BAB 18

Aleta akhirnya sampai di disekolah, untung saja Leta tidak telat akan tetapi dirinya hampir saja terlambat.

Leta berlari menuju kelas,meletakan tas nya di bangku nya lalu berlalu menuju lapangan.

Leta tergesa gesa dirinya sungguh takut kena hukum karna hal itu adalah hal yang memalukan baginya.

Chika dan Tiara tertawa kecil saat melihat Aleta ngos-ngosan.

"Kaya dikejar hantu aja kamu taaa.." gurau Chika

"Kok tumben telat taa?" Tanya Tiara, Leta menatap kedua sahabat nya lalu ia tersenyum tipis.

"Tadi aku bangun telat.." jawab Leta.

Leta baris di paling belakang dan tentunya bersama para sahabat nya.

Leta menatap kearah barisan cowok tapi dia tidak melihat Alden.

"Kok Alden ga ada? Ih bodo amat deh.. aku ga mau di serang lagi sama Selly" gumam Leta.

Ucapara bendera pun dimulai.

Akhirnya upacara selesai,para siswa-siswi berhamburan menuju kelas mereka masing masing.

Sementara Aleta dan sahabatnya menuju kantin karna mereka dapat kabar kalau guru les pertama tidak bisa hadir karna melahirkan.

"Taaa kamu mau minum apa?" Tanya Tiara

"Aku mau jeruk peras deh" jawab Leta, Chika juga memesan sama dengan Leta.

Mereka duduk di kantin sembari meminum pesanan mereka tadi.

"Kalian tadi liat Alden?" Tanya Chika,Tiara menggeleng tidak tahu.

"Dia itu anak yayasan,bebas mau ngapain aja disekolah ini" ucap Tiara,Chika menyetujui omongan Tiara.

Tiba tiba Alden menyapa mereka,ia duduk disamping Aleta.

"Hai" sapa Alden

"kok kamu tadi ga ikut upacara Al?" Tanya Tiara, Alden malah tersenyum nakal

"Pemilik sekolah bebas dong mau ngapain" ujar Alden dengan sok angkuh,Tiara dan Chika berdecak sebal.

"Eh Taa,nanti pulang sekolah sama aku yaa.."ajak Alden, Leta menggeleng cepat

"Loh kenapa?" Tanya Alden heran,Leta tidak menjawab.

"Kamu marah sama aku Taa?" Tanya Alden lagi,Tiara dan Chika saling memandang satu sama lain.

"Tidak Alden,kenapa pula aku marah sama kamu.. aku cuma ga mau pulang sama kamu" jelas Leta dengan nada dingin,ia menatap jengah Alden.

"Tapi sikapmu seperti marah kepadaku? Apa aku ada salah?" Tanya Alden lagi, Leta menghela nafasnya berat,ia bangkit lalu berlalu pergi meninggalkan sahabatnya dan juga Alden.

"Loh Taa tunggu kami!" Teriak Chika,mereka pergi menyusul Leta. Sementara Alden ia bingung dengan sikap Leta yang tiba tiba dingin kepadanya

"Aleta kenapa si? Kadang dingin terkadang juga hangat seperti kucing penurut.. aku benar-benar tidak mengerti dengan mood cewek" gumam Alden di dalam hati sambil menatap kepergian Aleta dengan kedua sahabatnya.

Sesampai dikelas, Aleta duduk di bangkunya.

Ia mengambil buku di tasnya,lalu mencoret bukunya dengan wajah kesal.

Hal itu selalu dilakukan Aleta ketika dirinya merasa kesal.

Tiara dan Chika saling memandang bingung.

Chika memegang bahu Leta lembut

"Kamu kenapa Taa? Kok kamu kaya kesel gitu sama Alden?" Tanya Chika lembut

"Aku hanya kesal kepadanya.." jawab Leta cepat

"Itu bukan jawaban Leta.. kamu ga mau cerita sama kami? Kamu ga anggap aku dan Chika sahabatmu?" Tanya Tiara dengan wajah sedihnya. Chika mengambil buku yang di coret coret Leta tadi,ia menatap Leta dengan wajah seriusnya.

"Hmm baiklah aku akan cerita,tapi kalian jangan emosi ya.." ucap Leta, Tiara dan Chika mengangguk cepat.

"Kemarin waktu kita pulang sekolah,kalian kan pulang terlebih dahulu,jadi aku ketemu Selly the geng. Mereka membully aku dan juga mendorong aku hingga aku terjatuh.." ucap Leta,ia menunjukan bekas luka di dengkulnya sebagai bukti, Tiara dan Chika tercengang.

"Kenapa dia melakukan itu kepadamu? Gara gara Alden?" Tanya Chika geram, Tiara marah bahkan kesabarannya sudah habis sekarang.

"Selly tidak bisa kita biarkan berbuat sesukanya begitu,kita harus beri dia pelajaran!" Ucap Tiara membara,Leta menggeleng cepat.

"Tidak perlu,kita tidak boleh melakukan hal yang sama seperti mereka! Itu namanya kita sama saja dengan Selly the geng" ucap Leta, Tiara dan Chika membenarkan itu.

"Jadi kita harus bagaimana Leta? Dia seenaknya gitu sama kamu.." tanya Tiara

"Aku hanya perlu menjauhi Alden, Selly pasti tidak akan mengganggu ku lagi" ucap Leta penuh keyakinan,karna melihat keyakinan di mata Leta sontak Tiara dan Chika terpaksa menyetujui itu.

Tiba tiba handphone Leta bergetar,ia mengambil handphonenya di saku rok nya.

Ternyata Faro yang menelpon dirinya.

"Sebentar ya aku angkat telpon dulu" ujar Leta, Tiara dan Chika mengangguk.

Leta berjalan menuju keluar kelas.

"Hallo tuan ada apa?"

"Kau tidak belajar? Kok bisa angkat panggilanku?" Tanya Faro balik,Leta heran dengan pertanyaan Faro

"Kebetulan kosong, tuan apa tidak bekerja? Kok ada waktu untuk menelpon diriku?" Tanya Leta balik

"Kau tidak berhak menanyaiku balik!" Ucapnya

"Nanti siang aku akan makan di Mansion,kau jangan lupa memasak untukku" perintah Faro, Leta menghela nafasnya ternyata tuannya menelpon dirinya hanya akan mengatakan itu.

"Baik tuan"

Faro mematikan panggilannya, Leta menatap sebal handphonenya.

Leta berjalan masuk ke dalam kelas,ia melihat sahabatnya yang sedang bercerita sambil tertawa.

Leta ikut bergabung dengan para sahabatnya.

Di jam pelajaran kedua, waktunya pelajaran penjas. Kini Aleta, Tiara serta Chika sedang berganti pakaian dengan pakaian olahraga di toilet.

Leta merasa gerah dengan rambutnya yang terurai seperti ini.

" Aku ikat saja deh,lagian tuan Faro tidak ada disekolah ini.. ia tidak akan tahu" gumam Leta,Leta mengambil pulpen lalu menggulung rambutnya seadanya.

Hal itu membuat Aleta terlihat cantik.

"Wah Leta kamu semakin cantik saja" puji Tiara,Leta tersenyum mendengar pujian sahabatnya.

"Leta kita kan emang cantik raaa.." timpal Chika, Tiara dan Leta tertawa kecil.

Mereka berlalu menuju ke lapangan, materi kali ini adalah basket. Hal yang paling tidak Aleta mengerti.

"Kali ini kita akan mempelajari materi basketball,yang pastinya Alden adalah ahlinya.." puji pak Agung kepada Alden,sontak seluruh murid bertepuk tangan.

"Cowonya pasti sudah mahir dalam olahraga ini,jadi bapak akan membentuk kelompok. Masing-masing 2 orang cewe cowo" ucap pak Agung.

"Ini ambillah kertas didalam kotak ini,lalu tunjukan gambar apa yang kalian dapat. Yang gambarnya sama maka mereka akan satu kelompok! Cowo kotak warna hitam dan cewe kotak warna biru" jelas pak Agung, seluruh murid berebutan mengambil kertas mereka masing-masing,Leta menunggu antrian saja, setelah temannya dapat ia mengambil sisa kertas yang hanya tersisa satu.

"Aku berharap aku kelompok sama Bayu" ucap Chika penuh harap, Tiara tertawa kecil

"Sekarang buka kertas kalian!" Perintah pak Agung, seluruh murid membuka kertas ditangan mereka masing-masing.

Leta mendapatkan jeruk, sementara Chika mendapatkan gambar kepala dan Tiara mendapatkan gambar anggur.

"Sudah sekarang cari teman yang gambarnya sama seperti kertas kalian" ucap pak Agung,ia tersenyum kecil saat melihat murid nya yang ribut mencari kembarannya.

Leta hanya diam,ia menunggu saja nanti pasti ada yang mencarinya sendiri pikirnya.

Semua murid sudah mendapatkan pasangannya,tinggalah Aleta yang menatap bingung,tiba tiba Alden menghampirinya.

"Taaa kita satu kelompok" ucap Alden senang, Aleta kaget

"Ih niat jauhin Alden kok mala gini sih" gumam Leta dalam hati,Leta tersenyum saja kepada Alden.

"Alden mari kedepan bawa teman kelompok mu" ucap pak Agung,Alden dan Leta berjalan beriringan ke depan.

Seluruh cewek dikelas Aleta kecuali 2 sahabatnya merasa iri kepada Leta,karna satu kelompok dengan Alden.

"Ayo tunjukan permainan dribble bola basket kepada temanmu" perintah pak Agung,Alden mengambil bola lalu melakukan dribble bola dengan sangat mudah.

"Sekarang kamu lakukan seperti yang Alden lakukan!" Perintah pak agung, Leta bingung bahkan ia belum pernah memegang bola basket.

"Ini Leta,tidak papa lakukanlah! Pasti kamu bisa" ucap Alden menyemangati Aleta.

Aleta mencoba melakukan apa yang di lakukan Alden tadi,tapi malah bola basket itu menggelinding,sontak seluruh murid tertawa melihat Aleta yang bingung bolanya pergi.

"Alden sepertinya kamu sekelompok dengan orang yang payah.." ucap pak Agung,Leta terdiam menunduk.

"Sudah sekarang kalian berlatih dengan teman kelompok kalian masing masing sampai menuju bel pulang sekolah" ujar pak Agung

"Baik pak" ucap seluruh murid bersamaan.

Setelah pak Agung pergi, Aleta terduduk di lapangan,ia kesal dengan mata pelajaran olahraga karna dirinya begitu payah dalam bidang itu.

"Tidak papa Taa,itu awal" ucap Alden,ia juga duduk disamping Leta.

Tiara dan Chika menghampiri Aleta yang terduduk dengan Alden.

"Pak Agung itu kalau ngomong asal aja yaaa" ucap Tiara kesal

"Makannya dia ga laku laku,karna ketus.." celetuk Chika, sontak leta dan Tiara tertawa.

"Chika ayo berlatih, jangan gosip aja!" Teriak Bayu. Chika kesal melihat Bayu yang Sedari tadi terus berteriak mengajaknya untuk berlatih

"Ih aku nyesel tadi memohon agar sekelompok dengan Bayu, ternyata dia sangat cerewet" ucap Chika kesal,ia berlalu pergi menghampiri Bayu.

"Hahaha rasain" ejek Tiara, Alden menatap Leta intens.

Tiara tersenyum kecil,ia berlalu pergi untuk berlatih juga dengan Erik teman kelompoknya.

Sementara Alden masih menatap Aleta dengan senyum nya yang terukir manis.

"Taaa ayo coba lagi yuk" ajak Alden, Aleta mendongak ke arah Alden

"Pasti kamu bisaa,aku akan mengajarimu sampai kau bisa melakukan nya.."ujar Alden dengan wajah seriusnya, Aleta menatap Alden dalam

"Tapi Alden.. aku payah.. pastinya aku akan jadi beban untukmu, semoga kau sabar ya mengajari aku" ucap Leta sedih, Alden tertawa mendengar perkataan Aleta.

"Iya tenanglah,ayo kita coba" ajak Alden,Leta mengangguk mantap,ia pun bangkit dari duduknya dan belajar bagaimana caranya bermain basket.

Selly melihat Aleta dan Alden yang sedang belajar bersama sama seperti itu membuat dirinya semakin geram akan Leta.

"Itu anak emang ga kapok apa ya?!" Ucap Selly sebal,Moza menatap jijik Leta dari kejauhan

"Fix dia itu emang ciri ciri cewe ga tau diri sel.." timpal Dara

"Aku akan menghampiri Alden,lama lama dia tidak menghargai aku sebagai calon istrinya nanti"

Ucap Selly, Moza dan dara mengikuti Selly yang berjalan menuju lapangan basket.

"Alden!" Teriak selly,Alden merasa ada yang memanggil namanya sontak melihat ke asal suara begitu pula Aleta.

"Ada apa sel?" Tanya Alden,Selly geram melihat Alden yang se akan akan tidak menyadari apa yang telah ia lakukan.

"Kamu itu egois tau ga?!!!" Ucap Selly kesal,Alden mengernyit kan dahi bingung,ia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Selly

"Kamu bermain bola seperti itu sama cewe miskin itu emang kamu ga peduliin perasaan aku ha?!!"

"Kamu apa apaan si sel, kamu bukan siapa siapa aku lalu kenapa aku harus memperdulikan perasaan mu, dan kau tadi mengatakan aku egois? Kau yang egois" sahut Alden,dirinya sungguh merasa jengah akan Selly yang selalu mendominasi dirinya.

Aleta merasa terpojokkan, dirinya berlalu pergi meninggalkan Alden dan Selly the geng di lapangan. Leta menghampiri sahabatnya yang juga sedang menyaksikan keributan antara Selly dan Alden.

Selly mendekati Alden,ia berbisik

"Aku mau kau jauhi Aleta,atau dia akan ku permalukan habis habisan disini" bisiknya penuh dengan ancaman.

Alden menyeringai,ia benar benar benci dengan Selly yang selalu semena mena.

"Terserah kamu!" Sahut Alden,ia berlalu pergi menuju kelasnya.

"ALDEN!!" Teriak selly, seluruh siswa-siswi menertawai Selly karna di acuhkan oleh Alden.

"DIAM!!" Teriak selly lagi,sontak semua siswa-siswi tadi berlari karna takut akan amukan Selly the geng.

Selly menghampiri Aleta yang kini sedang duduk dengan 2 sahabatnya

"Ada apa sel? Koo gitu amat liat sahabat ku?" Tanya Tiara

"Kamu berani nya nyerang Aleta saat ga ada kita,kenapa? Takut sama aku dan Tiara?" Tanya Chika dengan wajah mengejek

"Cihh kalian itu hanya bocah ingusan! Kalian bilang sama sahabat miskin kalian itu jangan keganjenan sama Alden,jangan jadi PHO dalam hubungan orang!"ujar Selly mengancam.

Kemudian Selly menatap Aleta penuh dendam lalu berlalu pergi dengan para sahabat nya.

"Dih dasar wanita gila!!" Teriak Chika,Selly berhenti,ia memberikan jari tengahnya lalu melanjutkan jalannya

"Ih memang ya wanita itu ngeselin banget" ujar Tiara kesal

"Aku takut dia akan membully aku lagi.." lirih Leta

"Tidak,kami akan selalu bersama mu tenanglah" ujar Tiara dengan penuh keseriusan, Chika juga mengangguk mantap.

Leta sungguh menyayangi sahabatnya,yang selalu menemani dirinya dalam keadaan apa pun.

Bel pulang sekolah berbunyi,Leta dan 2 sahabatnya kini sedang menunggu jemputan mereka diluar sekolah.

"Leta kamu pulang naik apa?" Tanya Tiara, Leta bingung apa dia harus memberi tahu sahabat nya atau tidak

"Kok diam aja taaa? Naik bus lagi?" Tanya Chika,tiba tiba mobil mewah berhenti di hadapan mereka bertiga. Aleta tahu bahwa itu mobil untuk menjemput dirinya.

Pak supir keluar dari mobil dan menunduk hormat kepada Aleta.

"Maaf non Leta,saya sedikit terlambat.. sebaiknya kita segera pulang" ujar pak supir, Aleta mengangguk

"Tiara,Chika aku pulang terlebih dahulu yaaa.. besok aku jelasin!" Ucap Leta,Tiara dan Chika tidak ada pilihan lain selain mengiyakan nya saja.

Aleta masuk ke dalam mobil dengan pak supir yang membuka pintu mobil untuknya.

Lalu pak supir masuk ke bangku depan pengemudi. Chika dan Tiara ternganga takjub.

"Hei Chik,apa Leta kita sekarang sudah jadi kaya?" Tanya Tiara,ia masih menatap bingung kepergian mobil Aleta.

"Ini sangat tidak masuk akal raaa,masa ada seorang majikan yang memberi fasilitas seperti itu" jawab Chika, Tiara menyetujui perkataan Chika

"Apa jangan jangan Aleta itu sugarbaby! Kau tau kan majikan Aleta itu seorang lajang tua" Ucap Tiara histeris, Chika kaget dengan perkataan Tiara

"Wah raaa, besok kita harus tanya Leta!" Ucap Chika, Tiara mengangguk menyetujui.

Mereka sudah tidak sabar untuk besok, dari awal Leta memegang handphone mahal mereka sudah curiga,tapi mereka tidak berani bertanya jauh.

Sementara Aleta sudah sampai di Mansion.

Leta turun dari mobil lalu berlalu masuk,ia berjalan menuju kamarnya.

Berganti pakaian,dan juga mencuci muka.

Aleta memakai pakaian yang dibelikan tuan Faro untuknya,pakaian itu terlihat sangat mahal. Aleta merasa tidak pantas memakainya.

Leta turun dari kamarnya ia akan memasak makan siang hari ini. Bi Imah terlihat sedang mengepel ruang tamu.

Leta berjalan menuju dapur,ia membuka kulkas dan mengambil berbagai bahan untuk dirinya masak.

Tak berapa lama Leta selesai memasak,ia menyajikan masakannya di meja makan.

Tiba tiba Faro muncul dengan wajah lelah nya tapi masih terlihat tampan.

Leta teringat akan kiss mereka tadi pagi,ia menjadi malu karna hal itu.

"Wah kau sudah selesai masak?" Tanya Faro, Leta mengangguk.

"Kalau begitu sajikan untukku!" Perintah Faro,ia duduk di bangku meja makan sembari menatap Leta yang sedang menyajikan masakannya untuk nya.

"Ini Tuan.."

"Kau juga makanlah,makanlah bersama ku" ujar Faro, Leta duduk berhadapan dengan Faro.

"Bagaimana dengan sekolahmu hari ini?" Tanya Faro, Leta tersenyum manis mendengar pertanyaan itu

"Baik tuan, disekolah hari ini semua menyenangkan.. tapi aku tidak mengerti olahraga basket, jadi aku bingung Minggu depan sudah praktek nya" ucap Leta, Faro menatap nya dalam,Leta bingung karna Faro hanya diam menikmati makanannya tak merespon apa yang dirinya katakan tadi.

Akhirnya Faro dan Leta selesai makan, Faro menatap Leta yang sedang membersihkan piring piring kotor lalu meletakkan nya di wastafel.

"Leta kemarilah" panggil Faro, Leta mencuci tangan lalu menghampiri sang tuan yang masih duduk di tempat makan.

"Mendekat lah padaku!" Perintah Faro lagi, Leta mendekat kan dirinya lebih dekat kepada tuannya.

"Kau lupa akan perintah ku? Jika aku menyuruh mu untuk mendekat kepadaku itu artinya kau harus?"

"Harus apa?" Tanya Leta balik, dirinya benar benar lupa. Faro berdecak sebal

"Kau itu pikun sekali.. sudahlah aku tidak mood" ucap Faro dengan wajah sebalnya,ia berlalu pergi. Aleta menatap bingung Faro

"Apa dia marah?" Gumam Leta di dalam hati,ia mengikuti Faro yang pergi menuju ruang santai. Wajahnya ditekuk sepertinya benar-benar marah.

"Tuan maafkan aku.. aku benar benar tidak ingat.." lirih Leta sedih, Faro tidak memperdulikan nya,ia malah asik menonton TV. Leta berusaha mengingat,tiba tiba dirinya baru teringat akan perintah aneh itu.

"Astaga.." gumam Leta, Leta menghela nafasnya pelan ia menghampiri Faro yang sedang menonton tv dengan wajah masam nya. Leta perlahan duduk di pangkuan Faro, Faro terkejut tapi ia diam saja membiarkan Aleta.

"Akhirnya dia ingat! Akan ku lihat bagaimana dia membujukku" batin Faro,Leta duduk dipangkuan Faro sembari menatap wajah masam majikannya.

"Maaf tuan,jangan marah lagi dong.." bujuk Leta, Faro tetap tidak peduli walaupun Leta dipangkuan nya ia tetap menatap televisi.

Leta mengambil remote TV,lalu mematikan tv itu. Faro masih juga menatap kosong TV di hadapannya.

"Tuan.. apa tv tidak menyala seperti itu lebih menarik?" Tanya Leta geram,tapi Faro tetap diam. Leta tidak ada pilihan lain selain mencium bibir Faro tidak hanya mencium nya tapi juga ******* bibir pria besar itu.

"Astaga,Faro kau harus pura pura tidak membalasnya" gumam Faro dalam hati,ia tidak membalas ******* bibir Leta untuk mengerjai gadis itu.

Sementara Aleta melepas tautan bibirnya,ia menatap kesal Faro.

"Kok tidak tuan balas?" Tanya Leta dengan nafas memburu, Faro tetap diam.

"Baiklah diam la terus! Aku tidak peduli!" Ucap Leta,malah ia marah balik sekarang.

Aleta bangkit dari pangkuan Faro,tapi Faro menarik Leta hingga Leta kembali duduk dipangkuan nya.

"Kenapa kau ikut ikutan marah hmm?" Tanya Faro sembari menelusuri wajah Leta dengan jemarinya

"Habisnya aku sudah bersusah payah menciummu tapi kau malah mengabaikan itu!" Ujar Leta sebal, Faro tertawa kecil.

Faro mendekat kan wajahnya ke Leta lalu ******* bibir gadis kecil yang berada di pangkuannya.

Mereka melakukan ciuman dengan sangat menuntut, Faro menciumi seluruh leher Leta.

"Ahhh tuan.. itu geli.." desah Leta, Faro kembali ******* bibir Leta dengan lembut, Leta mengalungkan tangannya di leher Faro.

Sambil ******* bibir Leta, Faro membuka kancing baju Leta. Leta tidak menyadari itu ia masih asik menikmati ******* Faro.

Faro merasakan adiknya di bawah sudah berdiri,ia melepas tautan bibirnya.

Mereka saling menatap dengan nafas memburu,Leta melihat kancing bajunya yang sudah terbuka.

"Loh kok udah terbuka gini? Tuan kau jangan main sampai sini dong.." ucap Leta memperingat kan, Faro tertawa kecil.

"Semua milikku!" Ujar Faro, Leta terbelalak kaget

"Sejak kapan seperti itu?" Tanya Leta dengan wajah bingung nya, Faro sangat suka dengan wajah itu karna Leta terlihat cantik.

"Hari ini!" Jawab Faro cepat, Aleta mau menolak tapi dia merasakan sesuatu yang keras di pangkuannya.

Faro menyadari itu,ia menyuruh Leta untuk bangkit. Setelah Leta bangkit ia bergegas pergi menuju kamarnya yaitu di bathroom untuk melemaskan sesuatu yang berdiri.

Aleta menatap kepergian sang majikan dengan wajah ternganga.

"Astaga apa itu tadi? Apa tadi tongkat tuan Faro? Itu sangat terasa.. ah tuan Faro memang mes*m!" Sebal Leta, Leta baru ingat piring bekas makannya tadi dengan Faro belum ia cuci karna sang majikan marah kepadanya.

Leta berlalu menuju dapur,tapi ia melihat wastafel sudah bersih terlihat bi Imah yang sedang menaruh piring itu di tempatnya.

Leta baru teringat akan bi Imah

"Astaga bagaimana kalau bi Imah tadi melihat apa yang ku lakukan dengan tuan Faro?" Gumam Leta ,ia menyapa bi Imah.

"Hai bi.. maaf ya tadi Leta lupa mau cuci piring nya" ucap Leta,bi Imah tersenyum manis kearah Leta.

"Ga papa kok non,kan tadi asik bermesraan dengan tuan muda.." goda bi Imah,Leta tersipu malu.

"Yasudah ya sana bermesraan lagi,bibi mau membersihkan halaman belakang dulu" pamit bi Imah,ia meninggalkan Aleta yang bahkan tidak bisa berkata kata lagi.

Sementara Faro,ia merasa kesal dengan adiknya yang gampang sekali baper.

"Kita bahkan baru memangkunya,dia belum bug*l dihadapan kita.. kenapa kau langsung tegak begini?" Ucap Faro sebal,ia memarahi adiknya. Terpaksa Faro bermain Solo.

Setelah 30 menit lebih akhirnya ia selesai menidurkan sang adik.

Alfaro memakai pakaian santai,ia berjalan keluar kamar.

Tapi Faro tidak melihat Leta sama sekali,ia pun berniat masuk ke kamar Aleta pasti Leta berada didalam.

Faro masuk karna pintunya tidak terkunci, terlihat Leta sedang merapikan baju seragamnya. Dengan rambut yang masih tersanggul, Faro menatap leher jenjang itu.

"Kau sedang apa?" Tanya Faro, Aleta terkejut.

"Tuan ketuk pintu dulu jika masuk ke dalam kamar cewek" ujar Leta, Faro menaikan bahu tanda ia tidak peduli.

"Kan aku sudah bilang padamu jangan gulung atau ikat rambut mu!" Ucap Faro, Leta baru teringat. Leta membuka gulungan rambutnya, sekarang rambut indahnya terurai dengan indah.

"Sudah tuan.." ucap Leta, Faro tersenyum karna Leta cepat sekali mematuhi perintah nya.

"Tadi waktu makan kau bilang kau tidak bisa bermain bola basket?" Tanya Faro, Leta mengangguk cepat.

"Ayo kita berlatih! Aku sangat hebat dalam bermain basket" ujarnya, Leta sangat senang ia pun bergegas menarik tangan Faro untuk turun ke bawah.

"Tapi kita perlu bola tuan.." ucap Leta,kini mereka sedang berada di halaman depan.

"Hmm sebentar biar aku suruh Yuda untuk membelinya!" Ujar Faro,ia mengambil handphone nya di kantong celananya lalu menelpon Yuda.

"Iya tuan ada apa?" Tanya Yuda

"Kau dimana?" Tanya Faro balik

"Aku berada di kantor mu tuan,tapi karna kau mau bermesraan dengan Nona Aleta jadi kau menyuruh ku untuk menghandle semua urusan kantor"jawab yuda, untung saja Aleta tidak mendengar omongan Yuda di telpon,Leta menatap Faro lugu.

"DIAM! Kau mau gajimu ku potong ha!!" Ucap Faro mengancam, Leta kaget mendengarnya.

"Tidak tuan tidak.. maaf kan aku.." ujar Yuda

"Hmm sekarang kau pergilah ke toko olah-raga,belikan aku bola basket beserta keranjang nya" perintah Faro

"Apa tuan akan melamar menjadi guru les basket?" Tanya Yuda

"Jangan banyak tanya! Cepat cari!" Ujar Faro,ia mematikan handphone nya lalu menyimpan nya kembali ke kantong celananya.

"Bagaimana tuan apa dia mau?" Tanya Leta dengan wajah khawatir nya

"Di dunia ini tidak ada yang tidak mematuhiku!" Ucap Faro angkuh, Aleta pun baru ingat akan itu.

"Oh iya lupa.. kau ini kan Alfaro Elkeish Dewantara" sahut Leta, Faro mengusap rambut Leta gemas,membuat rambut Leta berantakan. Leta tersenyum manis ke arah sang Tuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!