Tak terasa hari sudah berganti, sudah tiba saatnya hari kedua seleksi untuk masuk Akademi Chandel dilaksanakan.
Glorva duduk diruang tunggu sendirian, banyak peserta yang juga sama gugupnya dengan dirinnya, bagaimana tidak, ini merupakan hari terakhir untuk seleksi masuk akademi chandel, jadi mereka harus mengerahkan segala tenaganya di hari penentuan ini.
Jadwal pertama adalah seleksi penggunaan sihir, tidak semua orang bisa menggunakan sihir, tetapi jika ingin memasuki akademi chandel, para peserta harus bisa menggunakan sihir dan menguasai minimal 1 elemen.
"Untung kakek mengajariku sihir elemen lainnya, jadi aku tidak perlu menunjukan sihir cahayaku, bisa bisa aku tertangkap kalau sampai menunjukannya'' Batin Glorva sembari menunggu gilirannya.
Glorva melihat Nean dari kejauhan, seperti biasa ia berdekatan dengan Eirla dan Wivon, Glova hanya bisa menatap punggung Nean yang membelakanginya.
"Setahuku Nean menguasai sihir Angin, sedangkan Wivon menguasai sihir api, aku lupa dengan sihir yang dikuasai oleh Eirla'' Batin Glorva sambil terus memandangi tiga tokoh didepannya.
Kali ini Glorva mendapati giliran lebih awal dari Nean, Wivon, maupun Eirla. Saat namanya dipanggil, Glorva dengan segera turun ke area seleksi.
Sama seperti kemarin, banyak orang yang datang untuk menonton sebagai saksi, terutama raja dan ratu. Bedanya hari ini area seleksi dilapisi oleh sihir pelindung untuk mengurangi resiko bagi para tamu yang menonton.
Glorva memasuki area dengan berani, tak sengaja ia melihat raja Deus tersenyum kearahnya, Glorva membungkukkan sedikit kepalanya sebagai formalitas.
"Hei lihatlah, dia temanku tapi aku lupa menanyakan namanya" Heboh Eirla menunjuk Glorva kepada dua pria di sampingnya.
"Kau tidak dengar saat namanya dipanggil tadi? Dia Glorva Dirvanda" Sahut Wivon yang masih memandangi Glorva.
"Ah bodoh sekali, aku tidak mendengarnya tadi'' Cengir Eirla yang membuat Wivon terkekeh, sedangkan Nean hanya mendecih heran.
Glorva menunggu aba aba sebelum ia menunjukan sihirnya.
"Tunjukan elemen sihir yang kau punya'' Perintah si penguji pada Glorva.
Glorva kemudian mengeluarkan pusaran angin kecil ditangan kanannya, itu menunjukan bahwa ia menguasai sihir angin, tak lama kemudian ditangan kirinya ia menunjukan bola air. Semua hadirin bertepuk tangan memuji kehebatan Glorva, pasalnya sedikit ada yang bisa menguasai lebih dari satu elemen sihir, hanya para ahli sihir yang memiliki kebisaan itu.
"Wah kau menguasai dua sihir elemen, baiklah selanjutnya-''
''Tunggu ini belum selesai'' Ujar Glorva memotong omongan si penguji yang membuat si penguji nampak kebingungan, begitupun dengan para penonton yang penasaran.
Karna kedua tangan Glorva sudah dipenuhi oleh dua sihir elemen yang berbeda, ia kemudian menyemburkan bola api di mulutnya yang membuat penguji reflek menjauh karna kaget, semua penonton sontak menepuk tangan mereka heboh.
"Lihatlah dia menguasai tiga elemen sihir, bukankah itu langka?"
"Hebat sekali anak itu bisa menggunakan 3 elemen sihir sekaligus"
Heboh para penonton setelah melihat pertunjukan Glorva, penguji dihadapannya pun nampak melongo.
"Baiklah peserta dengan nomor 11 berhasil menguasai 3 elemen sihir sekaligus, ini adalah hal yang langka" Ujar Penguji yang membuat penonton kembali menepukan tangannya.
"Hal yang langka? Tapi aku masih menyembunyikan sihir cahayaku" Batin Glorva yang kebingungan.
Disisi lain, Nean nampak tak percaya dengan apa yang barusan ia lihat, "Apa apaan anak itu, bagaimana bisa dia menguasai 3 elemen sihir sekaligus" Ujarnya.
Wivon yang mendengar perkataan Nean terkekeh, "Sudah kubilang dia orang yang unik, aku bisa merasakan saat pertama kali bertemu denganya" Sahut Wivon yang malah bangga sendiri, namun malah diabaikan oleh Nean. Sedangkan disisi lain Eirla sibuk berteriak heboh karna kehebatan Glorva dan mengabaikan kedua teman di sampingnya.
Disaat semua penonton yang heboh, sebaliknya Glorva sedikit merasa menyesal karna perbuatannya, "Kalau sampai seheboh ini seharunya aku hanya menunjukan 2 elemen sihir, apakah aku akan dicurigai?" Panik Glorva dalam hati.
"Baiklah selanjutnya tunjukan seranganmu dengan ketiga elemen sihirmu" Perintah si penguji, dengan penuh keraguan Glorva menurut dan menunjukan semua yang diperintahkan hingga akhirnya ia berhasil lolos dengan point tinggi.
Kini giliran Nean yang mendapati nomor urut 311 untuk turun ke area seleksi, ia nampak gugup setelah melihat sihir yang ditunjukan oleh Glorva, "Sepertinya aku harus menunjukannya juga" Batin Nean yang membuat keputusan.
Saat aba aba dimulai, Nean kemudian mengeluarkan dua elemen berbeda sekaligus, yaitu bumi dan angin, semua pononton langsung bertepuk tangan riuh.
Sihir bumi yang dikeluarkan Nean berupa gundukan tanah dimana diatasnya diputari oleh sihir angin miliknya, tentu saja itu adalah kolaborasi sihir yang menggunakan cukup banyak mana.
Glorva yang menonton pertunjukan Nean terkesiap, ''Aku lupa dia memiliki sihir bumi! Tapi setahuku dia tidak menunjukannya saat seleksi akademi, apa aku salah ingat alur ceritanya ya?" Batin Glorva yang menduga duga, tapi disisi lain ia kagum dengan kehebatan yang ditunjukan oleh Nean.
"Musim ini banyak peserta berbakat yang ikut, baiklah sekarang lakukan serangan dengan kedua sihir elemen mu" Ujar si Penguji.
Nean menurutinya dengan patuh, ia mengeluarkan daya serang yang tinggi tanpa kehabisan tenaga sedikit pun, hal itu membuatnya berhasil lolos dan mendapatkan nilai tinggi seperti Glorva.
Nean yang berhasil lolos pun tersenyum tipis, kemudian berjalan keluar dan menuju ruang tunggu tempat Glorva berada, ia memilih tempat yang tak jauh dari tempat Glorva duduk.
Glorva yang masih sibuk menonton pertunjukan Eirla pun tak menyadari bahwa Nean tengah memperhatikannya dari kejauhan.
"Huwaa ternyata Eirla menguasai sihir air, aku lupa karna sudah sangat lama sejak aku membaca novelnya" Batin Glorva setelah selesai menonton para peserta seleksi.
Seleksi penggunaan sihir akhirnya selesai dengan meloloskan 330 Peserta, banyak yang gugur karna sihir mereka yang mendadak tidak muncul saat di area seleksi.
Kini adalah seleksi terkahir, yaitu meracik obat obatan dari bahan yang dihasilkan oleh alam, para peserta memasuki ruangan yang nampak seperti lab.
"Wah ini nampak lebih bagus dari duniaku, semuanya alat yang ada harus dikendalikan oleh sihir" Batin Glorva saat memasuki lab akademi, ia melihat banyak peralatan asing.
Sejujurnya Glorva sedikit ragu karna ia tidak terlalu ahli dalam meracik obat obatan, Jidante hanya mengajari nya beberapa tapi tetap saja ia tidak bisa menguasainya.
Semua peserta sudah dibagikan tempatnya masing masing untuk meracik, waktu yang dimiliki untuk meracik adalah 30 menit untuk membuat 1 jenis racikan obat.
"Apa ini, benda benda ini sangat asing, kakek tidak menggunakan ini untuk mengajariku" Panik Glorva saat mengamati benda benda disekitarnya, kemudian ia melihat peserta disekelilingnya yang nampak penuh dengan percaya diri.
Glorva memukul kedua pipinya, "Tidak, ini bukan saatnya aku putus asa, apapun itu akan ku coba!" Ujarnya menyemangati diri.
Penguji pun mulai memberi aba aba pada seluruh peserta, dan saat itu juga, waktu mulai dihitung, semua peserta langsung bergegas untuk meracik.
Glorva memejamkan matanya, ia berusaha mengingat materi kimia di kehidupannya dulu, lalu tangannya mulai meracik sembari terus mengingat ingat teori yang pernah ia pelajari dikehidupan sebelumnya, "Berhasil atau tidaknya, mari kita coba dulu" Batinya semangat, Glorva kemudian meracik obat dengan resepnya sendiri.
Berbeda dengan Eirla yang nampak dengan mudahnya meracik obat, itu karna ia memang memiliki bakat dibidang ini, begitu pula dengan Wivon dan Nean yang sudah diajari oleh Eirla.
Waktu terus berjalan, tak terasa 30 menit berakhir dengan cepat, disaat semua peserta sudah siap untuk diperiksa, Glorva masih berusaha menyelesaikan racikan nya, hingga akhirnya waktu habis dan mengharuskannya untuk selesai.
"Hufff tepat waktu" Lega Glorva saat berhasil mengangkat obat racikannya dari sebuah cetakan, kini ia bersiap untuk di periksa.
Ada sekitar 50 penguji yang berjalan untuk memeriksa racikan obat yang dibuat oleh 300an peserta. Semua peserta merasa tegang saat obatnya tengah diuji, namun ditengah ketegangan tersebut, mereka semua dialihkan oleh keributan yang dihasilkan dari perdebatan antara Glorva dengan Pengujinya.
"Bentuk obat macam apa ini, kau tidak tau dasar meracik?" Marah penguji perempuan tersebut saat melihat bentuk obat Glorva yang aneh, penguji tersebut kemudian mengangkat obat yang dibuat oleh Glorva dan ditunjukan kesemua orang. Semua peserta nampak tertawa melihat benda aneh yang dibuat oleh Glorva.
Glorva yang marah melihat obat ciptaannya menjadi tertawaan langsung merebut kembali obatnya dari tangan si penguji tersebut, "Kau tidak tau? Ini adalah Paracetamol! Bagaimana bisa penguji sepertimu tidak tau" Kesal Glorva yang membuat semua orang kembali tertawa.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
banyak banget pesertanya ya
2023-06-27
0
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
ya semoga glorva berhasil ya
2023-06-27
0
Secret
Ngakak bagt lo Glorva"🤧😭
2023-06-27
0