SASM - Adu strategi

Malam semakin pekat dan sepi di dalam sebuah bangunan megah nan mewah milik seorang Maximo Cortez. Rumah mewah berlantai empat ini berada di tengah hutan sepi Los Angeles. Akses menuju tempat ini memang hanya satu dan mereka harus masuk ke dalam sebuah terowongan bawah tanah yang sengaja mereka bangun sebagai rute keluar masuk rumah itu.

Semakin lama Samantha merasa semakin terpenjara. Tidak ada jalan yang bisa ia tuju untuk keluar dari tempat yang sangat asing ini. Sekeliling rumah ini hanya ada tembokan tinggi menjulang di atas permukaan tanah sementara sebagian besar rumah ini berada di bawah tanah. Tempat yang sangat tersembunyi dan sulit dikenali. Dinding tebal yang didominasi oleh warna hitam dan abu menjadi ciri khas dari rumah ini. Pada beberapa sudut ada warna merah, tetapi tidak cukup membuat bangunan ini terlihat cukup berwarna.

Samantha ditempatkan di lantai empat. Sebuah kamar yang mirip dengan sebuah castil. Ia bisa melihat keluar jendela dari salah satu sudut kamarnya. Pengamanan ketat berada disekitarnya dan penjaga bertugas selama dua puluh emapt jam non stop.

Dengan sedikit keberanian, Samantha memilih membuka jendela kamarnya. Ia ingin merasakan udara bebas yang langka ia temui. Dihadapannya ada sebuah taman yang luas dengan berbagai macam tanaman liar yang berwarna warni. Rumah ini dikelilingi olh pagar yang tinggi lagi kokoh, tidak ada celah sedikitpun untuk melarikan diri. Benar yang dikatakan Wilson, bahwa siapapun yang masuk ke dalam sangkar Maximo, tidak akan bisa keluar begitu saja.

“Rupanya kita sama-sama terpenjara,” ucap Samantha pada bunga-bunga yang bergerak pelan karena terkena hembusan angin. Ia merenung beberapa saat, memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

Menempel pada Maximo, hal itu yang sudah ia putuskan beberapa jam lalu. Namun hingga detik ini, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk melanjutkan misinya ini.

“Sepertinya aku harus segera membuatnya telanjang dihadapanmu dan mencari tahu passcode yang diukir ditubuhnya?” pikiran itu terlintas di benak Samantha yang melamun sambil memandangi cahaya lampu pijar. Rasa putus asa membuatnya lebih nekad dan berniat untuk tidak menyerah karena alasan apapun.

“Tapi, bagaimana caranya? Dia bahkan sudah membentengi dirinya dengan janji yang dia buat sendiri. Seolah dia paling berusaha mengendalikan diri padahal dia memang lemah secara se^^al. Apa aku harus lebih agresif? Akh tidak, itu terlalu menjijikan.” Samantha mengusap wajahnya kasar. Pikiran itu terlalu mengganggunya.

Apa yang ia lakukan beberapa waktu lalu saja, sudah membuatnya frustasi, apalagi kalau ia harus bertingkah lebih agresif dari itu. Pasti sangat memuakkan.

Berpikir di depan jendela ternyata tidak membuat Samantha bisa berpikir jernih dan menemukan ide. Ia berpindah ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya disana. Matanya menerawang ke langit-langit kamar yang tinggi dan seketika bayangan wajah Gerald muncul dibenaknya.

Samantha tersenyum kecil pada bayangan itu. “Aku sangat merindukanmu,” ucapnya. Ia mengambil satu bantal lalu memeluknya dengan erat seolah ia tengah memeluk sosok Gerald yang tak kasat mata.

“Apa yang aku lakukan sudah benar?” lagi ia bertanya bayangan Gerald didalam pikirannya. Ia memejamkan matanya beberapa saat sampai kemudian ia melihat sosok Gerald itu tersenyum padanya.

“Aku akan mewujudkan mimpimu Gerald. Aku akan menghancurkan Maximo dan semua kerajaan bisnisnya hingga tidak akan pernah ada lagi Maximo yang lain yang bisa bertindak sesuka hati dan memisahkan seorang adik dari kakaknya terlebih seorang kekasih dari orang yang dia kasihi. Aku pasti akan melakukan itu, Gerald.” Samantha sudah bulat dengan keputusannya. Ia membuka kembali matanya dan menatap kamera CCTV yang terpasang di sudut kamarnya. Rasanya ia ingin memaki pemilik CCTV itu. Tanpa ia tahu, Maximo pun sedang memandangi sosok Samantha dikejauhan sana.

“Anda mau mandi sekarang, tuan?” tanya Paul yang mengusik lamunan Maximo. Entah sudah berapa lama Maximo duduk di kursi kebesarannya yang memperhatikan Samantha lewat kamera pengintai di kamarnya.

“Ketuk pintu sebelum kamu masuk!” suara Maximo terdengar tegas. Ia pun segera menutup laptopnya agar Paul tidak melihat apa yang sedang ia perhatikan dengan perasaan yang tidak menentu.

“Mohon maaf, tuan.” Paul mengangguk patuh. Ia tahu persis kalau Maximo sedang memandangi wanita asing yang baru masuk ke sangkarnya ini. Entah apa yang membuat Maximo terlihat begitu memperhatikan wanita tersebut. Padahal sosoknya bukan yang paling cantik dari wanita yang pernah masuk ke sangkarnya, tetapi sepertinya Maximo sudah tertaut.

“Jam berapa kita akan berangkat besok pagi?” Maximo berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia tahu, Paul mulai menaruh curiga padanya.

“Jam enam pagi tuan. Kolega menunggu kita di dermaga. Transaksi hanya akan dilakukan dalam waktu dua menit,” terang Paul.

“Kamu sudah memastikan sekitar tempat itu aman?”

“Sudah tuan. Tidak ada tikus yang akan berkeliaran di sekitar sana karena kami sudah memasang beberapa perangkap keju di beberapa titik untuk mengalihkan perhatian mereka.”

Maximo mengangguk paham. Ia mengibaskan tangannya pelan sebagai isyarat agar Paul keluar dari ruangannya. Laki-laki itupun patuh dan meninggalkan Maximo seorang diri.

Sepeninggal Paul, Maximo melepaskan satu per satu kancing kemejanya, ia hendak mandi. Masuk ke bilik kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air shower. Ia mengusap wajahnya beberapa kali dan meniup air yang nyaris masuk kemulutnya. Percikannya memancarkan dari mulutnya saat menghembuskan napas kasar.

Di alam pikirannya, perlahan, sepasang tangan seolah mengusap punggungnya dengan lembut. Bulu kuduknya terasa meremang saat permukaan kulitnya merasakan sapuan lembut dari kulit halus yang bersentuhan denganya dan mengusap permukaan tubuhnya dengan nyaman.

“Aahh,…” Maximo melenguh seorang diri. Satu tangannya bertumpu pada dinding kamar mandi sementara satu tangan lainnya mengguyar rambutnya kasar seraya menengadahkan kepala merasakan desiran gairah yang tiba-tiba muncul setelah sekian lam tenggelam di alam bawah sadarnya.

Sentuhan itu terasa semakin intens memanjakan tubuh Maximo dan membuat rambut disekujur tubuhnya meremang nikmat. Ia juga merasakan beberapa kecupan lembut dan berulang disepanjang punggungnya yang membuatnya mengerang nikmat.

“Ah, Samantha….” Ucapnya lirih. Ia segera berbalik tidak tahan, tetapi ternyata tidak ada siapapun yang memeluknya dari belakang melainkan hanya imajinasinya saja.

“SIAL!” dengkus Maximo dengan kesal.

Padahal butiran air sudah membasahi sekujur tubuhnya, tetapi pikirannya masih diisi angan-angan bayangan Samantha yang begitu jelas dipikirannya. Entah sihir apa yang wanita itu punya hingga seisi pikirannya hanya  dipenuhi segala hal tentang Samantha.

“Brengsek!” ia meninju dindingnya dengan kasar, ia marah pada dirinya sendiri yang begitu sulit mengandalikan diri dari bayangan Samantha yang baru beberapa kali ditemuinya. Memperhatikan Samantha membuatnya kecanduan dan membayangkan sosok gadis itu membuat hatinya berbunga-bunga. Lihat, apa yang sudah dilakukan perempuan itu terhadapnya?

Di tempat berbeda, saat ini Wilson masih memandangi layar monitor besar dihadapannya. Ia dan Alicia masih mencari keberadaan Samantha yang menghilang seperti ditelan bumi. Pelacak yang dipasang diponsel samantha pun mati, tidak ada jejak sama sekali. Semua titik lokasi tempat ia menaruh mata-mata sudah ia sisir, tetapi tetap saja keberadaan Samantha tidak diketahui rimbanya.

“Dimana terakhir kali kalian melihat limousine itu?” tanya Wilson melalui sambungan telepon pada orang-orang yang ia perintahkan untuk mencari keberadaan Samantha.

“Mobil itu masuk ke basement hotel dan masih bisa kami ikuti. Kami bahkan berhasil masuk ke basement khusus tapi saat kami tiba di sana, mobil itu sudah tidak ada di tempatnya. Semuanya kosong, tidak ada jejak manusia di sana,” ujar salah satu mata-mata Wilson.

“Brengsek! Bagaimana bisa kita kehilangan jejak mereka dengan begitu mudah? Sudah beberapa kali hal semacam ini terjadi. Tidak mungkin mereka menghilang begitu saja. Memangnya mereka punya jalan rahasia?” suara Wilson terdengar bergema saking kesalnya. Ia juga memukul meja lebar yang ada dihadapannya.

Ia selalu kehilangan jejak Maximo padahal terkadang jarang pengintaian mereka tidak terlalu jauh. Seperti saat ini, mereka belum menemukan jalan yang mungkin dilewati Maximo dan anak buahnya.

“Kenapa baru terpikirkan sekarang?” Alicia balik bertanya.

“Terpikirkan apa?” Wilson balik bertanya.

“Jalan rahasia.” Alicia menatap layar dihadapannya semakin lekat. Ia menunjuk jalur merah dimana mereka pernah melihat keberadaan mobil Maximo, tetapi kemudian hilang setelah masuk ke dalam sebuah hotel, bar, club atau tempat lainnya.

“Maksudmu mereka punya jalan rahasia?” Wilson mengulang rasa penasarannya.

Alicia mengangguk dengan yakin. Ia membuka peta kota Log Angeles dan mencermatinya dengan seksama.

“Perhatikan titik-titik ini, titik-titik ini adalah titik hilangnya mobil yang kita yakini adalah mobil milik Maximo. Bentuknya selalu bangunan lama dan tidak terlalu terkenal. Mungkin saja ada jalan bawah tanah yang tidak kita ketahui dan menghubungkan tempat-tempat ini. Bukankah itu sangat mungkin?” kecurigaan Alicia mulai mengerucut.

Wilson berpikir sejenak, ia memandangi layar besar dihadapannya dan mencoba membayangkan titik-titik lokasi itu.

“Tapi titik terakhir yang kita ikuti adalah sebuah stasiun. Mana mungkin ada jalan yang lebih bawah lagi setelah kereta api bawah tanah.” Wilson dengan segala keraguannya.

Alicia dan Wilson sama-sama termangu, memandangi peta yang sudah memiliki banyak warna penanda.

“Tuan,” seseorang tiba-tiba datang dengan tergesa-gesa.

“Ada apa?” Wilson segera menyahuti.

“Kami menemukan sesuatu dilokasi kematian Gerald,” laki-laki itu berbicara dengan cepat.

“Sesuatu apa?” Alicia tampak begitu penasaran.

Pria bertubuh besar itu memberikan sebuah barang didalam plastik dan menunjukkannya pada Alicia.

“Korek api?” Alicia menatap tidak percaya.

“Benar. Ini korek koleksi langka yang hanya diproduksi di Swiss. Jumlahnya hanya sekitar lima buah saja di seluru dunia. Dan salah satu pemiliknya adalah tuan Cortez. Ayah dari Maximo Cortez yang meninggal tiga tahun lalu, sebelum kita melakukan penyelidikan.” Pria itu menjelaskan dengan detail.

“Ini barang bukti. Biar aku yang menyimpannya.” Wilson segera mengambil benda itu dari tangan Alicia.

“Aku belum memeriksanya Wilson," protes Alicia.

"Aku sendiri yang akan memeriksanya." Wilson bersikukuh dengan pilihannya.

"Kamu berlebihan, lagi pula aku tidak akan memakainya.” Alicia berdecak kesal. Ia mengerlingkan matanya pada Wilson.

“Maaf Alicia, aku tidak maksud seperti itu. Aku hanya takut barang bukti ini terkontaminasi dan akan menyamarkan penyelidikan.” Wilson beralasan.

“Yaa, aku paham. Saranku, simpan benda itu di tempat barang bukti. Jangan menyimpannya sendiri.”

“Tentu, sudah pasti.” Wilson menjawab dengan santai.

Tidak lama terdengar sebuah panggilan telepon yang mengalihkan perdebatan mereka. Alicia segera menjawabnya.

“Ya, aku sedang bersama Wilson.” Kalimat itu yang langsung terdengar seraya menoleh Wilson.

“Ada berapa lokasi?” lagi Alicia bertanya. Sementara tangannya sibuk menampilkan beberapa tempat yang disebutkan mata-mata itu. Ada sekitar enam lokasi yang dimunculkan oleh Alicia dan Wilson mengamatinya.

“Baik. Segera laporkan saat ada perubahan. Jangan bergerak sendiri sebelum Wilson memberi perintah dan menurunkan tim.,” tandas Alicia sekali lalu menutup panggilan itu.

“Lokasi apa ini?” Wilson penasaran.

“Maximo akan melakukan transaksi obat-obatan di enam lokasi ini dalam waktu bersamaan,” ujar Alicia.

“Apa? Mana mungkin. Lokasi ini berjauhan.” Wilson langsung meradang.

“Apa mereka sedang berusaha mengecoh kita?” Alicia balik bertanya.

Wilson tidak lantas menjawab. Ia memandangi enam lokasi yang ditampilkan Alicia di layar monitornya.

“Satu dari lokasi ini sepertinya adalah lokasi yang benar sementara lima lainnya hanya untuk memecah konsentrasi kita.” Wilson berpikiran yang sama dengan Alicia.

“Iya, tapi tempat mana yang mereka pilih dengan sebenarnya?” Alicia balik bertanya.

Mereka berdua sama-sama berpikir. Mengatur strategi yang tepat agar sasaran mereka tidak meleset.

“Apa kita akan membaginya ke dalam tim kecil?” Alicia memberi saran.

“Itu terlalu berbahaya. Tim kita semakin sedikit dan kekuatan Maximo sangat besar. Kita harus berhati-hati jangan sampai ada agent lain yang gugur. Itu akan menyulitkan kita.” Wilson berpikir dengan serius. Terlihat jelas kegundahan di matanya.

“Aku setuju. Kita tidak bisa lagi membiarkan agent kita pergi satu per satu. Itu tidak boleh terjadi.”

Dua orang itu termenung beberapa saat, mencoba mengatur siasat yang tepat untuk mengikuti Maximo.

"Samantha, dimana kamu sekarang?" Wilson bertanya pada hatinya.

****

Terpopuler

Comments

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

yg ga abis pikir otak samantha..mau ngebunuh ngomong... ya jelas bikin waspada lawan

2024-10-07

0

Utiyem

Utiyem

ini kok wilson ada apa apanya. dan dia juga suka sam🤣🤣🤣

2023-08-07

1

Ririn

Ririn

curiga sm wilson

2023-07-18

2

lihat semua
Episodes
1 SASM - Pencarian
2 SASM - Perpisahan yang sesungguhnya
3 SASM - Masuk ke dalam sangkar
4 SASM - Mr Payment
5 SASM - Maximo
6 SASM - Sangkar untuk Samantha
7 SASM - Adu strategi
8 SASM - Menghalangi
9 SASM - Berlayar
10 SASM - Saling mengancam
11 SASM - Introgasi
12 SASM - Siksaan
13 SASM - Layanan tiba-tiba
14 SASM - Sarapan penuh siasat
15 SASM - Keluar Kandang
16 SASM - Corn Man
17 SASM - Bertaruh
18 SASM - Peluang
19 SASM - Kemalangan Maximo
20 SASM - Kekecewaan
21 SASM - Hantu
22 SASM - Memikirkan ulang
23 SASM - Pencarian yang mustahil
24 SASM - I got you!
25 SASM - Gangguan di tengah permainan
26 SASM - Penawaran yang mahal
27 SASM - Pilihan sendiri
28 SASM - Mengatur siasat
29 SASM - Bermain drama
30 SASM - Makan Malam
31 SASM - Hasutan
32 SASM - Gamang
33 SASM - Trouble maker
34 SASM - Gaun satin
35 SASM - Pelampiasan kekesalan
36 SASM - Bukti pertama
37 SASM - Sarapan rayuan
38 SASM - Golf
39 SASM - Gangguan
40 SASM - Ancaman
41 SASM - Mengigau
42 SASM - Paksaan bersepeda
43 SASM - Danau
44 SASM - Mabuk
45 SASM - Kebingungan yang berulang
46 SASM - Inti Dunia
47 SASM - Pagi yang menantang
48 SASM - Mencari puing-puing
49 SASM - Taktik
50 SASM - Meminta bantuan
51 SASM - Memergoki
52 SASM - Memulai kebohongan
53 SASM - Serangan tiba-tiba
54 SASM - Membersihkan diri
55 SASM - Melawan Jarum Kematian
56 SASM - Tentang Paul
57 SASM - Pesan Lelaki di kursi roda
58 SASM - Pertemuan
59 SASM - Pertentangan
60 SASM - Dalam satu ruangan
61 SASM - Melemah
62 SASM - Mencari petunjuk
63 SASM - Membuat Rencana
64 SASM - Melindungi yang tersisa
65 SASM - Moscow
66 SASM - Memanfaatkan Peluang
67 SASM - Menyelidiki lebih jauh
68 SASM - Mengundang maut
69 SASM - Good liar
70 SASM - Gadis merepotkan
71 SASM - Rumah
72 SASM - Sejoli
73 SASM - Mencari Peluang
74 SASM - Menjalankan rencana
75 SASM - Satu Bukti
76 SASM - Undangan Maximo
77 SASM - Pelaku
78 SASM - Memiliki satu sama lain
79 SASM - Potongan kenangan
80 SASM - Kemarahan
81 SASM - Mengungkap
82 SASM - Kebohongan Wilson
83 SASM - Tamu
84 SASM - Ancaman Maximo
85 SASM - Kesepakatan baru
86 SASM - Pengecut
87 Breaking news
88 SASM - Saling melepaskan
89 SASM - Kapal Pesiar
90 SASM - Kenalan lama
91 SASM - Apa kabar
92 SASM - Melawan peluru
93 SASM - Menyelamatkan
94 SASM - Saling melindungi
95 SASM - Terowongan
96 SASM - Terjun
97 SASM - Kepergiannya
98 SASM - Separuh jiwa yang pergi
99 SASM - Kerinduan yang menggila
100 SASM - Dunia Maximo
101 SASM - Radar
102 SASM - Yang ku kenali
103 SASM - Eveline
104 SASM - Dialog hilang akal
105 SASM - Mengembalikan yang hilang
106 SASM - Bangun
107 SASM - Adik Kakak yang asing
108 SASM - Kematian Gerald
109 SASM - Rasa steak yang berbeda
110 SASM - Anak Kucing
111 SASM - Memancing rasa sakit
112 SASM - Berakhir pada satu orang
113 SASM - Celah
114 SASM - Rencana yang matang
115 SASM - Tersudut
116 SASM - Membuat peluang
117 SASM - Mengikuti jejak
118 SASM - Penolong
119 SASM - Serangan pisau steak
120 SASM - Tanpa jarak
121 SASM - Kejutan di pagi hari
122 SASM - Bertemu dengan janji
123 SASM - Kejutan menjelang pernikahan
124 SASM - Bertemu untuk berpisah
125 SASM - Kunang-kunang
126 SASM - Sehidup Semati
127 SASM - Kehilangan perhatian
128 SASM - Jasper Ridley Hale
129 SASM - Maximo Family
Episodes

Updated 129 Episodes

1
SASM - Pencarian
2
SASM - Perpisahan yang sesungguhnya
3
SASM - Masuk ke dalam sangkar
4
SASM - Mr Payment
5
SASM - Maximo
6
SASM - Sangkar untuk Samantha
7
SASM - Adu strategi
8
SASM - Menghalangi
9
SASM - Berlayar
10
SASM - Saling mengancam
11
SASM - Introgasi
12
SASM - Siksaan
13
SASM - Layanan tiba-tiba
14
SASM - Sarapan penuh siasat
15
SASM - Keluar Kandang
16
SASM - Corn Man
17
SASM - Bertaruh
18
SASM - Peluang
19
SASM - Kemalangan Maximo
20
SASM - Kekecewaan
21
SASM - Hantu
22
SASM - Memikirkan ulang
23
SASM - Pencarian yang mustahil
24
SASM - I got you!
25
SASM - Gangguan di tengah permainan
26
SASM - Penawaran yang mahal
27
SASM - Pilihan sendiri
28
SASM - Mengatur siasat
29
SASM - Bermain drama
30
SASM - Makan Malam
31
SASM - Hasutan
32
SASM - Gamang
33
SASM - Trouble maker
34
SASM - Gaun satin
35
SASM - Pelampiasan kekesalan
36
SASM - Bukti pertama
37
SASM - Sarapan rayuan
38
SASM - Golf
39
SASM - Gangguan
40
SASM - Ancaman
41
SASM - Mengigau
42
SASM - Paksaan bersepeda
43
SASM - Danau
44
SASM - Mabuk
45
SASM - Kebingungan yang berulang
46
SASM - Inti Dunia
47
SASM - Pagi yang menantang
48
SASM - Mencari puing-puing
49
SASM - Taktik
50
SASM - Meminta bantuan
51
SASM - Memergoki
52
SASM - Memulai kebohongan
53
SASM - Serangan tiba-tiba
54
SASM - Membersihkan diri
55
SASM - Melawan Jarum Kematian
56
SASM - Tentang Paul
57
SASM - Pesan Lelaki di kursi roda
58
SASM - Pertemuan
59
SASM - Pertentangan
60
SASM - Dalam satu ruangan
61
SASM - Melemah
62
SASM - Mencari petunjuk
63
SASM - Membuat Rencana
64
SASM - Melindungi yang tersisa
65
SASM - Moscow
66
SASM - Memanfaatkan Peluang
67
SASM - Menyelidiki lebih jauh
68
SASM - Mengundang maut
69
SASM - Good liar
70
SASM - Gadis merepotkan
71
SASM - Rumah
72
SASM - Sejoli
73
SASM - Mencari Peluang
74
SASM - Menjalankan rencana
75
SASM - Satu Bukti
76
SASM - Undangan Maximo
77
SASM - Pelaku
78
SASM - Memiliki satu sama lain
79
SASM - Potongan kenangan
80
SASM - Kemarahan
81
SASM - Mengungkap
82
SASM - Kebohongan Wilson
83
SASM - Tamu
84
SASM - Ancaman Maximo
85
SASM - Kesepakatan baru
86
SASM - Pengecut
87
Breaking news
88
SASM - Saling melepaskan
89
SASM - Kapal Pesiar
90
SASM - Kenalan lama
91
SASM - Apa kabar
92
SASM - Melawan peluru
93
SASM - Menyelamatkan
94
SASM - Saling melindungi
95
SASM - Terowongan
96
SASM - Terjun
97
SASM - Kepergiannya
98
SASM - Separuh jiwa yang pergi
99
SASM - Kerinduan yang menggila
100
SASM - Dunia Maximo
101
SASM - Radar
102
SASM - Yang ku kenali
103
SASM - Eveline
104
SASM - Dialog hilang akal
105
SASM - Mengembalikan yang hilang
106
SASM - Bangun
107
SASM - Adik Kakak yang asing
108
SASM - Kematian Gerald
109
SASM - Rasa steak yang berbeda
110
SASM - Anak Kucing
111
SASM - Memancing rasa sakit
112
SASM - Berakhir pada satu orang
113
SASM - Celah
114
SASM - Rencana yang matang
115
SASM - Tersudut
116
SASM - Membuat peluang
117
SASM - Mengikuti jejak
118
SASM - Penolong
119
SASM - Serangan pisau steak
120
SASM - Tanpa jarak
121
SASM - Kejutan di pagi hari
122
SASM - Bertemu dengan janji
123
SASM - Kejutan menjelang pernikahan
124
SASM - Bertemu untuk berpisah
125
SASM - Kunang-kunang
126
SASM - Sehidup Semati
127
SASM - Kehilangan perhatian
128
SASM - Jasper Ridley Hale
129
SASM - Maximo Family

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!