17 Tahun berlalu, kini saatnya Glorva memulai misinya untuk masuk ke Akademi Chandel, Akademi yang hanya menerima murid berbakat tanpa memandang gelar yang dimiliki, sehingga anak pejabat sekalipun takan bisa memasuki Akademi Chandel jika tidak memiliki bakat yang memenuhi kriteria.
Skill pertama yang harus dimiliki jika ingin memasuki Akademi adalah ilmu berpedang dan berkuda, itu adalah hal yang paling wajib dikuasai.
Selanjutnya adalah memanah, skill ini jarang ada yang menguasai, tetapi tetap saja dasar memanah harus bisa dikuasai oleh murid yang akan memasuki akademi.
Lalu yang ketiga adalah bakat menggunakan sihir dan menguasai minimal 1 elemen, dan yang terakhir adalah bakat meracik/meramu obat obatan.
Glorva kini tengah menunggu gilirannya untuk tes skill pedangnya, jantungnya berdegup kencang karna tak sabar untuk menunjukan hasil dari latihannya selama ini, "Aku yakin Nean pasti sedang mengikuti tes masuk juga, aku tidak boleh kalah'' Batin Glorva menggebu gebu, dan tibalah saat namanya dipanggil petugas untuk masuk ke arena.
Suara gemuruh memenuhi sekeliling arena, banyak orang penting yang hadir termasuk Raja dan Ratu untuk menjadi saksi bahwa calon murid yang bisa memasuki akademi Chandel adalah seseorang yang benar benar berbakat.
Glorva melangkahkah kakinya tanpa ragu memasuki arena, seorang prajurit yang akan menjadi pengujinya sudah siap dengan pedang besi ditangannya, prajurit tersebut memasang kuda kudanya dan membuat Glorva tersenyum smirk, ia juga mencabut pedangnya dan mulai memasang kuda kuda, "Orang seperti dia tidak perlu di khawatirkan" Batin Glorva, lalu tepat saat peluit berbunyi, ia langsung menyerang dengan cepat.
Glorva tak ingin terlalu serius menyerang, tapi dia juga bukan tipe orang yang akan membuang buang waktunya seperti ini, Glorva dengan mudah mencari celah lawannya, sangat terlihat bahwa lawannya kewalahan untuk menangkis serangan dari Glorva.
"Aku ingin cepat cepat bertemu Nean, aku akan mengakhirinya sekarang" Batin Glorva, lalu ia mengecoh lawannya dan berhasil mengadahkan pedangnya ke wajah lawannya, Glorva berhasil melumpuhkan lawannya dalam waktu satu menit, prajurit tersebut menjatuhkan pedangnya dan peluit langsung berbunyi.
"Anda lolos, silahkan keluar arena dan bersiap untuk seleksi berikutnya" Ujar petugas akademi, semua orang bertepuk tangan dengan riuh.
"Menarik, bahkan Wivon membutuhkan waktu 13 menit untuk lolos di ujian pertamanya" Ujar Arnold yang ikut bertepuk tangan, ia terus menatap Glorva hingga keluar dari arena.
Glorva semakin berdegup karna ia akan memasuki ruang tunggu untuk seleksi berikutnya, yaitu berkuda.
"Ramai sekali, ternyata banyak yang lolos di seleksi pertama" Batinnya saat memasuki ruang tunggu tersebut, lalu mencari kursi kosong untuk ia duduki.
Ruangan tunggu tersebut terletak dilantai dua akademi, dimana terdapat kaca besar yang mengarah ke arena ujian sehingga para murid yang sudah lolos seleksi pertama masih dapat menonton.
"Dimana dia? Bukankah namanya dipanggil sebelum aku, harusnya dia disini" Batinnya lagi sambil terus mencari sosok yang dirindukannya.
"Duduklah disini jika kau mencari tempat duduk"
Glorva menoleh, "Tidak" Ketusnya.
Orang tersebut nampak terkekeh, "kalau begitu bisakah kau menyingkir dari pandanganku? Aku mau menonton" Ujarnya sambil menunjuk kaca didepannya yang mengarah langsung ke arena ujian.
Glorva menyadari posisinya yang memang menghalangi pandangan pria tersebut, tapi dia juga tidak menemukan tempat duduk yang kosong didekatnya, "Huh aku sudah lelah, sebaiknya aku duduk disini saja" Batinnya, lalu beranjak duduk tanpa berkata apapun.
"Bukankah tadi kau berkata tidak?" Sindir pria disampingnya.
Glorva tersenyum smirk, "Meskipun begitu kursi ini bukanlah milikmu, jadi jangan banyak berkomentar dan diam saja" Ujarnya dengan nada yang penuh penekanan.
"Bagaimana dia bisa seberani itu pada putra mahkota?"
"Lancang sekali rakyat jelata sepertinya duduk disamping pangeran"
Bisik bisik murid dibelakangnya yang membuat Glorva menyadari bahwa orang disampingnya adalah putra mahkota.
"Putra Mahkota? Itu berarti dia adalah Wivon? Tidak kusangka aku bertemu dengan pemeran utama secepat ini, pantas saja kursi di kanan kirinya kosong " Batin Glorva yang baru selesai mengamati.
Glorva memutar kepalanya ke belakang, para murid yang berbisik bisik tentangnya nampak kaget, "Haruskah aku mengingatkan kalian bahwa semua yang menjadi siswa diakademi Chandel derajatnya sama? Jika kalian sudah ingat berhentilah mengoceh" Ujarnya dengan nada yang penuh peringatan dan membuat para siswa tersebut terdiam kaku.
Wivon terkekeh, tetapi pandangannya masih terus kedepan seakan akan ia masih menonton ujian yang berlangsung. Glorva hanya menatapnya dengan sinis lalu ikut menonton Ujian.
...----------------...
Ada sebanyak 570 peserta yang berhasil lolos di ujian pertama, dan kini semua peserta yang lolos di kumpulkan di area berkuda untuk bersiap ke seleksi selanjutnya.
Dipinggir lapangan berkuda sudah disiapkan tempat untuk para tamu penting yang akan menonton, khususnya adalah tempat untuk Raja dan Ratu yang disiapkan dipaling depan.
"Diantara ratusan manusia ini, kenapa aku harus bertemu dengan Wivon, bukan Nean" Kesal Glorva yang sedari tadi belum berhasil menemukan Nean, melainkan saat ini Wivon terus berdekatan dengannya, entah itu disengaja atau tidak, Glorva tidak memperdulikan keberadaan Wivon.
Tepat saat Glorva membatin seperti itu, Nean muncul dihadapannya sambil menggandeng lengan wanita cantik dengan rambut pink panjangnya. Nean dan wanita tersebut nampak mendekat kearah Glorva, "Wivon, kita mencari mu dari tadi'' Sapa wanita berambut pink tersebut, Glorva terus memperhatikan mereka bertiga.
"Benarkah? Aku juga Mencari kalian" Jawab Wivon yang nampak menyambut mereka dengan senang.
"Berhentilah menghilang, kau selalu merepotkan" Ketus Nean sebelum wanita berambut pink tersebut menginjak kakinya dengan keras.
"Hahaha maafkan aku" Tawa Wivon dan menepuk nepuk pundak Nean.
Glorva tanpa sadar meneteskan air matanya, "Nean, dia sudah sebesar ini, wanita disampingnya itu pasti Eirla, tokoh utama wanita, mereka bertiga sudah akrab persis seperti alur cerita novelnya" Batin Glorva, tanpa sadar matanya bertemu dengan mata tajam Nean, dengan cepat ia memalingkan wajahnya dan mengusap air matanya, Glorva pergi menjauh dari tempat Nean berada.
Nean menaikan satu alisnya heran, ia terus menatap perempuan yang bertatapan dengannya barusan, hingga fokusnya teralihkan oleh Wivon,
"Kemana dia pergi, tadi dia masih disini" Ujar Wivon sambil melihat sekitarnya.
"Siapa yang kau cari?" Tanya Eirla yang penasaran.
"Ah, hanya seorang perempuan yang unik, apakah kalian melihatnya? Dia berambut hitam panjang dengan bola mata yang berwarna biru" Tanya Wivon pada Eirla dan Nean.
"Hei ada banyak yang berambut hitam panjang disini" Ujar Eirla yang semakin ikut penasaran.
"Dia pergi ke barisan sana" Jawab Nean sambil menunjuk ke arah yang ia maksud, tanpa pikir panjang Wivon langsung beranjak meninggalkan mereka berdua menuju arah yang ditunjuk oleh Nean.
"Perempuan itu pasti sangat unik, aku ingin ikut menemuinya" Seru Eirla yang hendak menyusul Wivon, tapi lengannya langsung ditahan oleh Nean, "Kita disini saja" Perintah Nean dan membuat Eirla menggerutu.
"Kenapa perasaanku menjadi aneh?" Batin Nean, ia memegang dadanya yang terus berdetak dengan kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
nah sekolah seperti ini yang sebenarnya sangat dibutuhkan sekarang!
2023-06-27
0
Erlon
Rambut Glorva bukanya warna putih ya
2023-06-26
1