"Huff kenapa aku lari, seharusnya dia tidak akan mengenaliku karna aku sudah merubah penampilanku" Batin Glorva yang baru sadar akan tindakannya, kini ia berada dibarisan lain.
Glorva menghela nafas untuk menghilangkan rasa gugupnya, saat ia menoleh kesamping, ia dikagetkan dengan kehadiran seseorang, "Kau mengikutiku?" Ketus Glorva yang langsung memasang wajah tidak sukanya.
Wivon pura pura kebingungan, "Aku Mengikutimu? Bukankah kau yang mengikutiku?" Jawabnya membalikan fakta, membuat Glorva semakin kesal dibuatnya.
"Wataknya memang seperti ini" Batin Glorva mendecih, lalu ia pergi menuju kebarisan tengah untuk menghindari Wivon.
"Kapan ini akan dimulai" Batinnya saat menunggu aba aba seleksi kedua akan dimulai" Glorva kembali melihat lihat sekelilingnya berharap ia bisa mengintip Nean dari tempatnya berada, tetapi hatinya langsung memanas saat ia melihat wajah yang tak ingin ia lihat malah muncul kembali dihadapannya.
"Apa maumu? Kau seperti penguntit" Kesal Glorva yang langsung mengatai Wivon.
Wivon terkekeh, selain Nean, baru kali ini ada orang asing yang berani mengatainya, "Siapa namamu? Daripada menjadi penguntit, aku lebih ingin menjadi temanmu" Kekehnya sambil tersenyum.
Glorva menatapnya tajam, "Entahlah, aku sedang malas berkenalan" Jawabnya singkat.
Saat Wivon hendak membujuk, petugas akademi memerintahkan semua peserta untuk duduk ditempat yang telah disediakan dan menunggu giliran untuk seleksi kedua.
Glorva secepat mungkin langsung beranjak dan menghilang dari hadapan Wivon, tapi sayangnya keadaan tidak berpihak padanya, ia mendapat tempat duduk tepat dibelakang Nean dan Wivon, sedangkan disampingnya adalah Eirla.
"Ini sial, kenapa aku harus berdekatan dengan mereka" Batin Glorva yang prustasi karna tempat duduknya berdekatan dengan Nean dan Wivon, terlebih lagi disebelah nya adalah Eirla, dia tidak bisa pindah karna tempat duduk sudah diurutkan sesuai nomor peserta.
Eirla terlihat jelas tengah mengamatinya, tapi Glorva pura pura mengabaikannya.
"Kau cantik sekali, aku suka padamu" Ujarnya yang tiba tiba membuat Glorva kaget setengah mati.
"Hufff aku lupa dengan sifat para karakter utama yang merepotkan ini" Batin Glorva,
"Kau berbicara padaku?" Tanya Glorva yang berpura pura.
Eirla mengangguk, ia terus memperhatikan wajah cantik Glorva, "Tunggu, rambut hitam panjang dan bola mata berwarna biru, bukankah kau yang dimaksud Wivon tadi? Jadi dia mengincar wanita cantik ini!" Heboh Eirla.
Glorva menghela nafasnya, "Aku tidak kenal dia jadi berhentilah mengoceh, aku jadi tidak fokus menonton" Kesal Glorva, disisi lain ia juga terpana dengan kecantikan Eirla, sehingga ia tidak mau terlalu ketus dengannya, "Toh dia bukan orang jahat" Batin Glorva.
Walaupun Glorva nampak seperti orang yang tengah menonton ujian, tetapi sebenarnya ia sedang memperhatikan Nean yang khusyuk memperhatikan peserta yang tengah mengikuti seleksi.
Glorva tersenyum tipis, ia bahagia bisa mengamati Nean dari dekat seperti ini, tetapi senyumnya langsung pudar saat Wivon membalikan badannya kebelakang dan bertatapan dengan matanya. Wivon nampak tersenyum manis, tetapi Glorva langsung memalingkan pandangannya.
Tak lama kemudian tibalah saat nama Nean dipanggil untuk seleksi, jantung Glorva ikut berdebar melihat Nean yang akan berkuda, "Semoga kau berhasil" Doa Glorva dalam hati.
Saat hendak bangun dari tempat duduknya, Nean bertatapan dengan Glorva sejenak, kemudian tatapan Nean beralih kepada Eirla yang duduk disamping Glorva, Eirla berteriak dan menyemangati Nean.
Nean langsung turun menuju lapangan, jantung Glorva berdegup, ia juga ingin berteriak sekencang kencangnya untuk menyemangati Nean, ia iri dengan Eirla yang bisa melakukan hal itu.
"Lihat dia temanku, dia pasti berhasil karna dia orang yang hebat" Seru Eirla pada Glorva.
Glorva pun tersenyum, ia terus memperhatikan bagaimana Nean dengan mudahnya mengendalikan kuda yang ia tunggangi, "Ya, dia orang yang hebat" Balasnya tanpa sadar.
Nean berhasil lulus seleksi ditahap kedua, tepuk tangan yang meriah menggema seluruh lapangan, kini tiba giliran Wivon untuk menunjukan bakatnya, sebelum turun ia tersenyum kearah Eirla yang memberinya semangat, kemudian ia menatap Glorva, tetapi Glorva malah pura pura tidak melihatnya.
"Huf bagaimana ini, kedua temanku sudah pasti lulus, sedangkan aku ragu apakah aku bisa lolos atau tidak" Keluh Eirla, wajahnya dipenuhi oleh kekhawatiran.
Glorva menoleh kearahnya, "Kau juga akan lolos seperti mereka" Ujarnya tanpa sadar, membuat Eirla melihat kearahnya.
"Kenapa kau bisa tau?" Tanya Eirla.
"Hilangkan saja keraguanmu itu, dan kau akan lulus seperti kedua temanmu" Ujar Glorva yang berhasil membuat Eirla tambah kagum padanya, Glorva yang sadar tatapan Eirla yang berubah padanya pun menjadi gelagapan, ia kemudian turun kelapangan dengan cepat karna gilirannya telah tiba.
"Aku tidak boleh terlalu dekat dengan para pemeran utama" Batin Glorva yang menyesali perbuatannya.
Eirla nampak berteriak menyemangati Glorva dari atas, ia kembali ceria setelah mendengar ucapan dari Glorva.
"Aku lupa dengan sikapnya yang mudah bergaul" Batin Glorva yang mendengar teriakan Eirla, tapi entah kenapa hatinya sedikit merasa senang.
Disisi lain, Wivon dan Nean yang telah lolos seleksi duduk ditempat lain dan menonton peserta ujian yang masih mengikuti seleksi.
"Lihat, sudah kuduga perempuan itu sangat unik" Seru Wivon pada Nean, mereka tengah menonton Glorva yang dengan gesit mengendalikan kuda yang entah kenapa tiba tiba mengamuk.
Nean hanya diam sambil terus memperhatikan Glorva yang berhasil lolos walaupun kuda yang ia tunggangi sempat melawan, entah kenapa ia merasakan perasaan aneh saat melihat wanita tersebut.
Glorva yang berhasil langsung meninggalkan lapangan dan pergi menuju ruang tunggu tempat Nean dan Wivon berada, "Aku hampir gagal, kuda itu sepertinya sedang kesakitan makanya dia melawan, untung aku sempat menyembuhkannya dengan sihirku" Batin Glorva, ia mengusap keringat yang membasahi wajahnya.
Glorva duduk dikursi tunggu sendirian, ia menonton Eirla yang tengah bersusah payah menunggangi kudanya, Eirla terlihat kaku dan belum terbiasa, tapi entah karena keberuntunganya sebagai tokoh utama, ia berhasil lolos.
"Sudah kubilang dia pasti akan lolos karna dia tokoh utamanya" Batin Glorva terkekeh melihat tingkah Eirla yang tanpa malu menjingkrak jingkrak kesenangan di tengah lapangan, "Pantas saja Nean dan Wivon menyukainya, dia memang membawa aura positif" Batin Glorva.
...----------------...
Akhirnya seleksi tahap kedua berhasil selesai dan meloloskan 550 peserta. Semua peserta akhirnya dikumpulkan dan diberi arahan untuk pelaksanaan seleksi selanjutnya yang akan dilaksanakan besok. Besok adalah seleksi terkahir, dimana kemampuan memanah, sihir, dan meracik akan dites.
Setelah itu semua peserta dipulangkan untuk mempersiapkan diri, Glorva melihat Wivon yang tengah menghampiri raja Arnold, sedangkan Eirla yang dijemput oleh keluarganya, dan satu yang masih ia cari cari, ia tidak melihat Nean.
Glorva terus berkeliling dan akhirnya ia menemukan Nean di sebuah danau yang terletak di belakang akademi, Glorva memandangi Nean dari kejauhan.
"Haruskah aku menghampirinya? Tidak tidak aku tidak boleh ketahuan, tapi aku ingin menghampirinya" Batin Glorva yang ragu ragu, ia sibuk memukul mukul kepalanya hingga tidak menyadari bahwa Nean sudah berada di hadapannya.
"Ada apa? Kau bertingkah mencurigakan" Suara mencekam yang Glorva dengar menbuatnya terkesiap dan reflek menjauhkan tubuhnya, Glorva melongo menatap Nean yang tiba tiba sudah ada didepannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
wkwk tanpa sadar itu buat kamu jadi semakin femes
2023-06-27
0