BAB 5

Leta berjalan tergesa gesa,ia sangat panik ini sudah malam bagaimana kalau tuan nya sudah kembali, pasti ia akan dimarahi habis habisan.

"Aduh aku harus cepat,aku belum memasak.." batinnya.

Leta sampai di Apartemen,ia menempelkan kartu lalu masuk kedalam.

Ia bergegas berjalan menuju dapur,disana ia melihat Faro yang sedang santai makan

"Tuan.."

"Hei kau dari mana saja? Aku tadi sangat lapar untung saja ada Bella yang menyiapkan makanan ini untukku" ujar Faro,Leta terdiam

"Kenapa kau diam? Kau habis dari mana?" Tanyanya lagi

"Aku dari taman" jawabnya berbohong,Leta tidak ingin mengatakan kepada Faro bahwa ia tadi habis ketemu Daniel,karna ia yakin pasti Faro tidak akan senang akan hal itu karna dendam masa lalunya walaupun dia tidak tau hal apa

"Apa kau sudah makan?" Tanya Faro lagi,

"Sudah" jawabnya singkat,Leta merasa sedikit sakit hati, melihat Faro menikmati masakan Bella.

"Tuan aku ke kamar dulu, ingin membersihkan diri"

"Hmm pergilah" kata Faro,

Faro sangat menikmati masakan Bella, Leta memerhatikan itu

"Dia sangat menikmati,bahkan aku tadi sangat mengkhawatirkan dirinya,takut ia kelaparan bahkan akan marah karna aku pulang lambat,tapi sekarang dia tidak peduli lagi akan hal itu" batin Leta sedih.

Leta berjalan gontai kekamarnya,sesampai dikamar ia menjatuhkan dirinya di tempat tidur

"Kenapa aku merasa sakit hati, seharusnya aku senang..setidaknya dia tidak memarahiku,bahkan tidak berkata kasar kepadaku,kenapa aku sangat aneh" gerutu Leta.

Beberapa jam kemudian Faro sudah membersihkan dirinya,ia berjalan turun dari kamarnya menuju ruang santai,ia tidak melihat Leta dimana mana, Faro memutuskan memanggil Leta dikamarnya

"Leta,buatkan aku kopi.."

Leta membuka pintu

"Baik tuan" jawabnya bergegas pergi ke dapur.

Leta berjalan membawa segelas kopi menuju ke ruang santai, disana Faro sedang duduk santai melamun.

"Tuan ini kopinya.."

"Hmmm" jawabnya singkat, Faro melihat kearah Leta yang akan pergi meninggalkan nya

"Apa kau baik baik saja?" Tanya Faro

"Baik tuan" singkatnya, Leta menunduk dihadapan Faro

"Apa tadi Bella mengatakan sesuatu yang menyakiti hatimu?"

"Tidak ada tuan" singkatnya lagi,

"Hmmmm (bangkit dari duduknya menghampiri Leta)"

Leta menunduk takut,

"Aku benar-benar baik baik saja,dan Nona Bella tidak ada mengatakan hal yang menyakiti aku"

"Begitu?" Faro kembali duduk di sofa,ia memerhatikan Leta yang seperti nya lagi menyembunyikan sesuatu darinya.

"Hei ada apa di wajahmu itu?"

" Apa tuan?" Leta meraba raba wajahnya

"Coba sini duduk dekat ku,kalau tidak binatang itu akan masuk ke matamu" kata Faro, sebenarnya itu hanya alibi Faro

Leta dengan polosnya duduk disamping Faro,tapi ketika Leta ingin duduk Faro menarik tangan Leta sehingga leta jatuh kepangkuan nya

"Tuannn...kau menipuku" Leta sebal sudah masuk kejebakan Faro, Faro terdiam,ia menatap Leta lekat lekat.

Leta berusaha bangkit tapi Faro menahannya,dia sudah berusaha tapi tetap tidak bisa, sehingga ia hanya bisa diam mengikuti alur sang tuan.

"Apa kau marah kepadaku hmm?" Tanya Faro lagi,Leta menggeleng cepat

"Jawab dengan suaramu!" perintah nya,tapi Leta diam tetap menggeleng, Faro geram ia langsung menarik wajah Leta menciumnya dengan ganas, ******* bibirnya,Leta terkejut,ia kewalahan dengan ciuman Faro yang sangat menuntut, Leta memukul mukul dada bidang Faro,tapi Faro tidak terusik sedikit pun.

Faro melepas tautannya sebentar membiarkan Leta menghirup oksigen,lalu ia kembali mencium bibir Leta dengan ganas.

Tangan Faro mulai liar,Leta mengigit bibi Faro

"Aww sakit"

"Kalau tidak ku gigit kau akan melakukan hal lebih tuan"

"Hal lebih bagaimana?" Tanya Faro pura pura tidak tau menggoda Leta

"Tuan aku tau, aku hanya maidmu,tapi bukan berarti kau se enaknya begitu menciumku!!!" Ucap Leta marah, Leta segera bangkit dari pangkuan Faro,tapi Faro menarik nya lagi sehingga Leta jatuh lagi ke pangkuan nya

"Kau tidak menjawab pertanyaan ku,aku kan sudah bilang sebelumnya kalau kau tidak menjawab pertanyaan ku dengan benar,aku akan menciummu" kata Faro mengingatkan, Leta baru ingat tapi ia juga tidak menyangka ternyata itu peraturan yang serius,lain kali ia akan mengingat ini.

"Lepasin tuan,aku tidak nyaman seperti ini"

"Coba jawab dan kau jelaskan apa yang kau lakukan hari ini,maka aku akan melepas mu nanti,kalau kau tidak mau aku akan melakukann mu seperti ini sampai besok pagi"

"Hah dasar Om tua,ha aku bisa membuat cerita sembarangan tentang hari ini,ia tidak akan menyadari itu" batin Leta,tapi ia salah Faro tidak semudah itu ditipu.

Leta mulai menjelaskan

Leta terkejut, Faro sedang menciumi tengkuknya,bagaimana ia bisa menjelaskan

"Tuan jangan,itu geli..." Kata Leta menahan sesuatu

"Tetaplah fokus menjelaskan!" Perintahnya, Leta bingung,bagaimana ia bisa bercerita kalau seperti ini,bahkan Faro menciumi seluruh wajahnya,ia sangat geli

"Tadi aku pergi ketaman....aaaa akuuu kee Mansion...tuan ini sangat geli tolong berhenti...."

Faro berhenti,ia menatap tajam Leta yang mengatakan ia pergi ke mansion

"Mansion siapa?" Tanyanya, Leta tersadar ia sudah keceplosan,Leta terdiam tidak berani jujur

"JAWAB!!!!!" Bentaknya, Leta tersentak,ia menunduk ketakutan

"Maksud ku bukan Mansion, tapi ketempat lain" bohongnya,tapi Faro tidak percaya

"Kau pikir aku bodoh,Leta kau pergi ke Mansion siapa? Apa itu Daniel?" Tanya nya dengan nada pelan,Leta mengangguk ragu.

Leta bangkit dari pangkuan Faro,ia ingin pergi meninggalkan pria itu,tapi Faro sudah mencengkram lengannya

"Tuan itu semua tidak sesuai dengan  apa yang kau pikirkan" ucap Leta berusaha menjelaskan, Faro menatap Leta datar,ia tidak bisa mengatakan apa pun,ia merasa kecewa dengan Leta yang rela membohonginya demi Daniel

"Tuan dengarkan aku,kak Daniel hampir menabrakku,jadi sebagai permintaan maafnya ia membawaku ke Mansion nya untuk bertemu dengan orang tuanya,bahkan pertemuan itu sangat singkat tuan,kau harus percaya kepadaku" jelasnya lagi

"STOP!!!! Jangan mengatakan nama Daniel lagi!!!,aku sangat benci dengan nama itu!!!" bentaknya, Faro menghempaskan cengkraman nya berlalu pergi masuk ke kamarnya, Leta berusaha mengejarnya tapi Faro berjalan sangat cepat,ia menutup pintunya dengan kencang membuat Leta kaget.

" Tuan dengarkan aku,kenapa kau marah... kau juga tadi pergi dengan nona Bella,bahkan kau mengabaikan ku" teriaknya didepan pintu kamar Faro

"Begini caramu memperlakukan ku, setelah kau melakukan hal seperti itu kepadaku kau membuang ku,apa kau menganggap ku jal***?!!!" Teriaknya lagi,Faro tidak menjawab tapi Leta mendengar Faro membanting semua barang dikamarnya, Leta sangat ketakutan,Leta bergegas turun dan menelpon Yuda

"Hallo ada apa nona?"

"Tuan,tolong cepat kemari...tuan Faro mengamuk dikamarnyaa" ujar Leta dengan suara gemetar ketakutan.

"Baik,tunggu saya datang nona,nona jangan mendekat ke tuan muda"

Tidak berapa lama Yuda sudah sampai,ia bergegas pergi kekamar Faro.

Leta mengikutinya

"Nona sebaik nya kau masuk ke kamar saja,tuan muda biar saya yang mengurusnya" kata Yuda, Leta mengangguk.

Leta meninggalkan Yuda sendiri disana,ia berjalan lemas

"Anehnya saat ia melakukan hal kotor itu kepadaku,aku sangat sulit untuk menolak bahkan aku menikmatinya,ada apa dengan ku?" Batin Leta sedih.

Sementara itu Yuda, berulang kali mengetuk pintu kamar tuan nya tidak ada jawaban juga.

"Tuan bukalah,ini saya Yuda" teriak nya,Faro membuka pintu, terlihat lah wajahnya yang kesal

"Apa?!!"

"Tuan kau ini kenapa? Bukannya tadi happy happy dengan Nona Bella?" Tanya Yuda penasaran,Faro berjalan masuk kekamarnya,Yuda mengikuti

"Aku mau kau perintah kan para mata mata untuk mengikuti kemana Aleta pergi,apa pun yang dia lakukan harus di bawah pengawasan mata mata kita,tapi ingat ini semua tanpa sepengetahuan Leta" perintah nya, Yuda mengernyit bingung

"Ada apa dengan Nona Leta tuan?"

"Kau tidak usah banyak tanya,jalankan saja perintahku..aku mau mulai besok!" Perintah nya lagi, Yuda mengangguk

"Baik tuan akan saya laksanakan"

"Pergilah" usirnya, Yuda pun berlalu pergi meninggalkan tuan mudanya.

Keesokan pagi, Leta sudah bangun ia sudah selesai memasak,ia berusaha melupakan kejadian itu,dan berusaha agar Faro tidak melakukan hal itu lagi dengannya.

Leta melihat Faro turun dari kamarnya sembari memasang dasi,ia ingat Faro pernah meminta nya untuk memasangkan dasinya.

Faro duduk di meja makan,Leta mengambil piring berniat menyajikan untuk tuannya

"Tidak usah,aku hanya mau makan roti"

"Biasanya kau makan nasi tuan"

"Sekarang aku mau roti selai itu!!" Perintahnya,Leta mengikuti keinginan Faro,ia mengambil roti selai itu dimeja

"Sini biar aku saja,aku tidak level makan dari tanganmu" kata nya dengan nada angkuh

"Oh iya mulai hari ini kau tidak usah memasak,biar Bella yang datang ke Apartemen ini untuk memasak,atau aku akan memanggil Chef bintang lima" lanjutnya

"Kenapa tuan? Apa ada yang salah dengan masakan ku?" Tanya Leta hati-hati,tapi Faro hanya diam menikmati roti selai itu dan menenggak habis susu di gelas itu.

Setelah selesai Faro bangkit ingin berangkat ke kantornya tapi Leta..

"Tuan kau ini kenapa? Kenapa kau menjadi aneh seperti itu, sebelum nya kau tidak pernah mempermasalahkan tentang masakan ku,lalu sekarang kenapa begini?" Tanya Leta, Faro berhenti dari langkah nya

"Aku hanya jijik melihat dirimu!!" ketusnya

"Jijik?bahkan kau menciumiku dengan wajah mu yang menikmati,bagaimana bisa kau jijik kepadaku tuan?" Tanya Leta,tapi Faro hanya menatap matanya lalu pergi meninggalkan Leta.

Faro berjalan menuju parkiran mobil nya,ia memasuki mobilnya disana sudah ada Yuda yang sudah menunggu.

Kata kata Leta terngiang-ngiang di telinganya,Faro memijat mijat kepalanya yang sedikit pusing

"Tuan,bisa kita pergi? Oh iya tuan soal mata mata yang kau minta sudah saya turunkan tuan" ujar Yuda

"Hmm bagus,kau memang bisa ku andalkan"

"Terima kasih tuan,nanti kita ada meeting dengan PT.Inti tuan,dan Siangnya kita ada jadwal makan siang dengan Tuan besar dan Nyonya besar, sepertinya juga ada Nona Bella disana" jelasnya, Faro hanya mengangguk

"Sudahlah ayo kita pergi"

Yuda mengangguk,lalu melajukan mobil itu menuju Perusahaan Dewantara Corps.

Leta menangis dengan perlakuan Faro

"Ibu...ayah ..Leta sangat rindu kalian, Leta tidak kuat menjalani ini semua.." isaknya.

Handphone Leta berdering, ternyata itu Alden

"Alden? Kenapa tiba tiba nelpon?" Tanya Leta pada diri sendiri,Leta mengangkat telpon itu

"Iya Alden?ada apa?"

"Leta,aku ingin minta maaf karna aku hilang kabar beberapa Minggu ini" jelasnya

"Leta apakah kau sibuk? Bagaimana kalau kita bertemu di taman dekat Apartemen mu?" Lanjutnya

"Hmm baiklah Alden,aku akan menunggumu disana"

"Terimakasih Leta, sekarang aku on the way kesana"

Leta mematikan telpon itu,ia bersiap siap untuk menemui Alden.

Leta berjalan menuju taman tanpa ia sadari bahwa ada seseorang yang mengikutinya,itu adalah mata mata Alfaro.

Leta duduk di bangku taman,ia duduk melamun memikirkan Faro.

"Leta!!!" Sapa Alden

"Wah cepat sekali"

"Hehe iya aku ngebut, Leta maaf apa kamu marah sama aku?" Tanya Alden

"Tidak,aku hanya berpikir mungkin kamu ilfil berteman dengan seorang maid"

"Tidak taa, bukan seperti itu..aku menjauhi mu bukan karna itu,aku ingin menghilangkan perasaan ku padamu,tapi ternyata aku tidak berhasil" jelasnya,Leta tersenyum kecil ke Alden

"Taa, bagaimana apakah kau mau jadi pacarku?" Lanjutnya,

"Alden, sebaiknya kita saling mengenal dulu satu sama lain" tolak Leta halus

"Hmm iya kau benar,aku terlalu buru buru,ga papa taa aku akan selalu menunggu jawaban darimu" ujarnya

"Taaa apa kau lagi ada masalah?" Tanya Alden,karna Alden melihat wajah Leta yang sepertinya sedang tidak baik baik saja

"Hmmm aku hanya rindu kedua orang tua ku"

"Rindu? Bagaimana kalau kita ziarah kemakam orang tuamu?" Ajak Alden, Leta menatap Alden dengan mata berbinar

"Iya Alden kau benar, ayo!!" Leta bangkit dari duduk nya, menarik tangan Alden agar segera bangkit juga

"Iya iya letaa... kita akan berangkat sekarang juga" ujarnya,mereka pun tertawa bersama.

Mata mata Alfaro sudah melaporkan hal itu kepada Yuda,ia mengirim foto Leta dan Alden yg sedang duduk berdua ditaman tadi.

Diperusahaan Dewantara Corps,Alfaro sudah selesai meeting di PT.Inti,Ia duduk kelelahan di kursi kerjanya.Faro bersandar di sana, sambil memijat kepalanya,ia memikirkan Leta,dan apa yang ia lakukan tadi malam terhadap gadis kecil itu.Ia tidak tau kenapa ia begitu marah kepada Leta,ia benci saat Leta berbohong demi Daniel.

Kenapa juga Leta harus dekat dengan Daniel,sehingga mengingat kan dirinya atas luka luka lamanya.

Yuda masuk keruangan Faro Sembari membawa beberapa lembar foto

"Tuan...ini bukti foto kegiatan yang dilakukan Nona Leta sekarang"

Menyerah kan lembaran foto itu, Faro melihat foto itu satu persatu, Faro seketika bangkit dari duduknya ketika ia melihat foto Leta bersama dengan Alden di taman

"KURANG AJAR!!!" Katanya dengan suara yang keras,sehingga menggema di seluruh ruangan, Yuda terkejut

"Tuan? Apa ada masalah?"

"Kau lihat.. lihat!!!gadis ini bersama dengan pria ini,selediki siapa pria ini CEPAT!!!!" Perintah nya, Yuda pun bergegas pergi menyelidiki Alden sampai akar akarnya.

Sementara itu Leta dan Alden pergi berziarah,Leta sangat rindu dengan ibunya dan ayahnya.

Leta menahan air matanya agar tidak menangis,karna ia tidak ingin orang tuanya melihat keadaannya seperti ini.

Saat Leta sudah tidak tahan menahan air matanya,dia bergegas menarik tangan Alden untuk pergi dari makam.

"Leta ada apa?kenapa buru buru"tanya Alden heran,tapi Leta hanya diam menggelengkan kepala,tapi air matanya sudah tidak bisa ia bendung,ia pun memeluk Alden menangis dalam pelukan nya.

"Taaa,kau baik baik saja?" Tanya Alden Sembari mengelus kepala Leta di dekapannya,tapi Leta hanya diam menangis sekencang kencangnya.

Setelah Leta puas menangis ia melepas pelukannya

"Maaf Alden,aku sudah lancang memelukmu"

"Ga masalah taa,ayo aku antar pulang..sebaiknya kau harus istirahat" ujar Alden,Leta mengangguk.

Alden mengantar Leta pulang di halaman depan Apartemen.

Sementara itu, Yuda sudah mendapatkan tentang informasi Alden

"Alden Dirgantara,umurnya 19 tahun,anak pertama dari keluarga Dirgantara.." jelasnya dan masih banyak lagi, Faro mendengar kan penjelasan Yuda dengan serius,

"Begitu saja tuan,sepertinya keluarga Dirgantara tidak terlalu menunjuk kan Putra mereka di internet,saya rasa karna Alden adalah pewaris mereka"jelas Yuda, Faro hanya mengangguk mengerti

"Tuan,mata mata itu juga mengatakan kepada saya bahwa tadi Nona Leta dan Alden ini pergi ke makam,dan saya mendapat kann foto ini" kata Yuda lagi menyerahkan sebuah foto, Faro melihat foto itu,ia menggenggam kuat  foto itu ditangannya,sehingga foto itu tidak berbentuk

"Tuan...ini sudah waktunya kita ada jadwal makan siang di Mansion utama" kata Yuda lagi,

"Aku rasa tuan muda mulai menyukai Nona Leta" batin nya.

Di Mansion Utama, Faro memasuki tempat tinggal orang tuanya,ia berjalan dengan gagah nya,para maid dan kepala pelayan menunduk hormat kepadanya.

"Anakku sayang" sapa Anita memeluk anaknya, Faro tersenyum

"Mama Faro sudah Tua, berhenti lah melakukan Faro seperti ini,untung saja tidak ada orang lain melihat ini"

"Aku lihat!!" Sahut Bella, Faro melihat kearah Bella dan tersenyum senang melihat sahabat kecilnya

"Tante Faro ini bagiku hanya anak laki laki kecil yang selalu melindungi ku,dia memang tidak terlihat dewasa"

"Hei Bella,kau berani mengatakann itu ha?"

"Hei sudah sudah kenapa ribut,ayo kita makan..ayah sudah menunggu di sana" ujar Anita sedikit tertawa kecil melihat Faro dan Bella yang selalu ribut ketika bertemu.

Kini mereka makan dalam diam, Faro tidak terlalu  menikmati makannya,ia hanya memikirkan Leta,membayangkan pelukan Leta bersama Alden.

"Faro makan yang banyak sayang" kata Anita, Faro mengangguk

"Bella apakah kau sudah punya pacar?" Tanya Anita ke Bella, Bella menggeleng kepala

"Ha bagus, bagaimana kalau kau dengan Faro menikah saja,kalian sama sama tidak memiliki pasangan,kalian bahkan sahabat dari kecil pasti saling memahami" lanjut Anita, Faro tersedak dengan kata mamanya.

"uhuk..uhuk....uhukkk" batuknya, Yuda memberi minum ke dirinya, Faro meminum kandas.

Bella hanya menunduk menahan malu

"Maa aku sudah bilang aku tidak mau menikah!"

"Faro kau tidak bisa untuk tidak menikah, bagaimana dengan keturunan keluarga kita nanti,hanya kau keturunan keluarga ini" sahut Ayah Faro Harja,ia harus ikut campur untuk ini.

"Ayah, kenapa ayah juga ikut ikutan Sekarang" sebalnya, Harja tidak pedulikan itu

"Tante,tidak mungkin saya dan Faro menikah, kami udah sahabatan dari kecil" ujar Bella, Faro mengangguk menyetujui perkataan Bella.

"Tidak,kalian diamlah.. Bella, Tante dan Pamanmu sudah membicarakan ini dengan orang tuamu tadi malam,dan mereka menyetujui akan itu,kami sepakat untuk tidak membutuhkan persetujuan kalian" jelas Anita, Faro bangkit dari duduknya

"Faro duduk!" Perintah Harja, Faro pun duduk kembali,

"Soal Viola mama sudah tidak akan menyatukannya dengan mu lagi Faro,karna Bella juga sudah menjelaskan bagaimana perselingkuhan nya dengan Daniel,mama sudah masuk ke perangkapnya" jelas Anita lagi, Faro terdiam.

Bella menatap Faro yang seperti nya sangat tidak mau untuk menikah dengannya.

"Aku sudah selesai" kata Faro, meninggalkan mama dan ayahnya dan juga Bella.

Faro berjalan tanpa pamit kepada mama dan ayahnya, Yuda mengikuti nya

"Faro berhenti!!" Perintah Harja,

"Apa kau selalu seperti ini, sejak kapan kau menjadi pengecut seperti itu?" Lanjutnya,Faro terdiam

"Kami memedulikan masa depan mu,tapi lihatlah apa yang kau lakukan,saat mama mu sudah membahas nya kau pergi meninggalkan nya" lanjut nya lagi,

"Ayah, Faro tidak mau menikah titik" tegas Faro lagi

"Faro tidak semua wanita di dunia ini seperti Viola,kau jangan langsung menyamakann seperti itu" jelas Anita,tapi Faro hanya menggeleng tidak menyetui pendapat mamanya

"Lihatlah Bella,dia sahabat kecilmu..sudah pasti kau tau seperti apa dirinya" lanjut Anita,

"Maa..Faro sudah menganggap Bella seperti adik sendiri,bagaimana bisa aku menikahi nya"

"Sudahlah kalau kalian terus ingin mengatakan ini jawaban ku tetap sama,aku tetap tidak ingin menikah dengan wanita mana pun!" Tegasnya, Faro berlalu pergi meninggalkan Mansion.

Bella mengejar Faro,

"Faro..kau tidak boleh seperti itu,mama dan ayahmu sangat kecewa karna kau mengabaikan perhatian mereka" kata Bella, sekarang mereka sedang berada didalam mobil, Bella nekad masuk kedalam mobil Faro.

Yuda keluar membiarkan tuan mudanya dan Bella didalam.

"Kau ini sahabatku,kenapa kau tidak mendukung prinsipku?!!" Tanya Faro ketus

"Aku selalu mendukung mu,tapi coba lihatlah,orang tuamu butuh pewaris keluarga"

"Sudahlah Bella,kalau kau terus ingin membahas ini pergi lah" usirnya

"FARO!!!" Bentak Bella, Faro hanya menatap datar Bella,

"Apa kau tidak memiliki perasaan lain kepadaku? Apa kau hanya menganggap ku sahabatmu? Tidak lebih?" Tanyanya

"Maksudmu apa bel? Kau itu sahabat ku sampai kapan pun tetap akan seperti itu,Bagaimana bisa seorang sahabat saling menyukai" jelas Faro.

"Tapi aku menyukai mu" ujar Bella dengan wajah yang serius

"Hah Bella jangan bercanda"

"Faro aku serius! Aku menyukai mu bahkan mencintaimu"

Faro terkejut,ia tidak menyangka sahabat nya memiliki rasa terhadap nya

"Sejujurnya Faro,aku yang merayu kedua orang tuaku untuk menjodohkan kita"

"APA!!" Faro tercengang melihat Bella berani melakukan hal itu, padahal Bella tau betul bagaimana prinsip dirinya.

"Aku tidak peduli Faro,aku sudah pergi ke Paris selama 3 tahun itu semua karena aku menghindarimu,agar semua rasa ku yang ada untukmu menghilang.. tapi apa aku malah tambah mencintaimu,kau seharusnya mencariku atau bahkan menanyakan kabar,tapi kau tidak sama sekali melakukan itu kepadaku...aku selalu ada untukmu,aku selalu mendengar kan keluh kesahmu, kenapa kau tidak ingin menikah dengan ku Faro!!" Bella menumpahkan seluruh perasaannya kepada Faro.

Kini Faro dan Bella masih berada didalam mobil, Bella masih membicarakan tentang perasaanya.

"Setidaknya hargai lah perasaan ku ini" ujar Bella sembari menggenggam tangan Faro dalam dekapannya, Faro terdiam ia menatap mata sahabatnya lekat lekat berusaha mencari apakah ia selama ini memiliki rasa kepada Bella,tapi rasa itu tetap tidak ada.

Faro melepaskan genggaman Bella

"Hmm begini saja bel, aku akan memberi mu kesempatan" ujar Faro,Faro merasa Bella layak dapat kesempatan darinya,bagaimana pun Faro tidak mau kehilangan sahabat kecilnya.

Bella sangat senang,ia langsung memeluk Faro,mencium bibir Faro sekilas.

"Terima kasih Faro sudah memberiku kesempatan" ujarnya gembira,tangannya masih melingkar di leher Faro, Faro mengangguk sambil tersenyum manis ke Bella.

Malam hari Faro baru sampai ke Apartemen,ia melihat sekeliling seperti tidak ada penghuni.

"Kemana Leta?apa dia belum pulang? Apa dia masih bersama dengan bocah ingusan itu?" Batin Faro geram,tapi tiba tiba Leta muncul dari belakang,ternyata ia habis membuang sampah

"Eh tuan,kau sudah pulang? Mau ku siapkan air hangat?"

"Hmm tidak perlu biar aku sendiri" jawab Faro,Leta mengangguk.

"Kau sudah makan tuan?" Tanya Leta lagi

"Sudah" jawab Faro singkat,Leta merasa hatinya sedikit sakit melihat Faro masih ketus terhadap nya,tapi ia sadar akan posisi nya.

"Baiklah,saya permisi tuan"

Leta pergi ke kamarnya, Faro menatap kepergian Leta.

"Aku tidak bisa menahan emosi ku saat melihat dirinya" batin Faro, Faro bergegas naik ke kamarnya.

Di pagi hari, Faro masih memakai pakaian santai,ia berjalan gontai menuju dapur

"Leta..kau dimana?" Teriaknya dengan suara sedikit serak,tapi tidak ada sautan dari Leta

"Leta!!!" Teriak nya lagi,

"Iya tuan..ada apa?" Sautnya

"Kau itu dari mana? " Tanyanya,Leta ingin menjawab tapi Faro sudah berbicara duluan

"Sudahlah,aku lapar" Faro berjalan menuju dapur, ia duduk dimeja makan,matanya melihat tidak ada apapun dimeja itu

"Kau tidak memasak?" Tanyanya dengan nada menahan amarah

"Tidak tuan,kau yang mengatakan kepadaku,kalau aku tidak perlu memasak..kau tidak level memakan masakan ku"

Faro ingin marah tapi tiba tiba Yuda menghampiri mereka

"Tuan kenapa kau belum siap siap? Kita ada meeting hari ini" tanya Yuda heran

"Oh Yuda aku sedang tidak enak badan, tolong kau wakilkan aku hari ini..."

"Baik tuan,apa saya perlu memanggil Dokter Ridho?" Tanya Yuda

"Tidak perlu..dia hanya membuat repot.Aku hanya perlu istirahat hari ini,nanti kan sembuh sendiri" jelas Faro,Yuda mengangguk lalu pergi.

"Tuan kau sakit? Bagaimana kalau ku buatkan bubur,aku akan steril tuan.." ujar Leta menyakinkan Faro,

"Hmm terserah mu" jawab nya, Faro pergi kembali ke kamarnya, kepalanya sangat pusing.

Leta sangat senang,ia pun bergegas memasak bubur untuk sang majikan.

Leta sudah selesai berkutat di dapur,ia berjalan menuju kamar Faro,ia mengetuk pintu itu

"Masuk"

Leta masuk kedalam,ia melihat Faro yang sedang berbaring di ranjang  nya sembari menonton TV

"Tuan ini buburnya" ujar Leta, meletakan bubur itu dimeja disamping tempat tidur.

Faro bangkit pelan pelan, Leta menumpuk bantal bantal di belakang Faro untuk dirinya bersandar.

"Kau suapin aku dulu.." perintah Faro

"Baik tuan" Leta mengambil bubur itu dimeja,lalu menghembus bubur itu pelan pelan karna Masi panas.

Faro memerhatikan Leta lekat lekat,ia memerhatikan Leta menghembus bubur itu dengan bibirnya,seketika dia ingin ******* bibir itu

"Astaga apa yang aku pikirkan" batin Faro memalingkan pandangannya ke TV

"Ini tuan" kata Leta,menyuapkan sesendok bubur, Faro memakan nya dengan lahap.

Setelah selesai makan, Leta turun untuk mengembalikan mangkuk itu ke dapur.

Tidak berapa lama Leta kembali datang dengan membawa minyak angin

"Tuan kau itu masuk angin,sini biar ku pijat..pasti nanti kau langsung sembuh" ujar Leta

"Pijat? Tidak..Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu" tolak Faro.

"Nanti kau akan merasa enteng tuan,itu kau masuk angin karna tadi malam tidak makan,pasti kau membohongi ku kan?"

Faro terheran melihat kecerewetan Leta

"Lihatlah kau jadi masuk angin,sini biar aku pijat" lanjutnya,Leta duduk di samping Faro, mereka masih ditempat tidur

"Buka bajumu" perintah nya,

"Hei kau mau melakukan apa,kenapa harus buka baju?" Tanya Faro kesal

"Sudahlah tuan, percayakan saja semua padaku" kata Leta menyakinkan Faro, Faro pun tidak ada pilihan selain mengikuti Leta.

Faro membuka bajunya, membuang pakaian nya asal.

Leta mengoles minyak angin di badan Faro,lalu ia memijat nya perlahan lahan, Faro sangat menikmati pijatan Leta.

"Seperti nya kau sudah sangat berpengalaman soal memijat?" Faro penasaran,

"Dari aku kecil aku selalu memijat pria" jawab Leta, seketika Faro terkejut dengan jawaban Leta

"Apa kau bekerja sebagai tukang pijat dulunya? Apa jangan jangan Daniel atau bahkan Alden sudah pernah kau pijat seperti ini?" Tanya Faro lagi, Leta tidak mengerti apa maksud tuannya

"Tidak,aku tidak pernah memijat mereka, mereka juga ga pernah minta buat Leta melakukan itu" jawab Leta polos

"Jadi seandainya mereka minta apakah kau akan melakukan nya?" Tanya Faro,ia sudah sangat geram dengan Leta yang selalu saja memancing emosinya

"Sepertinya..."

"Kau tidak boleh melakukan ini kepada pria lain!!" Potong Faro,kini ia sudah berbalik badan berhadapan dengan Leta.

"Siapa pria yang pernah kau pijat?" Tanya Faro lagi, Leta heran kenapa Faro sangat kepo

" Cuma ayahku tuan,ayahku kan pria...ia selalu meminta ku melakukan ini saat ia kelelahan kerja.." jawab Leta dengan wajah polos, Faro tenang mendengar jawaban Leta.

"Sudah tuan? Apakah sudah lebih enakan?" Tanya Leta, Faro hanya mengangguk.

"Kau kenal Alden tuan?" Tanya Leta, Faro diam tidak menjawab

"Kok tuan bisa tau Alden?..." Batin Leta penasaran.

"Apa sudah selesai mijatnya?" Tanya Faro

"Sudah tuan,aku mau melanjutkan pekerjaan ku dulu"

"Tunggu sebentar.."

Faro menahan tangan Leta untuk tetap duduk di ranjangnya.

"Ada apa tuan,apa kurang pijatannya?" Tanya Leta polos, Faro menggeleng kan kepalanya.

Faro menyuruh Leta untuk duduk dihadapannya, Leta pun menuruti nya.

Faro memerhatikan Leta yang sedang duduk didepan dirinya.

"Kenapa dia sangat imut.. polos dan juga membuatku candu" batin Faro, Faro memerhatikan Leta.

"Tuan ada apa?" Tanya Leta penasaran

"Sini lah lebih dekat lagi" perintah nya, Leta dengan polosnya menuruti Faro,ia duduk lebih dekat lagi, sehingga kini ia sangat dekat dengan Faro.

Faro tersenyum kecil melihat Leta yang sangat polos,ia sangat geram melihatnya.

Faro menarik lengan Leta, lalu membekapnya dalam pelukannya.

"Tuan.. kenapa kau memelukku?" Tanya Leta,Faro melepas pelukannya lalu memegang wajah Leta untuk dekat dengan wajahnya,dan ia terpaksa harus sedikit menunduk.

Faro mendekatkan bibirnya,Leta memejamkan matanya.

Bibir Faro sudah mendarat di bibir Leta, Faro ******* nya dengan ganas,Leta sudah mahir membalasnya walaupun dia agak kesusahan membalas ******* Faro yang ganas.

"Emmmmmm" Leta menahan desahannya,ia tidak mau suara itu keluar, Leta tidak menyadari bahkan sekarang ia sudah berbaring dibawah tubuh Faro yang besar, Faro melepas tautan itu

"Kenapa kau menahannya,keluarkan!..aku sangat suka dengan ******* mu!!" Perintah nya,Leta menggeleng.

Faro sebal,ia menautkan bibirnya lagi,ciumannya turun hingga keleher Leta

"Aaaahhhhh tuan, berhenti..." desah leta,Faro tetap menciumi leher nya, menautkan bibirnya lagi, Leta kewalahan

Mereka asik berciuman melupakan segalanya,bahkan Faro sendiri melupakan kemarahannya terhadap Leta.

Tiba tiba handphone Faro berdering,tapi Faro tidak peduli akan itu.ia hanya asik mencium pipi Leta.

"Tuan.. handphone mu berdering" ujar Leta, Faro berhenti ia bangkit  mengatur nafas untuk menurunkan nafsunya

"Tuan.. apa kau sesak nafas?" Tanya Leta polos, Leta bangkit duduk

"Tidak, ambilkan handphone ku" perintah nya,Leta pun mengambilnya,ia melirik sekilas siapa yang menelpon ternyata itu Bella.

"Ini tuan" ujar Leta, Faro menerima handphone nya,tapi ia malah mematikan panggilan itu

"Mengganggu saja" ucap Faro pelan,tapi Leta tidak mendengar itu.

Faro melihat Leta yang sedang memperhatikannya, Faro sedikit tertawa melihat Leta menatapnya seperti itu

" Ada apa?kenapa kau melihatku seperti itu ha?" Tanya Faro,ia sangat geram melihat Leta yang polos

"Kau selalu menciumku,aku bahkan tidak bisa menolaknya" jawab Leta,

"Jadi, Apa kau menikmati itu?" Tanya Faro lagi,tapi Leta menggeleng

"Tidak? Apa maksud mu?!!" tanya Faro sebal

"Aku kurang tau rasanya karna kau sangat cepat,aku kewalahan membalasnya" jawab Leta gamblang, Faro tersenyum kecil

"Bagaimana kalau kita melakukan nya lagi dengan pelan pelan?"

Leta bingung dengan perkataan Faro,Faro sangat geram melihat itu ia menarik Leta untuk duduk di pangkuannya.

Faro mendekatkan wajahnya ke Leta,lalu ******* bibir Leta dengan perlahan lahan.

"Emmmmmm aaahhh" desah Leta, Faro melepas tautannya,ia sangat suka dengan ******* lembut Leta,

Leta sudah sangat berantakan bahkan kancing piamanya sudah lepas 2, Leta kaget

"Tuan sejak kapan kau membuka ini?" Tanyanya bingung,

"Saat kau sedang menikmati,kalau dari yang aku lihat kau lebih suka aku yang ganas dari pada aku yang lembut" jawab Faro,membuat Leta menunduk malu.

"Tuan boleh aku bicara?"

"Ya bicara saja"

Faro merapikan rambut Leta yang berantakan,dan mengelap bibir Leta dengan tangannya,Leta seperti anak kecil sekarang dipangkuan Faro.

"Hmmm kau jangan marah marah seperti kemarin ya tuan,aku sangat takut mendengar kemarahan mu" ujar Leta takut takut, Faro tersenyum kecil

"Kalau begitu mau mu,kau jangan memancing emosiku"

"Aku tidak pernah melakukan itu"

"Hmmm,kapan kau mulai masuk sekolah?" Tanya Faro

"Minggu depan tuan"

"Segala persiapan mu untuk sekolah nanti biar aku urus,uang buku atau bahkan uang apa pun nanti biar aku yang mengurus nya" jelas Faro,Leta terkejut

"Serius tuan?" Tanyanya dengan wajah bahagia

"Iya,tapi semua tidak gratis"

"Ha?!maksudmu bagaimana? Kok ga gratis?" Tanya Leta dengan wajah polosnya,

"Harus ada bayarannya nanti" jelas Faro lagi, Leta hanya menatap Faro sebal,ia tau maksud tuannya.

Pasti gajinya akan di potong lagi,padahal bukan itu bayaran yang dimaksud Faro.

Tiba tiba handphone Faro berdering lagi, Leta melirik sebentar ternyata itu masih Bella yang menelpon.

Faro mengambil handphone nya dinakas dan mengangkat nya, Leta ingin bangkit dari pangkuan Faro, tapi Faro tidak mengizinkan nya,ia malah dengan santainya bermain rambut Leta.

"Ya ada apa bel?" Tanyanya

Leta tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Bella

"Aku tidak dikantor,hmm baiklah..siang nantikan? Oke baiklah" Faro mematikan panggilan itu,ia menatap Leta yang menampilkan wajah kesalnya

"Sudahlah tuan..kau selalu seperti itu saat baru menciumku,kau akan bertemu dengan wanita lain.. pasti kau menciumnya juga seperti ini" kata Leta sebal, Faro tertawa

"Dari mana kau tau kalau aku juga mencium mereka? Aku tidak sembarang mencium wanita" jelas Faro,tapi Leta tidak mempercayai itu,padahal apa yang dikatakan dirinya itu benar.

Bahkan Faro tidak tahu kenapa Leta sangat candu untuk nya, sehingga ia tidak berselera dengan wanita lain.

"Bella akan datang, apa yang ingin dia lakukan di Apartemen ini biarkan saja ingat!" Perintah Faro,Leta mengangguk.

Leta salah paham akan itu, menurut nya ia tidak boleh ikut campur karna dia menghargai perasaan Bella,ingin Bella melakukan semua hal untuknya,padahal sebenarnya Faro tidak mau Leta di caci oleh Bella,karna Bella sangat anti dengan orang bawahannya.

"Bangkitlah,aku mau mandi" perintah Faro, Leta mengangguk,ia bangkit dari pangkuan Faro.

Faro berjalan menuju balkon, Leta mengikuti nya.

"Waw sangat indah tuan" puji Leta, Faro mengangguk setuju

"Kau sangat suka?"

"Suka,waktu aku pertama kali membersihkan kamarmu aku sangat ingin kesini,tapi aku takut"

"Sekarang kau tidak perlu takut, seringlah kemari"

"Tidak mau nanti yang ada kau sering menciumku" jawab Leta asal

"Hahaha kau tau..dimana pun kau berada kalau aku ingin menciummu maka aku akan menciummu disaat itu juga,aku tidak peduli dimana pun itu" ujar Faro menggoda Leta,

"Ih tuan kau sangat mesum,sudahlah aku mau pergi" sebalnya,Leta berlalu pergi meninggalkan Faro di balkon, Faro tertawa kecil melihat Leta seperti anak anak ketika marah.

"Hei tunggu,kemana pusing ku hilang? Ternyata benar,pijatan itu sangat enak,lain kali aku akan minta di pijat lagi" batin Faro.

Di tengah hari, Bella sudah sampai di Apartemen Faro.

Ia memasuki Apartemen itu dengan angkuh, Leta yang membukakan pintu itu untuknya pun tidak lepas memerhatikan Bella yang sangat cantik menurutnya.

"Faro...dimana kamu?" Teriaknya

"Iya ada apa bel?" Faro berjalan santai menghampiri Bella,seketika Bella langsung memeluk Faro, Leta terkejut melihat nya

"Apa kau baik baik saja,kata Yuda kau sakit?" Tanyanya

"Iya tadi pagi,tapi sekarang sudah baikan" jawab Faro,Leta memerhatikan Faro berbicara dengan Bella,

"Hei apa yang kau lihat?!! Sana pergi.." usir Bella

"Bella kau tidak boleh kasar seperti itu" ujar Faro

"Ya lihat maidmu itu, selalu menguping...hei sana pergi!!" Usirnya lagi, Leta mengangguk lalu berlalu pergi.

Bella mengajak Faro kedapur,ia ingin Faro melihat dirinya memasak.

Bella berkutat dengan berbagai macam bahan masakan.

Mereka makan bersama menikmati masakan Bella,tapi Faro ia hanya memerhatikan Leta dipojokan sana yang sedang asik bermain handphone sambil senyum senyum sendiri, Faro penasaran apa yang dilakukan Leta.

"Bella, tolong pergilah ke Minimarket, belikan aku buah apel,kebetulan buah apel di kulkas ku habis" ujar Faro, itu alasan nya saja,agar ia bisa melihat dengan siapa Leta senyum seperti orang gila di pojokan sana.

"Kenapa tidak maid kecilmu saja yang kau suruh" tanya Bella,

"Dia tidak becus dalam memilih buah tidak steril,aku mohon bel.." rayu Faro, Bella pun setuju,ia bergegas pergi ke Mini Market.

Faro berjalan menghampiri Leta,Leta tidak menyadari itu..

"Haha dia sangat lucu,hmmm seandainya saja Daniel itu lebih sedikit peka,pasti cerita nya lebih seru" Ujar Leta sambil bermain handphone, Faro geram mendengar Leta menyebut nama Daniel, ternyata dari tadi Leta sedang berkirim pesan dengan Daniel.

Faro merampas handphone Leta,lalu membantingnya di lantai.

BRAAAAAKKKK....

Leta terkejut

"Tuan apa yang kau lakukan?!! Itu handphone ku" ujar Leta,ia mengutip serpihan handphone nya yang hancur, tapi Faro malah menarik Leta bangkit lalu memojokkan Leta dipojokan dapur itu, Faro menahan emosinya yang memuncak.

"Kau sedang berkirim pesan dengan Daniel?" Tanya Faro berusaha menahan emosinya

"Berkirim pesan? Tidak ada tuan" jawab Leta polos,

"KAU JANGAN MEMBOHONGI KU!!!" Bentaknya, Leta tersentak

"Aku tidak bohong tuan,aku tidak berkirim pesan dengan kak Daniel,tapi aku sedang menonton drama di handphone tadi,ketepatan nama pemerannya sama" Leta menjelaskan dengan jujur, Faro menatap mata Leta lekat lekat mencari kebohongan disana,tapi ia sama sekali tidak melihat itu.

Faro melepas tangan Leta dari cengkeraman nya, Leta menatap Faro bingung

"Tuan kenapa kau sangat sensi mendengar nama Daniel?" Tanya Leta, Faro diam menatap Leta.

"Hmm Leta soal handphone mu tadi,malam ini Yuda akan membawa gantinya" jelas Faro, lalu berlalu pergi meninggalkan Leta di pojokan dapur, Leta menatap kepergian majikannya dengan heran.

Tidak berapa lama Bella sudah kembali dari Mini Market,ia melihat Faro sedang duduk santai di ruang tamu sambil memijat mijat kepalanya.

"Faro ada apa?" Tanyanya,

"Oh Bella kau sudah kembali,tidak ada apa apa aku hanya sedikit pusing" jawab Faro,

"Benarkah?"

Bella menghampiri Faro di sofa,ia duduk disamping nya.

"Faro,kemarilah lebih dekat denganku"

Bella menarik lengan Faro untuk dekat dengannya, Faro hanya diam bingung.

Karna Faro hanya diam, Bella yang mendekatkan dirinya.

"Berbaringlah di pangkuanku"

"Bella,apa maksudmu?"

"Faro apa yang kau pikirkan,hanya berbaring dipangkuan ku tidak macam macam" jelas Bella, Faro mengikuti Bella,ia merebahkan dirinya dengan kepala yang bertumpu di pangkuan Bella.

Bella memijat kepala Faro dengan lembut

"Kau sangat tampan" pujinya, Faro tersenyum

"Sahabatmu ini emang tampan"

Bella tertawa,begitu pula Faro.

Aleta melihat itu dari kejauhan,ntah kenapa Leta merasa  sakit hati, melihat tuannya dimanjakan oleh Bella.

Leta terpaksa harus melewati mereka untuk masuk kekamarnya,

"Pura pura tidak terlihat,dan semoga aku tidak terlihat" batin Leta.

Leta terus berjalan hingga..

"Hei kau mau kemana?" Tanya Bella,Faro seketika bangkit dari pangkuan Bella.

"Faro sudahlah tiduran lagi,aku akan memijat kepalamu" pintanya, Faro menggeleng tidak mau.

Bella menghela nafas kasar,

"Hei kau mau santai santai ya dikamarmu, emang pekerjaan mu uda beres?" Tanya Bella, Faro memerhatikan Leta yang sedang menunduk

"Faro lihatlah,dia itu ga becus bekerja,pecat saja!" Ujar Bella,

"Bella,selama ini dia bekerja di Apartemen ku selalu benar,tidak pernah membuat masalah.

Yang bermasalah itu kau,yang selalu mencari kesalahan orang lain" 

"Faro!! Kenapa kamu bela dia si? Kamu itu dibutakan sama dia tau ga?! "

"Dibutakan apa nya si, Bella kalau kau terus begini pergilah!!" Ucap Faro,ia bangkit dari duduknya berlalu pergi ke kamarnya.

"Faro! Kau ini kenapa sii!! Faro!!" Teriak Bella,tapi Faro tidak memedulikan itu, Faro terus berjalan menuju kamarnya.

Bella menghampiri Leta yang sedang menunduk takut

"Kau puas sudah membuat Faro mengusir ku haaa!! Lihat saja ketika aku menjadi istrinya nanti,kau yang akan ku usir" katanya angkuh.

Bella pergi meninggalkan Apartemen Faro, Leta bernafas lega

"Astaga..cantik cantik tapi angkuh huhh..

Tapi tuan Faro tadi membelaku,dia ternyata memiliki sedikit hati yang baik" ujar Leta tersenyum senyum sendiri mengingat cara Faro membelanya dihadapan Bella.

Malam hari pukul 21:00, Aleta memasuki kamar tuannya untuk meletakkan pakaian yang baru ia setrika tadi.

Ia masuk menuju ruang ganti, menggantung pakaian pakaian itu satu persatu.

Faro yang baru selesai mandi memasuki ruang gantinya,ia terkejut melihat Leta berada didalam, begitu pula Leta.

"Tuan maaf,aku akan keluar" ujar Leta gugup,

"Kenapa juga buru buru?" Tanya Faro menarik lengan Leta yang ingin pergi.

Leta tau hal ini pasti ujung ujungnya ia akan di cium lagi oleh Faro.

"Tuan,pasti kau ingin melakukan itu lagi denganku?"

"Melakukan apa? Emang tadi kita melakukan apa?" Tanya Faro balik,ia pura pura lupa sekarang

"Tadi pagi kau...." Leta bingung harus berkata apa,

"Apa Aleta?" Tanya Faro,ia memojokkan Leta di lemari besar itu,sehingga Leta bersandar disana.

Leta melihat mata Faro yang sangat jernih, Faro membelai wajah Leta lembut.

"Bibirmu selalu candu untukku" ujar Faro membelai bibir Leta, pipi Leta bersemu merah

"Lihatlah ada apa dengan pipimu?" Tanya Faro menggoda Leta, Leta tersenyum kecil

"Tuan, terima kasih atas tadi kau sudah membelaku dihadapan Nona Bella"

"Hmm kau harus berterima kasih dengan benar"

"Emang mengucapkan terimakasih itu tidak benar?" Tanya Leta polos,

"Tidak, sekarang itu tidak benar" jawab Faro.

"Jadi harus apa?" Tanya Leta dengan wajah bingung

"setiap kau ingin berterima kasih kepadaku,maka kau harus mencium ku pada saat itu" ujar Faro, Leta mengangguk mengerti,padahal ia juga radak sedikit bingung,apa benar ada teori seperti itu.

Leta menjinjitkan kakinya agar sampai ke pipi Faro,ia mencium Faro sekilas

"Waw itu cepat sekali,ciumlah disini" ujar Faro menunjuk bibirnya, Leta pun langsung mencium bibir Faro sekilas,tapi Faro menarik wajah Leta,ia menghisap dan ******* bibir Leta ganas dan cepat.

Leta kewalahan membalasnya

"Emmmmmmmm"desah Leta,Faro melepas tautan nya, menatap Leta dengan nafas memburu lalu mencium Leta kembali.

Leta mendorong Faro untuk melepas ciuman nya, Faro menatap Leta bingung

"Tuan aku sesak nafas,bahkan tadi aku belum sempat menarik nafas kau sudah langsung mencium ku"

"Haha kau itu tidak pandai pandai.." ejek Faro.

Tok...tok...tok...

"Tuan kau di dalam?"

Suara orang dari luar pintu ruang ganti pasti itu Yuda.

"Tuan itu pasti tuan Yuda,bagaimana ini?" Tanya Leta bingung

"Tenang saja,kau keluar lah dulu.Aku mau pakai baju" perintah Faro, Leta mengangguk lalu berlalu pergi keluar.

Leta membuka pintu dan terlihat lah wajah Yuda yang terkejut

"Eh Nona Leta? Kok bisa ada didalam?" Tanya Yuda bingung, Leta hanya menunduk ia sangat malu.

"Tadi aku menaruh pakaian tuan di lemari" jawab Leta

"ooo..dimana tuan muda??" Tanya Yuda lagi

"Kenapa kau itu cerewet sekali?!!"

Faro keluar dari ruangan ganti, Sembari memakai kaos santainya.

Yuda tambah terkejut,pikiran nya tidak bisa jernih sekarang.

"Mana barang yang aku minta?" 

"Ini tuan" jawab Yuda menyerahkan barang yang ada ditangannya, Leta hanya menatap dua pria besar dihadapannya ini.

"Apakah sudah kau lakukan apa yang ku minta tadi?"

"Sudah tuan,kau tidak perlu khawatir" Yuda berbisik ke Faro

"Aku sudah menaruh GPS di handphone itu,dan nomor didalamnya sudah aku sadap" bisiknya, Faro mengangguk tersenyum kepada Yuda

"Kau yang paling bisa kuandalkan" pujinya, Yuda tersenyum bangga.

"Leta ini untukmu" kata Faro menyerahkan barang itu ke Leta, Leta bingung

"Apa ini tuan? Waw ini handphone" ujarnya girang

"Bahkan ini model terbaru,wah bagus sekali" Leta sangat senang,ia ingin berterimakasih dengan tuannya, Leta langsung mendekati Faro lalu mencium sekilas bibir Faro,membuat sang empu dan Yuda terkejut.

"Nonaa?" Tanya Yuda heran, Faro tersenyum kecil melihat Leta yang ternyata sangat polos

"Kenapa kau mencium ku?" Tanya Faro

"Kau bilang ketika aku ingin berterimakasih kepadamu,aku harus mencium mu,dan itu di bibirmu" jelas Leta dengan wajah polosnya.

"Ha? Benar itu tuan?" Tanya Yuda lagi bingung, seperti nya ia sudah ketinggalan berita tentang kedekatan tuan mudanya dengan maidnya.

"Sudahlah kau jangan banyak tanya! Sekarang pergi lah,datang lagi besok pagi jemput aku!!" Perintah Faro, Yuda mengangguk lalu berlalu pergi pulang.

Faro menatap Leta yang sedang memainkan handphone pemberiannya,ia sangat geram melihat Leta.

"Kau benar benar sangat pandai" puji Faro, Leta mengangguk

"Tapi ingatlah! Itu hanya berlaku kepadaku,ketika ingin berterimakasih ke orang kau jangan mencium mereka ingat!!"

"Hmmm baiklah tuan" ujar Leta setuju, Faro tersenyum manis ke Leta.

"Kalau aku melihatmu melakukan ini ke lelaki lain maka aku akan mematah matahkann tulangmu!!" Ujarnya menakuti Leta, Leta mengangguk mengerti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!