BAB 10

Alesha berjalan dengan cepat menuju kelasnya. Baru sehari tidak masuk rasanya sangat aneh. Apa karena statusnya sekarang telah menjadi istri seorang Dokter? Tak lupa dia menghapus lipstik di lehernya.

Baru saja masuk ke dalam kelas, teman-temannya sudah mendekatinya.

"Lesha, lo gak papa kan?" tanya Rena.

"Sha, sorry banget soal kemarin." kata Icha.

Alesha hanya diam saja. Bahkan dia pindah tempat duduk menjauh dari gengnya.

"Sha, kok lo pindah tempat duduk." Rena dan Icha masih saja mendekati Alesha.

"Kita minta maaf. Kita gak akan lakuin itu lagi sama lo," kata Reza.

"Kalian ngerti gak, apa yang kalian lakuin itu udah hancurin hidup gue. Kalian tega banget ya. Katanya sahabat tapi merusak. Udahlah, mulai sekarang gue mau fokus sekolah biar cepat lulus. Kita udah gak berteman lagi."

"Lo dimarahi sama Ayah lo? Biar kita yang jelasin sama Ayah lo." Rena masih kekeh mempertahankan pertemanannya. "Gue gak ikut maksa lo, please jangan marah sama gue."

"Kalian semua sama aja dengan pengkhianat itu. Rena, gue tahu lo yang antar gue tapi lo tega tinggalin gue dipinggir jalan. Gimana kalau ada orang jahat yang jahatin gue. Udahlah, gue mau sendiri."

Akhirnya teman-teman Alesha kembali ke tempat duduknya. Alesha hanya menghela napas panjang. Dia masih belum bisa memaafkan teman-temannya begitu saja.

Beberapa saat kemudian pelajaran pertama dimulai.

...***...

Saat istirahat, Dirga masih saja menatap Alesha dari kejauhan. Dia merasa sangat kehilangan Alesha dan ingin memilikinya lagi.

"Kamu mau balikan sama Lesha?" tanya Kiara. "Setelah apa yang kamu lakukan sama aku, kamu masih cinta sama Lesha?"

Dirga hanya menatap Kiara. "Kan kamu sendiri yang mau jadi yang kedua. Sekarang aku udah putus sama Lesha, itu berarti juga gak ada yang kedua."

"Maksud kamu?"

"Ya kita juga gak bisa lanjut."

Kiara akan menampar Dirga tapi tangan Kiara berhasil Dirga tahan. "Baru kali ini ada cowok breng sek kayak lo. Kalau lo cinta sama Lesha, apa motif lo selingkuh."

"Gue cintanya cuma sama Lesha. Gue cuma coba-coba sama lo."

"Coba-coba! Gila lo! Ternyata ini sifat asli lo!" Kiara mendorong dada Dirga dengan keras lalu keluar dari kelas.

Meskipun Alesha mendengar, tapi dia hanya diam saja. Sekarang itu semua bukan urusannya. Kini semakin terlihat sifat asli Dirga seperti apa.

Tiba-tiba saja Dirga mendekati Alesha yang membuat Alesha seketika berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari kelas tapi Dirga menahannya.

"Ikut gue! Gue mau bicara sama lo." Dirga menarik tangan Alesha cukup kuat.

"Apaan sih! Lepasin!" Alesha berusaha melepas tangan Dirga.

"Kalau lo gak mau, gue akan bocorin rahasia lo."

"Apa!" Alesha menarik kasar tangannya. "Silakan aja kalau lo mau bocorin. Itu kakak lo sendiri. Ternyata ini sifat asli lo. Lo beda banget sama kakak lo!"

"Lo jangan pernah bandingin gue sama Kak Devan!" Dirga menatap tajam Alesha. Dia menahan kedua bahu Alesha dengan kuat saat Alesha akan pergi. "Gue sendiri juga baru tahu sifat asli lo, wanita penggoda!"

"Dirga, lepasin!" Alesha berusaha melepaskan cengkeraman tangan Dirga di bahunya.

"Kita lihat saja, kalau rahasia lo terbongkar, lo pasti akan dikeluarkan dari sekolah." Dirga semakin menatap tajam Alesha. "Tapi rahasia lo aman kalau lo mau balikan sama gue."

"Lo gila!"

"Iya, gue emang tergila-gila sama lo! Lo bisa jadi pacar gue di sekolah dan istri kakak gue di rumah. Enak kan?"

Alesha mengepalkan tangannya. Dia ingin menampar Dirga tapi kedua tangannya tertahan. Wanita mana yang tidak sakit hati ketika dicap sebagai wanita murahan. Kini air mata kembali mengembun di pelupuk mata Alesha.

"Dirga, lepaskan!"

Suara itu membuat Dirga dan Alesha menoleh. Dirga sangat terkejut saat melihat kakaknya sudah berdiri tegak di sampingnya. "Kak Devan kenapa ada di sini?"

Setelah terlepas dari Dirga, seketika Alesha berlari ke toilet.

"Lesha," Devan menahan dirinya untuk tidak mengejar Alesha, meskipun dia tahu buliran air mata itu kembali menetes di pipi Alesha.

"Dirga!" Devan mengedarkan pandangannya untuk memastikan tidak ada orang lain di tempat itu. "Kamu harus ingat, sekarang Alesha adalah kakak ipar kamu. Kamu harus sopan sama dia. Apa yang kamu katakan barusan? Kamu ada hubungan khusus sama Alesha?"

Dirga hanya menatap tajam Devan kemudian dia melangkahkan kakinya pergi tanpa berkata apapun.

Devan menghela napas panjang lalu dia mengambil ponselnya dan menghubungi Alesha karena pasti sekarang Alesha sedang bersedih.

...***...

Alesha masuk ke dalam bilik toilet. Dia duduk di atas closet yang tertutup. Sebenarnya dia sudah tidak ingin lagi menangis tapi perkataan Dirga benar-benar telah melukai perasaannya.

"Aku bukan cewek murahan," gumam Alesha. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Beberapa saat kemudian ponsel di sakunya terasa bergetar. Dia mengambil ponselnya dan menatap nama yang memanggil. "Kak Devan?"

Kapan dia menyimpan nomor Devan? Sepertinya suaminya itu diam-diam meminjam ponselnya dan menyimpan nomornya.

Alesha kini mengangkat panggilan itu.

"Lesha, kamu jangan sedih."

Bukannya berhenti menangis tapi mendengar suara Devan, Alesha semakin terisak.

"Lesha, kamu dimana? Udah jangan nangis. Kamu tidak seperti yang Dirga katakan. Kamu sekarang ke kelas ya, sebentar lagi sudah masuk. Mulai sekarang aku yang mengajar Biologi di kelas kamu."

Seketika Alesha berdiri. "Apa? Bagaimana bisa?"

Devan tak menjawab pertanyaan Alesha. Dia justru mematikan panggilannya.

Alesha menghapus air matanya lalu dia keluar dari bilik toilet. Ternyata ada Rena yang berdiri di dekat washtafel.

"Lesha, lo habis nangis?" tanya Rena.

Alesha hanya terdiam, dia kini melihat wajahnya di cermin lalu membasuh wajahnya.

"Lesha, please maafin gue."

Alesha menggelengkan kepalanya. "Saat ini gue gak bisa percaya dengan siapapun." Kemudian Alesha melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas yang terus diikuti Rena.

Setelah sampai di ambang pintu, Alesha menghentikan langkahnya menatap sang suami sudah duduk di kursi guru.

"Siapa dia? Bukannya Bu Lilis yang mengajar?" Begitulah pertanyaan murid-murid yang baru masuk ke dalam kelas.

"Semua cepat masuk ke dalam kelas. Bel masuk sudah berbunyi, jam istirahat telah selesai," kata Devan. Dia kini mengedarkan pandangannya pada murid-muridnya yang belum duduk dengan rapi juga.

Alesha kini duduk di tempatnya. Dia menatap kaku pada Devan. Bisa-bisanya kini suaminya juga menjadi gurunya.

Setelah semua duduk dengan rapi, baru Devan berdiri.

"Perkenalkan saya Devan, saya guru Biologi yang akan mengajar di kelas kalian mulai hari ini."

Alesha hanya menundukkan pandangannya apalagi saat mendengar teman-teman perempuannya memuji ketampanan Devan.

"Itu kan kakak lo yang Dokter itu, Ga." kata salah satu teman Dirga yang tahu jika Devan adalah kakak Dirga.

.

💕💕💕

.

Like dan komen ya...

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

amit" ihh maneh mah dirga

2023-09-02

0

AR Althafunisa

AR Althafunisa

Dirga saraf 😌

2023-09-01

0

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

iy keterlaluan ni temen2nya alesha , cukup tau, gk perlu deket2 lg

2023-06-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!