Perjodohan Yang Terungkap

Segerombolan serigala itu berhenti melolong saat Elian keluar dari pintu bawah. Mereka menundukkan kepala hingga keheningan tercipta.

Raina bisa melihat itu dengan jelas. Elian memang pemimpin mereka. Dan serigala putih biru itu kini maju beberapa langkah.

Raina tidak tahu apa yang terjadi. Namun sepertinya ada komunikasi diantara dua makhluk itu. Sebenarnya ini mengerikan. Terlebih, kali pertama bagi Raina melihat pemandangan seperti ini. Kini terlihat sangat jelas bahwa tempat ini adalah area kekuasaan Elian dan kelompoknya.

"Dia hebat, bukan?"

"Astaga!" Raina terkejut sampai tubuhnya menghantam tembok di belakang saat dibelakangnya sudah berdiri seorang laki-laki bertubuh gemuk dan tinggi. Dia tersenyum ramah pada Raina.

"Hai. Aku Geordino. Kau bisa memanggilku Geo. Kau pasti Raina." Dia melambaikan tangan sambil tersenyum lebar pada Raina.

Gadis itu menatap Geo dari atas sampai bawah. Di matanya, penampilan Geo sangat aneh. Telinganya sedikit runcing mirip telinga kurcaci. Hidungnya sangat mancung. Rambutnya kuning dan hitam, lalu bajunya lusuh, sepatunya mirip sampan. Runcing di ujungnya.

"Kenapa? Ada yang salah, ya?" Geo menatap dirinya dari bawah. Lalu dia tertawa. "Aku memang imut. Karena aku...."

Bush! Geo berubah menjadi burung berwarna hitam dan sehelai bulu di ekornya lebih panjang berwarna kuning. Sebenarnya, Geo sangat cantik.

"Jangan melamun, ayo turun ke bawah." Ajak Geo sambil berputar-putar di depan Raina.

"Kenapa aku harus turun?"

"Ikut saja. Ayo!" Geo terbang ke bawah tangga, diikuti Raina menuruni tangga dengan cepat supaya tidak kehilangan jejak Geo.

Geo berubah wujud tepat di depan pintu yang terbuka dan terlihatlah seluruh serigala itu dari dekat.

Elian masih berdiri tegak menatap para serigala itu. Namun ada yang berbeda. Bulu di tangan dan kuku tajamnya muncul. Walau dari belakang, Raina tahu bahwa Elian tengah merasakan amarah yang begitu besar. Jari-jari pria itu bahkan seperti ingin mencakar sesuatu. Apa yang terjadi? Raina bertanya-tanya dalam hati.

"Ada apa?" Bisik Raina pada burung pipit yang terbang di dekatnya.

"Seseorang tengah mencoba masuk ke dalam sini. Aku rasa dia mengikutimu tadi." Bisik Geo pula.

"Apa? Mengikutiku?"

"Ya. Elian sempat membuka segel mansion ini supaya kau bisa masuk. Tanpa sadar seseorang telah menemukan tempat ini."

Menemukan tempat ini, artinya memang semua yang Raina lihat disini disembunyikan oleh Elian?

Raina merasa bersalah. Dia segera mendekat dan berdiri tepat di sebelah pria itu.

"Elian. Apa benar seseorang masuk kesini karena aku? Apa aku penyebabnya?" Raina yang merasa bersalah itu merasa takut. "Maafkan aku, Elian. Aku tidak berhati-hati..."

Elian menatap ke depan dengan rahang mengeras. Sorot mata tajam, taring, erangan, dan bola mata merah itu memang tanda bahwa Elian berada di puncak emosi.

"Elian..."

Raina menyentuh tangan pria itu supaya Elian melihat ke arahnya. Raina sungguh takut, dia merasa menjadi sumber kekacauan.

Tapi sentuhan Raina langsung meredakan gejolak amarah yang ada di dalam darah Elian. Perlahan kuku, taring, dan bulunya menghilang.

Elian menoleh pada Raina dengan rasa keterkejutannya. Sentuhan Raina bagaikan air yang menyiram api yang ada adi dalam diri Elian. Bukan hanya semua yang ada disana, Bahkan si pemilik tubuh yang sulit mengendalikan emosinya pun terheran dengan ini.

Elian menatap tangannya yang di pegang Raina, sampai gadis itu melepaskannya karena merasa Elian pasti tidak suka disentuh. Raina tidak merasa sama sekali bahwa sentuhannya menyembuhkan amarah Elian.

"Maaf..." lirih gadis itu menunduk.

Elian tak melepaskan tatapannya pada Raina dengan rasa keanehan. Bukan hanya terkejut, Elian bahkan seperti mendapatkan jawaban yang selama ini ia cari. Seorang gadis yang akan menjadi istrinya, adalah dia yang mampu meredamkan emosi api yang ada pada dirinya.

William, sang kakek telah berpesan jika dia harus menikah dengan seorang yang mampu melakukan itu. Dan kakenya memilih gadis kecil yang menemuinya di taman dahulu sekali. Elian sampai terus mengingat wajah gadis kecil itu karena William telah membuat Elian berjanji untuk menikahi gadis itu.

Elian awalnya merasa hal itu konyol dan sengaja menyetujui saja supaya kakeknya tenang. Sampai ia sedikitnya merasa lega dengan jerat janji William pada ayah gadis itu ketika William meninggal dunia. Elian tidak lagi peduli. Namun ditengah kekacauannya hutan yang belakangan sering dengan mudah dimasukin oleh orang lain, juga sulitnya Elian mengontrol emosi, ia jadi teringat dengan pesan kakeknya. Dia menyadari bahwa apa yang William katakan sejak dulu adalah sebuah kebenaran yang akan terjadi. Bahwa mereka membutuhkan gadis kecil itu.

Sampai saat ini, Elian terus menatap Raina dan membandingkannya dengan wajah gadis cilik yang ia jumpai beberapa tahun silam. Lelaki itu mematung saat ternyata mereka sangat mirip. Raina benar-benar mirip dengan gadis kecil itu.

Tanpa berkata apapun, Elian masuk ke dalam rumah. Raina ketakutan dan hampir ingin menangis karena Elian pasti akan menyalahkannya.

Geo merubah wujudnya menjadi manusia kembali. Dia mendekat dengan wajah bingung. "Raina, siapa kau sebenarnya?"

"Aku?" Ditanya begitu, Raina bingung sendiri. Terlebih dia baru sadar kalau semua serigala itu menatap dirinya.

"Ya. Kau punya kekuatan yang luar biasa. Kau.. kau mampu membuat emosi Elian menghilang seketika."

"A-apa.."

Setelah mendengar penjelasan Geo, barulah Raina paham. Dia tidak tahu, sebenarnya kalau bukan Geo yang mengatakannya.

Geo menyediakan minuman untuk Raina. Mereka berdua duduk di ruang tamu dengan hiasan kuno. Terlihat seperti design zaman dahulu sekali.

"Siapa orang yang berani masuk kesini, Geo. Apa dia sudah diusir?"

"Dia tidak sempat masuk. Tapi dia melihat mansion ini saat kau membuka gerbangnya."

Raina merasa bersalah walau sebenarnya tidak ada diberitahu oleh Elian kalau tempat tinggalnya adalah sebuah rahasia.

"Omong-omong, Elian telah menyetujui sebuah janji yang kakeknya buat untuknya. Kau tahu isi janji itu?"

'Menikah denganku, tentu saja.'

"Tidak."

"Janjinya adalah, dia harus menikah dengan seorang gadis yang telah dipilih William sebagai seorang yang harus menjadi istrinya. Kakeknya tahu, hanya gadis itu yang bisa menghadapi Elian si tempramental. Dan gadis itu ialah yang mampu menetralkan emosi di dalam diri Elian. Dan itu adalah kau, Raina."

Raina tidak terkejut. Justru dia menghela napas karena akhirnya sudah tahu juga. Toh, dia tidak bisa menolak jika memang sudah seperti itu. Dia juga sudah berjanji pada ayahnya.

"Aku.. tahu."

"Kau tahu??" Suara Geo tiba-tiba kuat, sambil berdiri dia melotot pada Raina. "Kau... tahu??" Ulangnya lagi.

"Ya, aku baru tahu juga. Maksudku-"

"Kau tahu?"

Suara Elian membuat gadis itu langsung duduk tegak. Bukankah Elian tadi pergi? Raina yang mulai takut melirik pada Geo, berharap pria gemuk itu mau membantunya. Tapi dia melambaikan tangan dan menghilang begitu saja. Dasar sialan, maki Raina dalam hati.

"Apa yang kau tahu?" Tanya Elian dengan wajah super ketat, seolah ia tengah menatap Raina sebagai musuh.

Raina menghela napas perlahan. "Baiklah. Aku akan coba jelaskan." Kata Raina akhirnya. Dia menatap Elian sampai lelaki itu duduk dan mendengarkannya.

"Aku disuruh ayahku untuk mencari lelaki yang dijodohkan denganku sejak aku kecil. Katanya, aku hanya tinggal bilang soal janji yang ayahku sudah ucapkan pada tuan William, karena yang akan dijodohkan denganku adalah cucunya. Kesepakatannya adalah, aku hanya perlu mengatakan soal janji ini saja. Semua ada di tangan pria bernama Elian itu. Kalau dia tidak mau, ya sudah. Aku pun baru tahu kalau lelaki yang dijodohkan denganku adalah kau, manusia serigala." Jelas Raina panjang lebar pada Elian yang masih saja menatapnya dengan ekspresi seperti itu.

Lelaki itu diam saja. Entah apa yang ia pikirkan soal Raina. Dia percaya atau tidak, Raina tidak peduli. Intinya jika Elian menolak, dia bisa mengaduhkan ini pada ayahnya dan pastilah Damian tidak lagi memintanya mencari Elian.

"Kalau kau tidak mau, ya sudah. Aku kesini hanya ingin mencari tahu soal kekuatanku. Sejak awal aku juga tidak menginginkan pernikahan semacam ini kalau bukan karena utang budi." Raina berdiri, hendak bangkit dan pergi.

"Mari lakukan."

Raina berbalik. "Apa?"

"Pernikahan itu, mari lakukan."

To Be Continued....

Terpopuler

Comments

Siti Umi

Siti Umi

jgn lama lam Uo nya penn

2023-10-05

0

Yoan

Yoan

Nikah sama beruang🥰🥰🥰

2023-10-04

1

Abdul Kholiq

Abdul Kholiq

hadir Penn

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!