Berjalan-jalan di trotoar kota Los Angeles bersama seorang mafia, tidak pernah terpikirkan oleh Samantha, sebelumnya. Ia memakai dress dan high hells, namun kepalanya ditutupi topi dan mengenakan masker yang menutupi separuh wajah cantiknya. Sungguh ia terlihat sangat lucu gara-gara tingkah berlebihan Maximo. Etah dari siapa sebenarnya ia ingin menyembunyikan Samantha.
Kebiasaan berjalan dari dua orang ini ternyata sangat berbeda. Langkah Maximo yang sering kali terlalu cepat, membuat Samantha kerap tertinggal. Beberapa kali Maximo menghentikan langkahnya dan menunggu Samantha yang sering berhenti di beberapa titik. Seperti saat ini, ia berhenti di depan sebuah food truck makanan jalanan yang menarik perhatiannya.
“Samantha, jangan sembarangan membuka maskermu.” Maximo segera menghampiri Samantha untuk memperingatkan gadis itu.
“Jangan banyak protes. Makan ini.” Samantha menarik masker Maximo lalu menyuapkan jajanan corn man yang baru Samantha beli dan maish hangat. Makanan satu bonggol olahan jagung yang diolesi berbagai bumbu serta dilapisi keju lalu ditusuk dengan tusukan kayu sebagai pegangan.
Maximo refleks membuka mulutnya. Makanan ini terasa aneh dilidahnya, tetapi cukup bisa untuk dinikmati.
“Mau beli yang baru? Kalau mau, sekalian bayar punyaku,” cicit Samantha dengan santai. Ia menyuapkan makanan itu untuk kedua kalinya.
“Astaga, bagaimana bisa kamu sudah memakannya padahal belum membayarnya.” Maximo menggerutu kesal. Ia kembali ke penjual corn man itu dan memberikan selembar uang.
“Aneh, mafia bisa juga punya rasa belas kasihan. Padahal tangannya begitu ringan untuk menembak seseorang.” Samantha memandangi tingkah Maximo yang membuatnya menggelengkan kepala tidak paham.
Maximo menghampiri lagi Samantha yang memperhatikannya dari kejauhan, ia segera memalingkan wajahnya saat Maximo menatapnya dengan dingin.
“Sudah selesai?” laki-laki itu menatap Samantha dengan lekat. Ia juga memberikan sapu tangan miliknya pada Samantha, untuk membersihkan bibirnya. Dengan senang hati Samantha mengambilnya dan melap sisa sauce di mulutnya.
“Boleh ku buang?” Samantha menunjukkan sapu tangan Maximo ditangannya.
“Kalau sudah kotor tidak bisa dipakai lagi.” Maximo menyahuti dengan dingin. Ia berjalan lebih dulu meninggalkan Samantha, ada rasa kesal saat mengingat Samantha yang ingin membuang sapu tangannya begitu saja.
"Sial! Kenapa malah mau dibuang? Bukannya dicuci dengan bersih dan dia kembalikan setelah bersih dan wnagi." Laki-laki itu menggerutu kesal.
Samantha hanya tersenyum melihat tingkah laki-laki itu. Ia memandangi beberapa saat sapu tangan yang berwarna hitam yang memiliki inisial M disalah satu sudutnya.
“Mana mungkin aku buang, karena bisa saja benda ini bisa saja menjadi salah petunjuk untuk mengungkap kematian Gerald," gumam Samantha. Ia urung membuang sapu tangan Maximo dan memasukkan kain tipis itu itu ke dalam sakunya. Ia akan memeriksanya nanti.
“Cepatlah!” suara laki-laki itu sangat mengagetkan untuk Samantha. Ia berdiri di tepi jalan, menunggu Samantha untuk menyebrang.
Samantha berjalan dengan santai, sambil menikmati udara malam yang sudah lama tidak dihirupnya. Padahal dulu ia sangat suka berjalan-jalan malam bersama Gerald, tetapi sekarang ia berjalan berdua dengan laki-laki yang telah membunuh pria yang sangat ia sayangi.
“Takdir macam apa ini?” Samantha memandangi bahu Maximo yang membelakanginya. Bisakah kalau ia menembak pria itu sekarang juga?
Merasa tidak ada jawaban dari Samantha, laki-laki itu kembali menoleh. Ia memandangi Samantha dengan tidak mengerti. Kenapa gadis itu seolah sengaja menyuruhnya untuk menunggu? Suatu hal yang tiadk pernah ia sukai.
“Berjalanlah lebih dulu. Aku tidak suka berjalan disampingmu,” ucap Samantha yang sengaja menghentikan langkahnya.
“Apa masalahnya?” Maximo bertanya dengan kesal.
“Karena kamu Maximo.” Hanya itu jawaban Samantha dengan mata yang membulat tajam. Penuh kemarahan pada pria itu.
Maximo tidak melanjutkan langkahnya untuk mendekat pada Samantha. Ia sadar, sepertinya kemarahan Samantha bangkit, entah karena alasan apa. Lantas ia memilih untuk berbalik dan menyebrang jalan lebih dulu lalu menunggu Samantha di sebrang jalan sana.
Samantha memandangi Maximo yang menunggunya disebrang jalan. Rasanya ia sadar, kalau sejak awal jalan mereka memang bersebrangan.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
semoga samantha bisa segera mengumpulkan fakta tentang maximo...
2023-06-12
2
N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
ngarep ya mas 🤭🤭🤭
2023-06-12
2
N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐
kiri dan kanan
2023-06-11
2