Hari demi hari berlalu, sudah lama semenjak Nean dikurung oleh pamannya, dan kini ia harus bersiap untuk hari pertunangan pamannya dengan salah satu putri bangsawan.
Nean menatap dirinya dicermin, rompi hitam dan dasi di lehernya, pakaian formal yang terlihat sangat mahal ini baru pertama kali ia kenakan semasa hidupnya, hal itu membuat dirinya terlihat sangat beribawa untuk usianya yang masih 12 tahun.
"Paman baru akan mengenalkan ku ke publik saat dirinya akan bertunangan dan menikah" Batin Nean yang masih menatap cermin.
"Dia baru berani mempublikasi ku sekarang disaat dirinya merasa akan memilik anak sebagai pewarisnya, aku akan melihat hal licik apa yang akan paman perbuat untuk memenuhi keserakahannya" Sambungnya lagi, tanpa sadar ia mengepalkan tangannya sangat kuat hingga jarinya memerah.
Kediaman George sudah ramai dipenuhi oleh para tamu undangan, semua mata para bangsawan terus menatap ke arah Nean yang berada disamping duke Deus.
Ditengah keramaian tersebut, Deus membuka suara dan membuat semua para tamu undangan yang hadir berfokus padanya.
"Aku tahu ini mendadak, tapi hari ini, tepat di hari pertunanganku dengan putri dari Count Caire, aku akan memperkenalkan keponakanku yang sudah lama aku cari" Ujarnya lantang, lalu ia merangkul pundak Nean, "Perkenalkan, dia adalah Nean George, penerus asli George" Lanjutnya, pernyataan itu membuat semua tamu undangan yang datang menjadi gaduh.
"Keponakan Duke Deus? Apakah dia anak dari mendiang Duke Arfaus? Aku kira dia sudah meninggal seperti orang tuanya" Bisik salah satu Bangsawan.
"Penerus asli? Berarti saat dewasa nanti dia akan menggantikan posisi Duke Deus?"
"Bukankah Duke Deus sangat peduli dengan keponakannya? Itu sebabnya dia masih mencarinya hingga saat ini ia berhasil menemukannya"
Banyak bisik bisik dari para bangsawan yang terdengar, namun mereka kembali hening saat Deus kembali membuka suaranya.
"Seperti yang kalian katakan, dia adalah Anak dari mendiang kakak ku, Duke Arfaus. Saat umurnya sudah 20 tahun nanti, ia akan menggantikan posisiku sebagai Duke, aku rasa itu adalah usia yang cukup untuk menyerahkan posisi ku kepada keponakan ku yang merupakan penerus asli George" Ujarnya lagi dengan suara yang lantang, ia berhasil mendapat tepuk tangan yang meriah dari para bangsawan.
Nean yang mendengar pernyataan dari mulut pamannya sedikit shock, "Apakah ini sandiwaranya? Lalu untuk apa dia membunuh Ayah dan ibu jika pada akhirnya ia menyerahkan gelar itu padaku?" Batinnya,
"Ini pasti bagian dari rencananya, aku harus Behati hati dan menyelidikinya" Lanjutnya membatin, lalu ia melepas rangkulan pamannya dan membungkuk hormat ke arah tamu.
"Salam untuk para tamu undangan, perkenalkan saya adalah Nean George, senang bisa bertemu dengan kalian semua" Ujarnya memperkenalkan diri, Semua para tamu yang hadir memberikannya tepuk tangan yang meriah, Deus pun tersenyum palsu dan ikut bertepuk tangan.
"Maaf jika aku mencela, tapi dimana kau menemukannya?" Cela salah satu pria yang merupakan penerus dari keluarga marquess Fraser.
Duke tersenyum ramah, meskipun marquess ada dibawahnya, tapi ia tetap memiliki peran besar dikerajaan, "Aku senang kau hadir Esmith" Sapa Deus basa basi.
"Ya, saya menggantikan Ayah dan ibu saya yang berhalangan untuk hadir, saya mohon maaf atas ketidak hadiran mereka" Bungkuk Esmith, meskipun ia seorang penerus, tapi ia masih seorang remaja yang berusia 16 tahun.
"Haha tidak masalah, sebuah kehormatan bagi kami jika penerus Marquess menyempatkan diri untuk hadir" Jawab Deus sambil menepuk pundak Esmith.
"Seperti yang kalian ketahui, Kakakku dan istrinya meninggal dalam perang beberapa tahun yang lalu. Tepat saat kakakku meninggal, Nean yang masih kecil tiba tiba menghilang dari kediaman, kami mengira bahwa dia sudah diculik dan dibunuh oleh pasukan musuh yang mengincar keluarga George. Tapi kata hatiku terus berkata bahwa dia masih hidup, jadi aku memerintahkan pasukanku untuk mencarinya" Jelas Deus panjang lebar, semua para hadirin mendengarkannya dengan seksama.
"Setelah sekian lama akhirnya aku menemukannya disebuah desa bersama seorang pendeta, aku tak sengaja bertemu dengannya dan mengenalinya melalui tanda lahir yang ditinggalkannya, tak hanya itu, kalung yang diberikan oleh Kakakku Arfaus juga ada padanya, kalung itu adalah bukti bahwa Nean adalah penerus dari keluarga George" Lanjutnya lagi.
"Karangan macam apa itu" Batin Nean mendecih.
"Jadi bagaimana? Apakah ada yang mau ditanyakan lagi?" Tanya Duke pada para hadirin, termasuk dengan Esmith. Tapi semuanya hanya membalas dengan gelengan dan keheningan.
"Baiklah, aku senang kalian paham, mari kita lanjutkan acara di hari yang berbahagia ini" Ujarnya lagi, lalu beranjak pergi sambil menggandeng tunangannya. Para tamu undangan pun terlihat sibuk menyapa Nean sambil sedikit berbasa basi.
Cukup lama para tamu sibuk dengan Nean sebelum akhirnya mereka menikmati pesta dan mengabaikan Nean.
"Sepertinya peranku sudah selesai, aku sebaiknya pergi" Batin Nean dan meninggalkan keramaian.
Para bangsawan yang asik pada pesta pun tak menyadari bahwa Nean sudah hilang dari posisinya, kini ia berada disebuah taman kaca seorang diri.
"Apa rencana paman? Mengapa dia melakukan ini?" Batin Nean sambil duduk di kursi taman, ia menyenderkan badannya dan menatap langit langit.
Lama ia menatap langit yang cerah, tiba tiba ia teringat dihari dimana ia bertemu dengan gadis aneh dan makanan anehnya.
"Bahkan disituasi begini aku masih memikirkan gadis kecil itu" Batinnya tanpa sadar.
"Hei, namamu Nean bukan?" Sapa seorang gadis kecil yang mengagetkan Nean.
Nean yang terkaget pun sontak menoleh kearah sang gadis, disana ia terpana sejenak melihat gadis dengan rambut pink terang dihadapannya, namun ia kembali mengubah ekspresinya dengan cepat.
"Siapa? Berani sekali kau masuk ke sini tanpa izin dariku" Kesalnya dengan raut wajah yang dingin.
"Salam, Aku Eirla Fraser, putri kedua dari Marquess Fraser" Sapanya sambil membungkukkan badannya.
"Marquess Fraser? Bukankah kakaknya yang bertanya pada paman tadi? Untuk apa dia kesini?" Batin Nean.
"Siapapun itu, aku tidak suka ada yang menggangguku" Sahut Nean dengan suara yang dingin.
Bukannya takut, Eirla mendudukkan dirinya disebelah Nean dan tersenyum manis, "Aku senang ternyata penerus George seumuran denganku" Ujarnya dengan wajah ceria, rambut pink panjangnya sangat cocok untuknya yang berkulit putih bersih.
"Huh? Dia kesini pasti ingin membangun relasi karna tau aku adalah penerus George" Batin Nean lagi.
Nean beranjak dari duduknya dan menjauhi Eirla, "Aku tidak suka berdekatan dengan calon parasit" Ketusnya, lalu pergi meninggalkan Eirla seorang diri.
"Kenapa dia sombong sekali?" Decih Eirla yang kesal.
Nean berjalan di halaman belakang kediamannya, ia lalu masuk ke ke terowongan bawah tanah yang ia buat untuk akses keluar agar tidak ketahuan oleh para penjaga.
Terowongan tersebut juga ia buat ditempat yang tidak mungkin dilihat oleh para pelayan maupun penjaga, jadi dia bisa keluar diam diam tanpa sepengetahuan siapapun.
"Ini kesempatanku untuk keluar, semua orang sedang sibuk dengan pesta pertunangan paman, jadi aku tidak akan ketahuan" Batin Nean.
"Aku akan pergi menemui gadis aneh itu" Lanjutnya lagi, lalu beranjak keluar dari kediamannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments