tau Tuan" jawab Yuda, Harja berdecak sebal

"Kalian itu sama saja" gerutu Harja

"Yuda pergilah ke Kantor handle kerjaan disana!" Perintah Faro, Yuda mengangguk lalu berlalu pergi.

"Ayah apa Mama tidak bercerita kenapa aku kembali tinggal di Mansion?" Tanya Faro, Harja menggeleng cepat

"Kau ini bagaimana anak sendiri mau tinggal di rumah orang tuanya sendiri kenapa perlu ditanyakan alasannya"

"Tidak mungkin Mama bercerita ke Ayah"batin Faro.

"Bagaimana dengan urusan di Perusahaan Faro?" Tanya Harja

"Hmm Perusahaan berjalan lancar Ayah,cabang cabang lain juga aman Ayah tidak perlu khawatir" jelas Faro

"Kau memang sangat bisa diandalkan nak,ayah sangat menyayangi mu" ujar Harja, Faro tersenyum ke Ayah nya

"Ayah Faro ke kamar dulu ya,mau istirahat"

"Iya pergilah" ujar Harja.

Mbok Surti menjelaskan kepada Aleta hal apa yang akan ia kerjakan dirumah ini.

Tuan Harja juga sudah menjelaskan kepada Mbok Surti bahwa Aleta hanya berkerja ketika ia sudah pulang sekolah.

Kini Leta dan Mbok Surti sedang duduk di kamar mereka

"Jadi kamu tidak memiliki orang tua lagi?" Tanya si Mbok

"Tidak Mbok" jawab Leta sedih

"Kalau begitu anggaplah aku sebagai orang tua mu,kebetulan aku juga tidak memiliki seorang anak" ujar si Mbok, Aleta mengangguk lalu mereka berpelukan.

Tiba tiba Anita datang menghampiri mereka

"Hei kamu gadis miskin" ujar Anita, Aleta terkejut begitu pula si Mbok.

Aleta berdiri menghampiri Anita

"Ada apa Nyonya?" Tanyanya

"Kenapa kau malah santai santai disini?! Sekarang kau bersihkan seluruh rumah ini dan kalian semua jangan ada yang membantu dia kalau ada yang berani melakukan itu saya akan pecat kalian semua mengerti?!!!!" Ujar Anita

"Mengerti Nyonya" ucap semua Maid.

"Baik Nyonya" ujar Aleta

"Karna juga kau akan bersekolah besok kan? Dasar miskin, kalau tidak bisa bayar uang sekolah ya sudah jangan sekolah susah amat" ujar Anita mencaci Aleta, Leta hanya diam menunduk menahan air matanya yang akan jatuh.

"Cihh sudah sana kerjakan pekerjaan mu!" Perintah Anita, Aleta pamit lalu berlalu pergi mengerjakan pekerjaannya, Mbok Surti merasa kasihan dengan Aleta tapi mau bagaimana lagi perintah Nyonya besar tidak bisa dibantah.

Aleta memulai pekerjaan nya dengan menyapu seluruh ruangan kecuali kamar kamar karna itu tidak diperintahkan.

Ia berusaha tegar karna pun ia tidak memiliki tempat lain selain rumah ini.

Setelah selesai menyapu ia mengepel lantai tiba tiba seseorang wanita datang

"Kenapa kau disini?" Tanya wanita itu, Aleta melihat ke asal suara ternyata itu Bella.

"Nona Bella?" Ucap Aleta pelan

"Cihh pasti Faro yang membawa pemuas nafsu nya,bahkan ia tidak bisa meninggalkan mu ya wanita miskin" ujar Bella mencaci, Aleta sedikit sakit hati saat Bella mengatakan ia pemuas nafsu Faro.

"Aku tidak pemuas nafsu Tuan!" Jelas Aleta

"Oh iya jadi apa? Jal***? Atau tidak tau diri?" Tanya Bella mengejek, Aleta diam menatap Bella dengan tajam karna pun semakin ia menjelaskan semakin hina dihadapan Bella.

"Sudahlah awas aku mau bertemu dengan Faro, pasti dia berada di kamarnya" ujar Bella, Aleta terdiam ia baru teringat akan Tuan nya.

"Eh Bella kapan sampai?" Tanya Harja, Aleta bergegas menyiapkan pekerjaannya lalu berlalu pergi ke dapur, Harja melihat itu.

"Pasti Bella habis mengatai ngatai anak itu" batin Harja.

"Paman baru aja aku sampai,oh iya dimana Faro?" Tanya Bella,tiba tiba Anita datang

"Bella itu kamu? Sudah tidak marahan lagi kan sama Faro?" Tanya Anita

"Tidak Tante, Bella sudah tidak kesal lagi dengan nya"

Tiba tiba Faro turun dari Lantai dua,ia melihat Bella seketika mood baik nya pun jadi hilang

"Faro" ujar Bella,ia menghampiri Faro lalu memeluk nya

"Lepasin bel ini tidak pantas" ujar Faro dingin

"Kenapa kau dingin sekali dengan ku Faro? Soal itu aku sudah memaafkan mu" jelas Bella,Faro mengangguk saja

"Faro jangan dingin gitu dong sama Bella" ujar sang Mama

"Iya" jawab Faro singkat, Anita menghela nafas kasar melihat Putra nya itu.

"Ayah lihat putra mu itu yang selalu dingin dengan orang orang" adu Anita kepada suaminya

"Aduh sudahlah Ma ayo kita makan malam jangan ribut terus kepala Ayah pusing" ujar Harja, Faro bergegas pergi meninggalkan orang tua nya serta Bella.

Sesampai di dapur Faro melihat Aleta yang sedang menyajikan makanan,ia melihat wajah lelah Aleta

"Apa dia dipersulit Mama?" Batin Faro,Aleta merasa ada yang memperhatikan dirinya ia menunduk kala Faro mendekat kepadanya

"Kau baik baik saja? Apa Mama ku menyiksa mu?" Tanya Faro beruntun, Aleta menggeleng cepat.

Tiba tiba Anita datang disertai Bella

"Mama hanya menyuruh dia melakukan tugas yang semestinya ia kerjakan Faro" ujar Anita angkuh sembari duduk di kursi makan.

"Benar itu Tan,bukan mengerjakan hal yang tidak seharusnya dikerjakan" timpal Bella,Harja hanya menggelengkan kepala melihat dua wanita ini.

"Sudahlah Faro duduk lah,jangan ribut di meja makan" perintah Harja, Faro pun duduk di samping Ayah nya.

Aleta pergi meninggalkan tempat itu,karna ia tidak mau mendengar hinaan dua wanita itu.

"Apa dia sudah makan?" Batin Faro bertanya kepada diri sendiri

"Faro kenapa melamun si?" Tanya Bella, Faro berdecak sebal melihat Bella.

"Oh iya Faro besok paman Arya dan Tante Mira akan datang ke Mansion untuk membahas pertunangan mu dengan Bella" jelas Anita, Faro membanting sendok yang dipegang olehnya

"Mama apa apaan si, Faro tidak mau menikah sampai kapan pun! Kenapa Mama bertindak sendiri si?! " Ujar Faro sebal,mood makannya hilang sekarang

"Faro Mama dan Ayah menginginkan kau menikah nak,tolong pahami perasaan kami" ujar Harja

"Aku mengerti perasaan Ayah dan Mama,tapi Ma Faro belum berniat untuk menikah sama sekali tidak! Apa lagi menikah dengan Bella sama sekali tidak terpikirkan oleh ku maa" jelas Faro, Bella hanya diam menunduk mendengar penolakan Faro.

"Cukup Faro tinggal disini karna ingin dekat dengan Mama dan Ayah, tolong jangan bahas pernikahan dengan wanita mana pun" lanjut nya

"Jika kau tidak ingin menikah kenapa kau melakukan hal yang dilihat oleh Bella di Apartemen mu?" Tanya Anita dengan wajah sebalnya, Harja mengernyit kan dahi tanda ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh istrinya

"Mama terlalu percaya dengan apa yang dibicarakan oleh Bella,sudahlah aku lelah,aku ingin istirahat untuk berkerja besok!" Ujar Faro lalu berlalu pergi meninggalkan orang tuanya dan Bella yang terdiam menatapnya.

Bella sedih melihat Faro yang selalu menolak dirinya

"Maafkan Faro Bella,Tante yakin nanti Faro juga akan mau menikahimu,dia hanya sedikit trauma atas kejadian di masa lalu nya" ujar Anita menenangkan Bella

"Kalau Faro memang ditakdirkan untuk mu pasti ia akan bersama mu nanti nya Bella, paman yakin itu" ujar Harja menyemangati.

"Sudahlah Ma, Ayah naik ke atas dulu ingin istirahat" lanjut Harja, Anita mengangguk.

Harja pergi meninggalkan mereka.

"Tante ini semua gara gara wanita miskin itu" ujar Bella sebal

"Benar Bella, rasanya Tante sangat ingin menghabisi wanita miskin itu"

"Tante kita harus beri dia pelajaran,gara gara dia Faro jadi seperti itu"

"Iya Bella besok dan seterusnya Tante akan memberi dia pelajaran yang tidak pernah di alami seumur hidup nya,kau tenang saja. Berani berani nya dia mengotori pikiran anakku" ujar Anita dengan membara, Bella tersenyum senang karna Anita berada dipihaknya

"Walaupun Faro masih ketus dengan ku,tapi restu dari orang tua Faro adalah nomor satu untuk bisa bersama dengan Faro. Karna yang aku inginkan adalah Faro menjadi milikku" batin Bella.

Sementara itu Aleta sibuk dengan pekerjaan nya menyetrika ia sama sekali tidak tau apa yang terjadi di meja makan tadi.

"Aleta istirahat lah sebentar,makan lah dulu kau belum makan dari siang tadi" ajak Mbok Surti

"Tidak Mbok,nanti Nyonya Anita akan tahu pasti kau akan dimarahi olehnya" ujar Aleta menolak

"Tadi saya sudah lihat Nona Bella sudah kembali kerumahnya dan Nyonya besar sudah masuk ke kamarnya,orang orang sini tidak akan ada yang melaporkan nak, tenanglah" ujar si Mbok menyakinkan.

Aleta juga merasa lapar sekali sekarang,ia menerima makanan itu dengan senang.

Ia menghabiskan semua makanan yang di beri si Mbok tanpa sisa.

"Makasih Mbok, Leta kenyang sekali" ujar Aleta dengan senyum manisnya,si Mbok tersenyum sembari mengelus kepala Aleta lembut.

Tiba tiba

"Aleta.."

Aleta mendongak ke asal suara,ia terkejut melihat Faro yang datang memanggil nya begitu pula Mbok Surti

"Tu..tu..tuan" ujar Aleta,si Mbok mengerti ia meninggalkan Faro dan Aleta diruang tempat menyetrika.

"Kau baik baik saja?" Tanya Faro dengan wajah paniknya, Leta tersenyum kecil melihat ke khawatiran Faro.

"Aku baik baik saja Tuan" jawab Aleta

"Tuan jika Nyonya tau kau disini pasti kau akan dalam kesulitan" lanjut Aleta,Faro menaikan bahu tanda ia tidak peduli.

Faro mendekat ke Aleta lalu memeluk nya dengan erat.

"Kau belum mandi seharian ini?" Tanya Faro tapi masih memeluk Aleta erat

"Mandi? Oh iya Tuan aku belum mandi" jawab Aleta malu.

Faro melepas pelukannya,ia menatap Aleta dengan senyum kecilnya

"Pantas bau"

"Ih Tuan,gitu meluk meluk" sebal Leta, Faro tertawa kecil

"Besok kau sekolahkan? Tidurlah cepat jangan sampai terlambat karna jarak dari Mansion ke sekolah mu juga lumayan jauh"

"Tapi pekerjaan ku belum selesai Tuan"

"Sudahlah biar nanti maid yang lain menyelesaikan,oh iya ini ada uang tambahan saku mu,gunakan dengan baik!" Perintah Faro, sembari memberikan selembaran uang kepada Aleta

"Uang kemarin saja belum habis Tuan"ujar Aleta bingung melihat banyaknya uang yang diberi majikannya ini.

"Simpanlah uang itu jika ada sisanya"

"Baik Tuan terima kasih" ujar Aleta

"Apa kau lupa bagaimana caranya berterimakasih kepada ku?" Tanya Faro,ia mencoba menggoda Aleta sekarang

"Oh iya" ujar Aleta,ia mencium bibir Faro sekilas,tapi Faro tidak puas akan itu.

Faro menarik tengkuk Aleta lalu ******* bibir Aleta dengan ganas,Aleta kewalahan membalasnya.

"Emmmm mmmmm " desah Aleta,ia merangkul kan tangannya ke leher Faro.

Faro melepas ciuman itu kala ia mulai kehabisan oksigen.

"Kau sudah mulai ahli ya" goda Faro, Leta tersenyum malu.

"Sudahlah Tuan kau pergilah takut nanti kau akan kebablasan lalu memperkosa aku disini" ujar Aleta sedikit takut, Faro tertawa

"Pikiran mu itu mesum sekali" ujar Faro,ia menyentil kening Aleta.

Aleta mendengus kesal

"Ya sudah aku akan naik ke kamarku,kau harus kuat menghadapi Mama ku dan lebih sabarlah,kita tidak akan lama disini" ujar Faro menyakinkan Aleta, Aleta mengangguk mengerti.

Faro mengusap rambut Leta lembut,lalu ia berlalu pergi meninggalkan Aleta.

"Aku harus kuat dan sabar lebih luas lagi untuk bertahan disini,tapi kenapa Tuan Faro semakin lama semakin romantis ya? Apa jangan jangan dia.. ah tidak tidak aku tidak boleh berpikir macam macam" batin Aleta.

Tiba tiba si Mbok menghampiri Aleta

"Ciee Ta kamu lagi ada anu ya sama Tuan muda?" Tanya si Mbok

"Enggak ah Mbok" jawab Aleta cepat

"Eh jangan bohong sama Mbok, tenang aja mbok bakal jaga rahasia kok" ujar si Mbok, Aleta tersenyum.

"Aku rasa aku akan kuat disini jika Mbok memang benar benar sayang kepadaku dan selalu mendukungku" batin Aleta,si Mbok mengelus pucuk kepala Aleta dengan lembut.

"Mbok tau betul bagaimana sifat Tuan muda,dia sangat baik dan juga ramah hanya karna masa lalu nya yang buruk membuat dirinya berubah seperti itu. Sudahlah sekarang kamu istirahat ya besok kan sekolah" ujar si Mbok, Leta mengangguk lalu berlalu pergi ke kamarnya.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

papanya faro bego ya? nggak bisa ngedidik istrinya. istrinya menghina orang seenaknya cuma ditegur aja, nggak pernah dihukum. kalau nggak suka istrinya sering menghina orang seenaknya ya dihukum donk. misalnya, uang bulanannya dipotong. dasar suami bego.

2023-06-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!