BAB 5

"Ada banyak alasan mengapa saya ingin membawa kamu pulang ke rumah."

Alesha hanya menatap Devan, tanpa menimpali perkataannya. Rasanya Alesha sangat kaku ketika dia dihadapkan dengan seseorang yang terlalu berbahasa formal.

"Yang pertama, saya adalah tulang punggung keluarga. Saya sudah tidak punya Ayah dan saya harus menghidupi Ibu dan juga adik saya yang masih sekolah. Yang kedua, Ibu saya sering sakit-sakitan jadi saya juga harus memantau kondisinya setiap hari meskipun ada suster yang merawatnya. Kamu tenang saja, di rumah sudah ada pembantu kamu tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah. Cukup kamu temani Ibu saja karena saya sering pulang larut malam."

Alesha mengernyitkan dahinya. Bahkan Alesha sampai menguap beberapa kali mendengar perkataan Devan yang panjang lebar seperti orang pidato.

"Yang ketiga, karena..." Devan menghentikan perkataannya. "Suatu saat nanti kamu pasti akan mengerti satu alasan yang paling penting di antara semua alasan klise itu."

Alesha menopang dagunya sambil mengedipkan mata. "Sudah Pak Devan? Saya tidak mengerti apa yang Anda maksud." Akhirnya Alesha membuang napas kasar. "Pak Devan bisa gak kalau ngomong gak kayak Dokter ke pasien atau pejabat yang sedang pidato di muka umum. Biasa aja gitu ngomongnya. Kepala aku makin pusing." Alesha berdiri dan melepas hijabnya. "Lagian bicara sama anak SMA gak perlu sopan-sopan banget."

Devan hanya menahan tawanya. Dia tahu persis kalau Alesha memang sangat cerewet sejak kecil.

"Pak Devan, gini." Alesha kini menatap Devan. "Kita memang sudah menikah tapi aku masih belum siap kalau harus satu ranjang apalagi sampai saling bersentuhan. Soal pertemuan pertama kita, lupakan kalau aku pernah menyentuh Pak Devan. Aku gak sengaja."

"Iya, saya, eh, maksudnya aku. Iya, aku ngerti."

"Bagus, gitu aja bahasanya. Biar bisa lebih dekat dan mudah dimengerti." Kemudian Alesha masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh dirinya.

Sedangkan Devan kini mengedarkan pandangannya. Dia tersenyum saat melihat boneka beruang yang ada di atas ranjang Alesha.

"Boneka ini masih Alesha simpan?" gumam Devan sambil meraih boneka itu. Ternyata selama ini Alesha masih mengingatnya.

Dia ingat betul, dulu dia sengaja menabung dari hasil mengamennya untuk membelikan Alesha boneka. Ya, hidupnya dulu memang susah. Butuh banyak usaha agar sampai di tahap ini.

"Ih, jangan pegang boneka aku." Alesha menarik bonekanya dari tangan Devan. "Ini tuh boneka kesayangan aku." Kemudian Alesha menatap Devan dengan penuh selidik. "Orang yang ngasih boneka ini namanya juga Devan. Tapi bukan Pak Devan kan?"

Devan seketika menegang. Haruskah dia menjawab pertanyaan Alesha dengan jujur?

"Tapi gak mungkin sih. Pak Devan kan orangnya kaku banget."

Devan hanya tersenyum kecil. Dia kini menatap Alesha yang hanya memakai bathrobe saja.

"Pak Devan lihat apa?" Alesha mendekap dadanya. "Jangan lihat aneh-aneh. Keluar dulu, aku mau ganti baju."

"Aku mau ke kamar mandi."

Setelah Devan berlalu, Alesha memakai piyamanya. "Ganteng sih, tapi kaku banget. Kayak kanibo kering." Setelah itu Alesha merebahkan dirinya di atas ranjang. "Capeknya hari ini." Tak butuh waktu lama Alesha sudah tertidur dengan nyenyak.

Beberapa saat kemudian Devan keluar dari kamar mandi dan melihat Alesha sudah tertidur nyenyak. Dia membenarkan selimut Alesha. Devan terus menatap paras cantik itu. Dia masih tidak menyangka, Alesha yang pernah dia sayangi dulu telah menjadi miliknya.

Kemudian dia mengambil bantal dan tidur di lantai hanya beralaskan karpet rasfur. Bagi Devan, tidur dimanapun jadi asal masih ada alas dan atap.

...***...

Keesokan harinya, Devan membantu Alesha mengemasi barang-barangnya. Meski Alesha terus saja mendumel karena dia sebenarnya tidak rela meninggalkan kamar tersayangnya.

"Lesha, bawa barang yang penting dulu besok bisa dicicil lagi," kata Fara. Dia kini juga ikut membantu putrinya.

"Kirain suruh bawa semua biar Lesha gak ke rumah ini lagi."

Fara tersenyum lalu duduk di tepi ranjang Alesha. "Gimana semalam? Tadi pagi bangunnya pagi banget. Gak bergadang?"

Devan hanya tersenyum kecil lalu membawa barang-barang Alesha keluar dari kamar.

"Bergadang ngapain, Ma. Lesha capek ya tidur."

"Lesha, ritual setelah menikah."

"Lesha masih kecil, gak ngerti."

"Ya udah, nanti biar diajarin Dokter Devan ya." kata Fara sambil tertawa.

Alesha hanya mencibir. Sebagian besar barangnya sudah dia kemas meskipun dengan terpaksa.

"Lesha sini." Fara menarik tangan putrinya agar duduk di sebelahnya. "Mama yakin, kamu pasti bahagia dengan Devan. Meskipun kamu setengah hati, jangan pernah bersikap kasar dengan Devan ya dan kamu juga harus hormat dengan Ibunya Devan. Anggap dia seperti Ibu kamu sendiri."

"Iya, Ma." Alesha memeluk Mamanya. "Tapi Mama masih anggap Lesha anak Mama kan?"

"Iya sayang. Tentu saja. Kalau mau setiap hari main ke rumah tidak apa-apa tapi harus tetap pulang sama Devan."

"Iya, Ma."

"Sudah semua?" tanya Devan.

Alesha kini melepas pelukannya. "Tinggal kotak ini saja. Biar aku yang bawa."

"Biar aku saja yang bawa."

Kemudian Alesha memakai tas selempangnya dan membawa boneka beruanhnya. Kemudian dia berjalan ke depan rumah bersama Mamanya.

"Gak papa kalian pulang sekarang saja, soalnya Ayah lagi ada meeting di kantor."

Setelah berpamitan pada Fara mereka berdua masuk ke dalam mobil. Beberapa saat kemudian mobil Devan segera melaju menuju rumahnya.

Tidak ada pembicaraan di dalam mobil. Hanya Alesha yang sibuk memainkan boneka beruangnya.

"Kamu masih suka main boneka?" tanya Devan.

Alesha tak langsung menyahuti Devan. Dia semakin memeluk boneka itu. "Karena hanya boneka ini yang tidak pernah menyakiti perasaanku." Setelah itu Alesha menatap jalanan.

Devan hanya menghela napas panjang. Sesekali dia melirik Alesha yang sedang melamun.

Apa yang membuat hati kamu terluka sampai sedalam ini?

.

💕💕💕

.

Like dan komen ya...

Terpopuler

Comments

maulana ya_manna

maulana ya_manna

Lesha nya blm peka🤣🤣🤣🤣🤣

2023-11-04

0

moenay

moenay

ngek🥴🥴🤪🤪🤪
alesa bengek....🤭🤭😂😂😂🤣🤣

2023-10-26

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Adik kamu..

2023-10-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!