BAB 11

Sesampai di kamarnya Aleta terduduk di kasurnya,ia senyum senyum sendiri mengingat apa yang ia perbuat tadi dengan Tuan nya.

Tiba tiba mbok Surti datang menghampiri Leta

"Kenapa senyum sendiri begitu Taa?" Tanya si Mbok

"Tidak ada mbok.." jawabnya cepat

"Mbok rasa kamu itu di siksa oleh Nyonya Anita karna kau dekat dengan putranya kan?" Tanya si Mbok lagi,Leta diam menunduk

"Awalnya Mbok merasa bahwa Nyonya melakukan hal yang salah,tapi saat Mbok perhatikan yang Nyonya lakukan itu pantas.." ucapnya,Leta menatap si Mbok heran

"Kau telah membuat antara anak dan ibu nya sendiri bertengkar setiap saat Leta.. dimana hati nuranimu? Apa menurut mu salah kalau Nyonya Anita mengharapkan anak nya mendapatkan yang terbaik? " Tutur nya, Leta terdiam

"Maksud Mbok apa? Aku tidak menginginkan tuan Faro untuk menjadi milikku? Kenapa kau mengatakan hal seperti itu kepadaku Mbok?" Tanya Leta dengan sedih,ia menahan air matanya yang akan jatuh

"Lalu kenapa kau mau melakukan hal seperti itu kepada tuan Faro? Apa kau pikir kemarin Mbok tidak lihat apa yang kau lakukan dengan tuan muda?!" Ucap si Mbok

"Ak..ak..akuuu.." Leta bingung ingin menjawab apa,ia juga baru sadar akan hal itu

"Apa pun itu kau jangan merusak hubungan mereka, aku tidak terima hal itu terjadi.." ucap si Mbok berlalu pergi meninggalkan Aleta.

Aleta terdiam menatap kepergian si mbok,ia melihat tatapan kebencian di mata si Mbok.

"Kenapa aku bisa jadi seperti ini? Yang dikatakan si Mbok itu benar.. " lirih Leta pelan.

Leta menangis sesenggukan ia merasa hidupnya sudah tidak sempurna lagi,banyak orang yang membenci hingga mencaci.

Walaupun Faro tidak melakukan hal yang sama tapi Leta berpikir suatu saat pasti Faro akan berbuat hal yang sama seperti yang lain.

Leta melihat jam menunjukkan pukul 03:00 pagi,ia berniat pergi dari rumah ini.

Leta memasukan barang barang nya kedalam tas,ia bersiap siap pergi.

Leta berjalan mengendap-endap,ia melihat pak Tarjo yang tertidur lelap di dalam pos nya.

Dan akhirnya Leta berhasil keluar,ia melihat Mansion Faro dengan tatapan sedih, Leta berjalan hingga ujung jalan untuk menunggu bus.

Ada bus yang berhenti Leta manaiki bus itu,ia tidak tau akan kemana.

Leta memasuki bus,ia duduk sembari menangis melihat jalan jalan yang ia lewati.

Keesokan paginya Faro terbangun dari tidurnya,ia bersiap siap membersihkan diri.

Saat telah selesai Faro turun dari kamarnya untuk berbicara tentang Leta kemarin malam.

Tapi Faro melihat sang Mama yang sedang mondar mandir sudah rapi seperti ingin pergi

"Maa mau kemana?" Tanya Faro, Anita tersenyum melihat putranya

"Mama ada arisan pagi ini.." jawabnya sembari bercermin

"Pagi begini?" Tanya Faro lagi, Anita mengangguk mantap

"Loh kamu apa ga ke kantor? Kenapa masih pakai baju santai?" Anita bertanya balik

"Ke kantor tapi nanti,ada hal yang mau Faro bicarakan dengan Mama.." ucapnya

"Sekarang?"

"Iya maaa.."

"Tidak bisa Faro mama buru buru, nanti malam Mama pulang kita bicarakan yaa.. dadah sayang..." Ujar sang Mama yang berlalu pergi meninggalkan Faro

"Benar benar Mama yaa.." Faro berdecak sebal,ia menatap ke arah dapur tapi ia tidak melihat bayangan Leta

"Apa dia pergi ke sekolah?" Tanya Faro pada diri sendiri.

Handphone Faro berdering ternyata itu Yuda

"Tuan kau benar tidak ke kantor hari ini?" Tanya Yuda disebrang sana

"Sepertinya aku tidak akan datang ke kantor Yuda,jadi kau handle dulu disana ya.. mungkin kalau sempat nanti aku kesana.." ujar Faro

"Baik tuan.."

Faro mematikan panggilan,ia berjalan ketempat makan.

Si mbok datang menyajikan makanan nya

"Mbok ga liat Aleta?" Tanya Faro

"Tidak tuan muda.." jawab si mbok

"Apa Leta pergi ke sekolah mbok?" Tanya nya lagi

"Sepertinya tidak tuan muda, Aleta itu anak nya pembangkang.. kalau saya tidak bangun kan dia,dia ga akan bangun tuan.. lagian anak itu sering lupa akan tanggung jawab nya sendiri" ucap si mbok menjelekkan Aleta

"Kenapa seperti nya Mbok sedang mencaci Leta?" Tanya Faro menyelidik

"Tidak ada Tuan saya pergi dulu,mau mengerjakan pekerjaan saya.." pamit si Mbok.

"Tidak mungkin Aleta pergi ke sekolah,aku harus memeriksanya" batin Faro, Faro bangkit dari duduknya berlalu pergi ke kamar belakang.

Seluruh maid terkejut saat melihat Faro datang ke belakang.

Seluruh maid tertunduk hormat kepada Faro, Faro menatap tak peduli.

Faro memasuki kamar Leta yang sempit,ia melihat kamar itu sudah rapi bahkan barang Aleta sedikit pun tidak ada disana.

Faro memeriksa lemari juga tidak ada pakaian Aleta tapi buku buku sekolah nya masih tertinggal.

"Tidak salah lagi pasti Aleta kabur.." lirih Faro, Faro bergegas keluar kamar ia membanting pintu itu kuat membuat maid yang lain ketakutan.

Faro berjalan memasuki garasi mobilnya,ia mengendarai mobil itu untuk mencari Aleta.

Pak Tarjo membuka pagar saat melihat mobil Faro akan pergi

"Mau kemana Tuan muda?" Tanya pak Tarjo, Faro terlihat gusar

"Pak apa kamu tadi lihat Aleta pergi dari Mansion sekitar jam berapa?" Tanya Faro

"Nona Aleta? Oh iya Tuan muda biasanya Nona Aleta sekitar jam 05:00 pagi untuk berangkat sekolah tapi tadi tidak ada Tuan.." jelas pak Tarjo, Faro berdecak

"Cuman ada satu jalan keluar di Mansion ini,kenapa bisa bisanya kamu tidak lihat Aleta pergi!!!!" Bentaknya,pak Tarjo bergetar ketakutan melihat kemarahan Faro.

Faro keluar dari mobilnya ia masuk kedalam pos dan memeriksa cctv.

Benar saja ia melihat Aleta yang mengendap-endap keluar pagar.

"****!!"

Faro bergegas masuk kedalam mobil,pak Tarjo hanya diam ia juga bingung harus mengatakan apa saat Tuan muda nya lagi marah seperti itu.

Faro menghidupkan mesin mobil nya lalu berlalu keluar,ia menyetir melihat ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Aleta.

Setelah 30 menit Faro mengikuti jalanan tapi ia belum juga menemukan Aleta,hingga tiba tiba ia baru teringat bahwa dirinya pernah meminta Yuda untuk memasang GPS di handphone Aleta.

Faro menelpon Yuda, tidak berapa lama Yuda mengangkat panggilan nya

"Iya Tuan muda ada apa?" Tanyanya

"Aku mau sekarang juga kau cari dimana titik Aleta!" Perintahnya

"Nona Aleta? Apa nona Aleta kabur tuan?"

"Ah cepatlah cari jangan banyak tanya!" Bentak Faro, Yuda pun cepat cepat mematikan panggilan nya.

Faro menunggu di pinggir jalan tidak berapa lama Yuda mengirim pesan dimana Aleta berada.

Faro bergegas melaju menuju tujuan yang diberikan Yuda.

Setelah sampai Faro turun dari mobil dengan tergesa gesa,ia mencari dimana titik Aleta.

Ternyata benar Aleta berada di taman,ia duduk sembari memperhatikan orang orang berjalan.

Faro bernafas lega karna sudah menemukan Aleta.

Faro berjalan mendekati Aleta,ia melihat Leta yang sedang menunduk sedih

"Sedang apa?" Tanya Faro secara tiba tiba, Leta tersentak kaget ia melihat ke asal suara.

Leta bergegas bangkit ia ingin pergi,tapi Faro sudah menggenggam tangannya erat

"Kau mau kemana?" Tanya Faro, Leta terdiam

"Kau berencana pergi meninggalkan aku hmm?" Tanya Faro lagi, Leta menatap Faro dengan tatapan sedihnya

"Tidak begitu Tuan.. aku tau saat aku pergi pasti kau akan memikirkan hutang ku yang banyak kepadamu.." ucap Aleta sedih, Faro mengajak Aleta untuk duduk

"bukan seperti itu,Aku mengkhawatirkan mu.." batin Faro,

"Iya benar aku tidak mau rugi,hutangmu kan masih banyak.." ujar Faro berbohong,padahal ia sungguh khawatir kepada Leta

"Kau tidak mau tinggal di Mansion Utama?" Tanya Faro

"Tidak begitu Tuan.."

"Apa kita kembali saja ke Apartemen?" Tanya Faro lagi, Leta menggeleng cepat

"Leta aku tanya sekali lagi,apa benar Mama ku semena mena terhadap kamu.. memerintahkan kamu melakukan pekerjaan dengan semena-mena?" Tanya Faro

Leta terdiam ia bingung harus jujur atau bagaimana, kalau dirinya jujur yang ada Nyonya Anita akan makin membenci dirinya karna pasti Faro akan menanyakan hal itu kepada ibunya..

Leta menarik nafas nya dalam

"Tidak tuan.. Nyonya Anita tidak melakukan hal yang seperti kau katakan.. " jawab Leta berbohong

"Tapi tadi malam kau mengatakan kalau kau disiksa oleh mama ku?" Tanya Faro lagi

"Itu karna aku masih shock atas kejadian itu tuan sehingga aku tidak terlalu mencerna pertanyaan mu.." ucap Leta dengan penuh keyakinan sehingga Faro merasa yakin

"Kalau memang benar seperti itu aku merasa lega.. tetaplah di Mansion Utama bersama ku dan jangan pergi tanpa diriku" ujar Faro

"Apa kau tau begitu kejam dunia luar apa lagi dengan bocah seperti mu.." lanjutnya menakuti,Aleta melotot karna di katain bocah

"Tuan aku tidak bocah,aku sudah dewasa" ucap leta dengan penuh penekanan,Faro tertawa kecil

"Baiklah kau memang dewasa.."

"Tuan jangan mengejekku begitu ih ngeselin banget.." ucap Leta kesal,ia cemberut

"Jangan cemberut begitu,nanti aku akan mencium mu" bisik Faro, Leta memukul Faro

Bugghh

"Hahahah bahkan pukulan mu tidak sakit sama sekali Leta.." tawa Faro, Leta memalingkan wajahnya kesal

"Oke oke maafin aku, terus kalau sudah seperti ini apa yang akan kita lakukan?" Tanya Faro,Leta menatap bingung majikannya

"Jadi Tuan aku akan ikut dengan mu lagi ke Mansion?" Tanya Leta, Faro mengangguk cepat

"Kalau kau mau tinggal di Apartemen ya ayo,aku lebih nyaman tinggal sendiri di banding bersama orang tua ku.." jelas Faro

"Bagaimana bisa seperti itu Tuan,kau beruntung masih memiliki orang tua.. jadi selagi mereka ada habiskanlah waktu mu banyak banyak untuk mereka" ujar Leta, Faro mengangguk saja

"Aku harus mengikuti kemana pun Tuan muda berada, walaupun aku mungkin tersiksa bahkan sampai mau mati tapi aku tetap harus mengikuti dirinya.. dia begitu baik kepada ku bagaimana bisa aku lari seperti ini.." lirih Leta didalam hati.

"Leta dari pada kamu melamun begitu bagaimana kalau kita ke taman bermain?" Ajak Faro,Leta menatap Faro senang

"Aku ingin menghibur nya agar dirinya tidak sedih lagi.." batin Faro.

"Benarkah tuan? Aku sangat ingin menaiki biang Lala" ujar Leta

"Itu mudah sekali,Ayuk kita berangkat!" Ajak Faro,mereka bangkit dari duduk nya lalu berlalu pergi menuju mobil Faro.

Di dalam mobil sembari menyetir sesekali Faro melihat Leta yang tak henti henti Menyanyi senang karna akan ia ajak ke taman bermain.

"Kau begitu senang ya?" Tanya Faro, Leta mengangguk mantap

"Anggaplah ini refreshing untuk dirimu agar kau tidak setres dengan segala pekerjaan mu.." ujar Faro

"Terimakasih tuan,hmm apa kau tidak berkerja hari ini?" Tanya Leta

"Aku terlanjur mengatakan kepada Yuda tidak masuk kantor hari ini,dari pada waktu ku terbuang sia sia lebih baik aku mengajak mu jalan jalan,hitung hitung sebagai permintaan maaf atas kelakuan Mama ku yang mungkin menyakiti hatimu" jelas Faro, Leta mengangguk mengerti

"Aku juga tidak bersekolah karna kau perintah kan tuan.."

"Memang, tapi bukan berarti kau terus kabur seperti ini.."

"Hihi maaf tuan,Leta janji tidak akan melakukan hal ini lagi" ucap Leta

"Oke baiklah aku ingat janjimu,kalau kau mengingkari maka aku akan mencium mu habis habisan" ancam Faro,Leta menelan ludahnya kasar.

"Tuan Faro memang mesum" batin Leta menatap ngeri Faro yang sedang fokus menyetir.

Faro berhenti di Restoran mewah, Leta heran

"Loh tuan kenapa kita berhenti disini?" Tanya Leta

"Sebelum ke Taman bermain kita makan dulu ,ini sudah jam makan siang" jelas Faro

Faro turun dari mobilnya begitu pula Aleta

"Ayo masuk.." ajak Faro, Faro berjalan di ikuti Leta di belakangnya.

Saat masuk Leta tercengang dengan segala kemewahan yang ada di restoran ini, Faro memesan ruang VVIP untuk mereka berdua.

Kini mereka sudah duduk didalam ruangan VVIP, Leta berdecak kagum melihat interior ruangannya

"Waw Tuan ini ruangan yang sangat mewah" ujar Leta, Faro tersenyum kecil kearahnya

"Ini Restoran keluarga Dewantara" ucap Faro dengan bangga

"Berarti Restoran ini milikmu dong tuan.." ucap Leta, Faro mengangguk mantap

"Wah tuan Faro memang benar benar orang kaya raya" batin Leta.

Tak berapa lama makanan yang di pesan pun datang, Leta menelan air liurnya saat melihat makanan yang tersaji di hadapannya

"Wah seperti nya ini sangat enak.." ujar Leta pelan, Faro masih mendengarnya

"Leta ayo makanlah.." perintah Faro, Leta mengangguk lalu ia mengambil piring dan makan dengan lahap, Faro tersenyum kecil melihat Leta.

Faro memakan makananya sembari memperhatikan Aleta yang sedang menikmati makanannya dengan lahap.

Akhirnya mereka selesai makan, Faro dan Leta keluar dari Restoran.

Kini mereka sudah kembali kedalam mobil, Faro mengendarai mobil nya untuk menuju taman bermain,Leta sungguh tidak sabar untuk sampai.

Setelah sampai di taman bermain leta bergegas pergi tapi Faro menahan tangannya

"Tuan apa lagi? Aku mau masuk.." ujarnya sebal

"Sama sama Leta,nanti kalau kamu hilang bagaimana? Siapa yang repot?" Ujar Faro

"Ya ampun tuan, Leta tidak anak umur 5 tahun,mana mungkin Leta hilang disini" ucap Leta

"Ah tetap saja,ayo berjalan lah disamping ku mengerti?"

"Baiklah tuan.."

Seorang bodyguard datang menghampiri Aleta dan Faro

"Tuan ini tiket untuk segala permainan yang ada disini" ucap bodyguard itu sembari memberikan tiket nya ke Faro

"Hmm bagus.." ujar Faro, bodyguard itu menunduk hormat lalu berlalu pergi.

"Wah bagus dong tuan kita tidak perlu antri lagi.." ucap Aleta senang

"Selama kau bersama dengan Alfaro Elkeish Dewantara maka kau tidak akan kenal yang namanya antri" ujar Faro bangga

"Tuan kau ini sangat angkuh"

"Itu tidak angkuh,itu adalah hal yang sebenarnya Leta" ujar Faro lagi

"Iya Tuan iyaaa, sekarang kita mulai dari naik apa?" Tanya Leta

"Terserah aku ikut saja" jawabnya,Leta berpikir dengan keras sembari melihat lihat.

"Bagaimana kalau kita naik roller coaster?" Tanya Leta dengan semangat

"Ha?!!" Faro menelan ludah nya kasar

"Kenapa tuan kau takut?" Tanya Leta sedikit mengejek

"Aku takut? Seorang Alfaro takut akan mainan anak anak itu? Cihh itu mah kecil.." ucap Faro angkuh, padahal sebenarnya ia takut menaiki wahana itu.

"Kalau begitu ayo kita naik itu" ajak nya

"Ya ayo.."

Mereka pun mendatangi wahana itu, Faro memberi tiket kepada petugas lalu naik disusul Leta.

Petugas memasang pengaman mereka,Faro menatap Aleta yang tersenyum senang lain dengan dirinya yang bolak balik menelan ludah nya kasar

"Aku harus berani!" Lirih Faro didalam hati, seorang bocah yang duduk di depan Faro dan Aleta menatap Faro serius

"Mama paman itu sepertinya ketakutan" ucap bocah itu, Faro melotot kearah anak anak itu

"Kau takut tuan?" Tanya Aleta

"Tidak" jawabnya cepat

"Kalau kau takut biar kita tidak jadi menaiki wahana ini" ucap Leta

"Tidak Taa aku tidak takut" ucap Faro berusaha menyakinkan Aleta.

"Baiklah"

Faro menatap tajam anak yang berada tepat dihadapan nya ini,anak itu pun mendelik ketakutan.

Roller coaster itu pun dimulai,Aleta berteriak senang lain dengan Faro yang hanya diam memejamkan mata.

Akhirnya permainan itu berakhir, Faro berjalan sempoyongan untung ada Leta yang menuntunnya

"Tenyata benar apa yang dikatakan anak tadi,kalau kau itu takut naik rollercoaster tuan.." ucap Aleta sedikit mengejek, Faro menatap nya tajam

"Aku tidak takut hanya saja aku sedikit pusing.." alibi Faro, Leta mengangguk mengiyakan sambil tersenyum kecil

"Terus kita mau naik wahana apa lagi?" Tanya Faro,Leta tersenyum senang ia mengajak Faro menaiki segala wahana yang ada. Leta begitu bergembira hari ini,Faro hanya mengikuti Aleta kemana pun Leta pergi.

Dan kini Leta lelah telah menaiki segala wahana, Faro memberinya es krim yang baru ia beli

"Terimakasih tuan" ucap Leta,kini mereka duduk di bangku yang ada di taman bermain

"Sudah menuju senja,kita akan naik bianglala nanti" ujar Faro

"Kenapa harus menunggu senja tuan?" Tanya Leta lugu

"Karna pemandangan nya akan lebih indah,pasti nanti kau akan tercengang melihatnya" jelas Faro

"Tuan kau pernah naik bianglala?" Tanya Leta, Faro terdiam mendengar pertanyaan itu mengingatkan dirinya dengan Viola

"Pernah" jawabnya singkat

"Dengan siapa? Dengan nona Bella?" Tanya Leta, Faro hanya diam tidak menjawab

"Tuan kok diam aja si?" Tanya Leta lagi dengan kesal

"Kau kepo sekali,Ayo sekarang kita naik bianglala!" Ajaknya,Leta mengangguk senang ia segera menghabiskan es krim nya lalu berlalu pergi bersama Faro menuju wahana bianglala.

Kini mereka sudah menaiki wahana bianglala,Leta tersenyum senang melihat pemandangan yang begitu indah.

Lain dengan Faro yang hanya menatap senyum sempurna Leta.

Leta mengeluarkan handphone di tas nya lalu memfoto senja

"Tuan kau mau ku foto?" Tanya Leta,Faro menggeleng tidak mau

"Kalau gitu tolong fotokan aku" pinta Leta, Faro menerima handphone Leta lalu mengambil gambar Leta.

Leta melakukan berbagai fose,ia sangat senang karna ini perdana dirinya menaiki bianglala.

"Nih sudah" ujar Faro memberikan handphone nya,Leta menerimanya

"Tuan bagaimana kalau kita selfie,untuk kenang kenangan" ujar Leta, Faro mengangguk mau.

Leta selfie bersama Faro tersenyum manis begitu pula dirinya

"Tuan terima kasih ya,hari ini adalah hari yang begitu bahagia untukku" ucap Leta

"Kau lupa bagaimana caranya berterimakasih kepadaku?"

"Ah iya lupa.." ucapnya,Leta mendekati Faro lalu mencium bibir Faro tapi Faro menarik tengkuk Leta ******* bibir Leta dengan lembut.

Faro melepas tautan bibir nya ia menatap Aleta dengan senyum tipisnya,Leta tersenyum manis ke arahnya.

Setelah puas bermain di segala wahana yang ada di taman bermain Faro mengajak Aleta untuk pulang.

Kini mereka sedang menempuh perjalanan pulang, Faro sesekali melirik Leta yang sedang melihat lihat foto yang ia ambil di bianglala tadi.

"Kau baru pertama kali naik bianglala?" Tanya Faro,Leta mengangguk

"Iya tuan,dulu aku pernah mengajak ayah dan ibu untuk naik bianglala,tapi ayah selalu mengatakan kalau dia sibuk begitu pula ibu ku kalau tidak bersama dengan ayah ibuku tidak mau pergi" jelas Leta

"Tuan menurut mu orang tua ku bahagia kan di atas sana?" Tanya Leta lugu

"Pasti mereka bahagia kalau kau bahagia.." ucap Faro dengan tersenyum manis

"Jika kau bingung apa yang akan kau lakukan untuk kedepannya setidaknya kau harus memikirkan apa yang akan kau lakukan besok.." tutur Faro, Leta menatap Faro dengan tatapan polosnya

"Aku selalu bingung tuan,apa yang harus membuat ku untuk selalu bertahan?" Ujar Leta menunduk

"Ingatlah Leta,masih banyak hal bahagia yang harus kau rasakan,masih banyak makanan yang enak-enak yang belum kau makan, kau masih harus menemani teman teman mu untuk masa remaja mereka, begitu banyak tugasmu lalu kenapa kau merasa bahwa hidup mu tidak sepenting itu" tutur Faro

"Kau benar tuan,aku akan lebih semangat mulai dari sekarang" ucap Leta dengan membara,Faro tersenyum mendengar ucapan Leta yang telah membuat nya lega.

Tak terasa akhirnya mereka sampai di Mansion Utama,Leta turun dari mobil Faro yang berhenti di garasi mobil

"Tuan aku dari pintu belakang ya,pasti Nyonya Anita sudah mencari cari ku sekarang.." ucap Leta

"Hmm baiklah,jika kau merasa tidak nyaman disini katakan kepadaku aku akan berusaha mencari solusi nya" ujar Faro,Leta mengangguk mengerti

"Tuan sekali lagi terimakasih untuk hari ini,eitsss aku tidak bisa mencium mu disini ya tuan.." celetuk Leta,Faro tertawa kecil

"Siapa yang meminta mu untuk mencium ku dasar mesum.." sahutnya,ia menyelentik kening Leta membuat sang empu berdecis sakit

"Oh iya ini uang saku mu" ucap Faro sembari memberikan beberapa lembar uang kepada Leta

"Loh tuan yang kemarin belum habis.."

"Sudahlah tabung sisanya,ini untukmu.. belilah kebutuhan mu jangan sampai kau merasa kurang" ujar Faro, Leta menerima uang itu.

"Sekarang pergilah,besok harus sekolah kan?"

"Iya tuan,sekali lagi terimakasih.. selamat malam tuan.." ucap Leta pamit, Faro mengangguk Leta bergegas pergi.

Faro menatap kepergian Leta sembari tersenyum kecil.

Faro memasuki Mansion dari pintu utama,disana ia melihat ayah nya yang sudah pulang dari luar kota

"Ayah kapan Sampai?" Tanya Faro

"Baru aja,eh Faro kau tau dimana mama mu?" Tanya Harja balik, Faro menaikan bahu tanda ia tidak tahu

"Jahat sekali suami pulang kerja bukannya di sambut eh malah ditinggal seperti ini" ujar Harja sedih, Faro tertawa kecil.

"ayah ini lebay banget,tadi katanya mama pergi arisan dan pulangnya agak kemaleman" ujar Faro menjelaskan

"Arisan? Arisan dengan keluarga mana?" Tanya Harja balik

"Faro tidak bertanya ayah, paling ya teman teman shopping mama itu lah" jawab Faro asal

"Eh iya kamu dari mana? Tadi ayah sempat ke kantor tapi kata Yuda kamu tidak datang" tanya Harja lagi

"Oo Faro ada kegiatan ditempat lain" jawabnya berbohong

"Biasanya juga Yuda selalu bersama mu apapun kegiatan kamu"

Tiba tiba Anita datang secara diam diam dan langsung memeluk sang suami

"Sayang aku sangat merindukan mu.." ucapnya sembari memeluk erat Harja

"Aku juga sayang, sangat sangat merindukan mu.." sahut Harja ia memeluk balik istrinya dengan erat

"Ihhh kebiasaan deh mesra tidak tau tempat" ujar Faro sebal,Anita dan Harja tersadar

"Ayah ada yang iri ni.." ucap Anita

"Makannya kamu cari istri biar bisa mesra mesraan kaya kami.." ejek Harja

"Kan Faro sudah bilang ke Mama ayah,Faro akan menikah jika ayah juga menikah lagi.." celetuk nya,Anita melotot ke arah putranya

"Benarkah begitu maa? Lalu apa kau menyetujui itu?" Goda Harja ke Anita

"Kalau kau sudah bosan hidup aku akan menyetujui itu" ucap Anita kesal,Harja dan Faro tertawa bersama

"Cup..cup.. istriku jangan marah dong, heh Faro dengar yaa sampai kapan pun hanya Mama mu ini yang ada dihati ayah, tidak akan ada yang menggantikan posisi dirinya.." ucap Harja dengan bangga nya, Anita tersipu malu.

"Iya deh iyaa" sahut Faro mengalah

"Sayang aku begitu merindukan mu" bisik Anita

"Jika kau rindu kita harus membahas nya diatas ranjang sayang" ucap Harja dengan mengedipkan matanya.

"Ayah ayo kita ke kamar" ajak Anita,Harja mengangguk lalu berlalu pergi ke kamarnya.

Tinggallah Faro sendiri yang tercengang melihat kelakuan ayah dan Mama nya.

"Ya ampun dasar ayah dan Mama sama sajaa" lirih Faro.

Faro tersenyum kecil melihat kelakuan Mama dan ayahnya,ia pun bergegas naik ke kamarnya untuk membersihkan diri dan beristirahat karna ia harus bekerja besok.

Sementara Leta ia berada di kamarnya, karna Nyonya Anita tidak dirumah seharian membuat pekerjaan nya tidak terlalu banyak.

Aleta menata barangnya kembali ketempat nya.

Aleta berbaring di kasurnya,ia menatap langit langit kamar. Nasihat Faro di perjalanan tadi masih terngiang-ngiang di telinga nya

"Apa yang dikatakan Tuan Faro itu benar,aku tidak boleh putus asa hanya karna cacian orang orang,yang tau diriku hanyalah diriku sendiri.. aku harus semangat! Aku pasti bisa!" Ucap Leta, Leta menyemangati dirinya sendiri sehingga ia kelelahan lalu tertidur lelap, Leta berharap semoga besok dan seterusnya hidupnya lebih baik dan dirinya semakin kuat untuk menjalani segala cobaan yang datang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!