Sementara itu di sekolah Aleta belajar dengan semangat apa lagi ini pelajaran kesukaannya yaitu pelajaran bahasa Indonesia.
Saat istirahat pertama tadi Alden pamit pulang dulu karna ia ada acara dengan keluarga nya.
Setelah mata pelajaran bahasa Indonesia telah usai, ternyata pelajaran selanjutnya jam kosong karna guru bidang studi tersebut tidak bisa hadir.
"Jam kosong sampai menuju bel pulang sekolah dong ini" ujar Tiara,kini mereka sedang duduk didepan kelas.
"Aku si kalau Uda Alden di jemput sama anak buah Papa nya pasti kita akan jam kosong" ucap Chika
"Eh benar juga ya Chik,baru sadar loo" sambung Leta
"Pasti Alden mulai di ajari untuk jadi pewaris tuh.." kata Tiara
"Ga cuma pewaris yayasan dia juga pewaris perusahaan papa nya,yang aku dengar dari Papi ku ya.. Alden itu akan menjadi penerus papa nya yaitu CEO" ucap Chika panjang lebar,kini mereka sedang bergosip sambil menyemil Snack yang dibeli Tiara tadi di kantin.
"Ooo emang dia anak satu satu nya gitu?" Tanya Leta,Tiara juga menanyakan hal yang sama
"Aku rasa tidak, dia punya kakak perempuan nama nya Zenia Dirgantara,yang aku dengar ya,kakak nya itu dulu nya berkuliah di London jadi sekarang udah lulus mungkin sekarang sudah pulang ke Indonesia" jelas Chika,Aleta dan Tiara mengangguk paham
"Eh yang buat aku terkejut ya raa,kok Chika bisa tau sedetail itu si?" Tanya Leta heran
"Yaelah taaa,kamu lupa Chika ini biang gosip apa yang dia tidak tau" jawab Tiara,seketika Leta tertawa
"Aku mencari informasi bukan biang gosip yaa!" Ucap nya
"Iya iya" sahut Leta dan Tiara bersamaan.
"Aku boleh bertanya tentang kak Daniel?" Tanya Leta ragu
"Boleh Taa" jawab Chika cepat
"Kak Daniel itu orang nya bagaimana si?" Tanya Leta lagi,Chika dan Tiara agak sedikit tertawa mendengar pertanyaan Leta
"Kamu jangan langsung ilfil ya sama dia atau bahkan kamu jangan bilang ke kak Daniel kalau aku bercerita hal seperti ini" ucap Chika,Leta mengangguk mengerti
"Kak Daniel itu orang nya baik,juga penurut sama orang tua.. tapi kak Daniel itu cassanova!" Ucap Chika, seketika Leta bingung dengan kata cassanova.
"Cassanova itu laki laki pemain Leta" jelas Tiara membantu menjelaskan
"Pemain? Main basket gitu?" Sahutnya dengan polos,membuat Tiara dan Chika tertawa kecil
"Bukan.. pemain wanita,suka ganti ganti pasangan di ranjang.. bukan sekedar berpacaran sama mereka tapi juga meniduri banyak wanita" jelas Chika lagi,Leta terkejut
"Aku tidak menyangka kak Daniel seperti itu" lirih Leta
"Tapi dia juga tidak tukang memperkosa Leta,kau tidak perlu takut" ucap Tiara,Leta mengangguk paham.
"Pantas saja tuan Faro marah kalau aku dekat dengan kak daniel.." batin Leta.
Kring...kring...kringg
Tiba tiba bel sekolah berbunyi
"Wah kita pulang cepat!" Seru manusia tiga sarangkai itu,mereka bergegas masuk kekelas mengambil tas mereka.
"Eh Leta aku dan Tiara pulang dulu yaa.." ujar Chika pamit
"Iya tidak papa.. aku juga mau makan dulu baru mesan gojek" ucap Leta,Tiara dan Chika menghela nafas tenang.
Mereka saling berpelukan lalu Tiara dan Chika berlalu pergi.
Karna Alden ada urusan, Alden sudah pamit kepada Leta untuk tidak jadi mengantar nya pulang sekolah.
Kini Leta berjalan di koridor sekolah,ia melihat lihat teman teman nya yang sedang berjalan sama seperti dirinya.
Tiba tiba rambut nya yang diikat di tarik oleh orang dibelakangnya
"Awwww" rintih Leta
"Kau main main dengan ku! Apa kau bosan hidup haaa!!!" Teriak nya, ternyata itu Selly.
Selly menjambak rambut Leta lalu menghempaskan Leta hingga Leta jatuh tersungkur ke lantai
"Rasain! Makannya jangan ke ganjenan jadi cewek" caci Moza, Leta menahan sakit didengkulnya,ia melihat dengkul nya berdarah karna kebentur lantai.
"Kalian ini kenapa si? Aku tidak pernah merasa dekat dekat dengan cowok kalian" ucap Leta,Selly menarik rambut Leta lagi
"Alden.. kau mendekati Alden Ku.. aku sudah mengatakan kepadamu bahwa Alden itu milikku!!" Teriaknya,selly melepaskan tarikan rambutnya, Dara dan Moza hanya berdiri menonton.
Leta terdiam,ia kesakitan tapi Selly malah menyiram luka Leta dengan air perasan jeruk nipis di botol minumnya, membuat Leta berteriak kesakitan.
"Sekali lagi aku melihat mu berdekatan dengan Alden lagi kau akan kena dengan ku lagi!" Ujarnya,Leta terdiam ia menangis menahan sakit.
"Kalian semua! Apa yang kalian lihat?" Tanya Selly berteriak,para siswa-siswi yang ada disana menggeleng lalu berlalu pergi.
"Kalau kalian berani mengadukan hal ini kepada guru,kalian akan kena imbas nya sama aku!!" Teriak selly,para siswa-siswi lain mengerti.
"Cih sudah ayo kita pergi" ajak Selly, mereka berlalu pergi meninggalkan Leta yang masih terduduk di lantai.
Leta berusaha bangkit,kaki nya sangat sakit
"Awww sakit sekali,kenapa dunia ini sangat kejam kepada ku.." lirih Leta,ia menangis sesenggukan.matanya yang indah dipenuhi oleh air matanya yang berlinang deras.
Aleta berusaha bangkit,ia melihat ada tiang.
Leta berusaha berdiri dengan tiang itu, akhirnya ia berhasil.
Leta berjalan pincang karna kakinya masih sakit,ia menyeka air matanya.
Leta tidak mau terus terusan menangis terlihat lemah.
Kini Leta sudah sampai di luar sekolah,ia menarik nafas nya berat karna kelelahan.
"Jalan seperti ini membuat ku capek.. bagaimana aku akan bekerja..bagaimana aku akan berjalan untuk mencari makan.." tangis Leta pecah lagi,ia duduk di bangku luar sekolah nya sambil menangis terisak.
Karna rok sekolahnya pendek,ia dapat melihat luka nya. Leta tak dapat membendung air matanya ia menangis melihat keadaannya yang seperti ini.
Tiba tiba Daniel menghampiri Aleta
"Leta!" Sapanya dari kejauhan,Aleta mendengar ada suara yang memanggil nya Leta seketika menyeka air matanya ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis.
Kini Daniel sudah sampai di hadapannya,Daniel duduk disamping Leta
"Eh kaki mu kenapa?" Tanya Daniel,ia khawatir melihat kaki Leta yang terluka
"Oh ini,tadi aku terjatuh" jawabnya berbohong
"Kok bisa jatuh? Kamu ini uda besar Leta... Jangan tukang berlarian nanti jatuh kan sakit" ucap Daniel menasihati
"Ayo kita ke mobil biar aku obati" ajak Daniel,tiba tiba Aleta teringat akan kata Chika bahwa Daniel seorang cassanova
"Tidak usah kak,biar saja nanti aku obatin sendiri" tolak Leta lembut
"Kapan? Yang ada nanti kakimu terinfeksi.. apa kau mau di amputasi ha?" Tanya Daniel menakuti Aleta, seketika Aleta juga takut
"Tapi kata Tiara,bukan berarti kak Daniel itu tukang memperkosa, berarti masih aman bersama dirinya" batin Leta
"He kok melamun si?" Tanya Daniel lagi, Aleta tersentak kaget.
"Iya ayo kak,dimana mobilmu?" Tanya Leta,Daniel menunjuk kearah jalan dimana mobilnya terparkir di sebrang jalan.
"Astaga kak itu jauh sekali" Leta mengeluh
"Tenanglah.." ucap Daniel.
Daniel tiba tiba menggendong Aleta, Aleta kaget ia memberontak tapi Daniel tetap berjalan. Aleta terdiam ia menatap Daniel ia tersipu malu.
Aleta menatap dada bidang Daniel,seketika ia jadi gugup seperti ini.
Akhirnya mereka sampai di mobil, Daniel membuka pintu mobil lalu meletakkan Aleta di bangku mobil nya.
Lalu Daniel ikut masuk kedalam mobil.
Daniel mengambil kotak P3K,ia mengambil cairan infus untuk mencuci luka Leta
"Kak pelan pelan yaa" ucap Leta memohon, Daniel tertawa kecil
"Ah pertanyaan gadis ini membuat pikiranku traveling saja.." batin Daniel
"Iya aku akan pelan Leta,sini kaki mu"
"Bagaimana kak,kalau aku beri kakiku, aku kan pakai rok pendek,bisa keliatan dong" ucap Leta dengan polosnya, Daniel baru teringat.
Daniel membuka jas yang ia pakai,lalu meletakan jas nya di kaki Leta yang sebelah agar tidak terlihat apa yang di takuti Aleta itu.
"Sini kakimu yang terluka itu!" Pinta Daniel lagi,Aleta tercengang melihat Daniel yang hanya memakai kemeja putih polos dengan lengan baju yang digulung separuh membuat Daniel tampak manly sekali.
"Hei kok melamun,lalu kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Daniel, sontak Aleta tersadar
"Hehehe" kekehnya, Daniel menggelengkan kepala nya.
Daniel membersihkan luka Leta pelan pelan
"Aww kak sakit.." rintih Leta
"Aku sudah melakukannya dengan pelan Leta" ujar Daniel.
"Jadi kenapa sakit?" Tanya Leta dengan muka polosnya
"Mungkin karna pertama kali.. ah kau Leta membuat otakku traveling saja,diam lah oke aku akan cepat mengobati luka mu ini" ucap Daniel sebal,Aleta terdiam ia menahan mulutnya dengan tangannya agar tidak didengar Daniel suaranya.
Daniel melihat itu, otaknya semakin traveling sekarang
"Leta jangan seperti itu.." ucap Daniel
"Baiklah kak" Leta pasrah, akhirnya Daniel bisa fokus mengobati Aleta.
Walaupun Leta masih merintih kesakitan Daniel berusaha fokus mengobati luka Leta.
Daniel memberi obat merah lalu memerban luka Aleta.
Akhirnya ia selesai,ia menghela nafas lega.
"Terimakasih kak Daniel" ucap Leta, Daniel mengangguk
"Kau tidak punya persyaratan soal terimakasih?" Tanya Leta polos, Daniel bingung
"Maksud mu apa?" Tanya Daniel balik,Leta terdiam ia sedang berpikir kalau tuan Faro setiap Leta ingin berterimakasih kepadanya Leta harus mencium nya dibibir tapi itu hanya berlaku kepada diri nya saja.
"Aku rasa kak Daniel tidak membuat aturan sendiri" batin Leta,ia menatap Daniel dengan wajah seriusnya
"Leta maksud mu apa tadi?" Tanya Daniel lagi
"Ah tidak kok kak tidak ada" ucap Leta
"Nanti rajin lah kau ganti perban itu,biar cepat sembuh" ujar Daniel,Leta mengangguk mengerti.
"Sekarang kau mau kemana?" Tanya Daniel
"Pulang kak" jawab Leta
"Biar ku antar yaa?" Tanya Daniel,Leta berpikir kalau ia pulang naik bus akan ribet karena kakinya masih begitu sakit.
Akhirnya Leta mengangguk mau.
Daniel senang,ia pun bergegas menjalankan mobilnya untuk mengantar Aleta.
Seperti biasa Aleta meminta Daniel untuk berhenti di tengah jalan.
Tapi sudah memasuki daerah Mansion Faro
"Kenapa berhenti disini taa, biarkan aku mengantar mu sampai depan pagar...kaki mu masih sakit kan?" Tanya Daniel
"Iya kak,tapi tidak enak dilihat orang" jawab Leta
"Udah tidak usah pikirkan,biar aku antar sampai depan pagar yaa" ucapnya,Leta hanya terdiam pasrah.
Daniel melajukan mobilnya Sambil sesekali ia menatap Leta yang menunduk.
"Sudah sampai taaa" ucap Daniel, Leta berusaha keluar dari mobil itu tapi Daniel sudah keluar terlebih dahulu.
Daniel membuka pintu mobil nya, lalu ia menggendong Aleta secara tiba tiba.
Aleta tersentak kaget,ia menatap Daniel yang begitu manly.
"Astaga dia tanpan sekali.." puji Leta di dalam hati
Daniel menurunkan Aleta tepat di depan pagar,pak Tarjo heran.
"Loh Tuan Daniel kok bisa sama nona Aleta?" Tanya pak Tarjo
"Saya mengenal Aleta pak,apa Tante Anita ada di dalam?" Tanya Daniel,dulu dia juga sering datang ke Mansion Faro. Tapi karena kejadian masa lalu membuat dirinya jauh dengan Faro.
"Nyonya besar di dalam tuan, apa kau mau masuk?" Tanya pak Tarjo
"Tidak pak hanya bertanya saja.. Leta masuklah" ujar Daniel,Leta mengangguk
"Terimakasih ya kak Daniel.. lain kali aku akan membalas kebaikan mu hari ini" ucapnya, Daniel tersenyum manis ke Leta.
Daniel pamit pergi lalu masuk kedalam mobilnya dan berlaku pergi.
Aleta menatap kepergian Daniel dengan tersenyum kecil,pak Tarjo menyuruh Aleta untuk masuk.
Aleta masuk ia berjalan pincang untuk menuju ke halaman belakang,untung nya ia tidak telat hari ini karna kebetulan pulang sekolah tadi cepat.
Sementara itu Daniel di mobil tersenyum teringat akan Leta yang lucu.
Ia menatap bangku disebelahnya,disana ada jas nya yang tergeletak.
"Gadis itu membuat pikiranku traveling saja,untung tidak aku terkam.. " ucap Daniel,ia tersadar
"Gila Daniel! Apa kau pedofil haaa!!" Marah nya pada diri sendiri
Tiba tiba handphone nya berdering ternyata itu Viola,Daniel mengangkat panggilan itu
"Daniel aku sangat membutuhkan mu saat ini ahhhh" ucapnya sembari mendesah, Daniel yang menyetir seketika berhenti.
"Viola? Aku sudah tidak membutuhkan mu lagi,aku sudah bosan dengan mu! " Ucap Daniel menolak
"Tapi sekarang aku sangat membutuhkan mu Daniel,ayolah sekali ini saja.. apa kau tidak Rindu membuat ku mendesah kenikmatan" ucap Viola menggoda,Daniel menelan ludah nya kasar.
"Baiklah tunggu aku.." ucap Daniel,ia mematikan panggilan itu,lalu lanjut mengendarai mobilnya menuju Apartemen Viola.
"****!" Makinya pada diri sendiri.
"Aku memang benar benar cassanova" lirihnya mengejek diri sendiri yang telah kalah dengan nafsunya.
Sementara itu Aleta kini sudah sampai di kamarnya,ia kelelahan
"Ternyata jalan seperti ini semakin lelah saja.." lirih nya,Leta siap siap berganti pakaian.
Saat telah selesai berganti pakaian Leta keluar dari kamarnya,ia jalan terseok-seok karna kakinya yang sakit.
Kini Aleta sudah sampai di dapur,ia melihat Mbok Surti dan Alya yang sedang bercerita satu sama lain.
"Uda pulang kamu? Tumben biasanya telat dulu" ucap Alya
"Kebetulan tadi disekolah di pulangkan cepat kak" sahut Leta
"Enak ya kamu,kerja sambil sekolah" ucap Alya,Leta terdiam menunduk ia bingung harus menjawab apa
"Makannya kamu sedikit kecentilan,biar kamu juga enak hidupnya" ujar si Mbok menyahut
"Oh iya Mbok,lupa akan tips itu.. uda yuk mbok kita istirahat, sekarang giliran gadis sial itu yang berkerja" ucap Alya,si Mbok mengangguk mau lalu mereka pergi ke kamar mereka yang berada dihalaman belakang.
Aleta terdiam menatap kepergian 2 manusia itu,Leta berjalan pelan pelan menuju wastafel karna ia melihat cucian piring yang menumpuk.
"Kaki aku mohon untuk kuat hari ini yaa,lihat pekerjaan ku begitu banyak.. kalau ga kita kerjain nanti kita diusir,lalu kita akan tinggal dimana.." ucap Leta pelan, Leta berusaha tersenyum. Leta memulai mencuci piring.
Setelah selesai Aleta mengelap meja meja dan juga pinggiran wastafel.
Leta teringat ia pernah di naikkan oleh Faro di atas pinggiran wastafel lalu mereka melakukan..
"Ah tidak tidak,kenapa sekarang aku bisa bisanya membayangkan itu" lirih Leta pelan,ia berusaha fokus untuk melanjutkan pekerjaan nya.
Walaupun kaki Leta sakit bahkan ia kesusahan untuk jalan,tapi Leta tetap menyapu dan mengepel.
Leta tidak mau dimarahi nantinya,setelah selesai urusan di dalam Aleta berjalan keluar untuk melanjutkan pekerjaan nya di halaman samping,muka,dan belakang.
Sebenarnya pekerjaan nya hanya itu itu saja,cuman karna Mansion ini sangat besar membuat Leta kelelahan karna ia harus membersihkan semuanya sendiri.
Di Apartemen mewah Daniel dan Viola baru selesai dengan sesi percintaan mereka.
Daniel memakai pakaian nya kembali, sedangkan Viola ia hanya menatap Daniel yang sedang mengancing kemejanya
"Daniel kenapa kau terlihat murung? Apa kau belum puas baby?" Tanya Viola,tanpa malu ia menurunkan selimut yang menutupi tubuhnya sehingga 2 kembar bergelantungan dengan indah.
Daniel menatap Viola datar,ntah kenapa ia merasa bersalah kepada Aleta karna meniduri wanita lain.
"Apa apa dengan ku? Rasaku juga Leta tidak akan peduli aku mau niduri wanita manapun" batin Daniel
"Baby kenapa melamun? " Tanya Viola lagi dengan mode sexy
"Tidak ada,sudahlah aku mau ke kantor" ucapnya
"Daniel mana uang belanja untuk ku.." ucap Viola dengan nada manja.
Daniel mengetik sesuatu di handphonenya,lalu handphone Viola berdering
"Itu sudah aku transfer.." ucapnya,Viola tersenyum senang,Daniel merasa jijik dengan Viola,Daniel berlalu pergi.
Kini Daniel berada di dalam mobilnya,ia merasa perasaannya sangat tidak menentu.
"Kenapa aku begini? Tadi juga aku seperti bernafsu tapi ketika aku memulai nya nafsu ku tidak ada sama sekali,malah aku merasa ilfil" ucap Daniel ia menghela nafas berat.
Tiba tiba handphonenya berdering ternyata itu Dito Asisten pribadinya.
"Hallo ada apa?"
"Tuan muda kau ada dimana? Tadi Nona Zenia datang ke kantor, dan dia menunggu mu lama di ruanganmu tuan.." ujar Dito
" Zenia? Kenapa dia disini?" Tanya Daniel balik
"Tidak tau Tuan,yang aku dengar dia sudah menyelesaikan kuliah nya di London" jelas Dito
"Oh biarkanlah wanita itu.. " ucap Daniel
"Dia kan pacarmu tuan,bagaimana bisa kau abaikan?"
"Kau cerewet sekali.. sekarang kau handle ya di kantor,aku tidak akan datang.. aku mau istirahat di Apartemen"
"Apa kau habis berolahraga di ranjang tuan?" Goda Dito
"Diam! Kau mau gajimu ku potong haa!!"
"Tidak tuan,maaf.. sekarang beristirahatlah dengan tenang,biar urusan kantor aku yang urus"
"Hmm" Daniel mematikan panggilannya.
"Zenia.. kenapa wanita itu sudah kembali?" Batin Daniel, Daniel berusaha untuk tidak memikirkan Zenia, karna membuat kepalanya tambah pusing saja.
Daniel pun melaju menuju Apartemen untuk menenangkan pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments