[POV Zulaikha] Dirumah Mas Azzam

Aku baru saja selesai mengikuti materi terakhir siang ini. Aku merasa mengantuk akibat tadi malam begadang dengan Mas Azzam, seketika aku tersenyum malu kala mengingat malam panas itu.

"Eh, ngapain kamu senyum-senyum sendiri Ikha?" tanya Rani teman sekelasku.

"Ha? Nggak. Siapa yang senyum-senyum sendiri," elakku sedikit gugup. Aku belum bisa menceritakan prihal pernikahanku pada mereka teman-temanku.

"Aiih, nggak ngaku lagi. Pasti ada hal yang membuat kamu tersenyum. Apakah kamu sedang jatuh cinta?" tanya Rani yang begitu kepo.

"Haha... Kepo banget sih jadi orang," ledekku sembari menyusun peralatan kuliah kedalam tas.

"Habisnya sikap kamu mencurigakan. Ayo dong berbagi," desaknya tak sabar.

"Nanti ya kalau sudah tiba masanya," jawabku memang begitu adanya.

"Ish, nggak asyik banget kamu." Wanita itu manyun membuat aku semakin gemas.

"Udahlah, aku janji nanti kalau sudah tiba masanya aku akan bercerita padamu. Karena hanya kamu sahabat sejatiku. Pokoknya untuk saat ini please, tolong ngertiin aku," ujarku berharap sahabatku itu memahami.

"Emang begitu rahasia ya?"

"Untuk saat ini, iya."

"Baiklah, tapi nanti kamu harus janji cerita sama aku ya."

"Iya, yaudah yuk kita pulang."

Akhirnya aku berhasil meyakinkan sahabatku itu. Aku dan Rani berpisah di parkiran. Seperti keinginanku tadi. Aku harus ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk aku masak di kediaman suamiku.

Aku membeli dengan cukup banyak agar ada stok untuk kedua adik iparku nanti. Setelah merasa cukup dan tak ada yang lupa, maka aku segera melajukan kendaraanku menuju kediaman Mas Azzam dan adik-adiknya.

Meskipun kini Mas Azzam sudah tinggal bersamaku, namun aku dan Mas Azzam akan tetap sesering mungkin mengunjungi mereka. Aku tidak ingin suamiku melupakan tanggung jawabnya pada kedua adik-adiknya yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang darinya.

"Assalamualaikum..." Aku sudah berdiri di depan pintu menunggu pintu rumah terbuka.

"Wa'alaikumsalam.... " Azizah membukakan pintu.

"Kak Ikha!" serunya tersenyum manis seperti sedia kala. Aku sangat bahagia kini hubungan kami yang sempat renggang sudah kembali membaik.

"Kamu sama siapa dirumah?" tanyaku sembari menenteng bahan belanjaan yang dibantu oleh Azizah membawanya.

"Sendiri, Kak. Kan Bang Azhar pulangnya malam," jawab Azizah sembari menaruh belanjaan di dapur.

"Oh, yaudah. Kalau begitu Kakak akan menemani kamu. Dan hari ini kita akan masak banyak untuk makan malam bersama."

"Masak apa kita Kak? Bang Azzam nanti kesini?" tanyanya tampak senang.

"Iya, Dek. Nanti Abangmu pulang kerja langsung kesini. Yaudah, bentar Kakak mau ganti baju dulu. Kamu bantu Kakak susun belanjaan ini di kulkas," titahku yang ingin menukar pakaian santai dulu biar lebih leluasa saat masak.

Aku memang sengaja membawa pakaian ganti dari rumah. Aku juga sudah izin sama Mama malam ini ingin nginap di kediaman Mas Azzam.

Setelah mengganti pakaian, aku segera memulai mengeksekusi bahan-bahan untuk menjadi bermacam hidangan.

"Banyak banget Kak, apakah sebanyak ini akan habis dengan kita?" celoteh Azizah tampak begitu semangat.

"Habis dong, Dek. Kalau nggak habis nanti bisa di simpan dalam lemari pendingin biar besok pagi bisa dipanasi lagi," jawabku.

Jujur, aku lebih nyaman dengan kehidupan sederhana seperti ini. Tak ada yang mubazir.

Aku dan Azizah baru saja selesai masak, dan sedang menata hidangan di meja makan. Terdengar suara salam dari Mas Azzam maka aku segera menghampiriya.

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam... Kamu baru pulang, Mas." Aku segera menyalami dan dibalas dengan kecupan hangat di keningku.

"Azizah mana, Sayang?" tanyanya kembali melabuhkan kecupan di bibirku.

"Ada di ruang tengah. Ayo masuk, biar aku buatin kopi." Aku membawa Mas Azzam masuk.

"Abang udah pulang," ucap Azizah segera menghampiri abangnya dan menyalami dengan takzim.

"Bagaimana dengan sekolahmu hari ini, Dek?" tanya Mas Azzam pada adik bungsunya.

"Alhamdulillah baik-baik saja, Bang. Aku seneng banget Abang dan kak Ikha bisa nginap disini. Habisnya aku sepi kalau nggak ada Abang," adunya pada sang Kakak.

"Kan masih ada Bang Azhar," timpal Mas Azzam sembari mengusap mahkota sang adik dengan lembut, lalu melabuhkan sebuah kecupan sayang di kepalanya.

"Iya, tapi Bang Azhar pulang selalu malam."

"Kalau begitu kamu tinggal sama kami saja, Dek," tawarku pada gadis remaja itu.

"Ah, nggak usah Kak. Aku nggak apa-apa disini saja. Kan Kakak dan Abang sering main kesini," tolaknya dengan halus. Aku tahu dia tidak akan pernah mau karena melihat sikap papaku yang tak pernah ramah pada mereka.

Semoga suatu saat nanti aku dan Mas Azzam mempunyai rezeki yang lebih maka kami akan membeli sebuah rumah untuk kami tinggali bersama mereka.

"Yasudah, jika kamu memang tidak mau. Tapi kamu harus janji bila kamu dan Azhar butuh sesuatu segera beritahu kami. Jangan pernah merasa sungkan, karena sekarang aku sudah menjadi bagian dari keluarga ini," ujarku agar adik iparku tak merasa sungkan.

"Baiklah, Kak."

Aku dan Mas Azzam masuk kedalam kamar, aku membantu menyediakan handuk dan pakaian ganti untuknya, setelah itu aku keluar untuk membuatkan minum.

"Sayang, kamu udah mandi?" tanya Mas Azzam meraih tanganku.

"Belum, kamu mandi duluan ya, aku sediakan minum buat kamu," ucapaku dengan senyum lembut menatap netranya.

Cup!

Sebuah kecupan mendarat di bibirku. Berawal hanya kecupan ringan, namun lama-lama menjadi sebuah pergumulan lidah. Aku kembali hanyut dalam sentuhan Pria yang telah menjadi kekasih halalku.

"Mas, jangan sekarang," tolakku yang merasa sangat sungkan bila melakukan sekarang, karena ada Azizah, takut bila aku tak mampu menahan suara Kramat yang keluar dari mulutku.

Mas Azzam hanya tersenyum menatapku. "Baiklah, Sayang, kita akan melanjutkannya nanti," ucapnya sembari merangkum kedua pipiku, lalu keluar membawa handuk yang tadi kusediakan.

Selesai sholat magrib, aku meminta Mas Azzam untuk menghubungi Azhar agar pulang lebih cepat. biar kami bisa makan malam bersama.

"Kak, Bang, ayo kita makan sekarang. Aku sudah lapar," seru Azizah saat kami baru saja keluar dari kamar.

"Tunggu sebentar ya, Dek. Kita tunggu Bang Azhar pulang, biar kita bisa makan bersama," ucap Mas Azzam pada adik perempuannya itu.

"Tapi biasanya Bang Azhar pulang selalu malam, Bang."

"Tadi sudah Abang telpon, katanya sudah mau pulang. Sabar sedikit lagi."

Aku hanya tersenyum melihat wajah melas gadis remaja itu. "Yasudah, kalau kamu sudah lapar makan saja dulu," sambungku tak tega.

"Nggak Kak, aku tunggu saja deh, biar kita bisa makan bareng-bareng." Akhirnya dia mengalah.

Saat kami sedang ngobrol menunggu Azhar, suara ponselku berdering. Aku melihat panggilan dari Mama. Segera ku terima panggilan itu.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Marliana MARLIANA

Marliana MARLIANA

Kk ipar yang baek..jarang2 nak hot abg kaya bisa lmah lembut dengan orang susah dan paling penting bisa masak...

2023-06-13

2

lihat semua
Episodes
1 [POV Azzam] Hari pertama bekerja
2 [POV Azzam]Ternyata dia sangat baik
3 [POV Azzam] Menasehati batinku
4 [POV Azzam] Sikapnya yang aneh
5 [POV Azzam]Melindunginya
6 [POV Azzam] Di pecat
7 [POV Azzam] Kembali menyelamatkan
8 [POV Azzam] Ungkapan perasaan
9 [POV Azzam] Ketahuan
10 [POV Azzam] Kekhawatiran Azizah
11 [POV Azzam] Niat meminang
12 [POV Azzam] Rencana Ikha
13 [POV Zulaikha] Keinginan Papa
14 [POV Zulaikha] Ngobrol sore
15 [POV Zulaikha] Kedatangan Mas Azzam
16 [POV Zulaikha] Persyaratan Papa
17 [POV Zulaikha] Menjadi pasangan halal
18 [POV Zulaikha] Hubungan mereka memburuk
19 [POV Zulaikha] Dirumah Mas Azzam
20 Perubahan sikap Papa
21 Ancaman Papa
22 Pergi dari rumah
23 Kembali berseteru
24 Ulang tahun Papa
25 Hinaan keluarga Haidan
26 Menerima tawaran
27 Bersiap untuk pergi
28 Hilang kontak
29 Kesedihan Ikha
30 Kesedihan Ikha 2
31 Pergi
32 Kembali kuliah
33 Wisuda
34 Maafkan aku
35 Perjanjian
36 Calon suami baru
37 Terasa mimpi
38 Bercerita
39 Suntikan dana
40 Teringat kembali
41 Mengetahui tentang Azzam
42 Mulai menyelidiki
43 Mulai mengingat
44 Kejadian
45 Kembali ingatannya
46 Tidak boleh lemah
47 Kabar baik
48 Ingin melahirkan
49 Lahiran
50 Apakah kamu tidak malu?
51 Rencana Sean
52 Perangai Ikha
53 Gagal pergi
54 Rencana jahat
55 Mengetahui
56 Percakapan Sean dan Haidan
57 Bertemu Zizah
58 Pulang kerumah
59 Kembalinya ingatan
60 Bertemu Azhar
61 Memberi pertolongan pada Nadine
62 Bantuan Papa Seno
63 Kekhawatiran Azhar
64 Pertengkaran
65 Penyesalan Azizah
66 Kekecewaan Rehan
67 Sikap Rehan berubah
68 Bertemu para pengecut
69 Rencana busuk mereka
70 Diringkus
71 Jalan-jalan berdua
72 Kelakuan Rani
73 Kemarahan Jay
74 Baikan
75 Menikah
76 Mengetahui tentang Ikha dan Rehan
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
[POV Azzam] Hari pertama bekerja
2
[POV Azzam]Ternyata dia sangat baik
3
[POV Azzam] Menasehati batinku
4
[POV Azzam] Sikapnya yang aneh
5
[POV Azzam]Melindunginya
6
[POV Azzam] Di pecat
7
[POV Azzam] Kembali menyelamatkan
8
[POV Azzam] Ungkapan perasaan
9
[POV Azzam] Ketahuan
10
[POV Azzam] Kekhawatiran Azizah
11
[POV Azzam] Niat meminang
12
[POV Azzam] Rencana Ikha
13
[POV Zulaikha] Keinginan Papa
14
[POV Zulaikha] Ngobrol sore
15
[POV Zulaikha] Kedatangan Mas Azzam
16
[POV Zulaikha] Persyaratan Papa
17
[POV Zulaikha] Menjadi pasangan halal
18
[POV Zulaikha] Hubungan mereka memburuk
19
[POV Zulaikha] Dirumah Mas Azzam
20
Perubahan sikap Papa
21
Ancaman Papa
22
Pergi dari rumah
23
Kembali berseteru
24
Ulang tahun Papa
25
Hinaan keluarga Haidan
26
Menerima tawaran
27
Bersiap untuk pergi
28
Hilang kontak
29
Kesedihan Ikha
30
Kesedihan Ikha 2
31
Pergi
32
Kembali kuliah
33
Wisuda
34
Maafkan aku
35
Perjanjian
36
Calon suami baru
37
Terasa mimpi
38
Bercerita
39
Suntikan dana
40
Teringat kembali
41
Mengetahui tentang Azzam
42
Mulai menyelidiki
43
Mulai mengingat
44
Kejadian
45
Kembali ingatannya
46
Tidak boleh lemah
47
Kabar baik
48
Ingin melahirkan
49
Lahiran
50
Apakah kamu tidak malu?
51
Rencana Sean
52
Perangai Ikha
53
Gagal pergi
54
Rencana jahat
55
Mengetahui
56
Percakapan Sean dan Haidan
57
Bertemu Zizah
58
Pulang kerumah
59
Kembalinya ingatan
60
Bertemu Azhar
61
Memberi pertolongan pada Nadine
62
Bantuan Papa Seno
63
Kekhawatiran Azhar
64
Pertengkaran
65
Penyesalan Azizah
66
Kekecewaan Rehan
67
Sikap Rehan berubah
68
Bertemu para pengecut
69
Rencana busuk mereka
70
Diringkus
71
Jalan-jalan berdua
72
Kelakuan Rani
73
Kemarahan Jay
74
Baikan
75
Menikah
76
Mengetahui tentang Ikha dan Rehan
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!