SASM - Mr Payment

Satu bulan sudah Samantha tinggal di markas Wilson untuk mempelajari banyak hal, sebagai bagian dari agent di agensi ini. Ia dengan sukarela menyerahkan dirinya bergabung dengan tim Wilson demi tujuannya untuk membalas dendam atas kematain Gerald.

Setiap hari ia belajar mengintai, meningkatkan kemampuan bertarungnya hingga belajar menggunakan senjata tajam ataupun senjata api. Kemampuannya meningkat pesat karena semangatnya yang sangat tinggi untuk menghancurkan seorang Maximo. Kayu yang dibentuk menyerupai kepala itu, selalu menjadi sasaran tembak bagi Samantha. Ia menganggap titik hitam di tengah kayu itu adalah kepala Maximo yang harus ia hancurkan. Mungkin dengan begitu rasa marahnya akan hilang dan dendamnya terbalaskan.

Samantha menempati kamar yang dipakai Gerald sebelumnya. Ia tidak menghias kamar ini sama sekali, bentuknya tetap seperti saat terakhir ditinggalkan Gerald. Tidak ada ornamen hiasan apapun seperti halnya di kamar Samantha yang ia tempati di apartemen. Semuanya ia biarkan polos agar merasa ruangan ini seperti penjara yang harus segera ia tinggalkan setelah mendapatkan kemenangan atas usahanya menghadapi Maximo.

Satu kalender ia pasang untuk mengingatkannya pada hari-hari yang ia lalui tanpa Gerald. Entah di hari keberapa ia bisa membalaskan dendamnya secara tuntas.

Seperti saat ini, Samantha tengah bertarung dengan beberapa orang agent pria. Sekitar enam orang yang harus ia hadapi di atas ring. Mereka bergantian menyerang Samantha dan gadis itu tidak goyah sedikitpun. Kakinya tetap berdiri kokoh dan gerakannya tetap gesit untuk memberikan serangan dan sesekali menghindari serangan lawan.

Sejak pagi berlatih, tubuh gadis itu sudah dipenuhi keringat yang membasahi tubuhnya. Tubuh atletis milik Samantha hanya dibalut kaos tipis model croptop berwarna putih dan legging yang ketat. Meski begitu, beberapa bagian tubuhnya tetap indah untuk dipandang, sangat ideal.

“Jangan lemah terhadapku hanya karena aku adalah seorang wanita!” ucap Samantha pada para lelaki yang sedang meringis kesakitan. Masing-masing sudah terkena pukulan dan tendangan Samantha bahkan beberapa diantaranya kesulitan untuk bangkit setelah terkena tendangan dahsyat dari kaki Samantha yang kokoh meski berukuran kecil. Mereka terkapar tidak berdaya.

Samantha yang diliputi kemarahan, telah menjelma menjadi monster pembalas dendam yang tidak pernah merasakan sakit sedikitpun ditubuhnya meski ada beberapa luka lecet dipermukaan kulitnya. Ia tidak mengizinkan tubuhnya terluka lebih parah karena tubuh ini adalah asetnya yang utama.

“Mereka bukan lemah karena menghadapi wanita tapi mereka memang tidak mampu menandingimu, Sam. Kamu terlalu hebat Samantha, kemampuanmu sangat pesat!” Wilson bertepuk tangan pelan seirama langkahnya yang mendekat pada Samantha.

Ia mengulurkan tangannya pada Samantha untuk membantu gadis itu turun dari atas ring, tapi gadis itu mengabaikannya dan memilih meloncati ring tempat bertanding sambil melayangkan tubuhnya ke udara, melakukan salto. Wilson menarik kembali tangannya yang terulur sia-sia. Wanita itu tidak pernah menatapnya sedikitpun. Sosok Maximo yang ada dipikirannya sepertinya lebih menarik untuk diperhatikan.

“Aku akan melanjutkan latihan menembak, beri aku senjata yang baru yang dayanya lebih kuat. Aku ingin belajar menembak dari jarak jauh,” ucap Samantha seraya mengambil handuk kecilnya untuk mengusap peluh yang membasahi tubuhnya.

“Sebelum berlatih, ikut dulu ke ruanganku. Ada yang harus aku tunjukkan,” ujar Wilson sambil memperhatikan Samantha yang terlihat seksi saat meneguk minumannya. Gerakan otot tenggorokan dan urat nadinya yang berkeringat, membuat Wilson ikut menelan salivanya kasar-kasar. Sepertinya ia memilih orang yang tepat untuk menghadapi Maximo. Gadis ini terlalu memikat.

Wilson segera mengalihkan pandangannya sesaat sebelum Samantha menolehnya. Ia melihat ke arah lain, demi menghindari pandangan tajam wanita itu. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana tersiksanya Gerald hidup berdua dengan Samantha di apartemen yang sempit. Pantas saja lelaki muda itu memutuskan untuk tinggal di markas mereka walau hanya memandangi monitor CCTV yang mengintai setiap sudut kota Los Angles.

“Apa aku sudah bisa menghadapi Maximo?” lihat, semangatnya selalu saja besar.

“Kita lihat nanti.” Wilson beranjak lebih dulu dan Samantha mengikutinya di belakang. Ia menarik jaket yang tergantung lalu ia pakai begitu saja.

Di ruang rapat saat ini Samantha berkumpul dengan Alicia dan Wilson. Mereka memandangi sebuah peta lokasi yang ada di atas meja. Beberapa titik sudah ditandai oleh spidol berwarna merah, titik-titik ini yang dilaporkan para agent berdasarkan hasil laporan mata-mata yang tersebar.

“Club ini, kehilangan banyak wanita setiap malamnya. Tidak ada satupun di antara mereka yang kembali. Pengelola club adalah pemilik hotel bintang lima di salah satu distrik terkenal Log Angles,” ujar Wilson memaparkan penemuannya.

“Apa pemilik club itu mafia juga?” Samantha ikut penasaran.

“Bukan, dia pebisnis biasa. Kenapa kamu menanyakan itu?” Alicia menatap Samantha dengan tajam, tidak paham.

“Kalau dia Mafia juga, mungkin dia sendiri yang memakai wanita-wanita itu. Tidak mungkin menyerahkannya pada Maximo.” Samantha berargumen dengan ringan.

Alicia hanya mengangguk. Benar yang dikatakan Gerald kalau adik asuhnya ini seorang yang cerdas.

“Malam ini aku akan ke sana.” Samantha sudah bertekad.

“Jangan sembarangan Samantha, kamu terlalu tergesa-gesa.” Wilson segera melarangnya.

“Kenapa kamu selalu menghalangiku? Harus berapa lama lagi aku menunggu untuk bertemu dengan manusia biadab itu?” Samantha segera meradang. Ia bahkan memukul meja yang ada di tengah-tengah mereka.

“Aku paham Samantha, kamu ingin segera membalaskan dendam kakakmu. Tapi kalau tanpa persiapan, kamu bisa kalah saat berada di sana. Selain otot, kamu juga harus menggunakan otakmu. Kita harus mengatur strategi karena yang kita hadapi adalah seorang Maximo. Apa kamu paham itu?!” Wilson berusaha mengingatkan.

“Aku paham, tapi kalian terlalu lamban! Kita bahkan belum melakukan apapun saat ini, selain mengintai!” Samantha balas membentak.

“Pikirmu mengintai itu pekerjaan yang mudah? Kamu bilang kita belum melakukan apa-apa. Kamu lupa kalau Gerald juga mati saat dia sedang mengintai?!” Alicia balas meradang karena kesal.

“Arkh, sial!” Samantha hanya bisa mendengkus kesal karena ucapan Alicia benar.

“Dengar aku Samantha, saat ini tidak hanya kamu yang kehilangan Gerald, kami pun sama. Jadi jangan merasa kalau hanya kamu yang menderita di sini, kami pun sama.” Alicia berusaha membujuk Samantha dan Samantha hanya terdiam, ia paham akan hal itu sepenuhnya.

“Aku dan Wilson, aku menurunkanmu malam ini, tapi kamu akan tetap berada di bawah pengawasanku dan Wilson. Saat ini, cukup lakukan apa yang harus kamu lakukan termasuk menyembunyikan kemampuan bela dirimu. Jangan tunjukan itu didepan Maximo dan orang lain karena mungkin saja itu malah akan membuat mereka semakin waspada.”

“Tampillah sebagai wanita lemah yang bisa dengan mudah ditaklukan oleh mereka. Mereka tidak suka wanita yang terlalu liar dan sulit ditundukkan karena seperti itulah karakteristik orang-orang Maximo, suka membuat mangsanya menunduk pada mereka. Lagi pula, kalau kamu terlalu menunjukkan kemampuanmu, mereka akan curiga terhadapmu. Alih-alih memakaimu, mereka akan lebih dulu menghindarimu. Apa kamu paham?” Alicia memberikan pengarahan panjang.

Samantha tidak menimpali tapi sepertinya ia setuju. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Samantha akhirnya pasrah.

“Kita beli baju dan mengubah penampilanmu. Dari hasil penyelidikan, Maximo lebih suka wanita yang rambutnya ikal di banding lurus sepertimu.” Alicia menyentuh rambut Samantha yang lurus dan basah karena keringat.

“Hah, laki-laki itu banyak maunya!” dengkus Samantha dengan kesal.

Siang itu, Samantha pergi ke pusat perbelanjaan. Ia masuk ke dalam beberapa toko baju untuk memilih baju yang cocok untuk dirinya. Ia sengaja pergi sendiri dan Alicia mengawasinya dari kejauhan. Alicia ingin tahu sepatuh apa Samantha terhadap perintahnya dan perintah Wilson.

“Selamat siang Nona, ada yang bisa saya bantu?” sapa penjaga toko.

Toko itu tidak terlalu ramai, hanya ada seorang pembeli pria yang sedang mencoba bajunya di dalam bilik busana.

“Aku mencari baju.” Samantha berkeliling toko itu dan melihat baju-baju yang cocok untuknya. Ada banyak jenis baju yang cantik dan menarik.

“Baju model apa yang Anda inginkan?” pelayan toko itu segera menghampiri.

“Pakaian yang membuat laki-laki ingin membeliku,” sahut Samantha dengan acuh.

Pelayan itu sampai melongo kaget dengan jawaban Samantha yang apa adanya. Berbeda dengan pria yang berada di bilik kamar pas baju itu, ia tersenyum geli mendengar jawaban Samantha. Unik menurutnya. Ia memutuskan untuk mengintip sosok wanita yang berbicara sebebas dan selugas itu. Wajahnya tidak terlihat karena wanita itu membelakanginya dan sedang memilih baju. Hanya postur tubuhnya saja yang terlihat bagus, ideal untuk seorang wanita idaman.

Laki-laki itu keluar dari bilik pas. “Anda sudah selesai, tuan?” sambut pelayan.

“Aku mengambil semuanya,” sahut laki-laki itu seraya mengambil jas yang dipegangi pelayan toko tersebut. Memakainya tanpa mengalihkan perhatiannya dari wanita tersebut.

Setelah dirinya rapi, laki-laki itu menghampiri Samantha, ia mengambil salah satu baju yang tergantung. Baju berwarna hitam dengan sedikit kesan gemerlap.

“Baju ini akan cocok untukmu.” Ia menyodorkan baju itu pada Samantha.

Samantha menoleh laki-laki itu. Wajahnya tampan dan rambutnya tersisir rapi. Dari penampilannya Samantha yakin laki-laki ini minimal berprofesi sebagai pengusaha.

“Mau membayarkannya untukku?” Samantha mencoba trik pertamanya. Ia ingin tahu seberapa besar rasa ketertarikan laki-laki terhadapnya.

Laki-laki itu hanya tersenyum, menatap Samantha dengan lekat. Satu tangannya mengambil beberapa baju lalu menyerahkannya pada pelayan. “Bungkuskan baju ini untuk dia,” ujarnya tanpa melepaskan pandangannya dari Samantha.

“Baik, tuan.” Pelayan itu mengangguk patuh. Ia segera membawa baju itu pergi ke meja kasir dan mengemasnya. Banyaknya baju yang dipilih laki-laki itu membuat pelayan kepayahan.

Melihat royalnya pria ini, Samantha pun mendekat. Sayang rasanya kalau ia tidak menggodanya. Dimulai dari merapihkan dasi laki-laki itu sambil menatapnya dengan lekat, lalu segaris senyum diberikan Samantha pada laki-laki itu.

“Mau tidur denganku? Karena aku tidak punya hal lain untuk membayar kebaikanmu,” tawar Samantha dengan berani. Suaranya sedikit berbisik seksi di telinga laki-laki itu, lalu ditatapnya sepasang mata elang itu dengan tatapan teduh namun menyimpan banyak kebencian.

“Sam, jangan macam-macam.” Alicia yang memperingatkan. Akh sial, Samantha lupa mematikan microphonenya.

“Tidak untuk sekarang.” Laki-laki itu meraih tangan Samantha yang mengusap dada bidangnya, entah untuk merapikan bajunya atau hanya untuk menggodanya. Yang jelas, ia menjentik-jentikkan jarinya di sana.

Alicia menghembuskan napasnya lega karena Samantha masih selamat.

“Baiklah. Kamu memilih melewatkan kesempatan bagus, sungguh laki-laki yang malang. Kamu harus tau, setelah satu kali penolakan, aku tidak pernah menawarkan sesuatu untuk kedua kalinya. Terima kasih atas baju-bajunya, tuan….” Samantha menggantung kalimatnya. Dengan sudut matanya ia seolah bertanya siapa nama laki-laki yang berbaik hati padanya.

Pria itu hanya tersenyum seraya menggeleng. Tidak berniat sama sekali memberitahukan namanya pada Samantha.

“Okey, tuan asing.” Samantha melepaskan genggaman tangan laki-laki itu dan menepuk dada pria itu pelan. Tidak lupa ia tersenyum manis pada laki-laki itu walau hanya senyum penuh kepura-puraan.

Mereka bertatapan beberapa saat sampai kemudian pelayan datang dan memberikan bill pada laki-laki itu. Laki-laki itu melirik nominal yang harus ia bayar, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam tas dan memberikannya pada pelayan itu.

“Biar saya hitung dulu, tuan,” ucap pelayan itu.

“Tidak perlu,” sahut pria bersuara bass itu. Sangat menggetarkan.

“Terima kasih, tuan.” Pelayan itu pun tersenyum girang. Ia segera memberikan tas belanja milik Samantha. “Silakan, nona,” ucapnya sambil mengangguk sopan.

“Terima kasih,” timpal Samantha, bukan pada pelayan tapi pada laki-laki yang sedang ia pandangi.

"Samantha," imbuhny seraya mengedipkan matanya dengan genit. Setelah itu ia pergi lebuh dulu meninggalkan pria yang mematung memandangi kepergiannya.

“Aku bertemu ikan kakakp, tapi aku lebih suka ikan monster,” cicit Samantha yang berbicara pada Alicia di sebrang sana.

“Kamu membuat jantungku tidak aman, Sam. Jangan sampai kamu membuatku mati berdiri.” Alicia dengan segala kecemasannya.

“Jangan khawatir Alice, aku bisa membela diriku sendiri. Tadi itu hanya uji coba dan rupanya aku cukup menarik untuk laki-laki itu. Tapi kenapa dia tidak mau tidur denganku?” Samantha masih terus berpikir.

“Mungkin dia tidak yakin dengan kemampuanmu. Kamu terlalu jal4ng. Wanita seperti itu biasanya hanya nyalinya saja yang besar dan tidak sebanding dengan kemampuannya. Atau mungkin dia laki-laki yang berkomitmen dan sudah punya hubungan. Alasan lainnya, dia tidak suka wanita.” Suara Alicia kembali terdengar.

“Okey, nanti malam aku akan tampil lebih berkelas, aku ingin lihat, apa maish ada yang berkedip dan tidak mimisan saat melihatku?” ucap Samantha.

“Iya. Segera kembali, semakin lama kamu berkeliaran, aku semakin pusing. Pulanglah, aku akan mendandanimu. Aku juga penasaran dengan baju yang dipilih pria itu,” timpal Alicia kemudian.

Samantha tidak menimpali, dia hanya tersenyum kecil. Tatapan laki-laki itu terlalu lekat padanya hingga bayangan wajahnya begitu jelas di benak Samantha.

*

*

*

Terpopuler

Comments

Mommy QieS

Mommy QieS

Like, gift 🌹🌹 n vote

2023-08-21

1

Mommy QieS

Mommy QieS

jangan2 laki2 itu adalah Maximo?

2023-08-21

1

Utiyem

Utiyem

apa dia maximo?

2023-08-07

2

lihat semua
Episodes
1 SASM - Pencarian
2 SASM - Perpisahan yang sesungguhnya
3 SASM - Masuk ke dalam sangkar
4 SASM - Mr Payment
5 SASM - Maximo
6 SASM - Sangkar untuk Samantha
7 SASM - Adu strategi
8 SASM - Menghalangi
9 SASM - Berlayar
10 SASM - Saling mengancam
11 SASM - Introgasi
12 SASM - Siksaan
13 SASM - Layanan tiba-tiba
14 SASM - Sarapan penuh siasat
15 SASM - Keluar Kandang
16 SASM - Corn Man
17 SASM - Bertaruh
18 SASM - Peluang
19 SASM - Kemalangan Maximo
20 SASM - Kekecewaan
21 SASM - Hantu
22 SASM - Memikirkan ulang
23 SASM - Pencarian yang mustahil
24 SASM - I got you!
25 SASM - Gangguan di tengah permainan
26 SASM - Penawaran yang mahal
27 SASM - Pilihan sendiri
28 SASM - Mengatur siasat
29 SASM - Bermain drama
30 SASM - Makan Malam
31 SASM - Hasutan
32 SASM - Gamang
33 SASM - Trouble maker
34 SASM - Gaun satin
35 SASM - Pelampiasan kekesalan
36 SASM - Bukti pertama
37 SASM - Sarapan rayuan
38 SASM - Golf
39 SASM - Gangguan
40 SASM - Ancaman
41 SASM - Mengigau
42 SASM - Paksaan bersepeda
43 SASM - Danau
44 SASM - Mabuk
45 SASM - Kebingungan yang berulang
46 SASM - Inti Dunia
47 SASM - Pagi yang menantang
48 SASM - Mencari puing-puing
49 SASM - Taktik
50 SASM - Meminta bantuan
51 SASM - Memergoki
52 SASM - Memulai kebohongan
53 SASM - Serangan tiba-tiba
54 SASM - Membersihkan diri
55 SASM - Melawan Jarum Kematian
56 SASM - Tentang Paul
57 SASM - Pesan Lelaki di kursi roda
58 SASM - Pertemuan
59 SASM - Pertentangan
60 SASM - Dalam satu ruangan
61 SASM - Melemah
62 SASM - Mencari petunjuk
63 SASM - Membuat Rencana
64 SASM - Melindungi yang tersisa
65 SASM - Moscow
66 SASM - Memanfaatkan Peluang
67 SASM - Menyelidiki lebih jauh
68 SASM - Mengundang maut
69 SASM - Good liar
70 SASM - Gadis merepotkan
71 SASM - Rumah
72 SASM - Sejoli
73 SASM - Mencari Peluang
74 SASM - Menjalankan rencana
75 SASM - Satu Bukti
76 SASM - Undangan Maximo
77 SASM - Pelaku
78 SASM - Memiliki satu sama lain
79 SASM - Potongan kenangan
80 SASM - Kemarahan
81 SASM - Mengungkap
82 SASM - Kebohongan Wilson
83 SASM - Tamu
84 SASM - Ancaman Maximo
85 SASM - Kesepakatan baru
86 SASM - Pengecut
87 Breaking news
88 SASM - Saling melepaskan
89 SASM - Kapal Pesiar
90 SASM - Kenalan lama
91 SASM - Apa kabar
92 SASM - Melawan peluru
93 SASM - Menyelamatkan
94 SASM - Saling melindungi
95 SASM - Terowongan
96 SASM - Terjun
97 SASM - Kepergiannya
98 SASM - Separuh jiwa yang pergi
99 SASM - Kerinduan yang menggila
100 SASM - Dunia Maximo
101 SASM - Radar
102 SASM - Yang ku kenali
103 SASM - Eveline
104 SASM - Dialog hilang akal
105 SASM - Mengembalikan yang hilang
106 SASM - Bangun
107 SASM - Adik Kakak yang asing
108 SASM - Kematian Gerald
109 SASM - Rasa steak yang berbeda
110 SASM - Anak Kucing
111 SASM - Memancing rasa sakit
112 SASM - Berakhir pada satu orang
113 SASM - Celah
114 SASM - Rencana yang matang
115 SASM - Tersudut
116 SASM - Membuat peluang
117 SASM - Mengikuti jejak
118 SASM - Penolong
119 SASM - Serangan pisau steak
120 SASM - Tanpa jarak
121 SASM - Kejutan di pagi hari
122 SASM - Bertemu dengan janji
123 SASM - Kejutan menjelang pernikahan
124 SASM - Bertemu untuk berpisah
125 SASM - Kunang-kunang
126 SASM - Sehidup Semati
127 SASM - Kehilangan perhatian
128 SASM - Jasper Ridley Hale
129 SASM - Maximo Family
Episodes

Updated 129 Episodes

1
SASM - Pencarian
2
SASM - Perpisahan yang sesungguhnya
3
SASM - Masuk ke dalam sangkar
4
SASM - Mr Payment
5
SASM - Maximo
6
SASM - Sangkar untuk Samantha
7
SASM - Adu strategi
8
SASM - Menghalangi
9
SASM - Berlayar
10
SASM - Saling mengancam
11
SASM - Introgasi
12
SASM - Siksaan
13
SASM - Layanan tiba-tiba
14
SASM - Sarapan penuh siasat
15
SASM - Keluar Kandang
16
SASM - Corn Man
17
SASM - Bertaruh
18
SASM - Peluang
19
SASM - Kemalangan Maximo
20
SASM - Kekecewaan
21
SASM - Hantu
22
SASM - Memikirkan ulang
23
SASM - Pencarian yang mustahil
24
SASM - I got you!
25
SASM - Gangguan di tengah permainan
26
SASM - Penawaran yang mahal
27
SASM - Pilihan sendiri
28
SASM - Mengatur siasat
29
SASM - Bermain drama
30
SASM - Makan Malam
31
SASM - Hasutan
32
SASM - Gamang
33
SASM - Trouble maker
34
SASM - Gaun satin
35
SASM - Pelampiasan kekesalan
36
SASM - Bukti pertama
37
SASM - Sarapan rayuan
38
SASM - Golf
39
SASM - Gangguan
40
SASM - Ancaman
41
SASM - Mengigau
42
SASM - Paksaan bersepeda
43
SASM - Danau
44
SASM - Mabuk
45
SASM - Kebingungan yang berulang
46
SASM - Inti Dunia
47
SASM - Pagi yang menantang
48
SASM - Mencari puing-puing
49
SASM - Taktik
50
SASM - Meminta bantuan
51
SASM - Memergoki
52
SASM - Memulai kebohongan
53
SASM - Serangan tiba-tiba
54
SASM - Membersihkan diri
55
SASM - Melawan Jarum Kematian
56
SASM - Tentang Paul
57
SASM - Pesan Lelaki di kursi roda
58
SASM - Pertemuan
59
SASM - Pertentangan
60
SASM - Dalam satu ruangan
61
SASM - Melemah
62
SASM - Mencari petunjuk
63
SASM - Membuat Rencana
64
SASM - Melindungi yang tersisa
65
SASM - Moscow
66
SASM - Memanfaatkan Peluang
67
SASM - Menyelidiki lebih jauh
68
SASM - Mengundang maut
69
SASM - Good liar
70
SASM - Gadis merepotkan
71
SASM - Rumah
72
SASM - Sejoli
73
SASM - Mencari Peluang
74
SASM - Menjalankan rencana
75
SASM - Satu Bukti
76
SASM - Undangan Maximo
77
SASM - Pelaku
78
SASM - Memiliki satu sama lain
79
SASM - Potongan kenangan
80
SASM - Kemarahan
81
SASM - Mengungkap
82
SASM - Kebohongan Wilson
83
SASM - Tamu
84
SASM - Ancaman Maximo
85
SASM - Kesepakatan baru
86
SASM - Pengecut
87
Breaking news
88
SASM - Saling melepaskan
89
SASM - Kapal Pesiar
90
SASM - Kenalan lama
91
SASM - Apa kabar
92
SASM - Melawan peluru
93
SASM - Menyelamatkan
94
SASM - Saling melindungi
95
SASM - Terowongan
96
SASM - Terjun
97
SASM - Kepergiannya
98
SASM - Separuh jiwa yang pergi
99
SASM - Kerinduan yang menggila
100
SASM - Dunia Maximo
101
SASM - Radar
102
SASM - Yang ku kenali
103
SASM - Eveline
104
SASM - Dialog hilang akal
105
SASM - Mengembalikan yang hilang
106
SASM - Bangun
107
SASM - Adik Kakak yang asing
108
SASM - Kematian Gerald
109
SASM - Rasa steak yang berbeda
110
SASM - Anak Kucing
111
SASM - Memancing rasa sakit
112
SASM - Berakhir pada satu orang
113
SASM - Celah
114
SASM - Rencana yang matang
115
SASM - Tersudut
116
SASM - Membuat peluang
117
SASM - Mengikuti jejak
118
SASM - Penolong
119
SASM - Serangan pisau steak
120
SASM - Tanpa jarak
121
SASM - Kejutan di pagi hari
122
SASM - Bertemu dengan janji
123
SASM - Kejutan menjelang pernikahan
124
SASM - Bertemu untuk berpisah
125
SASM - Kunang-kunang
126
SASM - Sehidup Semati
127
SASM - Kehilangan perhatian
128
SASM - Jasper Ridley Hale
129
SASM - Maximo Family

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!