BAB 12

"Iya, aku bisa saja memaafkan teman-teman aku. Tapi tidak dengan Dirga." Lagi-lagi air mata itu mengembun di matanya. Dia mengalihkan pandangannya dari Devan.

"Maafkan aku yang tidak bisa mendidik Dirga dengan baik. Aku dengar semua yang dikatakan Dirga tadi." Devan merengkuh bahu Alesha dan memeluknya karena Alesha semakin menangis. "Aku mengerti, kamu pasti sakit hati dengan tuduhan Dirga. Aku tahu, kamu tidak seperti itu. Aku akan kasih batasan Dirga, kalau sampai dia diluar batas sama kamu, aku akan marahi dia dan beri hukuman."

Alesha menggelengkan kepalanya. "Gak usah. Aku gak mau hubungan Kak Devan dan Dirga jadi renggang gara-gara aku." Alesha terbuai beberapa saat dengan pelukan Devan. Mengapa rasanya senyaman itu. Tapi Alesha tidak ingin lama-lama terhanyut dalam pusara Devan. Dia menegakkan dirinya dan melepas pelukan Devan.

"Kamu gadis baik-baik, tidak seharusnya disakiti seperti ini." Kemudian Devan menghapus air mata yang ada di pipi Alesha. "Sudah cukup kamu menangis. Apa aku boleh minta sesuatu sama kamu?"

Alesha menatap Devan curiga. "Minta apa dulu nih? Jangan bilang kalau..."

Devan mengusap puncak kepala Alesha sambil tersenyum. Belum-belum Alesha sudah berpikir negatif tentangnya. "Jangan berpikiran negatif dulu." Kemudian Devan terdiam dan berpikir. "Hmm, tidak jadi. Nanti saja kalau sudah waktunya."

"Ih, Pak Dokter kalau pengen enak-enak ditahan dulu, aku gak mau. Awalnya aja meluk-meluk terus lama-lama pengen lebih."

Alesha selalu sukses membuat Devan tertawa. Padahal sebenarnya dia ingin meminta agar Alesha bisa sedikit membuka hatinya untuknya. Ya sudahlah, biarkan saja Alesha menganggap seperti itu. "Kamu lucu ya. Aku suka sekali sama kejujuran kamu."

Kemudian Devan berdiri dan membereskan bungkus makanan di atas meja lalu membuangnya ke tempat sampah. "Sudah sore, kita pulang. Aku bantu kamu menyiapkan barang."

Alesha masih saja memanyunkan bibirnya ketika teringat dengan study tour itu.

"Udah, jangan ngambek gini. Besok cuma sehari gak sampai camping." Devan kini mengemasi barang-barangnya ke dalam tas.

"Kalau Pak Devan pulang terus kalau ada pasien siapa yang menangani?" tanya Alesha.

"Aku punya dua asisten dokter yang terbagi jadi dua sift. Biasanya jam kerja aku sendiri pagi sampai sore karena pasien sudah hafal jika mau check up dengan Dokter di jam kerja itu. Tapi kalau malam ada pasien gawat, mereka juga bisa panggil aku."

Alesha hanya menganggukkan kepalanya. "Ngomong-ngomong kenapa Pak Devan gak kerja di rumah sakit saja?"

"Iya, dulu aku juga kerja di rumah sakit. Baru dua tahun ini fokus dengan klinik karena aku juga harus pantau kesehatan ibu."

Alesha hanya manggut-manggut. Setidaknya sebagai seorang istri harus ada pengetahuan dasar tentang suaminya.

"Ayo, pulang."

"Iya." Alesha memakai tasnya lalu mengikuti Devan keluar dari ruangannya.

...***...

Malam hari itu, bukannya Alesha yang sibuk menyiapkan barang-barangnya tapi justru Devan yang memasukkan semua perlengkapan Alesha.

"Nanti kamu catat saja komponen ekosistem apa saja yang ada di hutan itu. Pasti nanti juga dibagi beberapa kelompok agar laporannya cepat selesai."

"Aku mau satu kelompok sama monyet aja." kata Alesha sambil merebahkan dirinya.

Seketika Devan tertawa. "Di hutan itu memang banyak fauna juga. Tapi biasanya mereka takut dengan manusia, apalagi yang usil kayak kamu," goda Devan.

"Ih!"

"Sudah aku bawakan lotion anti nyamuk juga. Jangan lupa dipakai biar gak digigit nyamuk. Jaket kamu sudah aku siapkan juga. Buku, peralatan tulis, first aid kid, cemilan, peralatan sholat juga. Sudah kayak nyiapin anak TK mau rekreasi aja nih." Devan tersenyum kecil karena Alesha benar-benat tidak mau menyiapkan barang-barangnya.

Alesha semakin tersenyum. "Pak Dokter baik banget. Makasih. Biasanya aku nyiapin sendiri di rumah. Gak nyangka di sini aku diperlakukan kayak anak SD lagi."

Kemudian Devan naik ke atas ranjang dan tidur di sebelah Alesha. Dia menatap Alesha yang masih tersenyum. Satu tangan Devan mengusap pipi Alesha. "Cantik kalau senyum, jangan nangis lagi ya."

Alesha menahan tangan Devan. Dia kini menatap Devan yang juga menatapnya. Jantungnya seketika berdetak tidak seperti biasanya. Buru-buru dia memunggungi Devan sambil memeluk boneka beruangnya.

"Met tidur ya..." Devan mengusap puncak kepala Alesha sesaat.

Alesha hanya memejamkan matanya.

Aduh, gimana aku bisa tahan godaan Pak Dokter kalau kayak gini caranya. Meleleh sudah hati ini.

...***...

Pagi hari itu, Devan menghentikan mobilnya di dekat sekolah Alesha. Bus yang ditumpangi Alesha sudah stand by dan sudah ada beberapa murid yang berkumpul di dekat bus itu.

"Udah sampai, gak turun?" kata Devan karena Alesha masih saja belum turun dari mobilnya.

"Iya," Alesha meraih tangan Devan dan mencium punggung tangannya. Lalu meraih tasnya yang berada di jok belakang.

"Hati-hati ya. Hpnya selalu aktifin. Kalau ada apa-apa langsung telpon aku," pesan Devan.

"Iya," jawab Alesha. Dia kini turun dari mobil Devan dan berjalan menuju bus.

Devan masih saja menatap Alesha yang berdiri di dekat bus sendirian. Entah mengapa perasaannya menjadi tidak tenang. "Aku udah ada janji dengan pasien pagi ini. Kalau gak ada, pasti aku ikut dan menjaga Alesha."

Devan tak juga menjalankan mobilnya. Dia masih berpikir. "Coba aku minta majukan saja jadwal check up nya agar cepat selesai dan bisa menyusul Alesha."

Kemudian Devan memutar mobilnya dan melaju menuju kliniknya.

.

💕💕💕

.

Like dan komen ya...

Terpopuler

Comments

AR Althafunisa

AR Althafunisa

Aku jadi takut Dirga berbuat macam-macam, karena masih labil. Ayo dong... Tegas Van 😌

2023-09-01

2

Irma Meliana

Irma Meliana

Part ini pas banget sambil dengerin lagu legenda kita “ost full house ~ i think i”

2023-08-25

0

Eika

Eika

Nanti kalau gak ada Devan ada aja yang iseng dengan Alesha

2023-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!