BAB 16

Kini Bella dan juga Faro telah sampai di Mall terbesar di kota mereka.

Bella mengajak Faro berbelanja banyak barang,membuat Faro merasa bosan.

"Bella tadi kau bilang kita akan nonton,lalu kenapa sekarang kau malah berbelanja?" Ucap Faro dengan wajah kesalnya

"Hihi Faro sebelum nonton aku mau belanja dulu,kamu traktir yaa" pinta Bella, Faro menghela nafas lalu mengangguk

"Aku boleh ambil apapun yang mahal mahal kan?" Tanya Bella

"Ambillah sesukamu!" Ucap Faro,Bella tersenyum senang.

Bella mengambil tas tas branded, dan juga segala macam barang barang branded.

Setelah Bella merasa cukup ia memanggil Faro untuk membayar.

Setalah puas berbelanja,Faro mengajak Bella untuk makan terlebih dahulu.

Saat mereka mau memesan ruang VVIP ternyata ruangan tersebut penuh.

Akhirnya Faro mengajak Bella untuk ke tempat makan yang biasa.

"Faro kamu apa ga bisa ancam restoran ini? Bagaimana pun pasti Mall ini milikmu kan? Masa iya mereka melakukan pemiliknya seperti ini" ucap Bella kesal,kini mereka sudah duduk ditempat makan kalangan orang biasa. Faro memijit pelipisnya,ia sangat pusing menghadapi Bella.

"Biarlah Bella,kau mau makan apa tidak?! Kalau tidak mau sudah sana pulang!" Ucap Faro dingin, Bella menelan ludah nya kasar,tak ada pilihan lain Bella pun akhirnya mengikuti Faro saja.

Akhirnya walaupun banyak drama mereka menyelesaikan makannya,Faro mengajak Bella untuk pulang karna sudah menuju malam.

"Pulang? Kita belum nonton Faro..." Ucap Bella menolak

"Aku sudah tidak berselera untuk nonton Bella,nonton dirumah saja deh.." ujar Faro dengan wajah lelahnya

"Dirumah? Kau ini untuk apa kita kemari kalau ujung ujungnya dirumah juga kita nonton" celetuk Bella kesal

"Hei kau yang banyak sekali belanja,kau mengajakku mengelilingi seluruh Mall ini membuat ku lelah saja,kalau kau tidak mau pulang terserah!" Ucap Faro

"Ih iya Faro iya ayo kita pulang.. aku akan menginap dirumah mu" ujar Bella mengalah, Faro bergegas berjalan.

Saat mereka akan pergi menuju Basement,tiba tiba mata Faro melihat Zenia

"Zenia?" Batinnya

Zenia melihat ke Faro,lalu ia menghampiri Faro

"Haii Faro!" Sapanya, Bella menatap tajam gadis yang sedang menyapa Faro

"Hai Zenia, kau sudah pulang dari London?" Sapanya balik, Zenia tersenyum senang karna bertemu dengan Faro.

"Kak sudah ayo pulang!" Ajak seorang pria yaitu Alden.

Sontak Faro terkejut saat melihat ternyata Alden adik nya Zenia.

"Bentar dong Alden, hihi maaf ya Faro.. adikku itu memang begitu" ucapnya

"Wah siapa gadis ini? Pacarmu?" Tanya Zenia sambil menunjuk kearah Bella

"Tidak,dia sahabat kecilku" jawab Faro cepat, Bella tersenyum tipis.

"Zenia mari kita duduk di taman agar bisa bercerita dengan leluasa" ajak Faro, Zenia mengangguk setuju.

Kini mereka menuju taman di kota mereka.

Mereka duduk lesehan,Faro menyewa tikar yang ada disana.

"Wah Faro semakin gagah saja" puji Zenia, Bella menatap tak suka terhadap Zenia.

"Kau juga Zenia,kau terlihat dewasa.. sebelum kau ke London bahkan kau masih gadis manja.." ucap Faro,sontak mereka berdua tertawa bersama.

"Bentar,aku seperti pernah melihatmu?" Ucap Alden,ia menatap serius wajah Faro.

BUUUGGGHH

Zenia memukul adiknya karna sudah tidak sopan seperti itu

"Kau ini bagaimana si Alden? Faro itu CEO terkaya di negara ini,pasti wajahnya ya seliweran di TV" ucap Zenia geram dengan Alden, Alden pun mengangguk membenarkan pengucapan sang kakak.

"Kau masih bersama Daniel?" Tanya Faro,karna Zenia pergi ke London sebelum ia mengetahui bahwa Daniel penyebab Faro putus dengan Viola.

"Masih,kami akan bertunangan secepatnya! Kau masih sama Viola?" Tanya Zenia balik

"Sudah tidak"

"Tidak? Tapi katanya kau mau melamar dia kan? Kau sendiri yang bercerita sebelum aku pergi" tanya Zenia lagi

"Tidak jodoh Zenia.." jawabnya singkat

"Iya kau benar,sedalam apa pun kita mencintai dirinya tapi kalau emang sudah tidak jodoh tidak akan bersama" ucap Zenia.

"Faro ayo pulang" ajak Bella, Faro melotot ke arahnya

"Faro..." Rengek Bella lagi,

"Faro cukup sampai disini saja ya, nanti kita ketemu lagi aku akan ajak Daniel.." ucapnya

"Baik Zenia.." sahut Faro,Zenia bergegas bangkit begitu pula Alden,lalu mereka pergi.

Tinggallah Bella dan juga Faro

"Sudah puas? Ayo kita pulang" ajak Faro,mereka bangkit.

Bella dan Faro menuju mobil mereka,Faro masuk kedalam mobil disusul Bella.

Faro menatap kursi belakang yang penuh dengan paper bag belanja Bella.

"Faro jadi Zenia itu pacar Daniel?" Tanyanya,Faro mengangguk.

"Ooo begitu.." lirih Bella.

Faro melajukan mobilnya untuk kembali menuju Mansion Utama.

Bella sangat puas hari ini,karna sudah belanja di traktir Faro.

Sementara itu Aleta turun dari rumah pohon saat menuju malam,ia merasa kenyang karna Snack yang dibawa sama Faro tadi.

Aleta berjalan menuju halaman depan untuk melihat lihat saja niat hatinya.

Tiba tiba Leta melihat mobil yang memasuki halaman Mansion,ia melihat Faro dan juga Bella yang keluar dari mobil itu dengan Faro yang membawa banyak tas belanja.

Faro memanggil pak Tarjo untuk memasukan mobilnya ke garasi,setelah mobilnya berlalu pergi tak sengaja mata Faro menatap Leta yang sedang melihat kearahnya.

"Leta? Aduh bagaimana ini?" Batin Faro, Bella melihat juga ia pun bergelayut manja ditangan kekar Faro

"Faro terimakasih atas hari ini.." ucapnya agak sedikit kuat, agar Aleta mendengar nya.

Bella mencium bibir Faro sekilas,Faro melotot ke arah nya tapi Aleta tidak peduli akan hal itu.

Aleta sedikit sakit melihat itu,ia berlalu pergi menuju halaman belakang.

Bella tersenyum senang, sementara Faro menatapnya tajam

"Bella aku tidak suka kau mencium ku seperti itu!" Ucapnya, Faro berlalu pergi masuk ke dalam.

Anita sedang duduk santai di ruang TV,ia melihat Faro masuk dengan membawa banyak tas belanja,ia merasa senang.

"Tante.." sapa Bella,ia duduk disamping Anita yang sedang menonton TV

"Hei anak Tante,hmm banyak sekali belanjanya.. hari ini Faro benar benar jadi milikmu yaa" goda Anita, Faro meletakan tas belanja Bella yang banyak itu di sofa.

Lalu ia berjalan menuju sang Mama.

"Mbok Surti buatkan minum untuk anakku dan juga Bella"teriaknya.

"Faro besok kau masih tidak ke kantor kan?" Tanya Anita

"Sebenarnya tidak,tapi kalau aku mengatakan iya yang ada pasti Mama menyuruh ku menghabiskan waktu bersama Bella,dari pada begitu lebih baik aku bekerja saja" batin Faro.

"Besok Faro harus bekerja maa.." jawabnya cepat.

"Yaaa Tante.. kalau begitu aku pulang saja deh ga jadi nginap,karna untuk apa kalau Faro bekerja" ucap Bella,Anita mengangguk paham.

Faro menelpon pak Tarjo agar mengantar Bella menuju Mansion pribadi nya.

"Pak Tarjo akan mengantar mu.." ucap Faro.

Mbok Surti datang membawa 2 minuman,ia meletakan di meja lalu berlalu pergi.

"Faro kenapa tidak kau saja yang mengantar ku pulang?" Tanya Bella manja

"Aku lelah" jawab Faro asal,Bella menghela nafasnya berat

"Baiklah Tante Bella pulang dulu ya, nanti kalau Bella ada waktu kosong, Bella akan datang menemui Tante" ucapnya

"Iya sayang, sering seringlah kemari.." ucap Anita menyahut, Faro hanya diam.

Bella berlalu pergi,ia mengambil tas belanja nya lalu meninggal kan Faro dan Mama nya disana.

"Sepertinya Bella marah padamu" ucap sang Mama, Faro menaikan bahu tanda tak peduli.

"Nanti dia juga tiba tiba timbul sendiri, sejak kapan Bella jadi pemarah" ucap Faro tenang,ia meminum habis minumnya.

"Maa Faro mau naik dulu ya.. mau mandi" ucapnya,Anita mengangguk.

Faro bangkit,ia berjalan menuju kamarnya.

Sesampai di kamarnya Faro melepas jam tangannya,lalu berlalu masuk ke bathroom.

Faro mengguyur tubuhnya di bawah shower,ia teringat akan Viola karna bertemu dengan Zenia tadi.

"Huh aku rasa Zenia belum tahu apa perbuatan pacarnya disini, sebaiknya aku biarkan saja.. lagian kalau Daniel masih berhubungan dengan nya berarti Daniel benar benar serius dengan Zenia.. tidak mungkin mereka tidak pernah berhubungan lebih dalam" batin Faro.

Setelah 30 menit lebih akhirnya Faro selesai mandi,ia bergegas berpakaian santai.

Setelah itu Faro keluar menuju balkon kamarnya,ia ingin menghirup udara tenang.

Faro melihat bintang di langit yang bersinar terang dan juga bulan yang berbentuk sempurna.

Faro melihat ke bawah disana ia melihat Aleta yang sedang duduk di halaman samping. Kebetulan balkon kamar Faro berlurusan dengan halaman samping.

"Aleta? Wah rupanya dia sedang santai disana, lagi main handphone ya..

Sebaiknya aku ganggu saja dia" ujar Faro,ia mengambil handphone nya di nakas,lalu berlalu keluar lagi.

Faro menelpon Aleta,ia melihat ke arah Aleta yang sedang melihat handphone nya saja tidak mau mengangkat panggilan nya.

"Angkat dong! Berani sekali dia sengaja mengabaikan panggilan ku" ucap Faro geram, bukannya di angkat panggilan Faro tapi malah di matikan Aleta.

Faro berdecak sebal ia menelpon Aleta lagi.

Akhirnya Leta mengangkat panggilan nya

"Berani sekali kau mengabaikan telpon ku ha?!" Ucap Faro marah

"Maaf tuan.." ucap Leta singkat,Faro menatap ke arah Leta yang sedang duduk termenung.

"Kau kenapa?" Tanya Faro

"Tidak papa,hanya lelah" jawabnya

"Aku pikir kau rindu aku cium" goda Faro, seketika Aleta bangkit dari duduk nya, Faro melihat itu

"Tuan kau jangan mesum.." ucap Leta kesal

"Aku terbayang akan bibirmu Leta,andai kita di Apartemen, pasti kau sudah di pangkuan ku sekarang" goda Faro lagi,ia melihat Aleta yang kesal dibawah sana.

"Ih dasar om om tua mesum!!" Teriak Aleta, Faro tertawa

"Lihatlah ke atas,tapi kau berbalik dulu" ucap Faro,Leta bingung

"Untuk apa? Kau jangan mengerjai ku" sahut Leta

"Cepatlah lakukan!"

Aleta berbalik lalu melihat ke atas,ia tercengang saat melihat Faro berada di balkon berdiri sambil mengejek dirinya.

"Apa kau melihat ku?" Tanya Faro sedikit menggoda Padahal ia tahu bahwa Aleta sudah melihat dirinya

"Aku lihat dirimu tuan,tapi aku melihat ada wanita berambut panjang berdiri disamping mu" ucap Aleta menakuti, kini mereka masih bertelponan.

"Kau jangan coba coba menakuti aku,aku bukanlah anak TK lagi yang takut akan seperti itu" ucap Faro bangga

"ih tuan aku tidak menakuti mu,tapi emang benar loh ada wanita misterius di samping mu" ucap Leta penuh keyakinan,Faro melihat samping kanan dan kirinya

"Tidak ada kau jangan menipuku" ucapnya

"Aku melihat nya tuan,eh dia mau mencekikmu tuan,awas nanti kau di dorong sama hantu itu" ucap Aleta tambah menakuti,sontak Faro mematikan panggilannya lalu berlalu pergi ke kamarnya dengan berlari.

Aleta tertawa puas

"Hahahah katanya CEO kok takut hantu.." ucap Leta,tiba tiba Aleta merasa merinding

"Kenapa aku merasa hawa nya sangat aneh ya,apa jangan jangan ada hantu beneran.." lirih Leta,Leta bergegas pergi masuk ke kamarnya melalui pintu belakang.

Aleta yang menakuti malah ia juga ketakutan sendiri.

Sementara Faro ia terduduk di ranjang king size nya,tiba tiba ia baru teringat bahwa dirinya pernah di takuti sama Aleta

"Kurang ajar,aku kena lagi sama bocah itu.. awas kau ya.." ujar Faro,ia berjalan menuju balkon nya lagi, ia melihat ke bawah tapi Aleta sudah tidak ada disana.a

Faro pun kembali masuk ke kamarnya,ia merebahkan dirinya di kasur

"Gadis bodoh itu selalu membuat ku kesal.." ucap Faro, Faro menatap langit langit kamarnya. Faro teringat akan dulu dirinya tidur bersama Aleta.

"Ah aku harus segera kembali ke Apartemen,agar bisa modus sama Aleta.." ucapnya,tapi ia bingung harus melakukan apa agar Aleta dan dirinya bisa pergi dari Mansion.

Tak berapa lama Faro terlelap tidur.

Sinar matahari bersinar terang, Faro terbangun karna silau matahari yang mengenai matanya

"Uhh astaga bahkan aku tidur tidak nyenyak semalaman.." lirih Faro,itu benar ia tidak bisa tidur semalaman karna memikirkan Aleta.

"Aku harus memikirkan cara agar bisa membawa Aleta pergi.. " ucapnya, Faro bangkit dari tidurannya.

Faro meminum air yang ada di nakasnya,lalu ia berjalan menuju bathroom.

Setelah selesai membersihkan diri, Faro turun menuju tempat makan.

Disana ia melihat ayah dan mama nya yang sedang bersiap siap seperti akan pergi

"Loh mama dan ayah mau kemana?" Tanya Faro

"Kami akan melakukan piknik bersama Arya dan juga Mira" jawab Anita

"Ooo.." sahut Faro,ia duduk sambil memakan roti selai yang sudah disediakan mama nya.

"Kau bekerja hari ini nak?" Tanya Harja

"Iya Ayah.." jawabnya cepat

"Tau aja ya kamu mau diajak,makannya beralasan kerja" celetuk Anita, Faro diam tidak peduli.

"Sudahlah maa.. ayo kita pergi! Eh iya Faro kemungkinan kami akan pergi selama 2 hari" ucap Harja, Faro mengangguk paham.

Anita mengelus lembut rambut anaknya lalu berlalu pergi di ikuti sang suami.

"Pergi selama 2 hari? Eh aku punya ide.. mamaaa!!" Teriaknya,Anita berhenti ia menatap Faro heran

"Ada apa? Kamu mau ikut?" Tanya Anita, Harja pamit pergi dulu ke mobil untuk menaruh barang barang.

"Maa aku mau mama pecat saja Aleta!" Ujar Faro,Anita kaget ini lah yang ditunggu-tunggu oleh nya

"Kau serius?" Tanya Anita dengan wajah senang

"Iya! Mama pecat lah dia!" Pinta Faro lagi,Anita senang ia memanggil mbok Surti untuk membawa Aleta ke hadapannya.

"Iya Nyonya ada apa?" Tanya Aleta sembari menunduk, Leta menatap sang tuan yang menatap nya tajam

"Ada apa ini? Apa tuan Faro sedang membalas kan dendam nya sekarang?" Batin Leta,ia ketakutan.

"Sekarang kamu saya pecat! Sekarang kamu hari ini juga detik ini juga,kamu beresin barang barang kamu,lalu pergi dari Mansion ini!!" Ujar Anita, Leta tersentak

"Kenapa begitu nyonya? Aku ada salah apa?" Tanya nya dengan wajah sedih,air matanya bahkan sudah berlinang sekarang

"Ga usah banyak tanya! Sekarang kamu pergi! Jangan sampai saya menyuruh Security untuk menyeret kamu ya!!" Bentaknya, Faro terdiam menatap Leta.

Leta tidak bisa berkata apa apa lagi,ia pun berjalan menuju kamarnya untuk membereskan barang barangnya.

"Akhirnya kamu sadar juga sayang,yasudah ya Mama mau pergi dulu.." pamit Anita, Faro mengangguk.

Faro bergegas naik ke kamarnya,ia melihat dari balkon Leta yang sedang berjalan dengan membawa tas nya menuju ke luar pagar.

"Bagus! Rencana ku berhasil,aku memang pandai" ujarnya memuji diri sendiri.

Sementara itu Aleta,ia menangis sesenggukan.

Aleta bingung harus kemana? Bahkan tuannya sudah tidak peduli dengannya lagi

"Aku hanya menakutinya,kenapa dia membalasku seperti itu? Dasar sudah tua tapi pedendam" lirih Leta.

Leta sebenarnya terkejut,saat ia menuju kamarnya pakaian nya dan barang barangnya yang lain sudah rapi di depan pintu kamarnya. Handphone nya selalu berada dikantong celananya.

Tiba tiba Ipah menyapa dirinya

"Akhirnya kamu di usir juga.. jadi kesialan kamu tidak akan menular ke kami" ucap nya, Aleta tidak mempedulikan perkataan Ipah,Leta terus berjalan.

"Dasar gadis murahan.." teriak Ipah,Aleta tetap diam ia menatap Ipah yang pergi masuk ke dalam.

"Ga ada waktu membalas perkataan manusia iblis itu, sekarang aku harus memikirkan dimana aku akan melanjutkan hidup.." lirih Leta.

Kini Leta berdiri di pinggir jalan,ia bingung harus kemana.

Tiba tiba mobil mewah berhenti tepat dihadapan nya.

Ternyata itu Faro.

"Aleta ayo ikut aku!" Ajak Faro, Leta tidak mengerti apa maksud tuannya.

"Ayo masuk lah ke dalam mobil,biar aku jelaskan" ucap Faro, Leta dipaksa masuk.

Faro mengambil tas Leta menaruh nya di bangku belakang,lalu ia memaksa Aleta masuk.

Aleta masih tidak mengerti,tadi dia diusir lalu kenapa sekarang dia di suruh masuk kedalam mobil Faro.

Leta menatap Faro yang sedang duduk disampingnya.

Faro melajukan mobilnya.

"Tuan kau akan membawa ku kemana? Apa kau mau menjual ku?" Tanya Leta beruntun

"Diamlah jangan cerewet!" Ucapnya ketus, Aleta takut ia pun terdiam.

Tidak berapa lama mereka sampai di sebuah Mansion yang terlihat sederhana tapi juga terlihat mewah.

"Turunlah!" Perintah Faro, Aleta turun.

"Wah ini Mansion milik siapa tuan?" Tanya Aleta

"Milikku,mulai sekarang kau akan tinggal disini bersama ku" ucap Faro tenang,Leta bingung

"Sebenarnya aku menyuruh mama untuk memecat mu agar bisa membawa mu pergi dari Mansion utama,kau akan bekerja disini." Jelas Faro

"Tidak ada yang tau tentang Mansion ini kecuali Yuda,mama dan Ayah ku juga tidak akan menyangka kita tinggal disini" lanjut Faro,Leta mengangguk paham.

"Ternyata itu maksud dia memecatku,dia memang malaikat bagiku" batin Leta.

Faro mengajak Aleta masuk,ia tercengang dengan interior mewah yang ada di Mansion ini.

"Rumah sebesar ini aku tidak sanggup membersihkan nya sendiri tuan,kalau di Mansion Utama aku sanggup ya karna aku takut akan kemarahan mbok Surti dan juga Nyonya Anita" ucap Aleta lugu

"Maafkan aku ya,kau ternyata tersiksa disana,sekali lagi tolong maafkan mama ku.." ujar Faro

"Tidak perlu minta maaf tuan.. aku sangat beruntung kau mengajakku ke Mansion ini" ujar Leta semangat.

"Kau tenang saja,setiap hari akan ada yang membersihkan Mansion ini,tugasmu hanya memasak, mengurus aku,dan juga bersekolah" ucap Faro,Leta mengangguk paham.

Faro mengajak Aleta untuk naik ke lantai 2

"Ini kamarmu,kamarku di sebelah" ucap Faro

"Waw ini sangat luas tuan" ucap Leta senang,ia memasuki ruangan yang akan menjadi kamarnya itu

"Wah terimakasih tuan" ucapnya,Faro berdiri dengan tangan nya di saku celananya.

Leta berjalan mendekati dirinya,Leta mencium bibir Faro.

CUUPP

Faro tersenyum kecil,ia menatap Leta yang menaruh tas nya di kasur.

"Kau tau alasan apa lagi yang membuat ku membawa mu kesini?" Tanya Faro,ia akan menggoda Aleta. Aleta menggeleng tidak tahu

"Karna aku ingin bermesraan dengan mu" jawabnya gamblang, Aleta tersipu

"Tuan kau jangan menjahili ku begitu dong.." ucap Leta kesal, Faro tertawa.

Faro pergi meninggalkan Aleta,ia merasa tenang sudah membawa Aleta pergi dari Mansion Utama.

Faro masuk ke kamarnya,ternyata Aleta menyusul dirinya

"Wah tuan ternyata kamarmu lebih luas.." ucap Leta kagum

"Tuan kenapa kau tidak membawa pakaian?" Tanya Leta

"Ada di lemari ku, sebelum kita pindah aku sudah menyuruh Yuda untuk mengisi lemari ku dan juga lemarimu dengan pakaian yang baru. Dan juga membawa bahan makanan." Jelas Faro.

"Pakaian ku masih bagus.." ucap Leta

"Aku akan membuang pakaian mu itu! Aku tidak suka melihat kau memakai nya" ujar Faro.

"Baiklah Tuan.."

Leta tersenyum menatap Faro yang sedang merapikan berkas berkas penting nya.

"Dia benar benar pria yang menepati janji.. aku beruntung di pertemukan dengan pria sebaik dirinya" batin Leta.

Leta teringat, dirinya sangat rindu untuk memasak.

Aleta bergegas pergi dari kamar Faro untuk menuju dapur.

Ia akan memasak makanan yang enak untuk tuan nya sebagai ucapan terimakasih nya.

Faro tersenyum melihat kepergian Aleta.

"Aku akan selalu menjaga mu,tidak akan membiarkan mu terluka atau bahkan disakiti siapapun" lirih Faro.

Faro tidak menyadari perasaan nya yang mulai timbul untuk Aleta,ia membuang pikiran itu jauh jauh.

Menurut dirinya siapapun manusia akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi nya.

Sungguh Faro memang pria gengsi!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!