Aleta mengerjakan perintah Anita dengan tekun,ia memulai dari menyapu,mengepel seluruh ruangan.
Hingga kini Aleta berada tepat di depan kamar seseorang, Aleta menelan ludah kasar
"Aku sudah membersihkan seluruh kamar dirumah ini dan aku belum nemu kamar Tuan Faro,pasti ini" batin Leta,
"Apa yang kau tunggu? Cepat bersihkan kamar itu!" Perintah Anita secara tiba tiba, Aleta tersentak kaget
"Ba..ba..baik Nyonya" jawab Leta
"Atau jangan jangan kau sengaja ya menunggu Putra ku pulang dari kantor baru kau membersihkan kamar nya agar kau bisa menggoda putra ku ya kan?"
"Tidak nyonya tidak seperti itu.."
"Cihh.. kau pikir aku akan percaya, cepat bersihkan sana!" Ujar Anita,ia mendorong Aleta sehingga Leta terjatuh ke lantai.
Anita menyeringai melihat Aleta seperti kesakitan,ia berlalu pergi meninggalkan Leta yang masih terduduk di lantai
"Ya Tuhan,aku benar benar tidak sanggup lagi.." lirih Leta pelan, air mata nya berlinang deras
"Tidak tidak aku harus kuat,aku tidak boleh lemah seperti ini.."lirih nya, Aleta bangkit mengusap air matanya lalu berlalu masuk ke kamar Faro.
Leta berdecak kagum melihat kamar pribadi milik Faro,kamar itu berbeda dengan yang di Apartemen. Banyak foto masa kecil Faro yang terpajang di dinding, berbagai penghargaan dan berbagai foto masa sekolah nya.
"Waw Tuan ternyata dulu nya anak yang pintar,dia begitu pas dengan profesi nya sebagai seorang CEO" ujar Leta,seketika ia tersadar akan tugasnya ia bergegas menyelesaikan pekerjaan nya sebelum Nyonya Anita datang memaki nya lagi.
Anita menghampiri suaminya yang sedang membaca Koran dihalaman samping
"Ayah.." sapanya,
"Eh Mama,mama dari mana aja si? Dari tadi ayah cari ga ada terus ngilang mulu heran deh" ujar Harja sebal, Anita tersenyum manis mendengar ucapan sang suami
"Mama habis liat pekerjaan para maid disini Ayah,jangan sampai mereka malah santai santai sampai lupa tanggung jawabnya"
"Sudah jangan pikirkan mereka,mari duduk sini" Harja menarik tangan istrinya agar duduk tepat disampingnya.
Tiba tiba Aleta melewati mereka,ia sedang menyiram bunga bunga dihalaman samping.
Anita berdecak sebal melihat Aleta,ia begitu membenci gadis kecil itu
"Maaf Tuan,saya akan cepat menyiram bunga disini lalu saya akan pergi" ujar Leta permisi,Harja tersenyum manis
"Iya tidak papa, kerjakan lah pekerjaan mu" ujar Harja dengan senyum nya, Aleta merasa hangat dengan Tuan besar nya itu ia begitu berbeda dengan istrinya.
Aleta bergegas menyiram seluruh bunga yang ada disana
"Kalau ada rumput nya dicabut juga yaa gadis miskin!" Teriak Anita memerintah,
"Mama itukan tugas tukang kebun bukan tugas dia" ucap Harja,tapi Anita menaikkan bahu tanda ia tidak peduli, Harja hanya menghela nafas melihat kelakuan istrinya.
Aleta mengangguk mengerti,ia duduk ber alaskan sendalnya sembari mencabuti rumbut yang ada.
Air matanya berlinang deras, ia berusaha mengusap air mata itu tapi tetap berlinang terus
"Letaa kenapa si kamu nangis? Kamu harus kuat jangan cengeng kaya gini.." lirih Leta didalam hati.
Harja memerhatikan Aleta dari kejauhan,tapi ia juga tidak bisa membela karna tidak mau berkelahi dengan istrinya hanya membuat dirinya tambah sakit kepala,ia berusaha fokus membaca koran.
Sudah menuju malam tapi Aleta belum selesai juga menyiram bunga dan mencabut rumput,ia masih di halaman depan dengan keadaan yang kacau dan perut nya yang sangat lapar
"Aku lapar sekali... begitu banyak bunga yang sudah ku siram tapi sepertinya tidak selesai selesai.." lirih Leta pelan,ia mendudukkan dirinya di bangku yang ada dihalaman belakang ia menghela nafas mengingat nasib dirinya.
Dari kejauhan Aleta melihat mobil Faro memasuki halaman, Leta memperhatikan Faro yang turun dari mobilnya dengan gagah dan juga terlihat angkuh
"Tuan Faro memiliki kehidupan yang sangat sempurna, sedang kan aku hanyalah debu yang ingin bersama dengan benda mahal..." Batin Leta.
Leta melihat Anita yang memeluk putranya begitu sayang
"Ah sudahlah kenapa aku malah santai santai,lebih baik cepat aku selesaikan biar aku bisa makan dan bisa santai santai.." ujar Leta dengan semangat yang membara.
Sementara itu Anita mengajak anak nya untuk duduk di ruang santai,disana ada Harja Yang sedang menonton TV
"Tuan saya pamit pulang.." ujar Yuda, Faro mengangguk mengiyakan,Yuda pun berlalu pergi.
"Mbok Surti buatkan kopi untuk anak ku!" Perintahnya
"Tidak usah maaa,Faro mau mandi dulu baru nanti makan malam" ujar Faro,Anita mengangguk mengerti.
Si Mbok pun kembali ke dapur.
"Ayah kapan akan berangkat ke Kantor cabang?" Tanya Faro ke Harja
"Besok pagi nak.." jawab Harja sembari menoleh ke arah Faro
"Ayah akan ninggalin Mama lagi.." ujar Anita dengan wajah sedih
"Ga lama kok maa,cuma 3 hari.." jelas Harja, Faro tersenyum geli melihat orang tuanya yang kadang bermesraan tidak tau situasi dan tempatnya.
"Nanti kalau Mama kangen bagaimana? Terus siapa yang mama ajak kalau mama pengen.." ujar Anita gamblang, Faro melotot mendengarnya begitu pula Harja
"Mama itu mesum sekali,bahas begitu ada anak anak"
"Siapa yang anak anak ayah? Faro? Dia itu sudah tua masa iya belum tau tentang begitu.." ucap Anita tidak peduli, Faro menggeleng kan kepala melihat mama nya yang terkadang bar bar
"Ah kalian ini sama saja,Faro ke kamar dulu mau mandi" ujar Faro ia sudah tak tahan dekat sang mama karna pastinya sebentar lagi Anita akan membahas soal pernikahan nya.
"Ma masuk kamar yuk, sebelum libur tiga hari" ajak Harja, Anita tersenyum malu lalu berlalu pergi ke kamarnya bersama sang suami, Faro tercengang tak percaya melihat kelakuan Mama dan ayahnya.
"Lebih baik aku mandi dulu" ujar Faro,ia memerhatikan sekeliling rumahnya tapi sepertinya ia tidak melihat Aleta
"Kemana gadis itu? Apa jangan jangan dia belum pulang sekolah dan masih keluyuran.."batin Faro,tapi tiba tiba ia melihat Aleta yang masuk ke dalam dari pintu samping
"HEI!" Teriak Faro, Aleta tersentak kaget ia berbalik arah.
"Aduh kenapa aku bertemu dengan dia si?" Batin Leta,Leta menundukan badannya saat Faro mendekat kepadanya
"Ada apa Tuan?" Tanyanya,
"Kenapa kau berantakan sekali? Apa yang habis kau kerjakan?" Tanya Faro beruntun
"Aku habis mengerjakan pekerjaan ku seperti biasa tuan.."
"Hmm cepat bersihkan dirimu,lalu bawa makanan dan susu ke kamarku" perintah Faro
"Tidak bisa Tuan aku tidak bisa melakukan itu,nanti Nyonya akan marah kepadaku"
"Tidak akan marah, Mama ku sedang asik dia tidak akan memerhatikan mu.. cepatlah kerjakan apa yang ku perintahkan" ujar Faro sedikit ada penekanan, Leta mengangguk mengerti.
Leta berlalu pergi ke belakang, Faro menghela nafas berat melihat kepergian Aleta.
Dan kini Leta berada tepat di depan pintu kamar Faro sambil membawa nampan yang berisi segelas susu dan makanan yang dimasak oleh Mbok Surti.
"Apa aku harus masuk? Kalau aku tidak masuk Tuan Faro akan marah kepadaku,tapi kalau aku masuk Mama nya yang akan marah.. kenapa hidupku di jajah sama dua makhluk ini.." lirih Leta, Leta akhirnya memutuskan untuk masuk.
Ketika Leta masuk ia melihat Faro yang sedang duduk di sofa kamarnya sembari menonton TV
"Tuan ini yang kau minta" ujar Aleta, Faro mengangguk,ia bangkit dari duduknya menutup pintu kamarnya dan menguncinya
"Sinilah duduk dengan ku,kau pasti tidak ada berhenti bekerja seharian ini kan?" Tanya Faro,
"Aku tidak terlalu melakukan kegiatan sehari ini Tuan,hanya santai santai" jawab Aleta,ia tidak ingin menceritakan ini kepada Faro,Leta tidak mau Faro dan Mama nya ribut hanya karna dirinya.
Faro menggenggam tangan Aleta membawa nya untuk duduk disampingnya
"Kau sudah makan?" Tanya Faro, Aleta mengangguk pertanda ia sudah makan padahal belum sama sekali,ia hanya makan nasi uduk pagi tadi
Faro meletakan nampan yang dibawa Leta di meja,ia memerhatikan Aleta yang sedang menunduk
"Apa di sekolah tadi menyenangkan?" Tanya Faro lagi
"Sangat menyenangkan Tuan.." jawab Aleta ia tersenyum hangat kepada Faro
"Kau tau sahabatku heboh karna handphone yang kau berikan itu,karna seorang maid kenapa bisa punya handphone semahal itu.." ujar Leta dengan semangat, Faro tersenyum melihat Aleta kembali ceria
"Kenapa tidak kau bilang saja kepada sahabat mu itu kalau aku yang memberikan nya untukmu"
"Tidak dong Tuan,nanti mereka berpikir macam macam.."
"Sinilah dekat lagi dengan ku.." perintah Faro, Aleta mengangguk mengerti.
Aleta asik bercerita tentang sekolah nya tadi dengan Faro, Faro mendengarkan nya sembari memakan makananya.
Faro melihat Leta yang begitu bersemangat bercerita,ia memerhatikan bibir Aleta yang cerewet itu.
Faro meletakan makannya, ia menarik tengkuk Aleta lalu ******* bibirnya dengan lembut, Aleta tersentak kaget tapi ia juga menikmati cumbuan tuannya.
"Emmmm" Aleta menahan desahannya, Faro menarik Leta untuk duduk di pangkuannya.
Faro melepas tautan bibir nya,ia melihat Aleta yang menetralkan nafas nya di pangkuannya sama dengan dirinya
"Sudah pandai yaa?" Goda Faro, Aleta tersenyum malu. Faro membelai pipi Aleta dengan lembut, Aleta tersipu malu
"Aku ingin lebih" ujar Faro, Aleta menggeleng tidak mau
"Apa kau tau artinya itu hmm?" Tanya Faro
"Tidak si Tuan,tapi pasti itu tidak benar aku tidak mau" jawab Aleta asal, Faro tersenyum kecil melihat Aleta yang selalu gamblang saat bicara
"Tuan habiskan lah makanan mu, biar aku kembali ke bawah" ujar Leta, Faro menggeleng tidak mau.
Faro mendekap Aleta yang masih berada di pangkuannya,ia memeluk Aleta erat.
Aleta bergerak terus menerus hingga sesuatu berdiri, Aleta terdiam begitu pula Faro
"Tu..tuan apa itu?" Tanya Leta, Faro menyuruh Aleta untuk bangkit
"Tidak ada apa apa" ujarnya,ia menutupi pahanya dengan bantal yang ada di sofa, Aleta sangat gugup sekarang
"Yasudah Tuan aku turun dulu yaa" pamit Leta, Faro mengangguk.
Aleta pun berlalu pergi dari kamar Faro,ia menutup pintu itu pelan.
Faro melempar bantal itu asal,ia menetral kan nafas nya untuk menurunkan nafsunya tapi ia sudah tidak bisa melakukan itu.
Mau ga mau ia harus ke Kembali ke bathroom untuk menurunkan sesuatu yang naik dan kembali membersihkan diri.
"Bisa bisanya aku begitu saja langsung ke pancing, bikin malu aja" ujar Faro kesal.
Sementara itu Aleta masih tercengang dengan apa yang terjadi tadi,ia berusaha melupakan itu dan menganggap hal itu sebagai angin lalu saja.
Kini ia sudah berada di kamarnya, Mbok Surti memberikan sepiring makanan untuk Leta makan, Aleta sangat bersyukur masih ada Mbok Surti yang peduli akan dirinya,karna maid yang lain disini begitu membenci nya.
Ditengah malam sekitar pukul 23:00 Anita mengetok pintu kamar Aleta dengan kasar.
Aleta bangkit dari tidur nya,ia sangat kelelahan.
Leta membuka pintu,ia tersentak kaget saat melihat Anita yang menggedor pintu nya di tengah malam begini
"Siapa yang suruh kamu tidur ha?! Apa tidak lihat pakaian disana itu menumpuk, cepat setrika sana!!" Perintah Anita,
"Tapi Nyonya bahkan ini sudah malam,izinkan saya untuk istirahat Nyonya" lirih Leta memohon
"Tidak,kau bersekolah pagi lalu kapan kau akan mengerjakan pakaian itu?! Cepat kerjakan sanaaa!!" Perintah nya lagi, Aleta mengangguk mengerti,ia menahan air matanya
"Awas besok pagi kalau itu belum selesai kamu tidak akan bisa bersekolah lagi!" Ujarnya mengancam,
"Baik Nyonya,akan saya lakukan" jawab Aleta, Anita menyeringai lalu berlalu pergi kembali ke kamarnya.
Aleta memerhatikan Anita yang berlalu pergi
" Ya Tuhan dia sangat kejam.. dia membuatku bekerja tanpa henti,kalau begini terus apa aku akan sanggup?" Lirih Leta,ia berjalan menuju ruang setrika,ia terkejut melihat pakaian yang setinggi gunung.
"Bukannya ini sudah aku setrika kemarin? Kenapa ada lagi disini?" Ujar Leta,
"Apa jangan jangan Nyonya sengaja membuat pakaian menjadi banyak agar pekerjaan ku tidak ada selesai nya?" Lirih Leta
"Tidak tidak,aku tidak boleh fitnah begitu,aku harus cepat menyiapkan pakaian ini.." lanjutnya,Leta duduk menyalakan setrika lalu lanjut mengerjakan tugasnya.
Air matanya tidak berhenti henti mengalir deras,ia sangat merindukan orang tuanya,ia begitu sedih sekarang.
Tak terasa pukul 03:00 dini hari,tugas pun selesai,Leta sangat senang.
Ia meletakan pakaian yang ia setrika tadi di dalam keranjang.
"Huh akhirnya selesai juga,aduhh pinggangku seperti akan patah.." lirih Leta, Leta mencabut setrika itu,lalu berlalu pergi kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidur.
" Akhirnya aku tidur juga,tidak akan lama hanya sejam saja" Leta mengisi baterai handphone nya agar pulang sekolah nanti tidak kehabisan baterai seperti kemarin.
Leta merebahkan dirinya tidak berapa lama ia pun tertidur lelap karna kelelahan.
Pukul 05:00 pagi Mbok Surti kaget melihat Aleta yang masih tertidur lelap
"Leta bangun nak,apa kamu ga sekolah hari ini?" Ujar si Mbok,tapi Aleta masih tetap tidur lelap
"Tidurnya lelap sekali seperti habis kerja rodi" batin Mbok Surti
"Leta bangun nak,nanti kamu terlambat ke sekolah nyaa" ujar si Mbok lagi sembari menggoyangkan badan Leta, Leta merasa terganggu ia pun bangkit dari tidurnya,ia mengucek matanya dan terbelalak kaget saat melihat jam
"Aaaaa mbok aku telat.." ujarnya, Leta bergegas bangkit lalu masuk kedalam bathroom untuk mandi.
Mbok Surti tertawa kecil melihat Leta.
Leta sudah selesai berseragam,ia memasukan buku yang akan di bawa oleh nya hari ini ke dalam tas nya tak lupa pula handphone nya,karna ia berencana akan naik gojek jika tidak ada bus yang lewat.
Mbok Surti memberikan roti kepada Aleta untuk ia makan nanti saat perjalanan, Aleta mengucapkannya berterimakasih bertubi tubi kepada Mbok,karna jika Aleta tidak dibangunkan tadi mungkin saja ia bisa tidak bersekolah hari ini.
Kini Leta berada di pinggir jalan menunggu bus,tak lama bus itu datang Leta masuk kedalam.
Leta duduk di bangku dekat jendela sembari memakan roti yang diberi oleh Mbok Surti tadi.
Tiba tiba suara seorang pria menyapa dirinya
"Hai Letaaa" sapa seseorang,Leta melihat ke asal suara ia terkejut saat melihat Daniel berada tepat di sampingnya
"Kak Daniel? Kenapa bisa kakak naik bus?" Tanya Leta,ia sangat senang bertemu dengan Daniel,karna ia belum mengucapkan terimakasih soal klub itu.
"Kamu sekarang tinggal di Mansion Faro Taa?" Tanya Daniel,
"Iya kak, Nyonya Anita yang menyuruh Tuan untuk kembali ke Mansion" jelas Leta, Daniel mengangguk mengerti
"Eh kak terimakasih ya atas bantuan kakak waktu itu" ujar Leta
"Yang mana?"
"Ih yang soal klub,kalau ga ada kakak aku tidak tau apa yang akan terjadi pada diriku.."
"Oo soal itu,lain kali kau jangan ke klub lagi dan jangan minum alkohol lagi!" Perintah Daniel, Aleta mengangguk mantap.
" Kak kenapa kok naik bus? Bukannya kakak punya mobil?" Tanya Aleta
"Mobil ku rusak di tengah jalan tadi,aku sudah menghubungi asisten ku tapi ia tidak menjawab kebetulan bus ini lewat yasudah aku naik saja" ujar Daniel menjelaskan,
"Kak Daniel benar benar tidak angkuh sama sekali,tidak seperti Tuan Faro yang mesum itu" batin Leta,
"Hei kenapa melamun?" Tanya Daniel, Aleta menggeleng lalu tersenyum manis ke Leta.
Tak terasa Aleta sampai di depan sekolahnya,Leta turun di ikuti Daniel
"Loh kok kak Daniel ikut turun?" Tanya Leta
"Kasian kamu sepagi ini udah sampai disekolah, lihat belum ada siapa siapa disana" tunjuk Daniel, Leta tersenyum kecil
"Bagaimana kalau kita sarapan di sana?" Tanya Daniel
"Aku sudah sarapan roti tadi kak"
" Itu tidak akan bertahan lama kenyang kamu taa,uda Ayuk ikut kakak sarapan.. Kakak bayarin deh" ajak Daniel, Leta mengangguk mau.
"Oke ayo.." seru Leta, Daniel tersenyum manis.
"Dia manis sekali.." puji Daniel di dalam hati.
Mereka mendatangi tempat Aleta makan kemarin,Daniel memesan menu yang sama untuknya dan Leta.
Mereka makan sembari bercerita, Leta tertawa mendengar cerita Daniel.
"Kak Daniel lucu sekali hahaha.." ujar Aleta tertawa
"Kau juga lucu taa,sudah cepat habiskan makanmu nanti keburu bel" ujar nya, Leta pun melahap makannya dengan semangat
"Pelan pelan Taa.." ujar Daniel,ia mengelus kepala Leta dengan lembut, Aleta tersipu malu.
Setelah selesai sarapan,Daniel menemani Leta sampai depan pagar sekolah.
Tiba tiba Chika datang menghampiri mereka
"Eh kok bisa bareng?" Tanyanya heran,
"Mau tau aja apa mau tau banget ni?" Tanya Daniel balik menggoda sepupunya
"Ih kak Daniel, ditanya kok mala nanya balik ngeselin banget" ujar Chika sebal, Aleta tertawa
"Kebetulan tadi kami ketemu di bus Chika,jadi kak Daniel ikut sampai kesini deh" jelas Aleta,Chika melirik Daniel dengan tajam
"Kenapa kau melirik ku seperti itu ha?!" Tanya Daniel,ia begitu kesal dengan sepupunya ini
"Hati hati taaa kamu di modusin sama kak Daniel,dia itu playboy" ujar Chika, Daniel geram ia menarik Chika kedalam dekapannya,lalu menjitak kepalanya sang empu kesakitan
"Ah kak Daniel jahat!" Sebal nya, Daniel menaikan bahu tidak peduli
"Lagian kamu enak aja ngatain kakak mu ini playboy,awas aja kamu nanti aku akan mengatakan kepada mama mu kalau kamu itu tau nya cuman keluyuran biar uang jajan kamu di turunin sama papa kamu" ancam Daniel,Chika tercengang ia pun langsung meminta maaf kepada Daniel
"Jangan dong kak,oke oke aku tidak akan mengatakan itu lagi,kakak.. Aleta mengganti nomor ponselnya aku akan memberinya nanti untukmu bagaimana?" Bisik Chika
"Kau kirim saja nanti oke!" Perintah nya berbisik, Chika mengangguk mantap.
"Hei apa yang kalian bicarakan kenapa berbisik begitu?" Tanya Leta penasaran
"Aaa tidak ada kok taa,eh iya Tiara belum datang ya?" Tanya Chika mengalihkan pembicaraan.
"Belum nih,kan biasanya dia sama kamu" ujar Leta
"Eh kakak pergi yaa,kalian rajin rajin belajarnya oke" ujar Daniel
"Baik kak,hati hati" ucap Leta, Daniel tersenyum manis,ia mengusap kepala Aleta lalu berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Eh kamu pacaran sama kak Daniel Taa?" Tanya Tiara secara tiba tiba
"Ini lagi baru juga timbul udah kepo ajaaa" gerutu Aleta, Tiara menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Panjang ceritanya raa,nanti aku ceritain deh..udah ayok kita masuk" ajak Chika, mereka bertiga pun masuk kedalam sekolah untuk menuju kelas mereka.
Di kelas Aleta duduk di iringi Chika dan juga Tiara.
"Sepertinya aku ketinggalan berita penting.." ujar Tiara
"Berita apaan?" Tanya Leta,sembari meletakan buku di meja nya.
Tiara bangkit dari duduk nya ia tersenyum nakal ke Leta
"Apaan si Raa? Kamu ga jelas banget.."
Tiba tiba Alden datang,ia melihat Tiga serangakai itu sudah berdebat padahal masih pagi
"Hei kalian ini kenapa si?" Tanya Alden
"Ga ada apa apa.." jawab mereka bersamaan, mereka saling menatap satu sama lain lalu tertawa dengan keras.
Alden merasa aneh,ia pun berlalu pergi duduk.
Bel masuk pelajaran pun dimulai, hari ini dimulai dengan pelajaran matematika.
Alden memerhatikan Aleta yang berada didepannya yang sedang fokus mendengar penjelasan pak Guru, Alden tersenyum kecil melihat Leta yang berusaha mengerti apa yang dijelasin oleh Pak guru itu.
"Alden? Apa yang kamu lihat?" Tanya pak guru kepada Alden,tapi sang empu tidak dengar ia hanya asik menatap Leta
"Alden? Apakah Leta lebih menarik dibanding apa yang saya jelaskan ini haa?!" Tegur pak Guru keras, Alden pun tersadar
"Eh iya ada apa pak?" Tanyanya gelagapan
"Kamu ya,jangan karna kamu itu anak yayasan jadi kamu sesuka nya gitu dong,ayo perhatikan apa yang saya jelaskan!" Perintah pak Guru, Alden mengangguk mengerti.
Sementara Aleta malu karna seluruh siswa dikelasnya melihat nya dengan tatapan tak suka selain dua sahabat nya.
Kring...kring...kring..
Bel istirahat berbunyi, akhirnya pelajaran yang membosan kan dan mematikan itu berakhir.
Aleta bernafas lega..
"Aku sama sekali tidak mengerti dengan yang diajarkan tadi" ucap Chika dengan wajah lelahnya, Leta tertawa
"Hahaha apa lagi aku chik,aku hanya berusaha memerhatikan padahal aku sama sekali tidak mengerti" ujar Leta.
Tiara bangkit dari duduknya,ia menghampiri 2 sahabatnya yang selalu mengeluh ketika pelajaran matematika
"Aku tau kok bestie,tenang saja aku memahami dengan sangat sangat.." tutur Tiara dengan bangga
"Waw itu sebabnya kau kami suruh duduk didepan Raaa.." celetuk Leta,
Mereka tertawa bersama, Alden menghampiri Leta
"Taa kamu ga ke kantin?" Tanya nya
"Tidak Alden,aku mau tidur sampai bel masuk.." jawab Leta
"Loh kamu ga kantin Taa, yaudah deh kami ke kantin dulu yaa" ujar Tiara, Leta mengangguk.
Tiara dan Chika pergi meninggalkan kelas, tinggallah Alden dan Leta berdua di kelas.
"Kamu kenapa ga ke kantin Al?" Tanya Leta
"Karna kamu engga ke kantin aku temenin kamu aja deh.." jawabnya,
"Malah lebih enak kalau kamu ke kantin biar aku bisa tidur dengan tenang.." celetuk Leta,Alden tertawa kecil
"Ya elah Taa,gitu amat si sama aku.." ucap Alden sedih,Leta balik menertawai Alden karna raut muka Alden yang lucu
"Hahaha ga gitu Al,aku ga mau loh diserang sama fans kamu..siapa namanya aku lupa..ah iya Selly" ujar Aleta
"Selly? Oh itu anak.. dia itu emang suka rusuh tau,padahal aku ga pacaran sama dia tapi dia selalu mengatakan kepada seluruh siswa disini kalau aku adalah pacar dia Taa,kamu jangan percaya ya sama dia" jelas nya
"Alden kalaupun benar Selly pacar kamu itu ga jadi masalah buat ku.." tutur Leta dengan wajah seriusnya
"Tapi jadi masalah bagiku kalau itu kamu anggap serius lalu kamu menjauhi aku Taa.."
"Ga akan terjadi hal seperti itu Alden.."
"Kamu tau Taa,aku tetap menunggu mu agar mau menjadi kekasih ku.. walaupun aku tidak tau itu kapan tapi aku yakin suatu saat kamu akan melihat aku yang selalu ada untukmu" ujar Alden dengan wajah serius, Aleta tersenyum
"Kamu itu anak yayasan pastinya kamu orang kaya Alden,kamu tau kan aku hanyalah gadis miskin yang bekerja sebagai maid.. dari segi mana yang membuatku bisa bersama mu,kita benar benar tidak ada kesetaraan sama sekali Alden.." tutur Leta,
"Walaupun kita tidak setara dengan apa yang kau bilang itu Taa setidaknya kita bisa setara soal rasa.."timpal Alden,Leta terdiam tidak bisa berkata kata lagi
"Sudah ya Taa,kamu jangan berpikir macam macam lagi.. aku mau ke kantin dulu kamu ga nitip?" Tanya nya, Leta menggeleng
"Baiklah aku pergi dulu,dadah..." Ujar Alden sembari mengusap kepala Leta dengan lembut.
Leta sedikit terharu dengan rasa Alden yang ada pada dirinya,tapi ia juga belum seberani itu untuk bisa membalas perasaan Alden.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments