Keluar dari kediaman Maximo ternyata membuat Samantha bisa bernapas lega. Setelah melewati hutan pinus, Samantha bisa melihat lagi pemandangan malam kota Los Angeles yang selalu ramai. Mobil limosin itu melaju dengan tenang dijalanan yang tidak pernah sepi, bercengkrama dengan lapisan aspal yang membentang tanpa hambatan berarti selain beberapa lampu merah yang menghadang mereka.
Maximo masih sibuk dengan ponselnya. Entah siapa yang dia hubungi yang jelas ia hanya memberikan beberapa perintah pendek dan selebihnya ia hanya menyimak. Samantha tidak memahami benar apa isi percakapan pria itu. Semuanya seperti sebuah sandi yang tidak dipahami oleh pikiran polos seorang Samantha.
Paling tidak, sedikit banyak usaha Samantha untuk melekat pada kehidupan Maximo, mulai menemukan jalannya. Maximo tidak lagi membatasi komunikasinya dengan orang lain dihadapan Samantha. Ia membiarkan saja Samantha mendengar apa yang ia bicarakan dengan lawan bicaranya.
“Tiga juta dolar akan aku kirimkan saat kalian bisa mengirimkan semua pesananku.” Satu kalimat itu mulai bisa Samantha pahami.
Samantha pura-pura melihat keluar jendela dan mulai menyimak dengan benar perbincangan Maximo yang sepertinya berhubungan dengan sebuah transaksi.
“Ya, lahan itu masih kosong. Aku akan menyewakannya.” Kali ini masalah lahan yang dibahas Maximo. Memusingkan, banyak sekali bisnis yang digeluti oleh pria ini. Entah mana yang legal dan mana yang tidak. Yang jelas, dua puluh persen bisnis di kota Los Angeles melibatkan uang Maximo dan banyak orang yang menjadi kaki tangannya.
Maximo seperti raja dikerajaan bisnisnya yang mengatur setiap sendi roda bisnisnya agar tertap berputar sementra orang-orang dibawahnyalah yang menggerakan uang Maximo.
“Aku tidak bermain dengan barang seperti itu. Berikan saja pada Wiliam, aku tidak tertarik.” Ada nama baru yang disebut Maximo dan membuat Samantha penasaran. Apa dia saingan atau rekan bisnis Maximo?
“Ya, aku akan segera tiba. Jangan kabari Moreno, aku tidak mau dia memanipulasi semuanya.” Panggilan itu terhenti setelah pembicaraan terakhir.
Maximo memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku dan menoleh Samantha yang melihat ke luar jendela. “Kamu ingin berjalan-jalan?” tanya Maximo tiba-tiba.
“Tidak perlu bertanya hal yang tidak mungkin terjadi.” Samantha dengan nada suaranya yang sinis.
Maximo tersenyum kecil mendengar timpalan Samantha. Ia memang ingin Samantha berada di sangkarnya, tetapi saat ini ia melihat Samantha seperti sangat merindukan sebuah kebebasan.
“Berhenti di depan.” Maximo melepas jasnya dan mengenakan kemeja yang ditutupi jacket biasa. Ia juga mengenakan topi, dan masker tidak hanya untuk dirinya, juga untuk Samantha. Satu senjata api ia selipkan disela gespernya. Teman sejati yang selalu ia bawa kemanapun.
“Pakai ini,” Maximo menyerahkan topi dan masker pada Samantha.
“Apa ini? Kamu pikir di malam hari akan ada gelombang panas?” sindir Samantha. Tidak habis pikir dengan ide Maximo.
“Bukan gelombang panas, tapi gelombang serangan yang harus kita hindari. Kita akan berjalan seperti pengunjung biasa dan kita akan bertemu dengan banyak orang arogan dan memiliki motif sendiri saat masuk ke casino,” terang Maximo yang tetap menyodorkan topi dan masker pada Samantha. Rupanya seperti ini cara kerja Maximo saat berada di lingkungan luar. Tidak pernah menunjukkan sosoknya yang sebenarnya.
“Kamu takut orang-orang mengenalimu? Hemh, ternyata kamu pengecut.” Samantha masih bersikeras meledek usaha Maximo.
“Samantha, aku tidak peduli kalau orang-orang melihat wajahku. Lagi pula, kalau aku mengaku sebagai Maximo, orang-orang tidak akan percaya begitu saja. Sudah terlalu banyak orang yang mengaku sebagai Maximo, mereka sangat suka mendompleng namaku untuk menggertak orang lain.”
“Dan orang-orang yang benar-benar mengenalku, mereka tidak akan pernah mengatakan kalau mereka berurusan denganku. Karena mereka masih mencintai pekerjaan mereka dan tidak pernah ingin kehilangan sumber uangnya,” terang Maximo dengan penuh percaya diri.
Samantha tidak menimpali. Ia menatap Maximo beberapa saat, ucapan pria ini sama persis dengan yang pernah dikatakan Wilson padanya. Laki-laki ini tidak pernah bersembunyi, tetapi orang-orang yang menyembunyikan identitasnya. Kondisi yang menguntungkan dan diciptakan dengan cara yang sangat cerdas.
“Lalu kenapa aku harus mengenakan masker dan topi juga? Aku hanya orang biasa dan bukan seorang mafia.” Gadis itu masih dengan rasa penasarannya yang tinggi.
“Untuk melindungimu. Aakan ada saja orang-orang yang mengambil kesempatan setelah tau siapa kamu. Mereka bisa saja mengambil wajahmu dan melakukan operasi agar mirip denganmu. Setelah itu mereka akan masuk ke hidupku dan menyamar menjadi Samantha yang lain.” Penjelasan Maximo terdengar aneh, tetapi hal seperti itu sangat mungkin dilakukan oleh orang-orang yang memiliki obsesi tinggi untuk menghancurkan sang mafia.
“Memangnya kalau ada yang menyamar menjadi aku, kamu tidak akan mengenalinya?” Seperti anak kecil yang belum habis rasa penasarannya, Samantha lanjut bertanya.
“Tentu aku akan mengenalinya. Hanya saja, aku tidak suka kalau banyak wanita yang memiliki wajah sepertimu, mengenakan riasan yang mirip denganmu atau pakaian yang sama denganmu.” Maximo terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya.
“Kamu sungguh pemilik yang posesif.” Samantha masih mengoceh, tetapi tetap saja menurut pada apa yang diucapkan Maximo. Setelah ia pikir-pikir, ia juga tidak mau wajahnya di copy paste oleh pelaku kejahatan.
Kehabisan kata-kata, Samantha mengambil topi dan masker dari tangan Maximo lalu mengenakannya. Paul melihat jam ditangannya. Sekitar delapan menit dua orang itu berdebat hanya karena perkara masker dan topi. Maximo pun dengan sabarnya mau menimpali dan menjawab setiap ocehan Samantha yang keras kepala dan mengesalkan. Padahal biasanya, siapapun yang tidak sepaham dengannya dan tidak menuruti perintahnya, maka senjata api lah yang berbicara.
“Sepertinya kita akan selalu perlu perpanjangan waktu,” gerutu Paul seraya menghembuskan napasnya kasar. Sopir di samping pria itupun ikut tersenyum kecil. Belakangan tuan besarnya menjadi lebih sabar dari biasanya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
ALNAZTRA ILMU
kamu bernasib baik samantha.. dipanjamgkan umur.. walaupun memgada2 tapi tidak terus kena tembak
2025-01-14
0
N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
kmu terlalu bawel samantha 🤣🤣🤣
2023-06-12
2
N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
udah samantha, kmu nurur aja biar kmu bisa ngintilin max terus...
2023-06-12
2